Anda di halaman 1dari 29

Lampiran:

Keputusan Direktur RS Harapan Bunda


Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

PANDUAN PELAYANAN BEDAH


RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan bedah adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien dimulai dari persiapan pra bedah sampai dengan
dilaksanakan tindakan pembedahan dan perawatan pasca
bedah di kamar operasi. Standar pelayanan yang diberikan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang Dokter
Spesialis Bedah, dan merupakan kewenangan untuk
melakukan tindakan pembedahan dan merupakan hak
istimewa yang diberikan kepada Dokter Spesialis Bedah. Oleh
karena itu, harus dikerjakan secara bertanggungjawab
berlandaskan etik dan moral.

B. Pengertian
Ilmu Bedah adalah ilmu yang mempelajari tentang usaha
penyembuhan dengan melakukan pengirisan, pemotongan,
pengeratan untuk meniadakan penyebab penyakit, dan
memperbaiki jaringan yang rusak, serta mengubah bentuk
tubuh.

Dokter Spesialis Bedah di dalam menjalankan dan


mengamalkan profesinya mempunyai wewenang sesuai
dengan kompetensi yang didapat selama pendidikan.

1
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

Kompetensi tersebut meliputi penguasaan pengetahuan dan


teknologi di bidang ilmu bedah, kemampuan keterampilan dan
sikap perilaku.

Panduan Pelayanan Bedah diartikan sebagai acuan yang


harus dipergunakan sebagai petunjuk didalam menjalankan
profesi secara baik dan benar. Di dalam aplikasi
pelaksanaannya akan sangat tergantung kepada situasi dan
kondisi setempat, khususnya menyesuaikan dengan fasilitas
dan sumber daya manusia. Karena itu, panduan pelayanan
bedah ini dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut
sehingga menghasilkan panduan yang lentur dan cukup
sederhana untuk memenuhi keinginan melayani masyarakat
sebaik-baiknya.

Acuan ini merupakan prosedur untuk menangani kasus-kasus


yang akan ditangani oleh Dokter Spesialis Bedah. Telah
dicantumkan batas-batas wewenang dari Dokter Spesialis
Bedah pada kasus-kasus tertentu yang harus dirujuk atau
yang dapat ditangani sendiri. Diharapkan rumah sakit dapat
menetapkan pelayanan kasus-kasus tersebut sesuai dengan
panduan pelayanan bedah.

Dokter Spesialis Bedah dalam melaksanakan profesinya,


mampu bersikap dan berperilaku secara bertanggungjawab
serta mentaati semua ketentuan sesuai dengan panduan
pelayanan bedah didalam menjaga mutu pelayanan. Sikap
tersebut diatas perlu dilandasi dengan etika dan moral yang
baik terhadap pasien, sejawat dan mitra kerja yang lain sesuai
dengan lafal sumpah dokter.

2
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

Standar ini akan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan


teknologi sehingga secara berkala akan selalu dievaluasi dan
disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu
kedokteran.

Berikut adalah beberapa istilah dalam bidang bedah:


1. Pelayanan Bedah adalah salah satu kegiatan pelayanan
rumah sakit yang meliputi manajemen pra-operatif,
manajemen intra operatif dan manajemen post operatif.
2. Tim Bedah adalah suatu kesatuan operasional dalam
melakukan suatu tindakan operasi yang terdiri dari
operator, asisten operator, dokter anestesi dan perawat.
3. Sign in adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan
sebelum pasien dilakukan induksi oleh dokter anestesi.
4. Time out adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan
sebelum pasien dilakukan insisi oleh Perawat sirculasi.
5. Sign out adalah verifikasi pasien operatif yang dilakukan
sebelum tim operasi meninggalkan kamar operasi.
6. Informed consent adalah suatu pernyataan persetujuan
tindakan medis yang ditandatangani oleh dokter pemberi
informasi dan pasien yang setuju terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
7. Recovery room adalah suatu ruangan observasi pasien
post operasi yang merupakan ruangan transit sebelum
dipindahkan ke ruang perawatan atau pulang.
8. Wrong site, wrong procedure and wrong person
surgery adalah suatu kejadian tidak diharapkan (KTD)
yang dapat dicegah dengan memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi.

