Disusun oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Menyetujui
COACH MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TELAH DISEMINARKAN :
Di : Skadik 401 Lanud Adi Sumarmo Surakarta
Hari/Tanggal : Rabu, 11 September 2019
Coach, Mentor,
Narasumber,
NIP.
iii
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul : “Optimalisasi Media
Promosi Kesehatan Secara Audio Visual (video) di Puskesmas Gilingan”.
Rancangan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
VI Tahun 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penulis
sebagai CPNS melalui internalisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Isu yang
diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah yang ada di lingkungan
Puskesmas Gilingan. Penulis berharap tulisan ini dapat dijadikan sebagai
salah satu metode dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat melalui tindakan promotif dan preventif.
Selesainya Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan
dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah
2. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota
Surakarta beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Pemerintah
Kota Surakarta.
3. selaku narasumber atas saran masukan yang diberikan untuk
perbaikan rancangan aktualisasi ini.
4. selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
5. drg.Erwin Windrawati selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi.
iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan
dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi masing-masing.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
8. Keluarga tercinta yang memberikan dukungan moril dengan
sepenuh hati.
9. Segenap tenaga medis dan karyawan Puskesmas Gilingan
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan IV tahun 2019
Rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak
membuat rancangan laporan menjadi lebih baik sehingga rancangan ini
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai
dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat.................................................... 47
C. Role Model ................................................................................ 48
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA ........................................................................ 50
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................................. 61
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................. 64
BAB V PENUTUP
Simpulan .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 70
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN
menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan.
Pegawai ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 menjelaskan tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diklat tersebut bertujuan untuk mewujudkan PNS
sebagai bagian dari ASN yang profesional dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi PNS. Nilai-nilai dasar tersebut adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu
PNS yang berkarakter dan mampu bersikap serta bertindak
profesional dalam masyarakat serta memiliki daya saing.
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, dibagi menjadi
dua tahapan utama. Tahapan pertama adalah pemahaman nilai-nilai
1
dasar ANEKA dan tahap kedua adalah aktualisasi nilai-nilai dasar
ANEKA di institusi masing-masing. Dalam prosesnya, peserta Diklat
harus membuat rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
saat proses aktualisasi nantinya. Dalam rancangan kegiatan ini harus
memuat nilai-nilai dasar profesi PNS yang dapat diaplikasikan
dilingkungan kerja. Setelah disetujui, maka peserta diklat harus
mengaktualisasikan rancangan tersebut di lingkungan kerja instansi
masing-masing.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama yang dilakukan secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Sebagai ujung tombak pelayanan dalam masyarakat, dokter
umum yang bertugas di Puskesmas harus tanggap dan teliti untuk
melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul terutama di
wilayah kerja binaan Puskesmas, serta masalah yang terkait dengan
pelayanan kesehatan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Untuk itu, sebagai dokter ahli pertama di Puskesmas Gilingan,
penulis mengidentifikasi isu-isu yang perlu mendapat perhatian
serius guna
2
mencapai tujuan untuk membentuk karakter PNS yang profesional
dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi melalui
kegiatan aktualisasi.
