137 262 1 SM PDF
137 262 1 SM PDF
Abstrak
Penderita keganasan mendapat kemoterapi banyak menunjukkan gejala psikologis
seperti ansietas dan depresi yang sangat berpengaruh terhadap kepatuhan penderita dalam
menjalani kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan mekanisme koping
dengan kepatuhan melakukan kemoterapi pada penderita keganasan yang mengalami
ansietas dan depresi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan pada penderita keganasan yang
menjalani kemoterapi di RSUP M.Djamil dengan metode cross sectional. Jumlah pasien
adalah 59 pasien, 38 diantaranya mengalami ansietas dan/atau depresi. Mekanisme koping
dinilai dengan Brief Cope. Kepatuhan dinilai dengan wawancara dan kuesioner. Ansietas
dan depresi dinilai dengan HAD Scale. Data di analisa dengan SPSS menggunakan uji Chi-
Square dan korelasi koefisien kontingensi dengan tingkat kebermaknaan p<0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah prevalensi depresi lebih tinggi dari pada ansietas pada penderita
keganasan yang menjalani kemoterapi, dan ada hubungan kuat yang bermakna secara
statistik antara mekanisme koping dengan kepatuhan melakukan kemoterapi pada penderita
keganasan yang mengalami ansietas dan depresi.
Kata kunci: mekanisme koping, kepatuhan melakukan kemoterapi, ansietas, depresi
Abstract
Patients with malignancies who received chemotherapy show psychological symptoms
such as anxiety and depression that correlated with their adherence to chemotherapy. This
study aims to see the relationship between coping mechanisms with chemotherapy adherence
in patients with malignancies who experience anxiety and depression. The study was conducted
for 3 months in patients with malignancies undergoing chemotherapy at Dr M.Djamil using
cross sectional design. The number of patients was 59, 38 of them experienced anxiety and/or
depression. Coping mechanism was assessed using the Brief Cope. Compliance was assessed
by interview and questionnaire. Anxiety and depression were assessed by the HAD Scale. Data
was analyzed with SPSS using Chi-Square and coefficient contingency correlation, significance
level of p <0.05. The final conclusion of this study is that the prevalence of depression was
higher than the prevalence of anxiety in patients with malignancies who undergo chemotherapy,
and there was a strong relationship between coping mechanism and chemotherapy adherence
in patients with malignancies who experienced anxiety and depression.
Keywords: coping mechanism, chemotherapy adherence, anxiety, depression
Afiliasi penulis: 1. Fakultas Farmasi Universitas Andalas, 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil Padang. Korespondensi: Gina Sonia, Fakultas Farmasi, Universitas
Andalas, Kampus Limau Manis Padang, 25163. Email: ginasoniaapt@gmail.com, Telp \ HP: +6281363455153
33
MKA, Volume 37 Nomor 1, April 2014 http://mka.fk.unand.ac.id/
Dalam penelitian ini, uji korelasi koe- (23,7%). Pasien dengan mekanisme koping
fisien kontingensi digunakan untuk melihat maladaptif sebanyak 23 orang responden
kuat atau lemahnya hubungan antara me- (60,5%). Dengan kepatuhan sedang seban-
kanisme koping, tingkat kepatuhan, dan yak 22 orang responden (57,9%).
