Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PROFESI BIDAN DALAM

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Midwifery Profession In Policy Development


Efforts To Improve Maternal and Child Health Services

Rahmi Yuningsih
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 25 Maret 2016


Naskah dikoreksi: 15 Mei 2016
Naskah diterbitkan: Juni 2016

Abstract: This study aims to determine the condition of maternal and child health, midwifery profession profile,
and the development of professionalism on midwifery to improve maternal and child health through education;
accreditation, registration and license; either standalone midwifery care, collaboration and referral system; and
continuity strategy deployment village midwives. The study used qualitative methods. The data collected in 2016
through literature and interviews with relevant stakeholders with the drafting of legislation on midwifery. The
study concluded that the health condition of maternal and child in Indonesia have not been good enough. It was
seen at the High Maternal Mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia. In 2012 MMR
stood at 359 per 100,000 live births. While IMR in 2012 amounted to 32 per 1,000 live births. Midwifery personnel
was a woman who graduated from midwife recognized by the government and professional organizations in
the territory of the Republic of Indonesia and has the competence and qualifications to be registered, certified
or legally licensed to practice midwifery run. Midwifery personnel professionalism need to be developed, so
that midwifery personnel have the knowledge, skills and behaviors are superior and that uphold ethics and
health law. The development of the midwifery profession it is a necessity to anticipate changes in science and
technology, the development of society’s demands will midwifery care quality, increased public awareness of
the health law, users demand services obstetrics, rapid changes in government policies, and global competition
increasingly strict.
Keywords: midwife, education, services, health, mother, child.

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan anak, profil tenaga kebidanan, dan
pengembangan profesionalisme tenaga kebidanan guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui aspek
pendidikan kebidanan; akreditasi, registrasi dan lisensi profesi bidan; pelayanan kebidanan baik mandiri,
kolaborasi maupun rujukan; dan strategi kontinuitas penyebaran bidan di desa. Studi ini menggunakan metode
kualitatif. Data dikumpulkan pada tahun 2016 melalui studi pustaka dan wawancara dengan para pemangku
kepentingan terkait dengan penyusunan rancangan undang-undang kebidanan. Studi ini menyimpulkan kondisi
kesehatan ibu dan anak di Indonesia belum cukup baik. Hal itu terlihat pada masih tingginya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Tahun 2012 AKI tercatat sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tenaga kebidanan
adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Tenaga kebidanan perlu dikembangkan
profesionalismenya, agar tenaga kebidanan memiliki pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang unggul
serta yang menjunjung tinggi etika dan hukum kesehatan. Pengembangan profesi bidan itu merupakan sebuah
keniscayaan untuk mengantisipasi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kebidanan yang berkualitas, peningkatan kesadaran masyarakat akan hukum
kesehatan, permintaan pengguna jasa pelayanan kebidanan, perubahan yang cepat dalam kebijakan pemerintah,
dan persaingan global yang semakin ketat.
Kata kunci: bidan, pendidikan, pelayanan, kesehatan, ibu, anak.

Pendahuluan nasional sebagaimana tercantum pada alinea


Pembangunan nasional merupakan upaya keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 63


kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah Angka kematian tersebut sebagian besar terjadi di
darah Indonesia dan membantu melaksanakan wilayah terpencil.
ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Salah Salah satu program yang ditujukan untuk
satu bagian dari pembangunan nasional adalah mengatasi masalah kematian ibu dan anak adalah
pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan penempatan bidan di wilayah terpencil. Program
kesehatan merupakan bagian dari pembangunan tersebut bertujuan mendekatkan akses pelayanan
nasional yang dilaksanakan oleh seluruh komponen kesehatan ibu dan bayi ke masyarakat. Bidan
Bangsa Indonesia. Tujuan pembangunan kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, tersebar di wilayah terpencil sebagai Pegawai Tidak
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang Tetap (PTT). Tahun 2014 Kementerian Kesehatan
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat mencatat terdapat sebanyak 42.033 bidan PTT.
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi Adapun tenaga PTT lainnya yaitu tenaga medis PTT
pembangunan sumber daya manusia yang produktif hanya berjumlah 4.435 orang. Bidan merupakan
secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak
dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen di wilayah terpencil. Bidan di wilayah terpencil
Sistem Kesehatan Nasional (SKN). mendapat gaji dan insentif sebesar Rp.1.500.000
Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun untuk daerah biasa, Rp.1.700.000 untuk daerah
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, terpencil dan Rp.2.000.000 untuk daerah yang
SKN merupakan pengelolaan kesehatan yang sangat terpencil.1 Selain itu, kebijakan pemerintah
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa belum mendukung kontinuitas bidan PTT dalam
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna memberikan pelayanan di daerah tersebut.
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat Hingga tahun 2014, Majelis Tenaga Kesehatan
yang setinggi-tingginya. SKN diselenggarakan Indonesia (MTKI) mencatat terdapat sebanyak
melalui pengelolaan upaya kesehatan; penelitian 280.263 bidan yang mempunyai Surat Tanda
dan pengembangan kesehatan; pembiayaan Registrasi (STR). Jumlah tersebut terbanyak kedua
kesehatan; SDM kesehatan; sediaan farmasi, alat setelah tenaga keperawatan yang sejumlah 281.111
kesehatan dan makanan; manajemen, informasi dan orang (Kementerian Kesehatan, 2015). Data terbaru
regulasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat. MTKI per November 2015, ada sebanyak 353.003
Subsistem upaya kesehatan merupakan komponen bidan yang telah diregistrasi. Bahkan jumlah tersebut
penting dalam terselenggaranya pelayanan merupakan jumlah terbanyak jika dibandingkan
kesehatan yang adil, merata, terjangkau dan dengan jumlah tenaga kesehatan lainnya (666.069)
bermutu dengan tujuan menjamin terselenggaranya (Wawancara dengan Pengurus Pusat IBI, 2016).
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat Dalam kenyataannya, terdapat berbagai masalah
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. kesehatan terkait dengan profesi bidan. Seperti
Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai pelayanan kebidanan belum dirasakan oleh semua
kegiatan yang mempunyai daya ungkit tinggi penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan profesi
dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan bidan yang belum berkembang dari segi kompetensi
utamanya penduduk rentan antara lain ibu, bayi, dan pendidikan, akses yang menyulitkan untuk
anak, manusia usia lanjut dan masyarakat miskin. mendapatkan pelayanan kebidanan, masih adanya
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu budaya pertolongan persalinan oleh paraji, dan
upaya kesehatan yang diberikan oleh tenaga kebijakan pemerintah yang tidak mendorong
kebidanan yang telah terdaftar dan terlisensi semangat penempatan bidan di desa (Wawancara
sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk dengan Pengurus Pusat IBI, 2016).
dapat melakukan praktik kebidanan. Pelayanan Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat
kebidanan diberikan pada wanita sepanjang masa ini, bidan terutama bidan praktik mandiri belum
reproduksinya yang meliputi masa pra kehamilan, sepenuhnya tergabung sebagai pemberi pelayanan
kehamilan, persalinan, nifas; bayi baru lahir; dan kesehatan yang tergabung sebagai mitra BPJS.
anak usia di bawah lima tahun(balita). Hal tersebut Hanya dua ribuan bidan yang berjejaring dengan
mendasari keyakinan bahwa bidan merupakan mitra BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan semestinya bisa
perempuan sepanjang masa reproduksinya. Sebagai memperluas jaringannya dengan bidan praktik
pelaksana pelayanan kebidanan, bidan merupakan mandiri. Mekanisme pembiayaan JKN dinilai lebih
tenaga kesehatan yang strategis dalam menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi 1
“Gaji Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) Daerah,” http://
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). www.profesibidan.com/2015/04/gaji-bidan-ptt-pegawai-
tidak-tetap.html, diakses 20 Maret 2016.