B. Identifikasi Isu
Rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS terdiri atas identifikasi isu dan penetapan isu. Isu atau
masalah ditemukan dari adanya kritik dan saran dari pengunjung
atau pasien di Puskesmas Gilingan dan dari capaian Standar
Pelayanan Minimum di Puskesmas Gilingan dengan . Beberapa isu
berikut ditemukan oleh penulis terkait dengan manajemen ASN,
Whole of Government, dan pelayanan publik.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan di Puskesmas
Purwodiningratan, antara lain sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio
visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59
tahun)
3. Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan
yang tidak mendapat ASI eksklusif
4. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
5. Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT
Puskesmas Gilingan
3
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat ini
Diharapkan
1 Kurang optimalnya manajemen media promosi promosi kesehatan yang
media promosi ASN kesehatan yang disampaikan secara audio
kesehatan secara disediakan lebih banyak visual (video) lebih
audio visual (video) di berupa leaflet dan memudahkan masyarakat
UPT Puskesmas banner yang kadang mendapat informasi tentang
Gilingan tidak dibaca oleh pasien beberapa kasus penyakit
atau pengunjung di UPT serta pemanfaatan wall tv di
Puskesmas Gilingan. ruang tunggu bisa lebih
Wall tv yang berada di optimal
ruang tunggu hanya
dimanfaatkan untuk
pemanggilan atrean
pasien
4
5 Tingginya kasus pelayanan banyak wanita usia wanita usia muda bisa lebih
bumil KEK di wilayah publik muda yang kurang mempersiapkan diri secara
kerja UPT Puskesmas mempersiapkan diri matang baik fisik maupun
Gilingan sebelum pernikahan dan mental berkaitan dengan
jarang berkonsultasi pernikahan dan menyambut
dengan tenaga medis di kehamilan setelah
Puskesmas Gilingan. pernikahan agar kasus
Mereka lebih sering bumil kek bisa lebih dini
hanya meminta surat dicegah
keterangan sehat untuk
syarat pernikahan.
5
Identifikasi isu diatas selanjutnya dianalisis menggunakan teknik
analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan) dan
USG (Urgency, Seriousnes, Growth) guna mengidentifikasi isu yang
akan diprioritaskan untuk ditangani.
Analisis APKL merupakan alat bantu menganalisis ketepatan
dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik,
kekhalayakan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di
lingkungan Puskesmas Gilingan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik yang berarti isu
memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan
solusinya. Kekhalayakan, isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan adalah isu yang masuk akal dan realtistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau
negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik,kekhalayakan
dan kelayakan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi
nilai positif sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif.
Jika semua kriteria memiliki nilai positif maka isu dinyatakan memenuhi
persyaratan dan berkualitas. Jika tidak maka isu dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas.
6
Tabel 1.2 Tabel Identifikasi Isu dengan APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio Memenuhi
1. visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan + + + +
Syarat
Masih kurangnya
presentase anak
3. usia 0 sampai 11 5 4 4 13 2
bulan yang
mendapat imunisasi
dasar lengkap
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)
8
Berdasarkan tabulasi USG seperti tercantum pada tabel 1.3
diatas, ditemukan bahwa ketiga isu utama memenuhi syarat, yaitu :
1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara
audio visual (video) yang diputar selama pelayanan di
UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59
tahun)
3. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan satu isu
paling prioritas yakni “Kurang optimalnya media promosi kesehatan
secara audio visual (video) yang diputar selama pelayanan di UPT
Puskesmas Gilingan”, dengan skor USG 15.
9
3. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit-penyakit yang
sering dialami di wilayah
kerja UPT Puskesmas
Gilingan
1
0
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi
adalah :
1. Bagaimana cara mengoptimalisasikan media promosi kesehatan
secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan?
2. Bagaimana mengimplementasikan rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi di unit kerja Puskesmas
Purwodiningratan yang dilandasi nilai dasar ASN (ANEKA)?
E. Tujuan
1. Mengoptimalisasikan media promosi kesehatan secara audio
visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan.
2. Mengimplementasikan rancangan kegiatan aktualisasi dan
habituasi di unit kerja Puskesmas Gilingan yang dilandasi nilai
dasar ASN (ANEKA).
10
F. Manfaat
Manfaat dari kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan antara lain:
1. Bagi diri sendiri
Mampu memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA
dalam memberikan pelayanan yang profesional di Puskesmas
Gilingan.
2. Bagi organisasi / instansi
Mewujudkan visi dan misi Puskesmas Gilingan dengan
menerapkan nilai-nilai ANEKA pada setiap kegiatan khususnya
dalam memberikan pelayanan yang mengedepankan mutu dan
keselamatan pasien.