ansietas dan depresi.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteris-
HASIL DAN PEMBAHASAN tik Responden
Karakteristik responden pada penelitian
Jumlah
ini dapat dilihat pada tabel 1. Sebagian besar Variabel (%)
(n=59)
responden berjenis kelamin perempuan
Jenis kelamin
sebanyak 55 orang responden (93,2%). Usia
Perempuan 55 93,2
terbanyak berada pada rentang 40-49 ta-
Laki-laki 4 6,8
hun sebanyak 22 orang responden (37,3%) Umur
dengan usia rata-rata 45,8 tahun. Pada Umur 18 – 19 tahun 1 1,7
umumnya memiliki pekerjaan sebagai ibu Umur 20 – 29 tahun 5 8,5
rumah tangga sebanyak 29 orang responden Umur 30 – 39 tahun 9 15,3
(49,2%). Responden dengan status meni- Umur 40 – 49 tahun 22 37,3
kah sebanyak 50 orang responden (84,7%). Umur 50 – 59 tahun 17 28,8
Pada umumnya menderita kanker payudara, Umur 60 – 69 tahun 3 5,1
sebanyak 40 orang responden (67,8%). Si- Umur ≥ 70 tahun 2 3,4
klus kemoterapi yang paling banyak adalah Pekerjaan
siklus kemoterapi kedua yaitu sebanyak 15 Ibu rumah tangga 29 49,2
orang responden (25,4%). Responden yang PNS 14 23,7
menggunakan mekanisme koping adaptif Wiraswasta 5 8,5
sebanyak 36 orang (61%). Responden de- Bertani 5 8,5
ngan tingkat kepatuhan kemoterapi tinggi Lain-lain 6 10,2
sebanyak 33 orang (55,9%). Status pernikahan
Tabel 1. juga menunjukkan bahwa dari Menikah 50 84,7
total 59 responden, sebanyak 21 responden Belum menikah 9 15,3
tidak mengalami ansietas dan atau depresi. Jenis keganasan
Kelompok responden ini tidak dimasukkan Kanker payudara 40 67,8
untuk melihat hubungan mekanisme koping Kanker kandungan 6 10,2
Kanker saluran cerna 6 10,2
dengan kepatuhan melakukan kemoterapi
Kanker getah bening 5 8,5
pada pasien ansietas dan depresi. Jumlah
Kanker nasofaring 2 3,4
pasien yang dianalisis untuk melihat hu-
Siklus kemoterapi
bungan tersebut berjumlah 38 responden
dengan karakteristik seperti yang ditunjukkan Kemoterapi 1 7 11,9
Kemoterapi 2 15 25,4
oleh tabel 2. Kemoterapi 3 10 16,9
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar Kemoterapi 4 12 20,3
pasien keganasan yang mengalami ansietas Kemoterapi 5 5 8,5
dan/atau depresi berjenis kelamin perempuan Kemoterapi 6 10 16,9
yaitu sebanyak 35 orang responden (92,1%) Mekanisme koping
dengan rentang umur terbanyak pada usia Koping adaptif 36 61
40-49 tahun sebanyak 12 orang responden Koping maladaptif 23 39
(31,6%). Pada umumnya memiliki pekerjaan Kepatuhan
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 orang Kepatuhan tinggi 33 55,9
responden (44,7%), dengan status menikah Kepatuhan sedang 25 42,4
sebanyak 30 orang responden (78,9%). Um- Kepatuhan rendah 1 1,7
umnya menderita kanker payudara sebanyak Ansietas/depresi
23 orang responden (60,5%). Siklus kemoter- Ansietas 3 5,1
Depresi 17 28,8
api terbanyak pada siklus ketiga sebanyak 9
Ansietas dan depresi 18 30,5
orang responden (23,7%) dan siklus kemoter-
api keempat sebanyak 9 orang responden Tidak ansietas depresi 21 35,6
34
Gina Sonia dkk, Hubungan Mekanisme Koping dengan Kepatuhan Kemoterapi
35
MKA, Volume 37 Nomor 1, April 2014 http://mka.fk.unand.ac.id/
kemoterapi, ketidakpastian hasil setelah pe- gantung pada jenis kanker, stadium kanker,
ngobatan dan masalah psikologi.1,2 Ansietas dan metode pengukuran yang digunakan.13
terjadi di awal pengobatan karena khawatir Bahkan penelitian Karabulutlu et al (2010)
pada efek samping dan takut pada hasil menunjukkan persentase yang tinggi untuk
setelah pengobatan.2 Prevalensi depresi ansietas dan depresi yaitu 61,5% untuk
pasien kanker bervariasi antara 3%-50% ter- ansietas dan 81,3% untuk depresi.14
DAFTAR RUJUKAN
1. Del Mastro L, Costantini M, Morasso G. Clapp L, Martin B. Cancer survival
Impact of two different dose intensity che- probability as a function of ego defense
motherapy regimens on psychological (adaptive) mechanisms versus de-
distress in early breast cancer patients. pressive symptoms. Psychosomatics
Eur J Cancer 2002;38:359-66. 2006;47(3):247-53.
2. Nor Zuraida Z, Ng CG. Psychologi- 5. Keliat BA. Proses keperawatan jiwa. Ed-
cal distress among cancer patients on isi ke-2. Jakarta; EGC 2005.
chemotherapy. JUMMEC 2010;13(1): 6. Carver CS. You want to measure cop-
13-9. ing but your protocol’s too long: con-
3. Wiffen P, Mitchell M, Snelling M, Stoner sider the brief cope. Int J Behav Med
N. Oxford handbook of clinical pharmacy. 1997;4:92-100.
UK; Oxford University Press 2007. 7. Kasi PM, Haider AN, Abaseen KA, et al.
4. Beresford TP, Alfers J, Mangum L, Coping styles in patients with anxiety and
36
Gina Sonia dkk, Hubungan Mekanisme Koping dengan Kepatuhan Kemoterapi
37