3
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

9. Manajemen pra operatif adalah suatu pengelolaan


bedah dalam melakukan persiapan baik terhadap
persiapan alat maupun persiapan pasien sebelum
dilakukan operasi.
10. Manajemen intra operatif adalah suatu pengelolaan
bedah dalam melakukan tindakan operasi di dalam kamar
operasi.
11. Manajemen post operatif adalah suatu pengelolaan
bedah yang dilakukan saat operasi selesai baik untuk
pengelolaan pasien di ruangan pemulihan dan
pembersihan alat serta kamar operasi.

4
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pelayanan Bedah
1. Instruksi dan persiapan pre-operatif.
2. Evaluasi dan pemeriksaan pre-operatif yang memadai oleh
dokter bedah, sebelum dilakukan tindakan pembedahan.
3. Tindakan operatif sesuai indikasi medis.
4. Pasien, keluarga dan pembuat keputusan diedukasi
tentang risiko, manfaat, komplikasi yang potensial serta
alternatif yang berhubungan dengan prosedur bedah yang
direncanakan.
5. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat
dari, maupun alternatif terhadap darah dan produk darah
yang digunakan.
6. Dokter bedah atau petugas lain yang kompeten
memberikan edukasi terhadap pasien, keluarga dan
pembuat keputusan
7. Tindakan operatif dilakukan oleh dokter bedah,
sebelumnya dikonsulkan kepada dokter anestesi untuk
dinilai apakah layak dilakukan tindakan operatif dengan
pemilihan jenis anestesi lokal, anestesi spinal dan anestesi
umum.

B. Pembagian Pelayanan Bedah


1. Bedah Umum
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Bedah Umum di Instalasi Bedah Sentral
(IBS) & ESWL. Tindakan bedah umum yang dapat dilakukan

5
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

adalah dari semua jenis tindakan sesuai standar profesinya


dan berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh seorang
dokter bedah.
2. Bedah Ortophedi
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Bedah Tulang pada area tulang dan sendi.

3. Bedah Urologi
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan oleh Dokter
Spesialis Bedah Urologi pada area traktus urinarius.
4. Bedah Saraf
Tindakan bedah saraf yang dapat dilakukan di kamar
operasi oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf pada area otak,
kepala , leher dan medula spinalis.
5. Bedah Digestif
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Bedah Digestif.
6. Bedah Anak
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Bedah Anak.
7. Bedah Tumor/Onkologi
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Bedah Tumor pada area yang terdeteksi
adanya tumor.
8. Bedah Obstetri Ginekologi
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi
9. Bedah mata
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis Spesialis Mata

6
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

10. Bedah mulut


Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis
Bedah Mulut
11. Bedah THT
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis
Bedah THT
12. Bedah Toraks dan Kardiovaskular
Tindakan bedah yang hanya dapat dilakukan seorang
Dokter Spesialis
Bedah Toraks dan Kardiovaskular

C. Jenis Operasi

7
A. Kebidanan dan Kandungan :
1. Sectio Caesaria
Lampiran:
2. Dilatasi
Keputusan Direktur RS dan Kuretase
Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
3. : Laparatomi
Tanggal 26 Januari 2018 Kebidanan
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda
4. Insisi / Ekstirpasi / Marsupialisasi
5. Histerektomi
6. Tubektomi
7. Pasang dan Aff IUD
8. Eksplorasi perdarahan / re-hecting / plasenta
manual
9. Kista terpuntir
10. Eksisi kista Bartholini
11. Eksisi condiloma
12. Eksisi polip vagina
13. Laparoskopi kista
Bedah Anak :
1. Appendektomi
2. Sirkumsisi
3. Herniotomy/Herniorafi
4. Laparatomi anak
5. Pemasangan kolostomi
6. Insisi/eksisi
Bedah Umum:
1. Appendektomi
2. Herniotomy
3. Haemorrhoidektomi
4. Laparatomi
5. Laparaskopi app
6. Laparoskopi cholelithiasis
7. Ekstirpasi / insisi / eksisi
8. Debridement
9. Repair luka
10. Eksisi FAM
11. Mastektomi
12. Eskariotomi (luka bakar)
13. Skin graft
14. Amputasi disartikulasi digiti
15. Sirkumsisi
16. Repair fistel
17. Hemangioma
8
18. Rozerplasty
Bedah Toraks Kardiovaskular:
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

D.Penggunaan Kamar Operasi


Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit,
tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif
maupun cito/emergency, yang membutuhkan keadaan steril.

9
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

Penggunaan kamar pembedahan anggota rumah sakit untuk


tindakan bedah elektif/berencana dan operasi cito/emergency.