3. Bagi masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang prima di Puskesmas Gilingan
berdasarkan nilai ANEKA sehingga tercipta kondisi tubuh dan
lingkungan yang sehat.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku
12
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.
13
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti
sekarang ini yaitu para tenaga kesehatan yang ditugaskan di
wilayah pedalaman dan terpencil. Tenaga kesehatan yang bertugas
di wilayah pedalaman dan terpencil mempunyai integritas tinggi
14
dalam pengabdiannya melayani masyarakat yang membutuhkan
perhatian yang dalam ini adalah pemenuhan kesehatan dan
pengobatan. Para tenaga kesehatan ini rela menempuh jarak dan
medan yang tentunya tidak mudah untuk menjangkau pasien-
pasien. Ini tentunya dilakukan sebagai perwujudan dari sikap rela
berkorban untuk bangsa dan Negara.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut
dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian
dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri,
mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi
generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan
atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi
dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor
barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil
sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.
15
Berdasarkan pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) dapat dikatakan bahwa perubahan global (globalisasi) yang
terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan
serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan
akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan
global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa,
dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu
penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang
oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain
sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan
akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga,
sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga
maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis
terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu
16
memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya;
perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia;
desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya
memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan
kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air,
sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis
bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan
dan pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta
tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat
ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya;
a. bahaya paham radikalisme/ terorisme
b. bahaya narkoba
c. cyber crime
d. money laundry
e. korupsi
f. proxy war
Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis
kontemporer.
17
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
18
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib
militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih
bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air
(dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa
kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran fisik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
19
menyebutkan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan
Pegawai ASN yang dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan sebagai pelaksana kebijakan publik, dan tugas untuk
mempererat persatuan.
1. Akuntabilitas
20
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
21
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
22
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
23
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
24
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
25
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
26
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/
buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
27
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
28
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
29
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
30
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung
jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri,
dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
31
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
32
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
33
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS
dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
34
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat
dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old
Public Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
35
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
36
D. Substansi Isu Terpilih
1. Promosi Kesehatan
(Natoadmodjo, 2007).
komponen masyarakat.
38
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
39
B.Strategi Promosi Kesehatan
sejenis.
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau
41
C.Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan
Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera
penerima dari sasaran promosi.
1. Pendekatan PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,
antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-
lain
2. Pendekatan KELOMPOK
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan
sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang
masuk dalam ketegori ini antara lain :
Pertemuan, Demonstrasi, Diskusi kelompok, dan lain-lain.
42
3. Pendekatan MASAL
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya
secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak.
Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah :
Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll
2.Rumus Slovin
43
Gambar 2.1 Rumus Slovin
44
Perhitungannya adalah:
n = N / (1 + (N x e²))
n = 1000 / (1 + 2,5)
n = 1000 / 3,5
n = 285,7143
A.Common Cold
1. Definisi Common Cold
untuk anak dan common cold untuk orang dewasa oleh karena
45
disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi
serta demam tidak saja dipengaruhi oleh virus tetapi dapat juga
bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus dari
219-220)
46
Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang
(Admin, 2011).
bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis
Biasanya batuk dan pilek pada bayi terjadi selama lima 5 hari.
47
3. Gejala penyakit Common Cold
2. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.
ringan.
4. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul
5. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari
7. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
(Admin, 2011).
menyebar, baik melalui kontak langsung maupun lewat udara atau cairan
tubuh. Untuk
48
menghindarkan diri dari penyakit commond cold ini, secara umum
49
5. Pengobatan Common Cold
Saat ini, tidak ada terapi antiviral yang efektif untuk pengobatan
common cold. Oleh karena common cold merupakan penyakit yang self-
Selain itu pengobatan untuk bayi dan anak-anak ada beberapa tip
yang harus di lakukan, yaitu
1. Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di
tenggorokanya.