64 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


rumit dari Jampersal.2 Padahal bidan memiliki persen hingga 76,32 persen. Ini menandakan lulusan
peran yang strategis dalam memberikan pelayanan program pendidikan kebidanan belum memiliki
kesehatan primer kepada ibu dan anak. kompetensi yang relatif sama (RDP Komisi IX
Selain masalah pelayanan, dari sisi dengan Kemenristekdikti, 2016). Di bawah ini
pengembangan pendidikan profesi kebidanan merupakan data hasil uji kompetensi program
dapat dikatakan belum sepenuhnya dikembangkan diploma tiga kebidanan periode 2014-2016:
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Tabel 1 Hasil Uji Kompetensi
yang ada seperti Undang-Undang Nomor 12 Program Pendidikan Diploma Tiga Kebidanan
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Nilai Batas Lulus
Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah No.
Periode Uji
Kompetensi Nilai Batas Persentase
Sakit Pendidikan, Permenristekdikti Nomor 44 Lulus Kelulusan
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi dan Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 1. Juni 2014 40,14 64,65
2016 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau, 2. November 2014 40,82 76,32
dan Permendikbud Nomor 87 Tahun 2014 tentang 3. Mei 2015 40,82 36,03
Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi.
Pendidikan kebidanan belum berkembang seperti 4. September 2015 40,82 71,78
pendidikan kedokteran dan pendidikan keperawatan 5. April 2016 40,82 49,53
yang sudah jelas jenis pendidikan profesinya Sumber: Kemenristekdikti, 2016.
mulai dari program pendidikan spesialis hingga
Berdasarkan latar belakang tersebut, terlihat
subspesialis. Tentunya Pengembangan pendidikan
jelas bahwa peran bidan yang sangat strategis
kebidanan berbeda dengan kedokteran kebidanan
dalam meningkatkan kesehatan terutama kesehatan
dan kandungan. Pengembangan pendidikan
ibu dan anak namun masih banyak masalah dalam
kebidanan bertujuan untuk menyelenggarakan
profesi kebidanan. Profesi bidan juga belum
asuhan kebidanan dalam keadaan normal dengan
mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.
pengembangan metode-metode yang didukung oleh
Terutama belum adanya undang-undang yang
penelitian dan penerapan teknologi.
secara spesifik memberikan perlindungan hukum
Perkembangan pendidikan kebidanan
dan pengembangan profesi bidan sebagaimana
menyesuaikan dengan perkembangan global yaitu
profesi dokter dan perawat. Padahal pada awalnya,
yang ada pada setiap pertemuan International
pembuatan undang-undang profesi tersebut
Confederation of Midwives (ICM). Sampai tahun
dilakukan bersama-sama pada tahun 2003.
2015, pendidikan kebidanan tersebar di 728 program
Oleh karena itu, menjadi menarik untuk diteliti
studi kebidanan yang terdiri dari pendidikan
adalah bagaimana pengembangan kebijakan profesi
vokasi, pendidikan akademik yang terbatas sampai
tenaga kebidanan untuk meningkatkan kesehatan
magister dan pendidikan profesi setelah pendidikan
ibu dan anak. Lebih lanjut pertanyaan penelitian ini
sarjana kebidanan. Dari jumlah tersebut, sebanyak
adalah bagaimana kondisi kesehatan ibu dan anak?
454 yang akreditasinya masih berlaku, 15 program
Bagaimana profil tenaga kebidanan, dan bagaimana
studi kebidanan yang memiliki akreditasi yang
pengembangan profesionalisme tenaga kebidanan
sudah kadaluarsa dan 259 program studi kebidanan
guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui
yang belum terakreditasi. Akreditasi program studi
aspek pendidikan kebidanan; akreditasi, registrasi
kebidanan menjadi sangat penting dilakukan karena
dan lisensi profesi bidan; pelayanan kebidanan baik
dapat dijadikan jaminan kualitas kepada calon
mandiri, kolaborasi maupun rujukan; dan strategi
mahasiswa dan masyarakat bahwa program studi
kontinuitas penyebaran bidan di desa? Sedangkan
yang telah diakreditasi telah mencukupi standar
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT sesuai dengan
kondisi kesehatan ibu dan anak, profil tenaga
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah
kebidanan, dan pengembangan profesionalisme
satu dampak dari belum terakreditasinya program
tenaga kebidanan guna meningkatkan kesehatan
studi kebidanan adalah hasil uji kompetensi masih
ibu dan anak melalui aspek pendidikan kebidanan;
bervariasi. Hasil uji kompetensi pada lulusan
akreditasi, registrasi dan lisensi profesi bidan;
kebidanan sejak juni 2014 hingga april 2016
pelayanan kebidanan baik mandiri, kolaborasi
menghasilkan nilai yang menyebar antara 36,03
maupun rujukan; dan strategi kontinuitas penyebaran
2
“Bidan Bingung Sistem Pembiayaan BPJS bidan di desa. Adapun metodologi yang digunakan
Kesehatan.” http://www.hukumonline.com/berita/baca/ adalah metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui
lt551126cf3957e/bidan-bingung-sistem-pembiayaan- wawancara pada pemangku kepentingan terkait
bpjs-kesehatan, diakses 20 Maret 2016.