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3


area:
1. Area bebas terbatas (unrestricted area).
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan
pakaian khusus kamar operasi.
2. Area semi ketat (semirestricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus
kamar operasi yang terdiri atas: topi, masker, baju operasi
dan celana operasi.
3. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus
kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur
aseptik.

E. Kelompok Populasi Pasien Bedah


Pelayanan bedah diperuntukkan untuk kelompok pasien
dewasa, anak, bayi maupun usia lanjut.

F. Tempat Pelayanan Bedah


Pelayanan bedah dapat dilakukan di Kamar Bedah, unit bedah
sehari (one day surgery), Instalasi Gawat Darurat maupun
ruang Intensive Care Unit.

G.Waktu Pelayanan Bedah


Elektif /terencana : 07.00-21.00 WIB
Emergency (Cito) : setiap saat

10
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

BAB III
KEBIJAKAN

A. Pelayanan Bedah
1. Rumah Sakit Harapan Bunda menyediakan pelayanan
bedah di Kamar Operasi yang dapat menerima pasien baik
one day care, emergensi, rawat inap, baik elektif maupun
cito.
2. Rumah Sakit Harapan Bunda menyediakan pelayanan
bedah yang dapat diberikan di Poliklinik, IGD, Ruang Rawat
dan Instalasi Bedah Sentral & ESWL.
3. Dokter spesialis bedah dalam memberikan asuhan bedah
mengacu kepada Clinical Appointment dari Direktur
dengan lampiran kewenangan klinis yang telah diberikan
kepadanya.
4. Pelayanan bedah dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi
Bedah Sentral & ESWL yang berkompeten dan
bertanggung jawab terhadap:
a. Pengembangan, implementasi dan
memelihara/menegakan kebijakan serta prosedur yang
ditetapkan dan dilaksanakan.
b. Memelihara/mempertahankan program pengendalian
mutu.
c. Pengawasan administratif, yaitu memastikan semua
dokumentasi dan administratif lengkap.
d. Memantau dan menelaah seluruh pelayanan bedah.
5. Dalam melakukan prosedur pembedahan dokter spesialis
bedah harus mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan
dan penugasan klinis yang diberikan dari Direktur.
6. Dalam melakukan pelayanan bedah, dokter spesialis bedah
dibantu oleh perawat yang mempunyai kompetensi.

11
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

7. Pelayanan pembedahan di Rumah Sakit Harapan Bunda


dilakukan oleh dokter spesialis bedah, yang tersedia 24
jam termasuk pelayanan untuk keadaan gawat darurat.
8. Semua petugas di pelayanan bedah wajib memiliki izin
praktik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Setiap petugas yang menunjang di pelayanan bedah wajib
meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan yang
sudah diprogramkan minimal Basic Life Support (BLS).
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib
mematuhi ketentuan dalam Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
serta selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian
infeksi.
11. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
12. Peralatan yang menunjang pada pelayanan bedah
dikalibrasi secara berkala.

B. Persiapan Bedah
1. Setiap tindakan bedah yang akan dilakukan pada pasien
harus direncanakan dengan baik dan didokumentasikan
berdasarkan hasil pengkajian dokter.
2. Dokter wajib melakukan pengkajian pra bedah sebagai
dasar untuk memilih dan merencanakan prosedur
pembedahan yang tepat. Pengkajian pra bedah wajib
didokumentasikan di rekam medis pasien.
3. Dokter wajib memberikan penjelasan/edukasi kepada
pasien maupun keluarga dan pembuat keputusan,
mengenai rencana tindakan, risiko, manfaat dan komplikasi
tindakan bedah serta alternatif tindakan bedah dan non
bedah yang tersedia. Hal-hal tersebut selanjutnya

12
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

didokumentasikan pada informed consent dan catatan


dokter di rekam medis pasien.
4. Sebelum melakukan prosedur/tindakan bedah, dokter wajib
melakukan penandaan pada bagian tubuh yang akan
dilakukan tindakan sesuai panduan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien operasi.
5. Dalam kondisi tertentu, dimana penandaan secara
langsung tidak mungkin dilakukan, rumah sakit sudah
menetapkan metode alternatif.
6. Dokter yang akan memberikan penandaan harus
melakukan konfirmasi identifikasi dan proses diskusi
dengan pasien.
7. Dalam kondisi emergensi bilamana konfirmasi dan diskusi
tidak bisa dilakukan, dokter dapat tidak melakukan
penandaan, pengkajian pra bedah, time out. Proses
tersebut didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
8. Setiap staf di unit yang melakukan tindakan atau
pemeriksaan harus melakukan prosedur verifikasi akhir
yaitu “time out” dengan konfirmasi aktif dari semua tim
serta didokumentasikan dalam bentuk ceklis
(menggunakan Surgical Safety Checklist) sebelum
melakukan tindakan.