2. Berikan obat sesuai dengan gejalanya. Hindari obat yang berkhasiat
menyembuhkan banyak gejala (Batuk, pilek,hidung tersumbat, demam)
dalam kemasan, kecuali semua gejala itu memang ada sama si kecil.
3. Berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak. Hindari obat
batuk yang bersifat menekan batuk karena akan menghambat lender
yang akan keluar.
4. Hindari member obat batuk bebas untuk anak di bawah usia 2 tahun.
5. Jika dalam waktu 2 hari setelah mengkonsumsi obat bebas tidak
tampak kesembuhan maka segera hubungi dokter.
50
B.Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang).7 Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.22
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga,
jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh.23
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan
lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti
otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu
faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular)
51
3. Faktor-faktor Risiko Hipertensi
1) Usia
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
2) Ras/etnik
Hispanik.
3) Jenis Kelamin
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
52
b. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha
otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang
dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer
yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas fisik
juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang akan
menyebabkan risiko hipertensi meningkat.
Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Waspadalah
terhadap asupan garam dalam makanan Anda sehari-hari, misalnya
dengan mengurangi konsumsi makanan yang diasapi atau diawetkan
dengan kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal, rempah atau jus
lemon bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG (senyawa
untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
memicu hipertensi.
53
5.Pengobatan Hipertensi
1. Definisi
Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup
keram otot) atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun
Nyeri yang timbul hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu
aktivitas hidup. Tetapi nyeri yang timbul terus menerus dapat membuat
54
frustrasi penderita, karena menghambat aktivitas baik dalam kaitan
jangka panjang. Padahal telah terbukti bahwa semua obat penghilang nyeri
otot yang terjadi, faktor penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi
yang tepat.
2.Gejala Mialgia
antara lain yaitu nyeri, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi
55
3. Fisioterapi
dapat di aplikasikan kepada pasien antara lain. Infra red, terapi latihan dan
edukasi pada pasien untuk melakukan latihan. Aplikasi panas pada otot
belikat yang mengalami myalgia dapat mengurangi nyeri dan relaksasi otot
56
4.Pengobatan
atau agen penghangat lain. Anti nyeri juga dapat diberikan untuk
57
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Pusat kesehatan masyarakat adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun tugas
Puskesmas sebagai unit pelaksana fungsional berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah tertentu.
UPT Puskesmas Gilingan berdiri pada tahun 1986 yang. Dengan
berdirinya puskesmas ini diharapkan dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik – baiknya
2. Data Wilayah Kerja
puskesmas Gilingan mempunyai luas wilayah kerja 1.99 km² dengan
jumlah penduduk 27.332 jiwa diperoleh kepadatan penduduk sebesar
13.652 jiwa per km². UPT Puskesmas Gilingan merupakan salah satu dari
enam puskesmas yang berada di kecamatan Banjarsari Batas wilayah
kerja UPT Puskesmas Gilingan yaitu :
a. Bagian utara : Wilayah Puskesmas Nusukan
b. Bagian selatan : Wilayah Puskesmas Setabelan
Dan Sibela
c. Bagian barat : Wilayah Puskesmas Manahan
d. Bagian timur : Wilayah Puskesmas Sibela
Dan Purwodiningratan
58
3.Visi,Misi dan Tata Nilai Organisasi :
a. Visi
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta memiliki visi yaitu : “Menjadikan
Puskesmas Gilingan Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Yang Profesional,Bermutu Dan Mandiri”
b.Misi :
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai misi yaitu :
1) Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
c.Tata Nilai
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai tata nila “BISA”
yaitu :
1. Bertanggung jawab
2. Inovatif dan Informatif
3. Sopan
4. Aman
d.Tujuan
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempuyai tujuan yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi ;
kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
2. Mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu
3. Mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
4. Mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
59
4.Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Gilingan terdapat dalam gambar
berikut :
60
b. Job Deskripsi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai job
deskripsi sebagai berikut :
47
Petugas yang lain maupun oleh masyarakat dengan ijin kepala
Puskesmas
3)Penanggung jawab UKM Essensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
d) Menyusun rencana kerja kegiatan UKM Esensial dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
e) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat
dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku
f) Melaksanakan kegiatan Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA – KB yang bersifat
UKM, Pelayanan Gizi yang bersifat UKM, Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
g) Mengevaluasi hasil kegiatan UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
h) Membuat catatan dan Laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
b) Di luar gedung
49
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau
keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah- langkah
sebagaiberikut:
51
b) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
c) Melakukan evaluasi kegiatan
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
52
memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD X atau referensi yang lain
f. Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi
datakegiatan pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
g. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan
evaluasi kinerja program pengobatan dasar.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
53
serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa
menurut ICD X atau referensi yang lain
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data
kegiatanKIA-KB sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban
kepada Kepala Puskesmas.
l. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung
jawab.
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaPuskesmas
54
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaPuskesmas.
(16)Pelayanan Laboratorium
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan dan kepala Puskesmas.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan melaksanakan
upaya pelayanan Laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai
keahlian/standar profesi dan kewenangannya.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang
perlu secara baik, lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan
sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala
Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala
Puskesmas menyusun perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
5. Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3
Laboratorium).
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas
55
(18) Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu
Mengkoordinir Petugas Puskesmas Pembantu
Melaksanakan kegiatan pelayanan di Puskesmas pembantu
56
1. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya lain
Rincian jumlah pegawai di UPT Puskesmas Gilingan Surakarta
57
26 Dyah .S, A,Md.Kes JFT D III KesLing CPNS
27 Heriyanto,A,Md.PK JFT D III Perekam Medis CPNS
28 Nunung Yun Rahmadiyani JFU SMA IPA Staf
29 Sentot Subandriyo JFU SMA IPS Staf
30 Agus Suwarto,SE JFU S1 Akuntansi Staf
31 Haryadi JFU SMA IPS Staf
32 Tutik Muryani JFU SMA IPA Staf
33 dr. Bentarisukma D.R TKPK S1 S1.Kedoteran Dokter
Umum Umum
34 Dessy Sari Kusuma TKPK DIII D 3 Kesehatan Sanitarian
A,Amd
35 Beny Juniyanti TKPK DIII D 3 Akuntansi Keuangan
37 Maryanto TKPK SMP SMP Cleaning
38 Djinem Darto Suwito TKPK SD SD Keamanan
58
Rincian pelayanan kesehatan yang tersedia di UPT puskesmas induk
gilingan Surakarta terdapat dalam tabel berikut :
59
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Tugas Pokok
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai kompetensinya di puskesmas
dan puskesmas pembantu serta jaringannya yaitu memberikan pengobatan
berdasarkan diagnosa dan prosedur tetap.
2. Memberi limpahan wewenang kepada perawat apabila dokter
berhalangan hadir, dengan batasan wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan anamnesis
b. Memeriksa tanda-tanda vital (vital sign)
c. Pemeriksaan umum
d. Konsul diagnosis dan terapi dengan dokter
e. Melakukan tindakan keperawatan sesuai nasehat (advise) dokter.
Uraian Tugas
1. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk menentukan diagnosa.
2. Memberi pengobatan pada pasien sesuai dengan hasil diagnosa.
3. Membuat surat pengantar berdasarkan hasil pemeriksaan agar
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Membuat rujukan ke Rumah Sakit untuk penyakit yang tidak dapat
ditangani di puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
5. Memberikan arahan kepada perawat, bidan secara periodik guna
peningkatan pelayanan kesehatan.
