Anda di halaman 1dari 108

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

OPTIMALISASI MEDIA PROMOSI KESEHATAN SECARA AUDIO


VISUAL (VIDEO) DI PUSKESMAS GILINGAN

Disusun oleh:

Nama : dr. Bernadetta Christy Putri Dewanty


NIP :19891223 201903 2 00
Gol./Angkatan : III / CXCIV
No. Presensi : 36
Jabatan : DOKTER AHLI PERTAMA
Unit Kerja : PUSKESMAS GILINGAN
Coach :
Mentor : drg. ERWIN WINDRAWATI

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PEMERINTAH KOTA SURAKARTA BEKERJASAMA
DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul: OPTIMALISASI MEDIA PROMOSI KESEHATAN SECARA AUDIO


VISUAL (VIDEO) DI PUSKESMAS GILINGAN

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari/Tanggal : Rabu,11 September 2019
Tempat : Skadik 401 Lanud Adi Sumarmo Surakarta

Surakarta, 11 September 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. Bernadetta Christy Putri Dewanty


NIP. 19891223 201903 2 006

Menyetujui

COACH MENTOR

drg. Erwin Windrawati

Widyaiswara Ahli Utama Kepala Puskesmas


NIP. 196401081992032007
NIP.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Optimalisasi Media Promosi Kesehatan Secara Audio


Visual (Video) di Puskesmas Gilingan
Nama : dr. Bernadetta Christy Putri Dewanty
NIP : 19891223 201903 2 006
Unit Kerja : Puskesmas Gilingan

TELAH DISEMINARKAN :
Di : Skadik 401 Lanud Adi Sumarmo Surakarta
Hari/Tanggal : Rabu, 11 September 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

dr. Bernadetta Christy P.D.


NIP 19891223 201903 2 006

Coach, Mentor,

NIP. dr. Erwin Windrawati


NIP. 196401081992032007

Narasumber,

NIP.

iii
PRAKATA

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul : “Optimalisasi Media
Promosi Kesehatan Secara Audio Visual (video) di Puskesmas Gilingan”.
Rancangan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
VI Tahun 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penulis
sebagai CPNS melalui internalisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Isu yang
diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah yang ada di lingkungan
Puskesmas Gilingan. Penulis berharap tulisan ini dapat dijadikan sebagai
salah satu metode dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat melalui tindakan promotif dan preventif.
Selesainya Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan
dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah
2. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota
Surakarta beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Pemerintah
Kota Surakarta.
3. selaku narasumber atas saran masukan yang diberikan untuk
perbaikan rancangan aktualisasi ini.
4. selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
5. drg.Erwin Windrawati selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi.

iv
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan
dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi masing-masing.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
8. Keluarga tercinta yang memberikan dukungan moril dengan
sepenuh hati.
9. Segenap tenaga medis dan karyawan Puskesmas Gilingan
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan IV tahun 2019
Rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak
membuat rancangan laporan menjadi lebih baik sehingga rancangan ini
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai
dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 11 September 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Identifikasi Isu ............................................................................ 3
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ......................................... 9
D. Rumusan Masalah..................................................................... 10
E. Tujuan ....................................................................................... 10
F. Manfaat ..................................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku............................................................................ 12
1. Wawasan kebangsaan ......................................................... 12
2. Isu Kontemporer................................................................... 15
3. Kesiapsiagaan Bela Negara ................................................. 17
B. Nilai-Nilai Dasar ASN................................................................. 19
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .................................. 32
D. Substansi Isu ............................................................................. 36
1. Healthcare Associated Infections (HAIs) .............................. 36
2. Healthcare Associated Infections di Puskesmas .................. 40
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ................................ 41
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Puskesmas Purwodiningratan .......................................... 43
1. Data Wilayah Kerja ................................................................ 43
2. Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi ...................................... 44
3. Struktur Organisasi ................................................................ 46

vi
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat.................................................... 47
C. Role Model ................................................................................ 48
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
dengan Nilai ANEKA ........................................................................ 50
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................................. 61
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................. 64
BAB V PENUTUP
Simpulan .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 70

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Identifikasi Isu ................................................................ 4


Tabel 1.2 Tabel Identifikasi Isu dengan APKL ......................................... 7
Tabel 1.3 Tabel Identifikasi Isu dengan USG ........................................... 8
Tabel 1.4 Tabel Dampak Isu Tidak terselesaikan .................................... 9
Tabel 4.1 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................... 53
Tabel 4.2 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi ........................................... 61
Tabel 4.3 Tabel Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ................. 64

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Puskesmas Purwodiningratan ........................ 43


Gambar 3.2 Gambar Struktur Organisasi ................................................ 46
Gambar 3.3 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.................. 49

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN
menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan.
Pegawai ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 menjelaskan tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diklat tersebut bertujuan untuk mewujudkan PNS
sebagai bagian dari ASN yang profesional dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi PNS. Nilai-nilai dasar tersebut adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu
PNS yang berkarakter dan mampu bersikap serta bertindak
profesional dalam masyarakat serta memiliki daya saing.
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, dibagi menjadi
dua tahapan utama. Tahapan pertama adalah pemahaman nilai-nilai

1
dasar ANEKA dan tahap kedua adalah aktualisasi nilai-nilai dasar
ANEKA di institusi masing-masing. Dalam prosesnya, peserta Diklat
harus membuat rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada
saat proses aktualisasi nantinya. Dalam rancangan kegiatan ini harus
memuat nilai-nilai dasar profesi PNS yang dapat diaplikasikan
dilingkungan kerja. Setelah disetujui, maka peserta diklat harus
mengaktualisasikan rancangan tersebut di lingkungan kerja instansi
masing-masing.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama yang dilakukan secara terintegrasi dan
berkesinambungan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Sebagai ujung tombak pelayanan dalam masyarakat, dokter
umum yang bertugas di Puskesmas harus tanggap dan teliti untuk
melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul terutama di
wilayah kerja binaan Puskesmas, serta masalah yang terkait dengan
pelayanan kesehatan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Untuk itu, sebagai dokter ahli pertama di Puskesmas Gilingan,
penulis mengidentifikasi isu-isu yang perlu mendapat perhatian
serius guna

2
mencapai tujuan untuk membentuk karakter PNS yang profesional
dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi melalui
kegiatan aktualisasi.

B. Identifikasi Isu
Rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS terdiri atas identifikasi isu dan penetapan isu. Isu atau
masalah ditemukan dari adanya kritik dan saran dari pengunjung
atau pasien di Puskesmas Gilingan dan dari capaian Standar
Pelayanan Minimum di Puskesmas Gilingan dengan . Beberapa isu
berikut ditemukan oleh penulis terkait dengan manajemen ASN,
Whole of Government, dan pelayanan publik.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan di Puskesmas
Purwodiningratan, antara lain sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio
visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59
tahun)
3. Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan
yang tidak mendapat ASI eksklusif
4. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
5. Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT
Puskesmas Gilingan

3
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat ini
Diharapkan
1 Kurang optimalnya manajemen media promosi promosi kesehatan yang
media promosi ASN kesehatan yang disampaikan secara audio
kesehatan secara disediakan lebih banyak visual (video) lebih
audio visual (video) di berupa leaflet dan memudahkan masyarakat
UPT Puskesmas banner yang kadang mendapat informasi tentang
Gilingan tidak dibaca oleh pasien beberapa kasus penyakit
atau pengunjung di UPT serta pemanfaatan wall tv di
Puskesmas Gilingan. ruang tunggu bisa lebih
Wall tv yang berada di optimal
ruang tunggu hanya
dimanfaatkan untuk
pemanggilan atrean
pasien

2 Kurang optimalnya manajemen skrining kesehatan dan meningkatkan kompetensi


skrining kesehatan ASN pelayanan kesehatan dan ketelitian dari petugas
dan pelayanan reproduksi belum medis dan paramedis
kesehatan reproduksi dilakukan secara rutin dalam melakukan skrining
penduduk dewasa tiap satu tahun sekali. rutin kepada setiap pasien
(usia 15-59 tahun) Pencatatan yang dewasa (usia 15-59 tahun)
dilakukan di unit dan melakukan pencatatan
pelayanan UPT setiap hari di buku khusus
Puskesmas Gilingan dari tiap layanan di UPT
belum sepenuhnya Puskesmas Gilingan
dilakukan sehingga didapatkan
laporan rutin per bulannya.

3 pelayanan kesadaran masyarakat masyarakat lebih


publik atas pentingnya asi memahami pentingnya asi
Tingginya presentase eksklusif masih rendah eksklusif bagi tumbuh
kasus bayi usia kembang bayi secara fisik
kurang dari 6 bulan dan emosional
yang tidak mendapat
ASI eksklusif
4 Masih kurangnya pelayanan kesadaran masyarakat masyarakat rutin membawa
presentase anak usia publik tentang pentingnya anaknya untuk imunisasi ke
0 sampai 11 bulan imunisasi masih rendah. Puskesmas sebagai upaya
yang mendapat Ada beberapa preventif sejak dini untuk
imunisasi dasar masyarakat yang masih diri sendiri dan lingkungan
lengkap mengganggap imunisasi sekitarnya
itu tidak diperbolehkan
dalam kepercayaannya

4
5 Tingginya kasus pelayanan banyak wanita usia wanita usia muda bisa lebih
bumil KEK di wilayah publik muda yang kurang mempersiapkan diri secara
kerja UPT Puskesmas mempersiapkan diri matang baik fisik maupun
Gilingan sebelum pernikahan dan mental berkaitan dengan
jarang berkonsultasi pernikahan dan menyambut
dengan tenaga medis di kehamilan setelah
Puskesmas Gilingan. pernikahan agar kasus
Mereka lebih sering bumil kek bisa lebih dini
hanya meminta surat dicegah
keterangan sehat untuk
syarat pernikahan.