C. Pemantauan Selama Bedah


1. Status fisiologis setiap pasien dimonitor secara terus
menerus selama dan segera setelah pembedahan dan
didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
2. Pemantuan selama pembedahan dapat dilakukan di
Instalasi Bedah Sentral & ESWL dan unit lain dimana
pembedahan dilakukan.
3. Frekuensi dan jenis pemantauan selama tindakan operasi
dilakukan berdasarkan keadaan pasien pra anestesi, teknik
anestesi yang digunakan dan tindakan operasi yang
dilakukan.

13
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

4. Dokter spesialis bedah dan semua petugas terkait harus


berada di tempat selama tindakan pembedahan sedang
berlangsung.
5. Semua pasien yang mendapat pelayanan bedah wajib
dilakukan monitoring status fisiologis secara kontinu yang
selanjutnya akan dijelaskan di panduan tersendiri.
6. Status fisiologis pasien dengan lokal anestesi tanpa
pendampingan dokter anestesi dimonitor secara terus
menerus selama pembedahan yang dilakukan oleh dokter
bedah dan perawat baik asisten bedah, penata anestesi
maupun perawat sirkuler.
7. Jika tindakan memerlukan pendamping dokter anestesi
maka monitoring selama dan sesudah pembedahan
dilakukan dokter anestesi.

D.Paska Bedah
1. Dokter Bedah yang melakukan pembedahan saat
tindakan/operasi bertanggung jawab terhadap pemantauan
kondisi pasien selama pasien berada di ruang perawatan
paska bedah.
2. Dokter wajib membuat asuhan paska bedah yang
direncanakan untuk diimplementasikan di ruang
perawatan.
3. Dokter bedah/dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
wajib memberikan informasi kepada pasien tentang asuhan
paska bedah yang akan dilaksanakan.
4. Rencana paska bedah didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien oleh ahli bedah yang bertanggung
jawab/DPJP, dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya

14
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

meliputi seluruh kegiatan perawatan paska bedah di ruang


rawat inap.
5. Perawat ruangan wajib melakukan pengkajian dan
merencanakan asuhan keperawatan paska bedah saat
menerima pasien paska bedah dari kamar operasi.
6. Perawat mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan bila
pasien paska bedah memerlukan konsultasi atau asuhan
kolaborasi dengan bidang selain keperawatan dan dokter
seperti bagian gizi, radiologi dan rehabilitasi medik.
7. Status paska bedah pada setiap pasien harus dimonitor
dan didokumentasikan di rekam medis pasien dalam 24
jam tindakan bedah.
8. Pasien dikeluarkan dari Recovery Room (RR) oleh petugas
yang kompeten dengan menggunakan kriteria Aldrete
Score untuk pasien rawat inap dewasa, Steward Score
untuk pasien rawat inap anak, Bromage Score untuk pasien
dengan anestesi spinal, dan Post Anesthesia Scoring
System untuk pasien One Day Care jika pembedahan yang
dilakukan menggunakan anestesi.
9. Pasien yang dilakukan pembedahan dengan lokal anestesi
tanpa pendamping dokter anestesi selama tindakan, harus
memenuhi kriteria pemulangan paskah bedah.

E. Dokumentasi
1. Dokumentasi dilakukan di rekam medis pasien yang
mendapat pelayanan bedah terdiri dari Pra, Intra dan Paska
Bedah sampai pasien dipindahkan ke ruang rawat atau
pulang.
2. Rencana asuhan paska bedah didokumentasikan di dalam
rekam medis pasien yang dilakukan oleh dokter, perawat
dan petugas kesehatan .lainnya sesuai kebutuhan pasien
dalam waktu 24 jam paska bedah.