6. Memberikan konseling dan penyuluhan pada pasien.
7. Entry data simpus dan pcare.
8. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
60
C. Role Model
61
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
63
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalny skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59 tahun) di
UPT Puskesmas Gilingan
3. Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif
4. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
5. Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT Puskesmas Gilingan
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi media promosi kesehatan secara audio visual (video) di Puskesmas Gilingan
yang terdiri dari 5 kegiatan yaitu:
1. Penyusunan kuisioner untuk mengetahui minat media promosi kesehatan yang diinginkan pasien atau pengunjung dan
kuisioner bahan evaluasi setelah pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas
Gilingan
2. Pembagian Kuisioner kepada pasien atau pengunjung selama jam pelayanan di UPT Puskesmas Gilingan
3. Pembuatan materi yang diperlukan untuk pembuatan video dan pembuatan jadwal rekaman video
4. Pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) selama jam pelayan di UPT Puskesmas Gilingan
5. Evaluasi hasil pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
64
Tabel 4.1. Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi
66
5. Ditetapkannya jumlah
sampel dengan
menggunakan rumus
slovin sehingga
didapatkan hasil yang
transparan dan jujur (
anti korupsi)
6. Disetujuinya draft
kuisioner oleh
atasan sehingga
dapat segera
dilaksanakan
dengan tanggung
jawab (
akuntabilitas)
67
Sumber : inovasi pasien atau 2. Video testimoni dengan penuh keempat yaitu Gilingan
pengunjung di dari pasien atau tanggung jawab melaksanakan sistem 2. Kegiatan ini
puskesmas pengunjung (akuntabilitas) informasi kesehatan menjelaskan nilai
selama jam tentang promosi 2. Pembuatan yang cepat dan tepat sopan dan
pelayanan kesehatan yang video testimoni bertanggung jawab
2. Pembuatan video selama ini sudah dari pasien atau dalam
testimoni pasien dilakukan di UPT pengunjung di pengambilan video
atau pengunjung Puskesmas UPT Puskesmas testimony kepada
tentang promosi Gilingan Gilingan jujur pasien atau
kesehatan yang 3. Hasil perhitungan tanpa adanya pengunjung di UPT
selama ini sudah kuisioner paksaan dan Puskesmas
dilakukan di UPT tekanan (anti Gilingan
Puskesmas korupsi) 3. Kegiatan ini
Gilingan 3. Jujur dalam menjelaskan nilai
3. Perhitungan hasil merekap hasil bertanggung jawab
kuisioner kuisioner dalam perhitungan
merupakan hasil kuisioner
bentuk (anti
korupsi
Tersedianya materi
3. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
Pembuatan materi yang diperlukan untuk
berkontribusi dalam visi menjelaskan nilai
yang digunakan pembuatan video dan
puskesmas gilingan inovatif dan informatif
untuk pembuatan Tersedianya jadwal
68
video dan pelaksanaan rekaman untuk menjadi pusat tentang pembuatan
pembuatan jadwal video pelayanan kesehatan materi yang
rekaman video yang digunakan dalam
Sumber : inovasi profesional,bermutu dan pembuatan media
1. Koordinasi dengan
1. Koordinasi
1. Adanya mandiri serta misi yang promotif audio visual
ketua mutu mengenai
dengan Ketua
kesepakatan pertama dan kelima (video)menggunakan
materi video dan
Mutu tentang
dengan ketua mutu yaitu menggerakan referensi yang
jadwal pelaksanaan
materi video dan
tentang materi video pembangunan yang terbaru di
rekaman sehingga
jadwal rekaman
dan jadwal rekaman berwawasan kesehatan Puskesmas Gilingan