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

5
Identifikasi isu diatas selanjutnya dianalisis menggunakan teknik
analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Kelayakan) dan
USG (Urgency, Seriousnes, Growth) guna mengidentifikasi isu yang
akan diprioritaskan untuk ditangani.
Analisis APKL merupakan alat bantu menganalisis ketepatan
dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik,
kekhalayakan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di
lingkungan Puskesmas Gilingan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan
sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik yang berarti isu
memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan
solusinya. Kekhalayakan, isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan adalah isu yang masuk akal dan realtistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau
negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik,kekhalayakan
dan kelayakan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi
nilai positif sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif.
Jika semua kriteria memiliki nilai positif maka isu dinyatakan memenuhi
persyaratan dan berkualitas. Jika tidak maka isu dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas.

6
Tabel 1.2 Tabel Identifikasi Isu dengan APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio Memenuhi
1. visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan + + + +
Syarat

2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan + + + + Memenuhi


kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59 Syarat
tahun)

Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan Tidak


3. + + - +
yang tidak mendapat ASI eksklusif Memenuhi
Syarat
Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan Memenuhi
4. + + + +
yang mendapat imunisasi dasar lengkap Syarat

Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT Tidak


5. + + - +
Puskesmas Gilingan Memenuhi
Syarat
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan
metode USG dengan rentang penilaian 1-5 dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu
harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu
seberapa serius suatu isu harus segera dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan. Growth didefinisikan sebagai
seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani dengan
segera.
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan
rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat
kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar,
dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total skor tertinggi
merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan
dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait
isu-isu diUPT PuskesmasGilingan disajikan dalam tabel 1.3 berikut
ini:
Tabel 1.3 Tabel Identifikasi Isu dengan USG
Kriteria
No Isu Ket. Peringkat
U S G
Kurang optimalnya
media promosi
kesehatan secara
1. audio visual (video) 5 5 5 15 1
yang diputar selama
pelayanan di UPT
Puskesmas Gilingan
Kurang optimalnya
skrining kesehatan
2. dan pelayanan 4 4 4 12 3
kesehatan
reproduksi penduduk
dewasa (usia 15-59
tahun)

Masih kurangnya
presentase anak
3. usia 0 sampai 11 5 4 4 13 2
bulan yang
mendapat imunisasi
dasar lengkap
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

8
Berdasarkan tabulasi USG seperti tercantum pada tabel 1.3
diatas, ditemukan bahwa ketiga isu utama memenuhi syarat, yaitu :
1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara
audio visual (video) yang diputar selama pelayanan di
UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59
tahun)
3. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan satu isu
paling prioritas yakni “Kurang optimalnya media promosi kesehatan
secara audio visual (video) yang diputar selama pelayanan di UPT
Puskesmas Gilingan”, dengan skor USG 15.

C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak dari isu terpilih jika tidak diselesaikan segera, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.4 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
No. Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
Manajemen Kurang 1. Meningkatnya angka
1.
ASN optimalnya media kesakitan dari
promosi masyarakat di wilayah
kesehatan secara kerja UPT Puskesmas
audio visual Gilingan
(video) yang 2. Meningkatnya angka
diputar selama ketidakpatuhan
pelayanan di UPT pengobatan pasien yang
Puskesmas seharusnya mendapat
Gilingan terapi rutin di wilayah
kerja UPT Puskesmas
Gilingan

9
3. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit-penyakit yang
sering dialami di wilayah
kerja UPT Puskesmas
Gilingan

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

1
0
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi
adalah :
1. Bagaimana cara mengoptimalisasikan media promosi kesehatan
secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan?
2. Bagaimana mengimplementasikan rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi di unit kerja Puskesmas
Purwodiningratan yang dilandasi nilai dasar ASN (ANEKA)?

E. Tujuan
1. Mengoptimalisasikan media promosi kesehatan secara audio
visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan.
2. Mengimplementasikan rancangan kegiatan aktualisasi dan
habituasi di unit kerja Puskesmas Gilingan yang dilandasi nilai
dasar ASN (ANEKA).

10
F. Manfaat
Manfaat dari kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan antara lain:
1. Bagi diri sendiri
Mampu memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ANEKA
dalam memberikan pelayanan yang profesional di Puskesmas
Gilingan.
2. Bagi organisasi / instansi
Mewujudkan visi dan misi Puskesmas Gilingan dengan
menerapkan nilai-nilai ANEKA pada setiap kegiatan khususnya
dalam memberikan pelayanan yang mengedepankan mutu dan
keselamatan pasien.
3. Bagi masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang prima di Puskesmas Gilingan
berdasarkan nilai ANEKA sehingga tercipta kondisi tubuh dan
lingkungan yang sehat.

11
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku

Sikap perilaku dan kedisiplinan yang harus dilimiliki oleh PNS


untuk menunjang fungsinya adalah nilai-nilai sikap perilaku, kesehatan
jasmani dan kesehatan mental, kesamaptaan jasmani dan kesamaptaan
mental, dan tata upacara sipil dan keprotokolan.
1. Wawasan Kebangsaan
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945) melalui:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga
keamanan lingkungan.

12
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa


dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab
bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan
memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta
kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang perlu di cermati
secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas
jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari
himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari
himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang
kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai
mengalami penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah konkrit
dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.

13
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti
sekarang ini yaitu para tenaga kesehatan yang ditugaskan di
wilayah pedalaman dan terpencil. Tenaga kesehatan yang bertugas
di wilayah pedalaman dan terpencil mempunyai integritas tinggi

14
dalam pengabdiannya melayani masyarakat yang membutuhkan
perhatian yang dalam ini adalah pemenuhan kesehatan dan
pengobatan. Para tenaga kesehatan ini rela menempuh jarak dan
medan yang tentunya tidak mudah untuk menjangkau pasien-
pasien. Ini tentunya dilakukan sebagai perwujudan dari sikap rela
berkorban untuk bangsa dan Negara.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut
dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian
dari Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri,
mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi
generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan
atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi
dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor
barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil
sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,


2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi
kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas
masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan
Dunia (Global).

15
Berdasarkan pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) dapat dikatakan bahwa perubahan global (globalisasi) yang
terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan
serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan
akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan
global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa,
dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu
penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang
oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain
sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang tatanan
berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan
akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga,
sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga
maka secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis
terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu

16
memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya;
perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia;
desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami sebagai upaya
memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara, keadilan dan
kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah Air,
sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis
bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan
dan pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta
tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat
ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya;
a. bahaya paham radikalisme/ terorisme
b. bahaya narkoba
c. cyber crime
d. money laundry
e. korupsi
f. proxy war
Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis
kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap

17
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)

18
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib
militer atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih
bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air
(dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga asset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa
kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran fisik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai - Nilai Dasar ASN

Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai-nilai


dasar yang terinternalisasi dalam profesinya. Nilai-nilai tersebut antara
lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang disingkat dengan kata ANEKA. Nilai-nilai Dasar tenaga
Aparatur Sipil Negara telah dimuat dalam UU Nomor 5 tahun 2014 yang

19
menyebutkan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan
Pegawai ASN yang dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan sebagai pelaksana kebijakan publik, dan tugas untuk
mempererat persatuan.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban


yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,


yaitu:

a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari


atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.

b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan


kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.

c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.

d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau


Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun

20
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.

e. Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral


mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.

f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada


sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.

g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam


lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan


tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.

i. Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

21
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang


harus diperhatikan, yaitu :

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut

22
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.

23
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.

24
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

25
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.

26
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/
buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat

27
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;

28
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada


level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan
institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan
dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level
tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada
level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan
yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit
dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi
yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema


Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.

Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena


dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun

29
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:

a. Kerugian keuangan negara,


b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.

Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:


a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan

30
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung
jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip
ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri,
dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang
berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

31
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu


1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai
ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:

32
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,

33
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS
dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).

2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,

34
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat
dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old
Public Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:


a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi

b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara

c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang

d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).

35
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik


dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya
WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena


ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,


serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi disintegrtasi bangsa.

36
D. Substansi Isu Terpilih

1. Promosi Kesehatan

A.Definisi Promosi Kesehatan

promosi kesehatan merupakan salah satu strategi atau

langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat khususnya pengetahuan, sikap dan praktek untuk

berperilaku sehat melalui proses pembelajaran dari-oleh- untuk

dan bersama masyarakat. Selain itu tujuan promosi kesehatan

dimaksudkan supaya masyarakat dapat dapat menolong dirinya

sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan

kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri

tersebut artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah

timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan,

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu

pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan

tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat

(Natoadmodjo, 2007).

Definisi lain menurut Depkes RI (2008) menyatakan bahwa

promosi kesehatan adalah serangkaian proses pemberdayaan

masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan

kesehatan. Proses pemberdayaan dilakukan dari oleh masyarakat


37
yang artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui

kelompok-kelompok potensial di masyarakat bahkan semua

komponen masyarakat.

Depkes RI (2008) menitiberatkan bahwa promosi

kesehatan bukan hanya sekedar proses penyadaran masyarakat

atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya

menfasilitasi perubahan perilaku.

