Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan

morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk

RS sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber

daya dan konseling keluarga pasien (Mbemba et al, 2014)

Traumatic brain injury (cedera otak traumatik/COT) yang umumnya

didefinisikan dengan adanya kelainan non degeneratif dan non congenital

yang terjadi pada otak, sebagai akibat adanya kekuatan mekanik dari luar,

yang berisiko menyebabkan gangguan temporer atau permanen dalam fungsi

kognitif, fisik, dan fungsi psikososial, dengan disertai penurunan atau

hilangnya kesadaran (Dawodu S, 2013).

Cedera otak traumatik merupakan salah satu penyebab kematian dan

kecacatan utama di dunia. Angka kejadian COT di seluruh United States of

America yang masuk kerumah sakit sebanyak 290.000 orang dan 51.000

orang meninggal serta 80.000 orang mempunyai kecacatan menetap. Insiden

COT terutama terjadi pada usia produktif antara 15 – 44 tahun, dimana

penyebab tertinggi adalah kecelakaan lalu lintas sebanyak 48% - 53%

(Lemke, 2007). Cedera otak traumatik lebih sering terjadi pada laki laki dari

pada perempuan dengan perbandingan sekitar 60% berbanding 40%. Remaja,

dewasa dan orang tua adalah yang paling banyak mengalami cedera (Moppet,

1
2

2007). Cedera otak traumatik merupakan masalah yang perlu dilakukan

penanganan segera, sehingga kelanjutan dari cedera otak primer ke cedera

otak sekunder dapat tertangani dengan baik (Satyanegara, 2010).

Tingkat keparahan secara klinis dari cedera otak traumatik dapat dinilai

dari Glasgow Coma Scale (GCS/ Skala Coma Glasgow) (Wahjoepramono,

2005; Sadaka, 2012). Penekanan pada standarisasi penilaian awal dengan

pendekatan GCS pada pasien merupakan salah satu indikator yang nyata dan

dapat dipercaya dari cedera otak traumatik dan harus diulang-ulang untuk

menentukan perbaikan atau perburukan sepanjang waktu (Bisri, 2012;

Sadaka, 2012)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan

Keperawatan (ASKEP) pada klien gangguan sistem Neurologis : Traumatic

Brain Injury (TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu mengkaji klien gangguan sistem Neurologis pada kasus

Traumatic Brain Injury (TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin

Sudirohusodo Makassar.
3

b) Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien

gangguan sistem Neurologis pada kasus Traumatic Brain Injury

(TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.

c) Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan klien

gangguan sistem Neurologis pada kasus Traumatic Brain Injury

(TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.

d) Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan

keperawatan klien gangguan sistem Neurologis pada kasus

Traumatic Brain Injury (TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

e) Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien

gangguan sistem Neurologis pada kasus Traumatic Brain Injury

(TBI) diruangan ICU RSUP. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.


4

C. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan makalah ini,

diantaranya:

1. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi institusi rumah sakit dalam

memberikan pelayanan perawatan profesional dengan gangguan sistem

Neurologis : Traumatic Brain Injury (TBI)

2. Pelaksanaan seminar kasus dapat menjadi masukan dan bahan informasi

serta koleksi bagi mahasiswa dan institusi pendidikan dalam rangka

peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik,

sehingga peserta didik mampu mengaplikasikan ilmu dan keterampilan

secara efisien di tempat praktek dan di tempat kerjanya untuk masa yang

akan datang.

Anda mungkin juga menyukai