bisa berjalan dengan
video
video dan menanggulangi 2. Kegiatan ini
efektif dan efesien
2. Pengumpulan
2. Adanya sumber data permasalahan menjelaskan nilai
menerapkan prinsip
sumber data
untuk pembuatan kesehatan bertanggung jawab
(Komitmen Mutu)
materi video
draft materi video tentang pemilihan
dan sopan santun
yaitu dari simpus
3. Adanya draft materi materi yang
selama konsultasi
mengambil
video diperlukan selama
(etika publik)
materi 3 besar
4. Adanya draft jadwal 2. Referensi pembuatan media
yang
penyakit yang
pelaksanaan promotif audio visual
digunakan berkaitan
terjadi di UPT
rekaman video (video)
dengan pendekatan
Puskesmas
5. Adanya persetujuan ilmiah dan inovatif ( 3. Kegiatan ini
Gilingan
tentang materi video komitmen mutu) menjelaskan nilai
3. Pembuatan draft
dan jadwal 3. Draft materi yang Bertanggung jawab
materi video
pelaksanaan akan digunakan tentang pembuatan
4. Pembuatan draft
rekaman harus berasal dari jadwal pelaksanaan
jadwal
69
5. Pelaporan sumber yang rekaman video di
kepada atasan terpercaya sehingga UPT Puskesmas
tentang draft dapat dilaksanakan Gilingan
materi video dan dengan tanggung
jadwal rekaman jawab (akuntabilitas)
video dan jujur (anti
korupsi)
4. Terbentuk draft
jadwal yang dibuat
berdasarkan hasil
musyawarah
sehingga bisa
diaplikasikan dengan
tanggung jawab
(akuntabilitas) dan
mencari referensi
yang digunakan
berkaitan dengan
pendekatan ilmiah
dan inovatif (
komitmen mutu)
5. Disetujuinya tentang
penetapan materi
video dan jadwal
70
pelaksanaan
rekaman video oleh
atasan sehingga
dapat segera
dilakukan dengan
tanggung jawab
(akuntabilitas)
4. Rekaman video
Terbentuknya video Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
promosi
promosi kesehatan berkontribusi dalam menjelaskan nilai
kesehatan
visi puskesmas bertanggung jawab
gilingan untuk menjadi tentang persiapan
1. persiapan alat 1. tersedianya alat 1. penyediaan alat rekaman pusat pelayanan peralatan rekaman
rekaman
rekaman secara jujur (antikorupsi) kesehatan yang
2. proses rekaman 2. Kegiatan ini
2. terbentuknya hasil dan dilakukan dengan profesional,bermutu
3. editing video
rekaman penuh tanggung jawab menjelaskan nilai
dan mandiri serta misi
3. terbentuknya video (akuntabilitas) inovatif dan informatif
yang kedua dan
yang siap diputar 2. terbentuknya hasil tentang terbentuknya
keenam yaitu
rekaman merupakan hasil rekaman yang
memelihara dan
bentuk inovatif (komitmen akan diputar di UPT
meningkatkan
mutu) Puskesmas Gilingan
pelayanan kesehata
3. terbentuknya video yang merata dan
71
merupakan bentuk inovatif terjangkau serta
(komitmen mutu) menggerakkan atau
memberdayaka
masyarakat untuk
hidup sehat
kesehatan secara secara audio visual diperlukan selama visi puskesmas bertanggung jawab
audio visual (video) kepada pasien pemutaran video gilingan untuk menjadi tentang pemakaian
(video) selama dan pengunjung harus teliti dan pusat pelayanan peralatan selama
jam pelayanan di puskesmas tersusun dengan rapi kesehatan yang pemutaran video
6. Evaluasi hasil
1. Pembagian Kegiatan ini 1 Kegiatan ini
pemutaran media Terisinya kuisioner menjelaskan nilai
kuisioner dengan berkontribusi dalam visi
promosi hasil evaluasi Bertanggung jawab
penuh tanggung puskesmas Gilingan
kesehatan secara pemutaran video dan tentang evaluasi hasil
jawab untuk menjadi pusat
audio visual didapatkannya pemutaran media
(akuntabilitas) pelayanan kesehatan
(video) testimoni dari pasien promotif secara audio
2. Pembuatan yang