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 65


dalam rangka penyusunan Rancangan Undang- 2019 sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup dan
Undang Kebidanan. 24 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015).
AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup
Kondisi Kesehatan Ibu dan Anak tersebut masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan
Derajat kesehatan suatu negara ditandai dengan negara ASEAN. Beberapa upaya yang dilakukan
angka-angka kesakitan, angka kematian, dan umur pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB
harapan hidup (Achmadi, 2014). AKI dan AKB melalui program meningkatkan kualitas pelayanan
dapat digunakan untuk melihat kodisi kesehatan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di
ibu dan anak dalam suatu periode tertentu dan di 150 rumah sakit PONEK dan 300 puskesmas atau
wilayah tertentu. balkesmas PONED, memperkuat sistem rujukan
AKI sangat peka terhadap kualitas dan yang efisien dan efektif antara puskesmas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. rumah sakit, menjamin setiap ibu memiliki askes
Melalui AKI dapat diukur status kesehatan ibu terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas
saat kehamilan, persalinan dan nifas pada suatu mulai dari saat hamil, persalinan hingga perawatan
wilayah. AKI dan AKB juga menjadi perhatian pasca persalinan, perawatan khusus dan rujukan
tingkat global sehingga hampir semua negara terus jika terjadi komplikasi, cuti hamil dan melahirkan,
menerus melakukan berbagai upaya internasional serta akses terhadap keluarga berencana. Disamping
untuk memecahkan masalah ini. itu pentingnya melakukan intervensi lebih ke
Dalam dokumen International Classification of hulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa
Diseases (ICD-10), kematian ibu adalah kematian muda dalam upaya percepatan penurunan AKI
seorang perempuan ketika masa kehamilan atau (Kemenkes, 2015).
dalam waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan Pada tahun 2009, salah satu upaya peningkatan
tanpa mempertimbangkan lama dan letak kehamilan, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
dari semua penyebab yang berkaitan atau diperberat kesehatan adalah program kemitraan bidan dan
oleh kehamilan dan penatalaksanaannya, namun dukun. Pada program ini peran dukun dalam
bukan karena penyebab kecelakaan dan insiden persalinan dialihkan pada aspek perawatan non
(WHO, 2012). Kematian ibu sebagai akibat dari medis. Pada tahun 2011, program kemitraan bidan
berbagai determinan yang sangat luas. Determinan dan dukun meningkat dari 60,5% pada tahun 2010
tersebut seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, dan menjadi 75% pada tahun 2011 dengan jumlah dukun
letak geografi. Selain itu, dalam sebuah penelitian mencapai 114.290 orang di seluruh Indonesia.
ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang Menurut data Riskesdas 2010, persalinan yang
belum mengetahui pentingnya pemeliharaan ditolong oleh bidan sebesar 51,9%, sebesar 40,2%
kehamilan dan bahaya persalinan yang tidak aman. ditolong oleh dukun dan sebesar 7,9% ditolong oleh
Tokoh masyarakat pun belum sepenuhnya peduli dokter.
terhadap keselamatan ibu hamil dan bersalin dan Mengingat penyebaran bidan di desa lebih
tenaga kesehatan belum maksimal memberikan banyak dari tenaga kesehatan lainnya dan
pelayanan. Dengan demikian akses informasi bidan mempunyai kewajiban ikut serta dalam
dan akses pelayanan kesehatan juga merupakan upaya kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
determinan yang penting untuk menurunkan perkembangan anak, maka bidan harus memiliki
kematian ibu (Retnaningsih, 2013). kompetensi yang berkaitan dengan kesehatan
Millennium Development Goals (MDGs) bayi dan balita. Data Riskesdas 2013 menunjukan
juga memprioritaskan tujuan utamanya yaitu bahwa sebagian besar persalinan normal (68,6%)
untuk menurunkan AKB sebesar 2/3, menurunkan dibantu oleh bidan. Sedangkan sisanya sebanyak
AKI sebesar 3/4, dan meningkatkan pencegahan 18,5% dibantu dokter, 11,8% dibantu tenaga
penyebaran HIV/AIDS. Berdasarkan Laporan non kesehatan, 0,3% dibantu perawat. Di daerah
Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di terpencil, pelayanan kebidanan juga meliputi
Indonesia 2014, AKI tercatat sebesar 359 per pelaksanaan berbagai program pemerintah pusat
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh maupun daerah guna meningkatkan derajat
dari target MDGs yang sebesar 102 per 100.000 kesehatan masyarakat setempat seperti pelaksana
kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada tahun 2012 program KB dan imunisasi (Kemenkes, 2015).
sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup juga masih Peran bidan dalam menurunkan kematian ibu
jauh dari target MDGs yang sebesar 23 per 1.000 dan anak antara lain dengan menempatkan bidan
kelahiran hidup (KPPN, 2015). AKI dan AKB juga di desa pada tahun 1990an. Tugas pokok bidan di
menjadi perhatian dalam Sustainable Development desa antara lain sebagai pelaksana kesehatan ibu
Goals (SDGs). Target AKI dan AKB pada tahun dan anak khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu

66 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan anggapan bahwa seorang perawat yang baik tidak
bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi. akan menjadi seorang bidan yang baik karena
Tugas bidan lainnya adalah melakukan kunjungan perawat dididik untuk merawat orang yang sakit
ke rumah, pembinaan posyandu dan pembinaan sedangkan bidan dididik untuk kesehatan wanita.
pondok bersalin. Selain bidan di desa, adapula Maria De Broer mengatakan kebidanan tidak
bidan yang melakukan praktik di fasilitas pelayanan memiliki hubungan dengan keperawatan, kebidanan
kesehatan dengan tugas pokoknya memberikan merupakan profesi yang mandiri. Sekitar 75% bidan
pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan di Belanda bekerja secara mandiri. Pendidikan
reproduksi di poliklinik keluarga berencana, kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan
senam hamil, pendidikan perinatal, pelayanan keperawatan (Asrinah, 2010).
di kamar bersalin, pelayanan di kamar operasi, Berbeda dengan profesi tenaga kesehatan
pelayanan nifas dan pelayanan perinatal. Tahun lainnya, profesi bidan dapat berdiri sendiri dalam
1994 Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo memberikan pertolongan kesehatan kepada
menekankan pentingnya kesehatan reproduksi masyarakat khususnya pertolongan persalinan
dengan memperluas area garapan pelayanan bidan: normal. Oleh karena itu, bidan mengucapkan
a. Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan janji atau sumpah saat menamatkan diri dari
perawatan abortus pendidikannya. Bidan merupakan mata rantai yang
b. Family planning sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung
c. Penyakit menular seksual termasuk infeksi tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya
saluran alat reproduksi manusia melalui kemampuannya untuk melakukan
d. Kesehatan reproduksi remaja pengawasan, pertolongan dan pengawasan neonatus
e. Kesehatan reproduksi pada orang tua. dan pada persalinan ibu postpartum. Di samping itu,
upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
Profil Tenaga Kebidanan dapat dibebankan kepada bidan melalui pelayanan
Sektor kesehatan sudah menjadi bagian dari keluarga berencana.
industri yang memberikan lapangan pekerjaan Midwife (bidan) dalam terminologi bahasa
luas. Ungkapan bahwa kesehatan adalah area Inggris, mid sama dengan with yang berarti “dengan”
yang padat karya menunjukkan bahwa banyak dan wif sama dengan a woman atau “seorang
orang yang bekerja dalam sektor kesehatan wanita”. Jadi, midwife sama dengan with a woman
(Ayuningtyas, 2014). Sumber Daya Manusia dan berarti “dengan seorang wanita”. Definisi bidan
(SDM) merupakan komponen utama dari sistem secara internasional telah diakui oleh International
kesehatan dan menghabiskan paling banyak Confederation of Midwives (ICM) pada tahun
sumber daya yang dialokasikan untuk sistem 1972 dan Federation of International Gynecologist
kesehatan. SDM berkontribusi terhadap kinerja Obstetrition (FIGO) pada tahun 1973, World
dari semua fungsi utama kesehatan sehingga upaya Health Organization (WHO) dan badan lainnya.
untuk meningkatkan efektivitas tenaga kesehatan Pada tahun 1990 di Kobe, ICM menyempurnakan
merupakan pusat untuk meningkatkan kinerja sistem definisi bidan yang kemudian disahkan oleh FIGO
kesehatan (Beaglehole, 2003). Dalam Undang- (1991) dan WHO (1992). Bidan adalah seseorang
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga yang telah menyelesaikan program pendidikan
Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang bidan yang diakui oleh negara, telah berhasil
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan menyelesaikan pendidikan tertentu lainnya yang
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan disyaratkan serta memperoleh kualifikasi yang
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk diperlukan untuk didaftarkan dan/atau diberi izin
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk untuk menjalankan praktik kebidanan. Dia harus
melakukan upaya kesehatan. Tenaga kebidanan mampu memberikan supervisi, asuhan pelayanan
merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang dan nasihat yang dibutuhkan kepada wanita selama
disebutkan dalam peraturan tersebut. masa hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan;
Perkembangan pelayanan dan pendidikan memimpin persalinan atas tanggung jawabnya
kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa sendiri serta; memberikan asuhan pada bayi baru
penjajahan Belanda dan Jepang. Belanda merupakan lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan
salah satu negara yang teguh berpendapat bahwa preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu
pendidikan kebidanan harus dilakukan secara dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta
terpisah dari pendidikan perawat. Profesi bidan melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada
berkembang menjadi profesi yang berbeda dengan saat tidak adanya tenaga medis. Bidan mempunyai
profesi perawat (Sari, 2012). Di Belanda, ada tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 67


kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, Dalam bahasa Sansekerta, kata “bidan” atau
tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. “widwan” berarti wise woman atau perempuan bijak.
Pelayanan bidan termasuk pendidikan antenatal, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bidan adalah
persiapan untuk menjadi orang tua, dan penguasaan wanita yang mempunyai kepandaian menolong dan
bidang tertentu dari ginekologi, keluarga berencana merawat orang melahirkan dan bayinya. Kebidanan
dan asuhan anak. Bidan dapat melakukan praktik adalah segala sesuatu mengenai bidan atau cara
kebidanan di rumah sakit, klinik, unit pelayanan menolong dan merawat orang beranak. Menurut
kesehatan, rumah perawatan atau tempat pelayanan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/
lainnya (Salmiati, 2008). Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Sedangkan definisi bidan dan ruang lingkup Praktik Bidan, bidan adalah seorang perempuan
praktiknya yang terbaru menurut ICM Council yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
pada tanggal 15 Juni 2011, yaitu bidan adalah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
seseorang yang telah berhasil menyelesaikan perundang-undangan. Dalam dokumen Anggaran
program pendidikan kebidanan yang diakui Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) Ikatan
dengan sah di negara dimana ia berada dan yang Bidan Indonesia (IBI) tahun 2013, bidan adalah
didasarkan pada Standar Kompetensi Inti ICM seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
untuk praktik dasar bidan dan kerangka kerja bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
Standar Global ICM untuk pendidikan kebidanan; profesi di wilayah Negara Republik Indonesia
orang yang telah mendapatkan kualifikasi yang serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
diperlukan untuk diregistrasi dan diberi izin yang diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat
sah untuk dapat melakukan praktik kebidanan lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
dan menggunakan gelar “bidan”; dan orang yang Di Indonesia, profesi bidan hanya dilakukan
mempunyai kompetensi dalam praktik kebidanan. oleh perempuan dikarenakan objek materi bidan
Bidan diakui sebagai profesi yang bertanggung adalah perempuan dari masa pra hamil, persalinan
jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan sampai masa pasca persalinan merupakan satu
bersama perempuan untuk memberikan dukungan, kesatuan (continuum care) yang harus dilakukan
asuhan dan nasihat yang dibutuhkan selama masa secara menyeluruh oleh bidan. Budaya Indonesia
kehamilan, persalinan dan masa nifas; menolong belum bisa menerima kunjungan bidan laki-laki
persalinan dengan tanggung jawab sendiri; serta dalam memeriksa pasca persalinan di rumah pasien
menyediakan asuhan bagi bayi baru lahir dan anak. seperti memeriksa jahitan perinium dan memastikan
Asuhan ini termasuk langkah pencegahan, promosi proses laktasi berjalan dengan lancar. Sehingga
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan dapat disimpulkan bahwa bidan adalah seorang
anak, pengaksesan pelayanan medis atau bantuan perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan
pertolongan yang tepat lainnya dan pelaksanaan tinggi kebidanan, baik di dalam maupun di luar
langkah-langkah darurat. Bidan memiliki tugas negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan
penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, ketentuan peraturan perundang-undangan; memiliki
bukan hanya bagi perempuan saja melainkan juga kompetensi tertentu yang dipersyaratkan untuk
kepada keluarga dan masyarakat. Pekerjaan ini harus disertifikasi, diregistrasi dan diberi izin lisensi yang
melibatkan pendidikan antenatal dan persiapan sah untuk melaksanakan pelayanan kebidanan.
menjadi orang tua dan dapat juga berkembang Kebidanan adalah segala sesuatu mengenai kegiatan
hingga kesehatan perempuan, kesehatan seksual pemberian asuhan pada perempuan selama masa
atau reproduksi dan asuhan pada anak. Seorang persiapan kehamilan, hamil, persalinan normal,
bidan dapat berpraktik dimanapun termasuk rumah, pasca persalinan dan asuhan pada bayi baru lahir
masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit pelayanan dan balita.
kesehatan lain (ICM, 2014). Namun istilah kebidanan juga digunakan
Menurut World Health Organization (WHO), sebagai spesialisasi dari tenaga medis yaitu dokter
kebidanan meliputi perawatan wanita selama spesialis obstetri ginekologi atau dokter spesialis
masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan kebidanan dan kandungan. Obstetri merupakan
perawatan bayi baru lahir. Termasuk tindakan cabang ilmu kedokteran yang khusus tentang
yang bertujuan mencegah masalah kesehatan pada segala sesuatu yang berhubungan dengan kelahiran
kehamilan, deteksi kondisi abnormal, pengadaan bayi (kehamilan, persalinan, dan sebagainya) atau
bantuan medis bila diperlukan, dan pelaksanaan ilmu tentang kebidanan. Sedangkan ginekologi
langkah-langkah darurat dengan tidak adanya adalah ilmu kedokteran yang berkenaan dengan
bantuan medis. fungsi alat tubuh dan penyakit khusus pada wanita.
Walaupun sama-sama memakai istilah “kebidanan”