Secara teknis, promosi kesehatan dapat dijabarkan dalam

berbagai program dan kegiatan yang diformulasikan untuk

mewujudkan perubahan perilaku masyarakat juga mengupayakan

perubahan secara sosial dan lingkungan fisik yang mengarah

pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Committee on Health Education and Promotion

Terminology yang dikutip oleh McKenzie (2007) mendefenisikan

promosi kesehatan sebagai kombinasi terencana apapun dari

mekanisme pendidikan, politik, lingkungan, peraturan, maupun

mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan kondisi

kehidupan yang kondusif untuk kesehatan individu, kelompok dan

masyarakat. Pada Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

(Depkes RI, 2006) disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah

38
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,

agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,

sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

publik yang berwawasan kesehatan.

Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari

perilaku. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang

berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi.

Sistem nilai dan norma merupakan rambu- rambu bagi seseorang

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sistem nilai dan

norma “dibuat” oleh masyarakat untuk dianut oleh individu-individu

anggota masyarakat tersebut. Namun demikian sistem nilai dan

norma, sebagai sistem sosial, adalah sesuatu yang dinamis.

Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah

mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yang

bersangkutan (Depkes RI, 2006).

Hasil Konferensi Internasional ke-4 tentang promosi

kesehatan, yang dikutip oleh Liliweri (2007), menyatakan bahwa

prioritas promosi kesehatan dalam abad 21 adalah: (1)

Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan;

(2) Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan ; (3)

Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan; (4)

Meningkatkan kapasitas komunitas dan memperkuat individu dan

; (5) Melindungi keamanan infrastruktur promosi kesehatan.

39
B.Strategi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan

strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam

menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi

kesehatan, yaitu (1) gerakan pemberdayaan, (2) bina suasana,

dan (3) advokasi, yang diperkuat oleh kemitraan serta metode

dan sarana komunikasi yang tepat (Depkes RI, 2006).

Menuru Notoadmodjo (2003) yang mengutip pendapat

Hopkins, defenisi advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi

kebijakan publik melalui bermacam- macam bentuk komunikasi

persuasif. Advokasi dapat diartikan sebagai upaya atau proses

yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan

dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Berbeda

dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk menghasilkan

dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk

peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain- lain

sejenis.

Stakeholders yang dimaksud bisa berupa tokoh

masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu

kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga

dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh

agama, tokoh adat, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan

sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya. Tidak

boleh dilupakan pula tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan

dapat berperan sebagai penyandang dana non-pemerintah


40
(Puspromkes Depkes RI, 2006).

Bina Suasana adalah upaya menciptakan opini atau

lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat

untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang

akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan

sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang

yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama,

dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang

positif terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk

mendukung proses Pemberdayaan Masyarakat, khususnya dalam

upaya mengajak para individu meningkat dari fase tahu ke fase

mau, perlu dilakukan Bina Suasana (Depkes RI, 2006).

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara

terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan

sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut

berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek

knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau

menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan

(aspek practice) (Natoadmodjo, 2003).

41
C.Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan
Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera
penerima dari sasaran promosi.

a. Berdasarkan Teknik Komunikasi

1. Metode penyuluhan langsung.


Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau
bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain :
kunjungan rumah, pertemuan diskusi , pertemuan di balai
desa, pertemuan di Posyandu, dll.
2. Metode yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh
tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan
sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan
perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk
media audio visual dan cetak, melalui perjukkan
film,video,dsb.

b. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai

1. Pendekatan PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,
antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-
lain
2. Pendekatan KELOMPOK
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan
sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang
masuk dalam ketegori ini antara lain :
Pertemuan, Demonstrasi, Diskusi kelompok, dan lain-lain.

42
3. Pendekatan MASAL
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya
secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak.
Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah :
Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll

c. Berdasarkan Indera Penerima

1. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan


diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti :
Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo,
Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film
2. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh
sasaran melalui indera pendengar, umpamanya :
Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
3. Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : video, film

2.Rumus Slovin

Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk


menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah
populasi tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama kali
diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini
biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah
sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk
mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili
keseluruhan populasi.

43
Gambar 2.1 Rumus Slovin

Dari notasi diatas, n adalah jumlah sampel minimal, nilai N adalah


populasi sedangkan nilai e adalah error margin. Berangkat dari
ide perihal margin error inilah mungkin sang pencipta dari rumus
ini memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk
menetapkan besar sampel minimal berdasarkan tingkat
kesalahan atau margin of error.
Misalnya sebuah penelitian dengan derajat kepercayaan 95%,
maka tingkat kesalahan adalah 5%. Sehingga peneliti dapat
menentukan batas minimal sampel yang dapat memenuhi syarat
margin of error 5% dengan memasukkan margin error tersebut ke
dalam formula atau rumus slovin.

Contoh Cara Hitung Rumus Slovin

Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal


oleh Slovin diatas, maka apabila kita punya 1.000 orang dalam
sebuah populasi, kita bisa tentukan minimal sampel yang akan
diteliti. Margin of error yang ditetapkan adalah 5% atau 0,05.

44
Perhitungannya adalah:

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga: n = 1000 / (1 + (1000 x 0,05²))

n = 1000 / (1 + (1000 x 0,0025))

n = 1000 / (1 + 2,5)

n = 1000 / 3,5

n = 285,7143

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 1000


populasi pada margin of error 5% adalah sebesar 286.

3.Tiga Besar Penyakit Di UPT Puskesmas Gilingan

A.Common Cold
1. Definisi Common Cold

Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan

hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak

dijumpai pada bayi dan anak. Dibedakan istilah nasofaring akut

untuk anak dan common cold untuk orang dewasa oleh karena

manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan anak

berlainan. Pada anak infeksi lebih luas , mencakup daerah sinus

paranasal, telinga tengah disamping nasofaring,

45
disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi

mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai demam

yang tinggi (Ngastiyah, 1997 : 12)

Pada dasarnya penyakit batuk dan pilek pada Bayi

maupun Balita dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sebagian

besar penyebabnya adalah virus. Selain virus batuk dan pilek

serta demam tidak saja dipengaruhi oleh virus tetapi dapat juga

disebabkan oleh bakteri (Danarti, 2010 : 2-3).

Bagi kebanyakan orang, flu dianggap hal yang biasa dan

akan sembuh dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun

bagi sebagian orang flu dapat membuat mereka sangat

menderita, mereka yang dimaksud adalah bayi dan anak usia

dibawah lima tahun (Aden R, 2010: 2 dan 22).

Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu

Common cold sangat berbahaya karena dapat menggangu

makan dan kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran nafas

bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus dari

orang tua maupun peran perawat di masyarakat serta

menentukan apakah diperlukan intervensi medis (Gould, 2003 :

219-220)

2. Etiologi Penyakit Common Cold

Commond cold merupakan rhinitis akut yang disebabkan

oleh virus “selesma”. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah

derivative dari rhino, berarti “hidung”.

46
Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang

akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang,

sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit

(Admin, 2011).

Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya

kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%.

Rhinovirus merupakan subgrup family yang paling besar, terdiri

dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan reaksi netralisasi

memakai antiserum spesifik.

Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin yang artinya adalah

hidung. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang

menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal

mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat

bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis

rhinovirus. Selain virus, batuk dan pilek dan demam juga di

sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian biasa

disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna

merah. Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik.

Biasanya batuk dan pilek pada bayi terjadi selama lima 5 hari.

47
3. Gejala penyakit Common Cold

Adapun gejala penyakit Common cold yaitu :

1. Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.

2. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.

3. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit

ringan.

4. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul

pada saat terjadinya gejala.

5. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari

pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.

6. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan

jumlahnya tidak terlalu banyak.

7. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk

dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua

(Admin, 2011).

4. Pencegahan penyakit Common Cold

Virus penyebab selesma atau comond cold sangat mudah

menyebar, baik melalui kontak langsung maupun lewat udara atau cairan

tubuh. Untuk

48
menghindarkan diri dari penyakit commond cold ini, secara umum

yang perlu diperhatikan dan dilakukan setiap harinya, antara lain:

1. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci

tangan, menutup mulut ketika batuk dan bersin, dan

membuang ludah / dahak dari mulut dan ingus hidung dengan

cara yang bersih dan tidak sembarangan.

2. Bila memungkinkan, hindari jangan sampai berjejal di satu

ruangan, misalnya ruang keluarga, atau tempat tidur. Ruangan

harus memiliki ventilasi yang cukup lega.

3. Hindari merokok di dalam rumah, apalagi dimana ada banyak


anak-anak.

4. Berpola hidup sehat, hindari minum alkohol, stres, istirahat


cukup

5. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

6. Bila akan menyentuh/menggendong bayi, cucilah tangan


dahulu.

7. Makan makanan yang bersih, higienis, sehat, gizi-nutrisi

seimbang. Idealnya 4 sehat 5 sempurna.

8. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi


lingkungan.

9. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum

memutuskan untuk menggunakan obat-obatan, jamu, jamur,

herbal, atau suplemen untuk mengatasi comond cold.

49
5. Pengobatan Common Cold

Saat ini, tidak ada terapi antiviral yang efektif untuk pengobatan

common cold. Oleh karena common cold merupakan penyakit yang self-

limiting, yaitu sembuh dengan sendirinya, maka pengobatan hanya

ditujukan untuk meredakan gejala. Terapi yang direkomendasikan

adalah obat yang spesifik untuk gejala tertentu.Obat semprot hidung

yang mengandung dekongestan dapat digunakan, tapi tidak melebihi 3

hari untuk mencegah efek rebound. Bersin-bersin dan hidung berair

dapat diredakan dengan antihistamin.Namun tidak semua antihistamin

efektif untuk meredakan gejala tersebut.