15
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

3. Temuan dalam tindakan bedah harus didokumentasikan


secara tertulis berupa laporan operasi dan memuat:
a. Diagnosa paska operasi;
b. Nama dokter bedah dan asisten;
c. Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan;
d. Hal spesifik komplikasi atau tidak adanya komplikasi
selama operasi;
e. Spesimen bedah untuk pemeriksaan;
f. Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk
melalui transfusi;
g. Nomor pendaftaran alat yang dipasang (implan);
h. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang
bertanggung jawab.
4. Laporan operasi tertulis harus tersedia sebelum pasien
meninggalkan ruang pemulihan paska anestesi.
5. Hasil monitoring dan temuan selama pembedahan
dilakukan dalam formulir tindakan pembedahan dengan
lokal anestesi dan disatukan ke dalam status rekam medis
pasien.
6. Implementasi Kebijakan Pelayanan Bedah akan dituangkan
di dalam panduan.
7. Kepatuhan terhadap kebijakan ini adalah wajib bagi semua
petugas yang memberikn pelayanan kepada pasien
anestesi, sedasi, dan bedah.

BAB IV
TATA LAKSANA

16
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

A. Standar Dan Ketenagaan


Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan bedah
meliputi:
1. Dokter Spesialis Bedah
Dokter Spesialis Bedah Umum, Spesialis Bedah Anak,
Spesialis Bedah Saraf, Spesialis Bedah Orthopedi, Spesialis
Bedah Tht, Spesialis Mata, Spesialis Urologi, Spesialis
Bedah Tumor, Spesialis Bedah Digestif, Spesialis Bedah
Toraks-Kardiovaskuler, Spesialis Bedah Vaskular yang
berpraktik di Rumah Sakit Harapan Bunda, merupakan
anggota IKABI dan IDI yang mempunyai Surat Tanda
Registrasi (STR) yang dikeluarkan Konsil Kedokteran
Indonesia dan Surat Izin Praktik (SIP).
Dengan standar kompetensi:
Mampu melakukan pengelolaan perioperatif, yang
mencakup:
a. Mampu melakukan evaluasi dan terapi pre-operatif.
b. Mampu melakukan penatalaksanaan medis pasien dan
prosedur-prosedur pelayanan bedah.
c. Mampu melakukan evaluasi dan terapi pasca-operatif
d. Mampu melakukan tindakan resusitasi.
e. Mampu melakukan pengelolaan kardiopulmoner.
f. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri.
g. Mampu melakukan pengelolaan trauma dan
kedaruratan.
Dokter Spesialis Bedah wajib mengikuti CPD (Continuing
Professional Development) setiap tahun sesuai ketentuan
PABI dan memperbaharui STR sesuai undang-undang yang
berlaku.
2. Perawat Kamar Bedah

17
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

Perawat kamar bedah adalah perawat dengan


kualifikasi bedah dengan kemampuan perawatan bedah.

Tugas perawat kamar bedah:


a. Membantu Dokter Spesialis Bedah dalam hal
menyiapkan alat dan obat, memberikan obat,
memantau pasien, melakukan resusitasi jantung paru
(RJP) dan lain-lain bila diperlukan.
b. Tugas mandiri, melakukan asuhan keperawatan bedah,
yaitu mempersiapkan patient greeting, memasang
kateter, memasang infus intravena, dan memberikan
cairan infus. Juga mempersiapkan alat-alat bedah dan
obat-obat anestesi.
3. Dokter umum dan dokter gigi
Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Harapan Bunda,
merupakan anggota IDI/PDGI yang mempunyai Surat Tanda
Registrasi (STR) yang dikeluarkan Konsil Kedokteran
Indonesia dan Surat Izin Praktik (SIP).

B. Standar Penunjang Utama Pelayanan Kamar


Bedah
1. Standar Peralatan Bedah Minor
a. Satu meja operasi
b. Dua lampu operasi
c. Peralatan monitor
d. Instrumen trolley untuk peralatan bedah
e. Satu mesin couter
2. Standar Peralatan kamar operasi Umum
a. Empat meja operasi

18
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

b. Delapan lampu operasi


c. Tiga mesin anestesi dengan saluran gas medik
d. Peralatan monitor
e. Instrument trolley untuk peralatan bedah
f. Empat mesin couter
3. Standar Peralatan Alat Kesehatan Lain
a. Ambubag bayi, anak dan dewasa
b. Autoclave, Bracket microshield, Capnograf, Easy move
c. Head lamp, Hot blanket bayi/dewasa, Infant Warmer
d. Syringe pump ; Laryngoscope bayi/dewasa
e. ETT Non Kin-King ( No : 5. 5,5.6.6,5.7.7,5.8 )
f. LMA (No: 1. 1,5. 2. 2,5.3.4.5), Mandrin ETT Bayi/Dewasa
g. Masker Anestesi (No : 1, 2, 3, 4, 5 ),
h. Oropharyngeal Airway, Oxygen Transport
i. Alat-alat instrument bedah yang tersedia adalah:
 3 set SC
 1 set hysterectomy
 2 set kuret
 set laparatomy
 3 set appendiktomy
 set minor
 1 set basic orthopedic
 1 set alat orthopedic small fragment
 1 set alat orthopedic large fragment
 1 set basic TKR
 2 set cimino
 1 set CDL
 1 set sinus( THT)
 2 set TA
 1 set haemorroid