68 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


namun ruang lingkup ilmu kebidanan yang permasalahan yang menyangkut kepentingan
menjadi kompetensi tenaga kebidanan berbeda masyarakat luas dan tujuan penyelesaian masalah
dengan kompetensi dokter spesialis kebidanan menjadi dasar dilakukannya formulasi atau pembuatan
dan kandungan. Bidan memiliki otonomi dalam kebijakan yang kemudian dilanjutkan ke tahap
penatalaksanaan kondisi fisiologis atau normal. impelementasi, monitoring dan evaluasi (Ayuningtyas,
Apabila terjadi kondisi patologi atau kejadian 2014). Begitupun dengan kebijakan kesehatan
tidak normal dimana terdaat faktor resiko dan mengenai profesi kebidanan. Pengembangan kebijakan
komplikasi, bidan melakukan pertolongan pertama mengenai profesi kebidanan menjadi prioritas untuk
kegawatdaruratan dan dilanjutkan dengan merujuk segera disahnya menjadi UU Kebidanan. RUU
pasien. Dimana area tersebut menjadi ruang lingkup Kebidanan masuk dalam Program Legislasi Nasional
tenaga medis. (Prolegnas) periode 2009-2014 dan diteruskan dalam
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Prolegnas 2014-2019. Pada Prolegnas Tahun 2016,
Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun RUU Kebidanan menjadi prioritas untuk dibahas pada
2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga tahun 2016 dengan pengusul dari DPR dan DPD.
Kesehatan Tahun 2011-2025, telah ditetapkan
Pendidikan Kebidanan
sejumlah target rasio tenaga kesehatan terhadap
Sejarah pendidikan kebidanan merupakan
jumlah penduduk. Pada tahun 2014, rasio dokter
tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
spesialis ditetapkan sebesar 10 dokter spesialis per
kebidanan yang berkualitas dan perkembangan
100.000 penduduk, rasio dokter umum sebesar 40
kebijakan pemerintah. Tahun 1974 pendidikan
dokter umum per 100.000 penduduk, rasio perawat
kebidanan berupa Sekolah Perawat Kesehatan
sebesar 158 perawat per 100.000 penduduk dan
atau setara sekolah menengah atas. Namun
bidan sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk. Pada
menggabungkan pendidikan keperawatan dan
tahun 2014, rasio bidan terhadap penduduk sebesar
kebidanan tidak dapat menjawab kebutuhan
49,56 lebih rendah jika dibandingkan dengan target
masyarakat akan pelayanan kebidanan yang
tahun 2014 yaitu 100 bidan per 100.000 penduduk
komprehensif dan mendalam. Tahun 1996, dibuka
(Kemenkes, 2015). Hal yang perlu diperhatian
pendidikan diploma tiga kebidanan dengan
dalam memperkirakan rasio kebutuhan bidan
peserta didik dari lulusan sekolah menengah atas.
adalah faktor luas wilayah, kondisi geografis, jarak
Tahun 2000, berdasarkan surat keputusan Menteri
dan jumlah penduduk dalam wilayah tersebut.
Pendidikan dan Kebudayaan dibuka program
pendidikan diploma empat bidan pendidik di
Pengembangan Profesionalisme Tenaga
Fakultas Kedokteran UGM, UNPAD (2002), USU
Kebidanan
(2004), STIKES Ngudi Waluyo Semarang dan
Pengaturan mengenai profesi bidan terdapat di
STIKIM Jakarta (2003) dengan lama penidikan 1
beberapa peraturan yang terpisah diantaranya:
tahun setelah pendidikan diploma tiga. Adanya
a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
diploma empat bidan pendidik yang setara dengan
tentang Pendidikan Tinggi
sarjana ini pada mulanya sebagai masa transisi
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dosen dimana
tentang Tenaga Kesehatan
yang berhak menjadi dosen diploma tiga adalah
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/
minimal harus satu tingkat di atas program diploma
Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
tiga. Akan tetapi Undang-Undang Nomor 14 tahun
Penyelenggaraan Praktik Bidan
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 46 ayat (2)
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7
mensyaratkan dosen memiliki kualifikasi akadamik
Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan
minimum lulusan program magister untuk program
dan Penempatan Dokter dan Bidan Sebagai
diploma atau sarjana dan lulusan program doktor
Pegawai Tidak Tetap
untuk program pascasarjana. Untuk menyesuaikan
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/
dengan kebijakan tersebut, pada tahun 2005 dibuka
Menkes/SKIII/2007 tentang Standar Profesi
program magister di Universitas Padjadjaran
Bidan.
Bandung, tahun 2011 di Universitas Brawijaya
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/
malang dan Universitas Andalas Padang dan tahun
Menkes/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan
2012 dibuka magister kebidanan di Universitas
Kebidanan.
Hasanudin Makassar dan Universitas Gajah Mada
Pengembangan kebijakan kesehatan tidak Yogyakarta. Tahun 2007 dibuka program sarjana
terlepas dari masalah atau isu yang berkembang di kebidanan di Universitas Airlangga Surabaya
tengah masyarakat. Keinginan merespon berbagai (Heryani, 2011) (Sari, 2012).