Selain itu pengobatan untuk bayi dan anak-anak ada beberapa tip
yang harus di lakukan, yaitu
1. Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di
tenggorokanya.
2. Berikan obat sesuai dengan gejalanya. Hindari obat yang berkhasiat
menyembuhkan banyak gejala (Batuk, pilek,hidung tersumbat, demam)
dalam kemasan, kecuali semua gejala itu memang ada sama si kecil.
3. Berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak. Hindari obat
batuk yang bersifat menekan batuk karena akan menghambat lender
yang akan keluar.
4. Hindari member obat batuk bebas untuk anak di bawah usia 2 tahun.
5. Jika dalam waktu 2 hari setelah mengkonsumsi obat bebas tidak
tampak kesembuhan maka segera hubungi dokter.

50
B.Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang).7 Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.22
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga,
jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh.23
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke,
kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan
lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti
otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu
faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular)

2.Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII


Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Darah
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 -159 90 –99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100

51
3. Faktor-faktor Risiko Hipertensi

Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:

1) Usia

Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada

laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita

meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

2) Ras/etnik

Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul

pada etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika

Hispanik.

3) Jenis Kelamin

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada


wanita.

4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat

Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain

minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok. 36

a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok

menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru

dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan

memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau

adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa

jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.

52
b. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada
orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha
otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang
dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer
yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas fisik
juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang akan
menyebabkan risiko hipertensi meningkat.

4. Cara untuk mencegah Hipertensi


Pencegahan hipertensi dimulai dengan kebiasaan hidup yang baik:

 Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium yang
tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Waspadalah
terhadap asupan garam dalam makanan Anda sehari-hari, misalnya
dengan mengurangi konsumsi makanan yang diasapi atau diawetkan
dengan kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal, rempah atau jus
lemon bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG (senyawa
untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
 Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

 Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

 Pengendalian berat badan.


 Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi fleksibilitas
pembuluh darah, yang bisa menyebabkan kekakuan pembuluh darah dan

memicu hipertensi.

 Jaga agar pikiran Anda tetap rileks atau santai.

53
5.Pengobatan Hipertensi

Dokter akan meresepkan obat yang sesuai untuk menurunkan


tekanan darah pasien. Obat yang umum digunakan untuk mengobati
hipertensi termasuk diuretik (obat yang bekerja pada ginjal, untuk
membantu tubuh menghilangkan natrium dan air, untuk mengurangi
volume darah), penyekat beta (obat yang mengurangi beban kerjajantung
dan pembuluh darah yang terbuka, membuat jantung berdenyut lebih
lambat dan dengan kekuatan yang lebih lemah), penyekat saluran kalsium
(obat yang mencegah kalsium memasuki sel pada dinding jantung dan
pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah), penghambat
enzim konversi Angiotensin (obat yang membantu mengendurkan
pembuluh darah), penyekat alfa (obat yang mengendurkan otot tertentu
dan membantu pembuluh darah kecil tetap terbuka), dan vasodilator (obat
yang membuka pembuluh darah), dll.
Pasien harus mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter
mereka, sesuai dengan jadwal dosis yang ditetapkan. Jika pasien merasa
kurang sehat setelah mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan, maka
pasien harus berkonsultasi kembali dengan dokter sesegera mungkin.
Umumnya tindakan pengobatan bisa bekerja dengan baik.

C.Mialgia (nyeri otot)

1. Definisi

Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup

sering diderita manusia. Ada yang mengalami hanya sesaat (misalnya

keram otot) atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun

tersebut terus menerus mengganggu dengan intensitas yang berfluktuasi.

Nyeri yang timbul hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu

aktivitas hidup. Tetapi nyeri yang timbul terus menerus dapat membuat

54
frustrasi penderita, karena menghambat aktivitas baik dalam kaitan

mencari nafkah, keseharian, maupun rekreasi. Sehingga pada akhirnya

dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Tidak jarang penderita

akhirnya tergiring untuk mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit dalam

jangka panjang. Padahal telah terbukti bahwa semua obat penghilang nyeri

pasti memiliki efek samping yang merugikan jika dikonsumsi berlebihan

atau tanpa kontrol dokter, contohnya bisa menimbulkan gastritis (sakit

mag), keropos tulang, dan menghambat pembentukkan sel darah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sebaiknya penanganan nyeri otot

harus dilakukan secara menyeluruh, yaitu dengan mengetahui jenis nyeri

otot yang terjadi, faktor penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi

yang tepat.

2.Gejala Mialgia

Tanda dan gejala yang di jumpai pada kondisi myalgia subscapula

antara lain yaitu nyeri, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi

(LGS), dan penurunan kekuatan otot. Myalgia juga dapat menimbulkan

gangguan dalam beraktifitas seperti mengangkat dan mengambil, dan

juga menyebabkan participation terganggu (Kuntono, 2005). Dari keluhan

yang ditimbulkan pada kasus tersebut dapat ditangani oleh fisioterapi.

55
3. Fisioterapi

Fisioterapi mempunyai peran yang sangat penting dalam proses

penyembuhan serta perbaikan gerak dan fungsi, antara lain membantu

mengatasi permasalahan kapasitas fisik pada pasien, mengembalikan

kemampuan fungsional pasien serta memberi motivasi dan edukasi pada

pasien untuk menunjang keberhasilan terapi pasien. Teknologi yang di

dapat di aplikasikan kepada pasien antara lain. Infra red, terapi latihan dan

edukasi pada pasien untuk melakukan latihan. Aplikasi panas pada otot

belikat yang mengalami myalgia dapat mengurangi nyeri dan relaksasi otot

sehingga modalitas yang di pakai adalah infra red karena gelombang

elektromagnetik yang di hasilkan adalah penetrasi yang dalam sehingga

akan berpengaruh terhadap peningkatan metabolisme, delatasi pemuluh

darah, mengurangi nyeri dan spasme (Sujatno, dkk, 2002).

Definisi fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang

ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,

memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur

kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,

peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroteraupetis, dan mekanis),

pelatihan fungsi, komunikasi.

56
4.Pengobatan

Pada kasus mialgia dapat diberikan pengobatan secara alami dan

pengobatan dengan obat kimia. Mialgia dapat dikurangi dengan balsam

atau agen penghangat lain. Anti nyeri juga dapat diberikan untuk

mengurangi gejala tetapi tidak untuk mengobati penyebabnya. Anti nyeri

bisa didapatkan setelah memeriksakan diri ke dokter.

57
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Pusat kesehatan masyarakat adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun tugas
Puskesmas sebagai unit pelaksana fungsional berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah tertentu.
UPT Puskesmas Gilingan berdiri pada tahun 1986 yang. Dengan
berdirinya puskesmas ini diharapkan dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan sebaik – baiknya
2. Data Wilayah Kerja
puskesmas Gilingan mempunyai luas wilayah kerja 1.99 km² dengan
jumlah penduduk 27.332 jiwa diperoleh kepadatan penduduk sebesar
13.652 jiwa per km². UPT Puskesmas Gilingan merupakan salah satu dari
enam puskesmas yang berada di kecamatan Banjarsari Batas wilayah
kerja UPT Puskesmas Gilingan yaitu :
a. Bagian utara : Wilayah Puskesmas Nusukan
b. Bagian selatan : Wilayah Puskesmas Setabelan
Dan Sibela
c. Bagian barat : Wilayah Puskesmas Manahan
d. Bagian timur : Wilayah Puskesmas Sibela
Dan Purwodiningratan

58
3.Visi,Misi dan Tata Nilai Organisasi :

a. Visi
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta memiliki visi yaitu : “Menjadikan
Puskesmas Gilingan Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Yang Profesional,Bermutu Dan Mandiri”

b.Misi :
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai misi yaitu :
1) Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu merata dan terjangkau


3) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu , keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya
4) Melaksanakan system informasi kesehatan yang cepat dan tepat
5) Menanggulangi permasalahan kesehatan
6) Menggerakan/ memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

c.Tata Nilai
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai tata nila “BISA”

yaitu :
1. Bertanggung jawab
2. Inovatif dan Informatif
3. Sopan
4. Aman

d.Tujuan
UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempuyai tujuan yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi ;
kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
2. Mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu
3. Mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
4. Mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

59
4.Struktur Organisasi Dan Job Deskripsi

a. Struktur organisasi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Gilingan terdapat dalam gambar
berikut :

Gambar4.1 Struktur organisasi

Sumber : Profil Puskesmas Gilingan 2015

60
b. Job Deskripsi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Gilingan Surakarta mempunyai job
deskripsi sebagai berikut :

1. Keuangan dan PEP


1. Mengkoordinir Perencanaan Puskesmas
2. Mengevaluasi kegiatan terhadap perencanaan
3. Membuat laporan hasil kegiatan sesuai dengan
perencanaan
4. Mengkoordinir Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran.
Bendahara Penerimaan, mempunyai tugas:
i.Membuat laporan harian penerimaan
ii.Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum.
iii.Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
iv.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas

Bendahara Pengeluaran, mempunyai tugas:


(1) Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program
Puskesmas.
(2) Membuat laporanharianpengeluaran.
(3) Membuat catatan bulanan uang masuk dan uang keluar dalam
buku kas umum.
(4) Melakukan evaluasi hasil kegiatan keuangan.
(5) Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada KepalaPuskesmas.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaPuskesmas.

2) Data dan Informasi


a) Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi yang berkaitan
dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
b) Menyelenggarakan pengembangan dan pemeliharaan SIMPUS
c) Menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan baik oleh

47
Petugas yang lain maupun oleh masyarakat dengan ijin kepala
Puskesmas
3)Penanggung jawab UKM Essensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
d) Menyusun rencana kerja kegiatan UKM Esensial dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
e) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat
dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku
f) Melaksanakan kegiatan Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA – KB yang bersifat
UKM, Pelayanan Gizi yang bersifat UKM, Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
g) Mengevaluasi hasil kegiatan UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
h) Membuat catatan dan Laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan
i) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

4)Pelayanan Promosi Kesehatan Termasuk UKS


j) Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data
program Puskesmas
k) Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM,
pengembangan Kelurahan Siaga Aktif dan pemberdayaan masyarakat
dalam PHBS sesuai SOP serta mengkoordinasikan dengan lintas
program terkait.
l) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data promosi
kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada
Kepala Puskesmas.
m) Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara
keseluruhan.

n) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.