Sumber : Inovasi atau pengunjung di visual (video) di UPT
video testimoni profesional,bermutu
Puskesmas Gilingan Puskesmas Gilingan
dari pasien atau dan mandiri serta misi
73
Puskesmas video yang diputar hasil laporan audio visual (video)
Gilingan selama jam dengan jujur ( di UPT Puskesmas
2. Pembuatan pelayanan di UPT anti korupsi) Gilingan
video Puskesmas dan penuh
3 Kegiatan ini
testimoni Gilingan tanggung jawab
menjelaskan nilai
pasien atau 3. Laporan hasil (akuntabilitas)
bertanggung jawab
pengunjung pemutaran media
dan sopan tentang
tentang promosi ksehatan
pelaporan hasil
promosi secara audio
evaluasi kuisioner
kesehatan visual (video)
dan video testimoni
secara berupa hasil
kepada atasan
audio visual kuisioner dan
(video) yang video testimoni
telah diputar pasien atau
selama jam pengunjung di
pelayanan UPT Puskesmas
di UPT Gilingan kepada
Puskesmas atasan
Gilingan
3. Penyampain
laporan
hasil
pemutaran
media
74
promosi
kesehatan
secara
audio visual
(video)
berupa hasil
kuisioner
dan video
testimoni
pasien atau
pengunjung
di UPT
Puskesmas
Gilingan
kepada
atasan
75
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Purwodiningratan pada tanggal 12 September 2019
sampai dengan 20 Oktober 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan
aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rencana Pelaksanaan Jadwal Aktualisasi
RENCANA JADWAL
OPTIMALISASI MEDIA PROMOSI KESEHATAN SECARA AUDIO VISUAL (VIDEO) DI UPT PUSKESMAS GILINGAN
77
5 Pemutaran foto,vide
media o
promosi
kesehatan
secara audio
visual
(video)
selama jam
pelayanan di
UPT
Puskesmas
Gilingan
6 Evaluasi foto,
hasil video
pemutaran testimon
media i, draft
promosi kuisione
kesehatan r post
secara audio pemutar
visual an video
(video) yang
disetujui
atasan,
laporan
hasil
kuisione
r kepada
atasan
Keterangan
Hari libur
Pelaksanaan kegiatan
78
D.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada tanggal
14 September 2019 sampai dengan 14 Oktober 2019 di institusi tempat
kerja. Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan dapat menemui hambatan dan kendala sehingga kegiatan
yang telah direncanakan kurang optimal, oleh karena itu untuk
menghadapi berbagai kendala yang mungkin terjadi diperlukan antisipasi
agar hambatan yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi. Antisipasi
dalam menghadapi hambatan dan kendala selama kegiatan aktualisasi
dapat diuraikan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
79
4 Rekaman video Jadwal pelaksanaan
Menetapkan jadwal 1. Memanfaatkan
promosi kesehatan rekaman video tidak
pelaksanaan media
secara audio vidual tepat waktu karena
rekaman dan elektronik untuk
(video) terbentur jadwal
memastikan seluruh menyampaikan
puskesmas yangkaryawan informasi materi
lainnya puskesmas dan jadwal
mengetahui informasi pelaksanaan
pelaksanaan rekaman video
rekaman video
2.Mengedepankan
komunikasi
personal kepada
narasumber
pengisi video
5 Pemutaran media Suara yang tidak Pengecekan Pengecekan
promosi kesehatan terdengar jelas sound system berkala sound
secara audio visual sebelum sistem
(video) selama jam pemutaran video
pelayanan di UPT
Puskesmas Gilingan
80
BAB V
PENUTUP
Simpulan
81
Apabila rangkaian kegiatan ini tidak dilakukan upaya promotif
dan preventif tidak bisa terwujud secara maksimal. Pengenalan media
promosi kesehatan selain media cetak (leaflet,banner) bisa lebih
divariasikan agar minat masyarakat akan terwujudnya sehat lebih
meningkat.
82
DAFTAR PUSTAKA
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Surakarta, 2019
Penyusun,