19
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

 1 set urologi
 1 set laparascopi
j. Dan lain-lain yang sesuai standar peralatan yang
dibutuhkan di IBS & ESWL yang berlaku di Rumah Sakit
Harapan Bunda.
4. Peralatan-peralatan yang harus segera tersedia
jika diperlukan sewaktu- waktu, yaitu:
a. LMA untuk menanggulangi kesulitan intubasi.
b. Peralatan untuk infus cairan secara cepat.
c. Defibrilator jantung dengan kemampuan kardioversi
sinkron (synchronised cardioversion)
d. Peralatan untuk melakukan blok subaraknoid dan
epidural.

5. Kebutuhan lainnya untuk keamanan tindakan


anestesi meliputi:
a. Penerangan yang cukup untuk melakukan pemantauan
klinis pasien.
b. Penerangan darurat dan sumber listrik darurat.
c. Bel/telepon/interkom untuk berkomunikasi dengan
orang di luar kamar operasi.
d. Alat pendingin untuk penyimpanan cairan, obat-obatan
dan produk biologik.
e. Alat pengatur suhu ruangan untuk mempertahankan
suhu kamar operasi antara 18-28°C.
f. Troli atau tempat tidur transfer pasien.
6. Peralatan di ruang pemulihan:
a. Kebutuhan Per-ruangan: Trolley Emergency dan Trolley
Patient Monitor, Tiang Infus, Wallotlet + Humidifier
(oksigen central).

20
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

b. Kebutuhan Per-tempat tidur : Bedside Cabinet, Matras


tempat tidur, tiang infus, humidifier (oksigen sentral)

C. Standar Obat Di Kamar Bedah


1. Obat-obat Anestesi
Propofol, Midazolam, Ketamin, Petidin, Morfin, Fentanil,
N2O, Sevofluran, Enfluran, Halotan.
2. Obat Penunjang Anestesi
SA, Prostigmin, Nalokson, Furosemid, Analgetik, Antibiotik,
Dextrose 40%, Pitosin, Metergin, Adona, Transamin,
Dexametason.
3. Obat Emergency
Adrenalin, Adalat 5 dan 10 mg, Aminophillin Inj., Cordaron
Inj., Dexamethason Inj., Diazepam Inj., Dopamet 250 mg,
Dormicum, Dobutamin Inj, Dopamin Inj., Epinefrin Inj.,
Kalsium Glukonas Inj., KCL Inj., Lidocain Inj., Magnesium
Sulfat Inj. 40 %, Natrium Bicarbonat Inj., Nokoba Inj.
(Naloxon), Nitrosin Inj.(Nitrogliserin Inj.), Nitrogliserin tab
(ISDN tab), Sulfas Atropin Inj.

D.Standar Pelaksanaan
1. Manajemen Pre-operatif.
a. Pelayanan pre-operatif: dilakukan oleh dokter bedah
dari beberapa spesialis yang berpraktek di Rumah Sakit
Harapan Bunda yang akan melakukan suatu tindakan
bedah sesuai indikasi, pemeriksaan penunjang serta
rekomendasi dokter bedah.
b. Pelaksanaan pre-operatif: dilaksanakan di poliklinik,
di ruang perawatan saat pasien dirawat dan

21
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

direncanakan untuk suatu tindakan bedah dan juga di


ruang kamar bedah. Dilakukan penandaan pada lokasi
operasi di tempat atau dekat lokasi operasi. Tanda
dibuat berbentuk bulat “O” dengan jelas pada lokasi
yang akan dioperasi. Penandaan dilakukan pada semua
kasus termasuk laterally (sisi miring), struktur multiple
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang
belakang).
c. Pengkajian pra bedah: pengkajian untuk
mempersiapkan pasien secara fisik, psikis dan menilai
keadaan umum pasien. Pengkajian pra bedah
didokumentasikan di dalam formulir pengkajian awal
pasien rawat jalan, pengkajian awal pasien rawat inap,
dan lembar konsultasi serta diintegrasikan dalam
catatan perkembangan terintegrasi (CPPT). Tujuannya
untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan suatu
tindakan bedah oleh Dokter Spesialis Bedah dari hasil
pemeriksaan dan konsultasi spesialis lain berdasarkan:
1) Anamnesis pasien
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan penunjang
4) Konsultasi spesialis lain (sesuai indikasi medis)
5) Informed consent tindakan bedah dan risiko
6) Pendidikan pasien untuk persiapan tindakan bedah
7) Rekomendasi kelayakan dari konsul dokter spesialis
lain ke dokter bedah.