48
5)Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Di dalam gedung
(1) Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data
program Puskesmas.
(2) Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengawasan dan pembinaan SAB, pegawasan dan pembinaan TTU
(Tempat Tempat Umum)/TPM (Tempat Pengolahan Makanan) Pestisida,
pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan dan
koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur/SOP.
(3) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban
kepada Kepala Puskesmas.
(4) Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan.

(5)Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.


(6)Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.
(7)Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
(8)Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya,karakteristik
penderita yang meliputi umur,jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta
diagnosis penyakitnya ke dalam buku register.
(9)Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga
penderita, tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku
yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit.
Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita
(10)Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
(11)Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjunganl apangan.

b) Di luar gedung

49
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau
keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah- langkah
sebagaiberikut:

(1). Mempelajari hasil wawancara atau konseling didalam gedung


(Puskesmas).
(2). Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya
(3) Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (kepaladesa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan/bidan didesa.
(4).Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan
perilaku, serta konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
(5). Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
(6). Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita
dan keluarga sekitar).

Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok


keluarg atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan
didesa/kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepaladesa/lurah, sekretaris,
kepala dusun atau ketua RT/RW) , kader kesehatan lingkungan serta lintas
sektor terkait di tingkat Kecamatan untuk dapat ditindak lanjuti secara
bersama

6) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM


o) Membuat rencana kegiatan KIA-KB yang bersifat UKM
p) Melaksanakan Pelayanan Imunisasi, Skrining kesehatan siswa
sekolah pendidikan dasar, Penyuluhan KB
q) Memuat laporan hasil kegiatan
r) Melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
s) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala
Puskesmas.
7)Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
50
t) Membuat rencana kegiatan pelayanan Gizi yang bersifat UKM
u) Melaksanakan Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
v) Membuat laporan hasill kegitan pelayanan gizi
w) Melakukan evaluasi kegiatan
x) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala puskesmas

8)Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


a. Membuat rencana kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
b. Melaksanakan kegiatan Posbindu PTM, Pengendalian infeksi DBD,
Pengendalian HIV AIDS, Pengendalian Infeksi menular seksual,
Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
c. Membuat laporan hasil kegiatan
d. Melakukan evaluasi kegiatan
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas

9) Penanggung Jawab UKM Pengembangan


1. Menyusun rencana kegiatan UKM Pengembangan berdasarkan
data program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan Program Pengembangan sesuai dengan
Keputusan Kepala Puskesmas
3. Mengevaluasi hasil kegiatan UKM Pengembangan secara
keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai
bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(10) Pelayanan Kesehatan Kerja


a) Membuat rencana kerja Pelayanan kesehatan kerja

51
b) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
c) Melakukan evaluasi kegiatan
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

(11)Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium


a) Menyusun rencana kegiatan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja
b) Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat
dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku
c) Melaksanakan kegiatan Pelayanan Pemeriksaan umum, Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP,
Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan Laboratorium
d) Mengevaluasi hasil kegiatan UKPsecara keseluruhan.
e) Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai
bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(12)Pelayanan Pemeriksaan Umum


a. Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar dengan
penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta
sesuaistandar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di
Puskesmas.
c. Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP,
Standar Pelayanan Minimal (SPM),Standar PelayananPublik (SPP) tata
kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif
dan edukatif.
e. Melakukan pencatatan pada rekam medik denganbaik, lengkap
serta dapat dipertanggung jawabkan termasuk

52
memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD X atau referensi yang lain
f. Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi
datakegiatan pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
g. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan
evaluasi kinerja program pengobatan dasar.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

(13) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

b. Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.


a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
pelayanan kesehatan gigi.
b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan
kesehatan gigi.
c. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
preventif.
e. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta
dapat dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut
ICD X atau referensi yang lain.

(14) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP


f. Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data
program.
g. Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC ( Intra Natal Care),
PNC(Post NatalCare), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan
KIA-KB dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan.
i. Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur
operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.
j. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap

53
serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa
menurut ICD X atau referensi yang lain
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data
kegiatanKIA-KB sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban
kepada Kepala Puskesmas.
l. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan
pelaksanaan kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung
jawab.
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaPuskesmas

(15) Pelayanan Kefarmasian


a. Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian.
 Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat
berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas.

 Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh


tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya.
 Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM,
tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan olehKepalaPuskesmas.
 Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
 Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat
kepada pasien.
 Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan
perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh
kamar obat dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
 Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan
pelaporan secara baik, lengkap serta dapat di pertanggung jawabkan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan permintaan
obat serta perbekalankesehatan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas, pencatatan dan
pelaporan penggunaan obat secara rasional serta penggunaan obat
generik.
 Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat.

54
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KepalaPuskesmas.

(16)Pelayanan Laboratorium
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan dan kepala Puskesmas.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan melaksanakan
upaya pelayanan Laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai
keahlian/standar profesi dan kewenangannya.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang
perlu secara baik, lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan
sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala
Puskesmas.
4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala
Puskesmas menyusun perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
5. Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3
Laboratorium).
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas

(17) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring


Fasilitas Pelayanan
 Menyusun rencana kegiatan Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
 Melaksanakan Pelayanan di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling
 Membuat MoU dengan Jejaring Fasilitas kesehatan yang bekerja
sama dengan Puskesmas
 Mengevaluasi hasil kegiatan maupun MoU
dengan Jejaring Fasilitas Kesehatan
 Membuat catatan dan laporan kegiatan sebagai bahan informasi
dan pertanggung jawaban kepada atasan
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Puskesmas

55
(18) Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu
 Mengkoordinir Petugas Puskesmas Pembantu
 Melaksanakan kegiatan pelayanan di Puskesmas pembantu

 Mengevaluasi kegiatan pelayanan di puskesmas


pembantu
 Membuat laporan kinerja puskesmas pembantu
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas
(19)Penanggung Jawab Puskesmas Keliling
 Melaksanakan kegiatan pelayanan puskesmas keliling
 Mengevaluasi kegiatan puskesmas keliling
 Membuat laporan kegiatan pelayanan di puskesmas
keliling
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas

(20)Penanggung Jawab Jejaring Fasilitas Kesehatan Lainnya


 Mengidentifikasi jejaring fasilitas kesehatan yang ada di wilayah
puskesmas
 Menjalin kerjasama dengan jejaring fasilitas kesehatan
 Membina jejaring fasilitas kesehatan sesuai dengan
kewenangan puskesmas

56
1. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya lain
Rincian jumlah pegawai di UPT Puskesmas Gilingan Surakarta

terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 SDM UPT Puskesmas Gilingan Surakarta


No Nama Jenis Pendidikan Jurusan Keterangan
Jabatan
1 drg.Erwin Windrawati JFT S1 Dokter Gigi Madya Ka.pusk
2 Joko Suyatmo Struktual SMA IPS Ka. TU
3 dr. Tikha Andriyana JFT S1 Dokter Umum Dokter
4 dr. Bayu Sarwa Edhi HS JFT S1 Dokter Umum Dokter
5 dr.Bernadetta Christy JFT S1 Dokter Umum CPNS
P.D
6 Heni Mulyati,Amd.Keb JFT D III Kebidanan Bidan
7 Eko Puji Lestari,Amd.Keb JFT S1 Kebidanan Bidan
8 Agustanti H.P.Amd.Keb JFT D III Kebidanan Bidan
9 Oom QomariyahAm Keb JFT D III Kebidanan Bidan
10 Nur Furi W,A.Md.Keb JFT D III Kebidanan CPNS
11 Veronika Sri P,S.Kep.Ns JFT S1 Keperawatan Ners
12 Puspitaningrum,S.Kep JFT S1 Keperawatan Perawat
13 Linda Lilik Purwani JFT S1 Keperawatan Perawat
14 Esti Sunarmi JFT SPK Keperawatan Perawat
15 Erliska Suviana,A.Md.Kep JFT D III Keperawatan CPNS
16 Rinawati Sulistyaningsih JFT SPRG Perawat Gigi Perawat gigi
17 Fitriani,S,Farm.Apt JFT S1 Farmasi Apoteker
18 Maya Sari,S.Farm.Apt JFT S1 Farmasi CPNS
19 Aji Nugroho,Amd JFT D III Farmasi Asisten
Apoteker
20 Rizki Tri Widayanti JFT D III Farmasi CPNS
21 Herlina Kartika Yudha JFT SAA SMF Asisten
Apoteker
22 Diah Ekowati,S.Gz JFT S1 Gizi Nutrisionis
23 Dina Tri Astuti,Amd.AAK JFT D III Analis Kes Pranata
laborat
24 Nur Hamidah,SKM JFT S1 Pomkes Penyuluh
25 Letisa Azelia Asti,S.K.M JFT S1 Promkes CPNS

57
26 Dyah .S, A,Md.Kes JFT D III KesLing CPNS
27 Heriyanto,A,Md.PK JFT D III Perekam Medis CPNS
28 Nunung Yun Rahmadiyani JFU SMA IPA Staf
29 Sentot Subandriyo JFU SMA IPS Staf
30 Agus Suwarto,SE JFU S1 Akuntansi Staf
31 Haryadi JFU SMA IPS Staf
32 Tutik Muryani JFU SMA IPA Staf
33 dr. Bentarisukma D.R TKPK S1 S1.Kedoteran Dokter
Umum Umum
34 Dessy Sari Kusuma TKPK DIII D 3 Kesehatan Sanitarian
A,Amd
35 Beny Juniyanti TKPK DIII D 3 Akuntansi Keuangan
37 Maryanto TKPK SMP SMP Cleaning
38 Djinem Darto Suwito TKPK SD SD Keamanan