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 69


Di masa yang akan datang, dibutuhkan pendidikan vokasi yang tersedia adalah program
tenaga kebidanan yang memiliki pengetahuan, diploma satu, diploma dua, diploma tiga dan
keterampilan dan perilaku yang unggul serta yang diploma empat atau biasa disebut dengan program
menjunjung tinggi etika dan hukum kesehatan. sarjana terapan. Sedangkan program pendidikan
Pengembangan profesi bidan dibutuhkan untuk profesi baru tersedia program profesi kebidanan
mengantisipasi perubahan ilmu pengetahuan dan yang berasal dari lulusan pendidikan sarjana
teknologi, perkembangan tuntutan kebutuhan kebidanan. Adapun program spesialis kebidanan
masyarakat akan pelayanan kebidanan yang belum tersedia. Di negara lain pun belum ada
berkualitas, peningkatan kesadaran masyarakat program spesialisasi kebidanan dan bahkan acuan
akan hukum kesehatan, permintaan pengguna jasa ICM belum menyebutkan spesialisasi kebidanan
pelayanan kebidanan, perubahan yang cepat dalam sebagaimana profesi dokter dan perawat yang
kebijakan pemerintah, dan persaingan global yang sudah ada spesialisasinya. Ke depannya, program
semakin ketat. pendidikan doktoral, spesialis maupun subspesialis
Sebagai sebuah profesi kebidanan, kompetensi akan dibuka jika ada kebutuhan masyarakat dan
bidan yang terdiri dari serangkaian pengetahuan, kesiapan dari organisasi profesi bidan (Wawancara
keterampilan dan perilaku didapat melalui dengan Pengurus Pusat IBI, 2016).
pendidikan tinggi dan pendidikan berkelanjutan. Peserta didik lulusan SMU atau sederajat
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun dapat melanjutkan pendidikan tinggi kebidanan
2012 tentang Pendidikan Tinggi, pendidikan tinggi melalui jenis pendidikan vokasi dan akademik.
adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan Pendidikan vokasi yang dimaksud adalah minimal
menengah yang mencakup program diploma, pendidikan diploma tiga. Hal ini dikarenakan syarat
program sarjana, program magister, program doktor, tenaga kesehatan sebagaimana yang tercantum
dan program profesi serta program spesialis, yang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan tentang Tenaga Kesehatan adalah minimal lulusan
kebudayaan bangsa Indonesia. Terdapat tiga jenis pendidikan diploma tiga. Lulusan diploma tiga
pendidikan tinggi yaitu akademik, vokasi dan berhak mendapat gelar ahli madya kebidanan dan
profesi. Berikut ini merupakan penjelasan jenis termasuk dalam jenis bidan vokasi atau bidan
pendidikan tinggi: pelaksana. Bidan vokasi dapat melakukan praktik
a. Pendidikan akademik merupakan pendidikan kebidanan dalam batasan wewenang tertentu dengan
tinggi program sarjana dan/atau program pengawasan bidan profesional. Dalam Undang-
pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan Tinggi, program diploma merupakan pendidikan
dan teknologi. vokasi yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan
b. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan
tinggi program diploma yang menyiapkan keterampilan dan penalaran dalam penerapan ilmu
mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian pengetahuan dan teknologi. Program diploma
terapan tertentu sampai program sarjana menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang
terapan. Dapat pula dikembangkan oleh terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan
pemerintah sampai dengan program magister bidang keahliannya. Program diploma terdiri atas
terapan atau program doktor terapan. program diploma satu, diploma dua, diploma tiga
c. Pendidikan profesi merupakan pendidikan dan diploma empat atau sarjana terapan. Program
tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan diploma wajib memiliki dosen yang berkualifikasi
mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan akademik minimum lulusan program magister atau
persyaratan keahlian khusus. Pendidikan sederajat dan dapat menggunakan instruktur diploma
profesi dapat diselenggarakan oleh perguruan tiga atau sederajat yang memiliki pengalaman.
tinggi dan bekerja sama dengan kementerian Lulusan program diploma berhak menggunakan
pendidikan, kementerian lain, LPNK dan/atau gelar ahli atau sarjana terapan.
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas Selain diploma tiga, lulusan SMU atau
mutu layanan profesi. sederajat dapat melanjutkan pendidikan akademik
yaitu program sarjana kebidanan. Dalam ketentuan
Saat ini pendidikan tinggi kebidanan telah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
tersedia di perguruan tinggi dengan jenis program
Pendidikan Tinggi, program sarjana merupakan
pendidikan berupa akademik, vokasi dan profesi.
pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi
Program pendidikan akademik kebidanan yang
lulusan pendidikan menengah atau sederajat
sudah tersedia adalah sarjana dan magister. Program
sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan

70 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


dan teknologi melalui penalaran ilmiah. Program berhak mendapat gelar bidan spesialis dan dapat
sarjana menyiapkan mahasiswa menjadi intelektual melakukan praktik kebidanan spesialis tersebut.
dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 12
memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, program
serta mampu mengembangkan diri menjadi spesialis merupakan pendidikan keahlian lanjutan
profesional. Program sarjana wajib memiliki dosen yang dapat bertingkat dan diperuntukkan bagi
yang berkualifikasi akademik minimum lulusan lulusan program profesi yang telah berpengalaman
program magister atau sederajat. Lulusan program sebagai profesional untuk mengembangkan bakat
sarjana berhak menggunakan gelar sarjana. Oleh dan kemampuannya menjadi spesialis. Program
karenanya, lulusan sarjana kebidanan berhak spesialis diselenggarakan oleh perguruan tinggi
mendapat gelar sarjana kebidanan. Namun sarjana yang bekerja sama dengan kementerian pendidikan,
kebidanan belum bisa melakukan praktik kebidanan. kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi
Untuk dapat melakukan praktik kebidanan, profesi yang bertanggung jawab atas mutu
lulusan sarjana kebidanan diwajibkan melanjutkan layanan profesi. Program spesialis meningkatkan
ke jenis pendidikan profesi kebidanan. Lulusan kemampuan spesialisasi dalam cabang ilmu
pendidikan profesi bidan berhak mendapat gelar tertentu. Program spesialis wajib memiliki dosen
bidan. Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor yang berkualifikasi akademik minimum lulusan
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, program spesialis dan/atau lulusan program
program profesi merupakan pendidikan keahlian doktor atau yang sederajat dengan pengalaman
khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program kerja paling singkat dua tahun. Lulusan program
sarjana atau sederajat untuk mengembangkan profesi berhak menggunakan gelar spesialis.
bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan Adapun spesialisasi yang dimaksud mengikuti
yang diperlukan dalam dunia kerja. Program perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan, isu
profesi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang global kebidanan, kebutuhan masyarakat akan
bekerja sama dengan kementerian pendidikan, pelayanan kebidanan, perkembangan peraturan
kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi dan lainnya. Perkembangan spesialisasi kebidanan
profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan terbatas pada kewenangan persalinan normal dan
profesi. Program profesi wajib memiliki dosen yang tidak dalam menangani kondisi patologis kehamilan
berkualifikasi akademik minimum lulusan program atau kehamilan dengan risiko.
profesi dan/atau lulusan program magister atau Lulusan magister kebidanan juga
yang sederajat dengan pengalaman kerja paling dapat melanjutkan pendidikan doktor guna
singkat dua tahun. Lulusan program profesi berhak pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
menggunakan gelar profesi. Lulusan doktor kebidanan berhak mendapat gelar
Selanjutnya, bidan profesi yang ingin doktor. Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor
mengembangkan keilmuan kebidanan, dapat 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, program
melanjutkan pendidikan akademik ke tingkat doktor merupakan pendidikan akademik yang
magister. Lulusan magister kebidanan berhak diperuntukkan bagi lulusan program magister
mendapat gelar magister kebidanan. Dalam atau sederajat sehingga mampu menemukan,
ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi
2012 tentang Pendidikan Tinggi, program kepada pengembangan, serta pengamalan ilmu
magister merupakan pendidikan akademik yang pengetahuan dan teknologi melalui penalaran
diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau penelitian ilmiah. Program doktor mengembangkan
sederajat sehingga mampu mengamalkan dan dan memantapkan mahasiswa untuk menjadi lebih
mengembangkan ilmu pengetahuan dan/atau bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan
teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. kemandirian sebagai filosof dan/atau intelektual,
Program magister mengembangkan mahasiswa ilmuwan yang berbudaya dan menghasilkan dan/
menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, atau mengembangkan teori melalui penelitian
mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan yang komprehensif dan akurat untuk memajukan
kerja serta mengembangkan diri menjadi profesional. peradaban manusia. Program doktor wajib memiliki
Program magister wajib memiliki dosen yang dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program
berkualifikasi akademik lulusan program doktor doktor atau yang sederajat. Lulusan program doktor
atau yang sederajat. Lulusan program magister berhak menggunakan gelar doktor.
berhak menggunakan gelar magister. Selain pengembangan pendidikan formal,
Lulusan magister kebidanan dapat melanjutkan juga dikembangkan pendidikan nonformal
pendidikan pendidikan spesialisasi kebidanan, atau pendidikan berkelanjutan. Pengembangan