2. Manajemen Intra-operatif

22
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

a. Melakukan Sign-in: Sign in adalah verifikasi pasien


operatif yang dilakukan sebelum pasien dilakukan
induksi oleh dokter anestesi. Sign in berisi tentang
identifikasi pasien, lokasi operasi, prosedur operasi,
surat izin operasi, penandaan lokasi operasi,
kelengkapan mesin dan obat-obatan anestesi, riwayat
penyakit pasien, risiko perdarahan, dan lain-lain.
b. Pelaksanaan tindakan bedah: tata laksana
pembedahan yang dilakukan oleh dokter operator
sesuai dengan rencana pembedahan dan manajemen
pre operatif yang telah dilakukan.
3. Manajemen Post-Operatif
Pengawasan dilakukan oleh dokter operator dan dokter
anestesi serta perawat, dan dilaksanakan di ruangan
pemulihan, dengan tujuan memantau kondisi pasien dan
tanda-tanda vital pasien sesuai instruksi dokter anestesi.
Pelaksanaan selanjutnya paska pemulihan pasien dilakukan
skoring oleh perawat ruang pulih untuk memindahkan
pasien ke ruang rawat inap berdasarkan persetujuan
dokter anestesi.

Asuhan pasca bedah meliputi rencana asuhan dari semua


PPA yang terkait berdasarkan kebutuhan setiap pasien,
tindakan operasi yang dilakukan dan riwayat kesehatan
pasien. Dokter DPJP (dokter operator) wajib memberikan
rencana asuhan dalam benttuk SOAP yang dilakukan dalam
waktu 24 jam setelah operasi. PPA lain (dokter spesialis lain
yang terkait, keperawatan, fisioterapi, gizi, farmasi, dan
lain-lain) dapat merencanakan asuhan sebelum tindakan
operasi atau sesudah tindakan operasi. Rencana tindak
lanjut meliputi kondisi pasien, penilaian, rencana asuhan

23
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

dan tindak lanjut dari asuhan serta evaluasi selama masa


pemulihan dari operasi.

24
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

BAB V
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi
Dokumentasi atau pencatatan/pelaporan merupakan suatu
faktor dalam pengelolaan yang berkualitas dan menjadi
tanggung jawab Dokter Spesialis Bedah. Meskipun
merupakan suatu proses berkesinambungan, biasanya
pelayanan bedah dianggap terdiri dari komponen-komponen
pra-operatif, peri-operatif, dan pasca operatif. Pengelolaan
dokter operatif dan dokter anestesi serta perawat kamar
operasi dan tim operator yang terlibat, hendaknya
didokumentasikan untuk mencerminkan komponen-
komponen dan memudahkan untuk dipelajari kembali.

Rekam medis bedah hendaknya mencakup dokumentasi


tentang :
1. Evaluasi Pra-operatif: evaluasi didokumentasikan
di dalam formulir pengkajian pasien rawat jalan,
pengkajian pasien rawat inap dan lembar konsultasi serta
CPPT, yang mencakup data:
a. Anamnesis pasien untuk mempelajari: riwayat medis,
riwayat alergi, riwayat asma atau obat-obatan, riwayat
anestesi dan masalahnya, riwayat medikasi dan
kebiasaan/habituasi.
b. Pemeriksaan fisis yang tepat, penandaan lokasi
operasi.
c. Kajian data diagnostik obyektif (misalnya: laboratorium,
EKG, radiologi)

25
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

2. Perioperatif: didokumentasikan dalam formulir ceklist


keselamatan pasien di kamar operasi, laporan operasi dan
monitoring anestesi yang didalamnya memuat hal-hal
berikut:
a. Re-evaluasi pasien (tepat nama pasien), pengecekan
perlengkapan, obat-obatan dan pasokan gas medis.
b. Pemantauan pasien (pencatatan tanda-tanda vital).
c. Posisi pasien untuk rencana tindakan, tepat lokasi
operasi.
d. Jenis, jumlah dan waktu pemberian semua obat dan
bahan yang digunakan.
e. Jenis, jumlah dan waktu pemberian cairan intravena,
mencakup darah dan produk darah serta jumlah urin
yang keluar.
f. Teknik yang digunakan, tepat prosedur.
g. Peristiwa tidak lazim selama periode anestesi.
h. Kondisi pasien pada akhir anestesi.