Rincian fasilitas kesehatan yang tersedia di UPT Puskesmas Gilingan


Surakarta terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2 Fasilitas Kesehatan di UPT Puskesmas Gilingan Surakarta


No Nama Fasilitas Jumlah Tempat
1 Puskesmas Induk 1 Bibis Wetan RT 03 RW 19
2 Puskesmas Pembantu 1 Terminal Tirtonadi
3 Puskesmas Keliling 1 Kestalan RT 03 RW 03
4 Posyandu Balita 32 Seluruh wilayah kerja
Puskesmas Gilingan
(kelurahan, gilingan,
punggawan,dan kestalan
5 Posyandu Lansia 16 Seluruh wilayah kerja
Puskesmas Gilingan
(kelurahan, gilingan,
punggawan,dan kestalan

58
Rincian pelayanan kesehatan yang tersedia di UPT puskesmas induk
gilingan Surakarta terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 2.3 Fasilitas Kesehatan di UPT Puskesmas Gilingan Surakarta


No Unit Pelayanan Hari Pelayanan
1 Ruang pemeriksaan umum Senin-sabtu
2 Ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut Senin-sabtu
3 Ruang pemeriksaan keluarga berencana ( KB ) Rabu
4 Ruang pemeriksaan ibu dan anak ( KIA ) Kamis dan sabtu
5 Ruang pemeriksaan manajemen balita terpadu ( Senin-sabtu
MTBS )
6 Ruang imunisasi Senin
7 Pelayanan penunjang laboratorium Senin-sabtu
8 Ruang konsultasi gizi Senin-sabtu
9 Ruang kosultasi berhenti merokok Senin-sabtu
10 Ruang konsultasi VCT Senin-sabtu
11 Ruang pemeriksaan kesehatan TBC Senin-sabtu

59
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat

Adapun jabatan peserta diklat adalah sebagai jabatan fungsional


dokter ahli pratama. Berdasarkan SKP Tahunan yang telah ditetapkan
ada beberapa tugas pokok dan fungsinya antara lain:

Tugas Pokok
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai kompetensinya di puskesmas
dan puskesmas pembantu serta jaringannya yaitu memberikan pengobatan
berdasarkan diagnosa dan prosedur tetap.
2. Memberi limpahan wewenang kepada perawat apabila dokter
berhalangan hadir, dengan batasan wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan anamnesis
b. Memeriksa tanda-tanda vital (vital sign)
c. Pemeriksaan umum
d. Konsul diagnosis dan terapi dengan dokter
e. Melakukan tindakan keperawatan sesuai nasehat (advise) dokter.

Uraian Tugas
1. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk menentukan diagnosa.
2. Memberi pengobatan pada pasien sesuai dengan hasil diagnosa.
3. Membuat surat pengantar berdasarkan hasil pemeriksaan agar
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Membuat rujukan ke Rumah Sakit untuk penyakit yang tidak dapat
ditangani di puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
5. Memberikan arahan kepada perawat, bidan secara periodik guna
peningkatan pelayanan kesehatan.
6. Memberikan konseling dan penyuluhan pada pasien.
7. Entry data simpus dan pcare.
8. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

60
C. Role Model

Role model merupakan figur atau contoh teladan untuk dijadikan


sebagai model mirroring. Pada rancangan aktualisasi ini, penulis memilid
dr. Lie Dharmawan yaitu pendiri rumah sakit apung di Indonesia. Dokter
Lie memiliki sikap perilaku yang menggambarkan sosok yang
menerapkan nilai – nilai ANEKA dalam setiap perilakunya yaitu
kepemimpinan (akuntabilitas), nasionalisme ( sila ke-2,ke-4 dan sila ke-5),
etika publik (ramah,sopan,peduli, mengutamakan kepentingan umum dan
masyarakat), komitmen mutu(pelayanan yang bermutu) dan anti korupsi
(kejujuran,disiplin, kerja keras dan berani).
Dokter Lie adalah seorang dokter yang berasal dari keluarga
kurang mampu. Semnejak adiknya meninggal saat masih kecil, beliau
bertekad ingin menjadi seorang dokter. Kehidupan sebagai buruh dia
lakoni untuk biasa kuliah kedokteran saat itu yaitu di Berlin Barat. Beliau
lulus dengan menyandang empat gelar sekaligus yaitu ahli bedah umum,
ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah pembuluh darah.
Inovasi beliau yaitu membuat rumah sakit apung yang sudah beroperasi
sejak tahun 2013. Total pasien yang sudah ditangani sampai sekarang
yaitu sekitar 21.000 pasien dengan beragam kasus penyakit.

61
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan


isu-isu permasalahan yang terjadi di tempat penulis bekerja yaitu di UPT
Puskesmas Purwodiningratan mulai dari bulan Maret 2019. Berdasarkan
isu-isu yang sudah dipilih dan dianalisis menggunakan metode APKL dan
USG, isu yang terpilih akan dijabarkan menjadi serangkaian kegiatan-
kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah
pimpinan maupun inovasi yang diciptakan untuk mendukung kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Rancangan aktualisasi terdiri dari identifikasi isu, pengajuan
gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusun daftar rencana
kegiatan, tahapan kegiatan dan output kegiatan, mendeskripsikan
keterkaitan antara rencana kegiatan yang diusulkan dengan substansi
mata pelatihan Nilai-Nilai Dasar CPNS yang terdiri dari ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi).
Identifikasi berbagai isu yang ada diantaranya yaitu:

1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio


visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalnya skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59 tahun)
di UPT Puskesmas Gilingan
3. Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan
yang tidak mendapat ASI eksklusif
4. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap
62
5. Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT
Puskesmas Gilingan

63
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : UPT Puskesmas Gilingan


Identifikasi Isu : Isu yang ditemukan di lingkungan UPT Puskesmas Gilingan :

1. Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan
2. Kurang optimalny skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi penduduk dewasa (usia 15-59 tahun) di
UPT Puskesmas Gilingan
3. Tingginya presentase kasus bayi usia kurang dari 6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif
4. Masih kurangnya presentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
5. Tingginya kasus bumil KEK di wilayah kerja UPT Puskesmas Gilingan

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi media promosi kesehatan secara audio visual (video) di Puskesmas Gilingan
yang terdiri dari 5 kegiatan yaitu:

1. Penyusunan kuisioner untuk mengetahui minat media promosi kesehatan yang diinginkan pasien atau pengunjung dan
kuisioner bahan evaluasi setelah pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas
Gilingan
2. Pembagian Kuisioner kepada pasien atau pengunjung selama jam pelayanan di UPT Puskesmas Gilingan
3. Pembuatan materi yang diperlukan untuk pembuatan video dan pembuatan jadwal rekaman video
4. Pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) selama jam pelayan di UPT Puskesmas Gilingan
5. Evaluasi hasil pemutaran media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT Puskesmas Gilingan

64
Tabel 4.1. Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
(ANEKA)
1 Penyusunan Terbentuknya kuisioner Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
kuisioner untuk yang akan dibagikan berkontribusi dalam menjelaskan nilai
mengetahui minat kepada seluruh pasien/ visi puskesmas sopan tentang
media promosi pengunjung : gilingan untuk menjadi konsultasi dengan
kesehatan yang pusat pelayanan atasan dan
diinginkan pasien kesehatan yang koordinasi dengan
atau pengunjung 1. Terbentuknya profesional,bermutu tim mutu terkait
1. Menyusun
dan kuisioner desain kuisioner 1. Terbentuknya
dan mandiri serta misi penyusunan
desain kuisioner
bahan evaluasi 2. Adanya arahan dari yang keempat yaitu kuisioner
desain kuisioner
untuk
setelah pemutaran atasan yang dibuat penulis melaksanakan sistem 2. Kegiatan ini
mengetahui
media promosi 3. Adanya kesepakatan informasi kesehatan menjelaskan nilai
mengaplikasikan
minat media
kesehatan secara dengan ketua mutu nilai inovatif yang yang cepat dan tepat inovatif dan
promosi
audio visual tentang rencana merupakan bagian informatif tentang
kesehatan
(video) di UPT pembuatan media dari (komitmen pembuatan
secara audio
Puskesmas promotif secara audio mutu) kuisioner untuk
visual (video)
Gilingan visual (video) 2. Berkonsultasi mengetahui minat
dan sebagai
4. Terbentuknya draft dengan atasan media promotif
Sumber : SPM bahan evaluasi
kuisioner dengan penuh yang diinginkan
dan Inovasi pemutaran
pasien atau
65
video 5. Disetujuinya draft sopan santun pengunjung di UPT
kuisioner oleh atasan (etika publik) Puskesmas
2. Konsultasi
3. Musyawarah mufakat Gilingan
dengan atasan
dengan ketua mutu
terkait arahan
dalam hal konsep
untuk (Nasionalisme Sila
penyusunan ke 4 :
kuisioner
Kemanusiaan
3. Koordinasi
yang adil dan
dengan Ketua
beradab)
Mutu
4. Terbentuk draft
4. Menyusun
kuisioner yang dibuat
draft kuisioner
berdasarkan hasil
5. Penentuan
musyawarah sehingga
jumlah sampel
bisa diaplikasikan
yang akan
dengan tanggung
diambil
jawab (akuntabilitas)
menggunakan
dan mencari referensi
rumus slovin
yang digunakan
6. Meminta
berkaitan dengan
persetujuan
pendekatan ilmiah dan
atasan
inovatif ( komitmen
mengenai draft
mutu)
kuisioner