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 71


pendidikan berkelanjutan kebidanan mengacu pada kepada ibu dan anak menjadi tertata sesuai
peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, pemberian
pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan pelayanan pada ibu hamil yang hendak melakukan
meliputi aspek klinis dan non klinis. Pendidikan persalinan, tenaga medis dapat memberikan
tersebut dilakukan melalui program pelatihan, pelimpahan wewenang kepada bidan profesional.
magang, seminar atau lokakarya yang diadakan Jika kompetensi dan keterampilan memenuhi
dengan kerja sama organisasi profesi, kementerian persyaratan, bidan profesional tersebut dapat
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga memerintahkan bidan vokasi untuk memberikan
internasional dan lainnya. Selain itu, organisasi asuhan dengan pengawasan dari bidan profesional.
profesi telah mengembangkan suatu program Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor
mentorship dimana bidan senior membimbing bidan 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal
junior dalam konteks profesionalisme kebidanan 65 yang menyatakan bahwa dalam melakukan
(Sofyan, 2008). Selain itu, guna memfasilitasi pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dapat
kebutuhan penyetaraan bidan-bidan lulusan di menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga
bawah program pendidikan diploma tiga, dilakukan medis. Dengan demikian pelayanan menjadi tertata
Pengakuan Pembelajaran Lampau (PPL) yang dan mengurangi beban tindakan yang semestinya
mengacu pada peraturan terkait yaitu Peraturan dapat dilakukan dan tidak dirujuk.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Permasalahan kekurangan kebutuhan tenaga
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi kesehatan dan tidak samanya kualitas tenaga
Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan kesehatan merupakan tantangan yang signifikan.
Tinggi. Dengan adanya PPL, pengakuan terhadap Pengalihan tugas atau pendelegasian tugas kepada
pendidikan nonformal, pendidikan informal dan tenaga kesehatan merupakan strategi potensial
pengalaman praktik bidan diharapkan akan lebih untuk mengatasi tantangan tersebut. Dari sudut
mempercepat upaya peningkatan kualitas bidan pandang ekonomi, pendelegasian tugas merupakan
melalui pendidikan formal tanpa mengabaikan pilihan kebijakan yang tepat untuk membantu
kemampuan yang telah dimiliki bidan yang lebih meringankan kekurangan tenaga kesehatan dan
banyak berdasarkan pengalaman bertahun-tahun kualitas yang tidak merata antar sesama tenaga
dalam menjalankan praktik kebidanan. Berdasarkan kesehatan. Pengalihan tugas merupakan pilihan
kebijakan KKNI tersebut juga, diperbolehkan jenis kebijakan yang menjanjikan unruk meningkatkan
pendidikan vokasi untuk meneruskan pendidikan ke efisiensi produktif pemberian pelayanan kesehatan,
jenis profesi dengan syarat adanya penyetaraan atau meningkatkan jumlah dan kualitas layanan yang
matrikulasi. Dengan demikian, lulusan program diberikan dan biaya yang efektif. Misalnya
pendidikan diploma tiga atau diploma empat di Mozambik, dokter yang dilatih melakukan
dapat melanjutkan pendidikan ke program profesi pembedahan yang merupakan penyedia pelayanan
kebidanan dengan melalui tahapan matrikulasi. kesehatan utama di suatu rumah sakit kabupaten,
Lamanya matrikulasi sekitar satu tahun dan lamanya melayani pasien dengan biaya yang jauh lebih
pendidikan profesi sekitar satu hingga dua tahun. rendah dari pada mendatangkan dokter kandungan
Pengembangan jenjang pendidikan bidan dan kebidanan (Fulton, 2011).
bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan
Akreditasi, Registrasi dan Lisensi Profesi Bidan
yang komprehensif kepada ibu dan anak dalam
Selain pendidikan, pengembangan profesi
tatanan praktik bidan mandiri. Pemerintah daerah
bidan juga dilakukan dengan kegiatan sertifikasi,
dapat mengarahkan bidan vokasi atau bidan
registrasi dan lisensi. Tidak dapat dipungkiri
profesional yang baru lulus untuk membuka praktik
bahwa banyaknya institusi pendidikan kebidanan
secara mandiri di bawah pengawasan dari bidan
berpengaruh terhadap kualitas lulusan sehingga
profesional yang berpraktik di sekitarnya. Sehingga
diperlukan suatu uji kompetensi yang dilakukan
tercipta jejaring praktik bidan dalam suatu wilayah.
di seluruh wilayah Indonesia guna menyamakan
Kasus-kasus rujukan dengan mudah dilakukan
standar pengetahuan, keterampilan dan perilaku
sehingga dapat meminimalkan masalah kesehatan
lulusan pendidikan kebidanan. Kegiatan registrasi
ibu dan anak. Bidan vokasi juga diarahkan untuk
dan lisensi merupakan wujud peran negara dalam
memantau perkembangan ibu hamil di wilayahnya
mengawasi pelaksanaan pelayanan kebidanan di
dan segera merujuk jika ditemukan kehamilan
Indonesia, meyakinkan kompetensi bidan guna
dengan penyulit dan komplikasi penyakit.
melindungi masyarakat pengguna jasa bidan,
Selain itu, kaitannya di dalam praktik
meningkatkan mutu pelayanan dan memeratakan
bersama dengan tenaga kesehatan lain di fasilitas
jangkauan pelayanan. Sertifikasi merupakan
pelayanan kesehatan, pelayanan yang diberikan