3. Pascaoperatif:
a. Evaluasi pasien pada saat masuk dan keluar dari ruang
pulih sadar.
b. Catat tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran secara
kronologis, semua jenis dan dosis obat yang diberikan,
jumlah cairan intravena, termasuk darah dan produk
darah
c. Catat peristiwa tidak lazim yang mencakup komplikasi
pasca anestesi atau pasca tindakan.
d. Laporan operasi dibuat oleh operator ahli bedah
setelah operasi selesai sesuai dengan prosedur
tindakan operasi yang telah dilakukan. Operator

26
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

menulis instruksi pasca operasi untuk dilaksanakan


setelah pasien meninggalkan ruang pulih (yang
dilaksanakan di ruang rawat inap) dalam bentuk SOAP
(Subjective, Objective, Assessment, Planning). Form
laporan operasi memuat:
1) diagnosis pasca operasi,
2) nama dokter bedah dan asistennya,
3) prosedur operasi yang dilakukan dan rincian
temuan,
4) ada atau tidak adanya komplikasi,
5) spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
(jaringan patologi anatomi),
6) jumlah darah yang hilang dan yang ditransfusikan,
7) nomor pendaftaran alat implan,
8) tanggal, waktu dan
9) tanda tangan dokter operator

Apabila setelah operasi, kondisi pasien memerlukan


asuhan lanjutan ke ruangan rawat intensif, maka
laporan operasi dapat dituliskan dan dilanjutkan oleh
dokter operator pada ruang rawat intensif.
e. Laporan anestesi dibuat mulai dari pra anestesi,
intraanestesi dan pasca anestesi oleh tim anestesi
yaitu dokter anestesi dan penata anestesi. Instruksi
pasca anestesi dibuat oleh dokter anestesi untuk 24
jam pasca anestesi.
f. Rencana pasca bedah didokumentasikan di dalam
rekam medis pasien oleh dokter operator/DPJP yang
dituliskan di dalam CPPT. Rencana pelayanan
didokumentasikan pada rekam medis pasien dalam 24
jam pasca tindakan bedah.

B. Pencatatan Dan Pelaporan


1. Statistik harian kamar bedah meliputi:

27
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

a. Data jenis operasi (register)


b. Data perencanaan operasi.
c. Data jenis anestesi yang digunakan (register)
d. Data utilisasi kamar operasi yang digunakan.
e. Data utilisasi alat kesehatan dan obat yang digunakan
(lembar perincian pemakaian obat dan alkes)
f. Data komplikasi yang terjadi (laporan operasi)
2. Buku peminjaman alat kesehatan dan umum.
3. Buku pencatatan kerusakan alat kesehatan dan umum.
4. Buku pencatatan maintenance dan kalibrasi alat
kesehatan.

C. Pelaksanaan Pencatatan Dan Pelaporan


1. Kegiatan, perubahan-perubahan dan kejadian
yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan
pengelolaan pasien selama pra operatif, pemantauan
selama operasi dan paska operatif di ruang pulih dicatat
secara kronologis dan didokumetasikan dalam berkas
rekam medis pasien.
2. Laporan operasi dilakukan sesuai ketentuan
perundang-undangan, diverifikasi dan ditandatangani oleh
Dokter Spesialis Bedah yang melakukan tindakan operasi
dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.

D. Lampiran
1. Formulir ceklis keselamatan pasien di kamar operasi.
2. Formulir laporan operasi.
3. Formulir penandaan lokasi operasi.
4. Formulir edukasi dan informasi tindakan serta persetujuan
tindakan/ informed consent.

28
Lampiran:
Keputusan Direktur RS Harapan Bunda
Nomor : 009.02/SK-DIR/RSHB/I/2018
Tanggal : 26 Januari 2018
Tentang : Penetapan Dan Pemberlakuan Panduan Pelayanan Bedah Rumah Sakit Harapan Bunda

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 26 Januari
2018

RS Harapan Bunda

dr. Tweggie Hellina, MM


Direktur

29

Anda mungkin juga menyukai