66
5. Ditetapkannya jumlah
sampel dengan
menggunakan rumus
slovin sehingga
didapatkan hasil yang
transparan dan jujur (
anti korupsi)
6. Disetujuinya draft
kuisioner oleh
atasan sehingga
dapat segera
dilaksanakan
dengan tanggung
jawab (
akuntabilitas)

2. Pembagian Diisinya kuisioner oleh Kegiatan ini 1. Kegiatan ini


Kuisioner kepada pasien atau pengunjung berkontribusi dalam visi menjelaskan nilai
pasien atau selama jam pelayanan puskesmas gilingan sopan tentang
pengunjung di Puskesmas Gilingan untuk menjadi pusat pembagian
selama jam pelayanan kesehatan kuisioner kepada
pelayanan di UPT yang pasien atau
Puskesmas profesional,bermutu dan pengunjung di
1. Pembagian dan
1. Kuisioner yang 1. Pembagian
Gilingan mandiri serta misi Puskesmas
kuisioner kepada
telah terisi kuisioner

67
Sumber : inovasi pasien atau 2. Video testimoni dengan penuh keempat yaitu Gilingan
pengunjung di dari pasien atau tanggung jawab melaksanakan sistem 2. Kegiatan ini
puskesmas pengunjung (akuntabilitas) informasi kesehatan menjelaskan nilai
selama jam tentang promosi 2. Pembuatan yang cepat dan tepat sopan dan
pelayanan kesehatan yang video testimoni bertanggung jawab
2. Pembuatan video selama ini sudah dari pasien atau dalam
testimoni pasien dilakukan di UPT pengunjung di pengambilan video
atau pengunjung Puskesmas UPT Puskesmas testimony kepada
tentang promosi Gilingan Gilingan jujur pasien atau
kesehatan yang 3. Hasil perhitungan tanpa adanya pengunjung di UPT
selama ini sudah kuisioner paksaan dan Puskesmas
dilakukan di UPT tekanan (anti Gilingan
Puskesmas korupsi) 3. Kegiatan ini
Gilingan 3. Jujur dalam menjelaskan nilai
3. Perhitungan hasil merekap hasil bertanggung jawab
kuisioner kuisioner dalam perhitungan
merupakan hasil kuisioner
bentuk (anti
korupsi

Tersedianya materi
3. Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
Pembuatan materi yang diperlukan untuk
berkontribusi dalam visi menjelaskan nilai
yang digunakan pembuatan video dan
puskesmas gilingan inovatif dan informatif
untuk pembuatan Tersedianya jadwal
68
video dan pelaksanaan rekaman untuk menjadi pusat tentang pembuatan
pembuatan jadwal video pelayanan kesehatan materi yang
rekaman video yang digunakan dalam
Sumber : inovasi profesional,bermutu dan pembuatan media
1. Koordinasi dengan
1. Koordinasi
1. Adanya mandiri serta misi yang promotif audio visual
ketua mutu mengenai
dengan Ketua
kesepakatan pertama dan kelima (video)menggunakan
materi video dan
Mutu tentang
dengan ketua mutu yaitu menggerakan referensi yang
jadwal pelaksanaan
materi video dan
tentang materi video pembangunan yang terbaru di
rekaman sehingga
jadwal rekaman
dan jadwal rekaman berwawasan kesehatan Puskesmas Gilingan
bisa berjalan dengan
video
video dan menanggulangi 2. Kegiatan ini
efektif dan efesien
2. Pengumpulan
2. Adanya sumber data permasalahan menjelaskan nilai
menerapkan prinsip
sumber data
untuk pembuatan kesehatan bertanggung jawab
(Komitmen Mutu)
materi video
draft materi video tentang pemilihan
dan sopan santun
yaitu dari simpus
3. Adanya draft materi materi yang
selama konsultasi
mengambil
video diperlukan selama
(etika publik)
materi 3 besar
4. Adanya draft jadwal 2. Referensi pembuatan media
yang
penyakit yang
pelaksanaan promotif audio visual
digunakan berkaitan
terjadi di UPT
rekaman video (video)
dengan pendekatan
Puskesmas
5. Adanya persetujuan ilmiah dan inovatif ( 3. Kegiatan ini
Gilingan
tentang materi video komitmen mutu) menjelaskan nilai
3. Pembuatan draft
dan jadwal 3. Draft materi yang Bertanggung jawab
materi video
pelaksanaan akan digunakan tentang pembuatan
4. Pembuatan draft
rekaman harus berasal dari jadwal pelaksanaan
jadwal

69
5. Pelaporan sumber yang rekaman video di
kepada atasan terpercaya sehingga UPT Puskesmas
tentang draft dapat dilaksanakan Gilingan
materi video dan dengan tanggung
jadwal rekaman jawab (akuntabilitas)
video dan jujur (anti
korupsi)
4. Terbentuk draft
jadwal yang dibuat
berdasarkan hasil
musyawarah
sehingga bisa
diaplikasikan dengan
tanggung jawab
(akuntabilitas) dan
mencari referensi
yang digunakan
berkaitan dengan
pendekatan ilmiah
dan inovatif (
komitmen mutu)
5. Disetujuinya tentang
penetapan materi
video dan jadwal
70
pelaksanaan
rekaman video oleh
atasan sehingga
dapat segera
dilakukan dengan
tanggung jawab
(akuntabilitas)

4. Rekaman video
Terbentuknya video Kegiatan ini 1. Kegiatan ini
promosi
promosi kesehatan berkontribusi dalam menjelaskan nilai
kesehatan
visi puskesmas bertanggung jawab
gilingan untuk menjadi tentang persiapan
1. persiapan alat 1. tersedianya alat 1. penyediaan alat rekaman pusat pelayanan peralatan rekaman
rekaman
rekaman secara jujur (antikorupsi) kesehatan yang
2. proses rekaman 2. Kegiatan ini
2. terbentuknya hasil dan dilakukan dengan profesional,bermutu
3. editing video
rekaman penuh tanggung jawab menjelaskan nilai
dan mandiri serta misi
3. terbentuknya video (akuntabilitas) inovatif dan informatif
yang kedua dan
yang siap diputar 2. terbentuknya hasil tentang terbentuknya
keenam yaitu
rekaman merupakan hasil rekaman yang
memelihara dan
bentuk inovatif (komitmen akan diputar di UPT
meningkatkan
mutu) Puskesmas Gilingan
pelayanan kesehata
3. terbentuknya video yang merata dan

71
merupakan bentuk inovatif terjangkau serta
(komitmen mutu) menggerakkan atau
memberdayaka
masyarakat untuk
hidup sehat

Pemutaran media Tersampaikannya media 1. Menyiapkan Kegiatan ini 1.Kegiatan ini


5
promosi promosi kesehatan peralatan yang berkontribusi dalam menjelaskan nilai

kesehatan secara secara audio visual diperlukan selama visi puskesmas bertanggung jawab

audio visual (video) kepada pasien pemutaran video gilingan untuk menjadi tentang pemakaian

(video) selama dan pengunjung harus teliti dan pusat pelayanan peralatan selama

jam pelayanan di puskesmas tersusun dengan rapi kesehatan yang pemutaran video

UPT Puskesmas menerapkan (anti profesional,bermutu dipakai dan tidak lupa

Gilingan korupsi) dan mandiri serta misi dikembalikan ke


1. Persiapan 1. Adanya peralatan 2. Pemutaran video yang kedua dan tempat sebelumnya
peralatan yang diperlukan yang padat, jelas dan keenam yaitu 2.Kegiatan ini
Sumber : inovasi
pemutaran selama pemutaran menarik sehingga memelihara dan menjelaskan nilai
video video efektif dan efisien meningkatkan inovatif dan informatif
2. Pemutaran 2. Adanya video yang (Komitmen mutu) pelayanan kesehata tentang pemutaran
video selama diputar yang merata dan video promotif secara
jam pelayanan terjangkau serta audio visual (video) di
puskesmas menggerakkan atau UPT Puskesmas
72
memberdayaka Gilingan
masyarakat untuk
hidup sehat

6. Evaluasi hasil
1. Pembagian Kegiatan ini 1 Kegiatan ini
pemutaran media Terisinya kuisioner menjelaskan nilai
kuisioner dengan berkontribusi dalam visi
promosi hasil evaluasi Bertanggung jawab
penuh tanggung puskesmas Gilingan
kesehatan secara pemutaran video dan tentang evaluasi hasil
jawab untuk menjadi pusat
audio visual didapatkannya pemutaran media
(akuntabilitas) pelayanan kesehatan
(video) testimoni dari pasien promotif secara audio
2. Pembuatan yang
Sumber : Inovasi atau pengunjung di visual (video) di UPT
video testimoni profesional,bermutu
Puskesmas Gilingan Puskesmas Gilingan
dari pasien atau dan mandiri serta misi

pengunjung di keempat yaitu


1. Pembagian 1. Kuisioner yang 2 Kegiatan ini
UPT Puskesmas melaksanakan sistem
kuisioner telah terisi menjelaskan nilai
Gilingan jujur informasi kesehatan
kepada 2. Video testimoni inovatif dan informatif
tanpa adanya yang cepat dan tepat
pasien atau dari pasien atau tentang video
pengunjung paksaan dan
pengunjung testimoni pasien atau
selama jam tekanan (anti
tentang promosi pengunjung setelah
pelayanan korupsi)
kesehatan berupa pemutaran media
di UPT 3. Penyampaian

73
Puskesmas video yang diputar hasil laporan audio visual (video)
Gilingan selama jam dengan jujur ( di UPT Puskesmas
2. Pembuatan pelayanan di UPT anti korupsi) Gilingan
video Puskesmas dan penuh
3 Kegiatan ini
testimoni Gilingan tanggung jawab
menjelaskan nilai
pasien atau 3. Laporan hasil (akuntabilitas)
bertanggung jawab
pengunjung pemutaran media
dan sopan tentang
tentang promosi ksehatan
pelaporan hasil
promosi secara audio
evaluasi kuisioner
kesehatan visual (video)
dan video testimoni
secara berupa hasil
kepada atasan
audio visual kuisioner dan
(video) yang video testimoni
telah diputar pasien atau
selama jam pengunjung di
pelayanan UPT Puskesmas
di UPT Gilingan kepada
Puskesmas atasan
Gilingan
3. Penyampain
laporan
hasil
pemutaran
media
74
promosi
kesehatan
secara
audio visual
(video)
berupa hasil
kuisioner
dan video
testimoni
pasien atau
pengunjung
di UPT
Puskesmas
Gilingan
kepada
atasan

75
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Purwodiningratan pada tanggal 12 September 2019
sampai dengan 20 Oktober 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan
aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rencana Pelaksanaan Jadwal Aktualisasi
RENCANA JADWAL
OPTIMALISASI MEDIA PROMOSI KESEHATAN SECARA AUDIO VISUAL (VIDEO) DI UPT PUSKESMAS GILINGAN

September Oktober Portofoli


N
Kegiatan o/ Bukti
o 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Kegiatan
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 7 8 9 0 20
1 Penyusunan foto,
kuisioner draft
untuk kuisione
mengetahui r minat
minat media promosi
promosi kesehat
kesehatan an
yang pasien
diinginkan atau
pasien atau pengunj
pengunjung ung,
dan draft
kuisioner kuisione
bahan r post
evaluasi pemutar
setelah an
pemutaran video,
media draft
promosi hasil
kesehatan pengam
secara audio bilan
visual sampel,
(video) di kuisione
UPT r yang
Puskesmas telah
Gilingan disetujui
oleh
atasan
76
2 foto,
Pembagian video
Kuisioner testimon
kepada i, hasil
pasien atau kuisione
pengunjung r
selama jam
pelayanan di
UPT
Puskesmas
Gilingan
3 Pembuatan foto,
materi yang video,
digunakan data 3
untuk besar
pembuatan penyakit
video dan dari
pembuatan simpus,
jadwal draft
rekaman materi,dr
video aft
jadwal
rekaman
,
dokume
n jadwal
rekaman
yang
disetujui
oleh
atasan
4 Rekaman foto,vide
video o, daftar
promosi hadir
kesehatan pembica
secara audio ra
vidual (narasu
(video) mber)

77
5 Pemutaran foto,vide
media o
promosi
kesehatan
secara audio
visual
(video)
selama jam
pelayanan di
UPT
Puskesmas
Gilingan
6 Evaluasi foto,
hasil video
pemutaran testimon
media i, draft
promosi kuisione
kesehatan r post
secara audio pemutar
visual an video
(video) yang
disetujui
atasan,
laporan
hasil
kuisione
r kepada
atasan

Keterangan

Hari libur

Pelaksanaan kegiatan

78
D.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada tanggal
14 September 2019 sampai dengan 14 Oktober 2019 di institusi tempat
kerja. Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan dapat menemui hambatan dan kendala sehingga kegiatan
yang telah direncanakan kurang optimal, oleh karena itu untuk
menghadapi berbagai kendala yang mungkin terjadi diperlukan antisipasi
agar hambatan yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi. Antisipasi
dalam menghadapi hambatan dan kendala selama kegiatan aktualisasi
dapat diuraikan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Tabel Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


No Kegiatan Kendala yang Antisipasi Strategi
mungkin terjadi menghadapi menghadapi
kendala kendala
1 Penyusunan Banyak pendapat Koordinasi dengan 1. Mencari sumber
kuisioner untuk mengenai isi baik dan referensi yang
mengetahui minat kuisioner yang akan musyawarah untuk relevan
media promosi dibagikan mufakat mencapai 2. Berkonsultasi
kesehatan yang hasil isi kuisioner dengan atasan
diinginkan pasien dan koordinasi
atau pengunjung dengan ketua
dan kuisioner bahan mutu
evaluasi setelah
pemutaran media
promosi kesehatan
secara audio visual
(video) di UPT
Puskesmas Gilingan
2 Pembagian 1. Ada pasien yang 1. Pendampingan per Pengarahan
orangan saat mengisi
Kuisioner kepada tidak bisa baca dan kuisioner
kepada teman-
pasien atau tulis 2. memberi penjelasan
teman dan adik-
pengunjung selama 2. ada pasien atau kepada pasien atau
adik PKL dalam
jam pelayanan di pengunjung tidak penngunjung yang
pendampingan ke
UPT Puskesmas mau diambil rekaman akan memberi video
pasien atau
Gilingan video testimoni testimoni pengunjung
3 Pembuatan materi Penyamaan jadwal Koordinasi dengan Komunikasi dengan
yang digunakan narasumber dengan narasumber untuk narasumber dan
untuk pembuatan rencana jadwal penentuan jadwal pembuatan rincian
video dan rekaman rekaman dan materi dan jadwal
pemilihan materi tiap narasumber
pembuatan jadwal
yang ingin sehingga bisa
rekaman video disampaikan mempersiapkan diri
dengan optimal

79
4 Rekaman video Jadwal pelaksanaan
Menetapkan jadwal 1. Memanfaatkan
promosi kesehatan rekaman video tidak
pelaksanaan media
secara audio vidual tepat waktu karena
rekaman dan elektronik untuk
(video) terbentur jadwal
memastikan seluruh menyampaikan
puskesmas yangkaryawan informasi materi
lainnya puskesmas dan jadwal
mengetahui informasi pelaksanaan
pelaksanaan rekaman video
rekaman video
2.Mengedepankan
komunikasi
personal kepada
narasumber
pengisi video
5 Pemutaran media Suara yang tidak Pengecekan Pengecekan
promosi kesehatan terdengar jelas sound system berkala sound
secara audio visual sebelum sistem
(video) selama jam pemutaran video
pelayanan di UPT
Puskesmas Gilingan

6 Evaluasi hasil 1. Ada pasien yang 1. Pendampingan Pengarahan kepada


pemutaran media tidak bisa baca dan per orangan saat teman-teman dan
promosi kesehatan tulis mengisi kuisioner adik-adik PKL dalam
secara audio visual 2. Memberi pendampingan ke
(video) 2.ada pasien atau penjelasan pasien atau
kepada pasien
pengunjung tidak pengunjung
atau penngunjung
mau diambil rekaman yang akan
video testimoni memberi video
testimoni

80
BAB V
PENUTUP

Simpulan

Laporan aktualisasi dan habituasi di unit lingkungan kerja akan


dilakukan di Puskesmas Gilingan guna menyelesaikan berbagai isu
permasalahan yang terjadi dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN yang
telah dipelajari. Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalah di bidang manajemen ASN yaitu “Kurang optimalnya Media
Promosi Kesehatan Secara Audio Visual (Video) di UPT Puskesmas
Gilingan”. Isu tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis menggunakan alat
bantu analisis APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan Layak)
dan USG (Urgency, Seriousness, Growth) mendapatkan skor penilaian
tertinggi.
Untuk menyelesaikan core issue tersebut, akan dilakukan
optimalisasi media promosi kesehatan secara audio visual (video) di UPT
Puskesmas. Akan dilakukan pemutaran video promosi kesehatan secara
rutin setiap jam pelayanan di UPT Puskesmas Gilingan.
Kedepannya materi yang disampaikan akan terus diperbaharui
dan mencakup semua pelayanan di UPT Puskesmas Gilingan. Selain
sebagai media promosi kesehatan, video tersebut juga dapat digunakan
sebagai ajang memperkenalkan seluruh pegawai di UPT Puskesmas
Gilingan sehingga pasien atau pengunjung bisa merasa lebih dekat
dengan seluruh pegawai di Puskesmas Gilingan.
Rangkaian kegiatan ini penting untuk dilaksanakan supaya dapat
menyelesaikan isu terpilih. Dengan dilakukan rangkaian kegiatan ini
maka upaya promosi kesehatan bisa lebih optimal sehingga tugas
Puskesmas sebagai agen pembangunan kesehatan dapat tercapai.

81
Apabila rangkaian kegiatan ini tidak dilakukan upaya promotif
dan preventif tidak bisa terwujud secara maksimal. Pengenalan media
promosi kesehatan selain media cetak (leaflet,banner) bisa lebih
divariasikan agar minat masyarakat akan terwujudnya sehat lebih
meningkat.

Segala kegiatan selama aktualisasi ini juga mengamalkan nilai-


nilai ANEKA yang telah diajarkan selama latsar berlangsung. Hal ini juga
makin membuat penulis makin menghayati nilai-nilai ANEKA dan
mengamalkannya dalam kegiatan sehari-hari.

82
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Nasionalisme Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Etika Publik Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Anti Korupsi Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Pelayan Publik Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Whole of Government Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, Suwarno & Sejati, 2017. Manajemen ASN


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 38 Tahun 2014


tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Calon Pegawai Sipil Golongan III.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017


Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : dr. Bernadetta Christy P.D.


Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 23 Desember 1989
Status : B e l u m Menikah
NIP : 19891223 201903 2 006
Jabatan : Dokter ahli pertama
Unit Kerja : Puskesmas Gilingan
Alamat Unit Kerja : Jl. Bibis Wetan rt 03 rw 19

Alamat Rumah : Jln.kyaimojo 29 Ngawi


No HP : 082232890080
Email : bernadettadewanty@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Surakarta, 2019
Penyusun,

dr. Bernadetta Christy P.D.


NIP. 19891223 201903 2 006

Anda mungkin juga menyukai