72 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


kegiatan yang menunjukkan penguasaan kompetensi memiliki STR yang diberikan oleh konsil masing-
tertentu. Registrasi adalah sebuah proses dimana masing tenaga kesehatan dengan syarat memiliki
seseorang tenaga profesi harus mendaftarkan ijazah pendidikan di bidang kesehatan, memiliki
dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi, memiliki
guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk surat keterangan sehat fisik dan mental, memiliki
melakukan tindakan profesionalnya setelah surat pernyataan telah mengucapkan sumpah
memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan atau janji profesi dan membuat surat pernyataan
oleh badan tersebut. Registasi bidan artinya proses mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
pendaftaran pendokumentasian dan pengakuan profesi. STR berlaku selama lima tahun dan dapat
terhadap bidan setelah dinyatakan memenuhi diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan
minimal kompetensi inti atau standar penampilan tambahan seperti telah mengabdikan diri sebagai
minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan tenaga profesi atau vokasi di bidangnya dan
mental mampu melaksanakan praktik profesinya. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
Dengan teregistasinya seorang tenaga profesi maka pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah
akan mendapatkan haknya untuk minta izin praktik lainnya.
(lisensi) setelah memenuhi beberapa persyaratan Saat ini, kegiatan registrasi bidan dilakukan
administrasi untuk lisensi. Tujuan umum registrasi secara manual oleh petugas dan dibuktikan dengan
adalah untuk melindungi masyarakat dari mutu keluarnya STR oleh MTKI selama Konsil Tenaga
pelayanan profesi. Sedangkan tujuan khususnya Kesehatan Indonesia belum dibentuk. Perguruan
adalah meningkatkan kemampuan tenaga profesi tinggi kebidanan mengajukan nama peserta didik
dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi
teknologi yang berkembang pesat; meningkatkan dan sertifikat profesi untuk dilakukan pendataan
mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam (registrasi) ke MTKP. selanjutnya MTKP akan
penyelesaian kasus malapraktik; dan mendata mengirim ke MTKI untuk selanjutnya dikeluarkan
jumlah dan kategori melakukan praktik (Sari, STR. Namun hal ini membutuhkan waktu lama,
2012). Pelayanan kebidanan yang diberikan oleh berisiko salah input data, kehilangan data dan
bidan yang sudah diregistrasi dan mendapat izin memungkinkan terjadi perubahan data yang tidak
untuk melakukan pelayanan kepada klien yang sama di MTKP, MTKI dan organisasi profesi.
membutuhkan. Guna mendapatkan data STR yang terintegrasi
Uji kompetensi kebidanan dilakukan oleh dari daerah hingga ke pusat dan untuk menyingkat
perguruan tinggi peserta didik dengan bekerja sama waktu penerbitan STR, maka registrasi dilakukan
organisasi profesi kebidanan setempat. Kegiatan secara online dengan user MTKP dan MTKI.
uji kompetensi kebidanan untuk mendapatkan Lisensi (perizinan praktik) adalah proses
sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi saat ini administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
dilakukan secara manual tertulis, serentak di seluruh atau yang berwenang berupa surat izin praktik
Indonesia dan dilakukan setelah peserta didik lulus yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah
pendidikan. Tentunya, hal ini cenderung membuat teregistrasi untuk pelayanan mandiri. Tujuan lisensi
peserta didik yang telah lulus menunggu lama untuk secara umum adalah untuk melindungi masyarakat
mendapat giliran uji kompetensi dan peserta didik dan melindungi pelayanan profesi. Sedangkan tujuan
yang tidak lulus kompetensi akan menunggu lama khususnya adalah memberikan kejelasan batas
untuk melakukan ujian lagi. Untuk meningkatkan wewenang dan menetapkan sarana dan prasarana
keefektifan pendayagunaan lulusan, uji kompetensi yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan praktik
dilakukan dengan bersamaan dengan ujian (Sari, 2012). Dalam Undang-Undang Nomor 36
kelulusan (exit exam) sehingga penjadwalan uji Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan disebutkan
kompetensi sesuai dengan jadwal akademik masing- bahwa setiap tenaga kesehatan yang menjalankan
masing perguruan tinggi. Uji kompetensi juga praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
tidak dilakukan secara serentak di seluruh wilayah memiliki izin. Izin diberikan dalam bentuk Surat
Indonesia, namun dilakukan pada masing-masing Izin Praktik (SIP) yang dikeluarkan oleh pemerintah
perguruan tinggi secara berkala. Uji kompetensi daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat
dapat dilakukan secara online terintegrasi dengan kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota
pusat sehingga hasil dapat diketahui secara langsung tempat tenaga kesehatan menjalankan praktiknya.
setelah kegiatan uji kompetensi dilakukan. Syarat mendapatkan SIP antara lain STR yang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 masih berlaku, rekomendasi dari organisasi profesi
tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa setiap dan tempat praktik. SIP berlaku hanya untuk satu
tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib tempat. SIP berlaku sepanjang STR masih berlaku

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 73


dan tempat praktik masih sesuai dengan yang pusar, menyediakan terapi farmakologi untuk
tercantum dalam SIP. meredakan nyeri, dan lainnya. c) perilaku yang
meliputi tanggung jawab atas keputusan dan
Pelayanan Kebidanan
tindakan klinis (ICM, 2014). Dapat disimpulkan
Selain pengembangan profesi kebidanan
menurut ICM, bidan vokasi dapat melakukan
melalui pendidikan dan serangkaian sertifikasi
pelayanan kebidanan secara mandiri maupun
hingga lisensi untuk praktik, pelayanan profesional
bersama tenaga kesehatan lainnya di fasilitas
bidan juga perlu mendapat perhatian khusus sebagai
pelayanan kesehatan namun pada batasan kondisi
bagian dari pengembangan profesi kebidanan.
kehamilan dan persalinan yang normal.
Dalam memberikan pelayanan bersama dengan
Selain itu, terdapat bidan profesional
tenaga kesehatan lainnya, bidan perlu memosisikan
merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan
dirinya setara dengan tenaga kesehatan lainnya.
kebidanan setingkat diploma empat atau sarjana
Misalnya tenaga medis, disebut dokter atau dokter
yang memiliki kompetensi, sudah diregistrasi dan
gigi jika telah lulus pendidikan profesi. Begitupun
diberikan izin untuk melakukan praktik bidan
dengan perawat yang berhak menyandang gelar
di fasilitas pelayanan kesehatan maupun praktik
ners jika telah lulus pendidikan profesi. Oleh
mandiri perorangan. Bidan tersebut dapat beperan
karenanya, di dalam pengembangan profesi bidan,
sebagai pemberi pelayanan kebidanan, pengelola
perlu dibedakan jenis bidan dalam memberikan
dan pendidik. Lulusan pendidikan setingkat magister
pelayanan. Pembedaan jenis ini juga berpengaruh
dan doktor juga merupakan bidan profesional
pada pembagian wewenang berdasarkan jenjang
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pendidikan. Menurut ICM, berdasarkan latar
praktiknya dan berperan sebagai pemberi pelayanan
belakang pendidikan dan kompetensi yang dimiliki,
kebidanan sesuai jenjang pendidikan profesinya,
bidan terbagi menjadi dua yaitu basic midwifery dan
pengelola, pendidik, peneliti dan konsultan dalam
advance midwifery. Bidan basic atau bidan pelaksana
perkembangan pendidikan kebidanan maupun dalam
atau dapat disebut dengan bidan vokasi yaitu
sistem pelayanan kesehatan secara universal. Dalam
seseorang yang telah lulus pendidikan kebidanan
dokumen ICM, kompetensi tambahan atau Advance
diploma tiga yang memiliki kompetensi, sudah
midwifery practice yaitu dalam memberikan asuhan
diregistrasi dan diberikan izin untuk melakukan
selama persalinan dan kelahiran antara lain memiliki
praktik bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
serangkaian pengetahuan, keterampilan dan perilaku
maupun praktik mandiri perorangan. Asal kata
dalam melakukan ekstraksi vakum, perbaikan
vokasi berasal dari vocational yang berarti kejuruan.
tingkat tiga dan empat luka robekan perinieum dan
Istilah vokasi juga digunakan dalam keperawatan
memperbaiki luka robek serviks. Selain memiliki
yaitu perawat vokasi. Perawat vokasi merupakan
tambahan kompetensi dalam melakukan pelayanan
perawat yang telah lulus pendidikan diploma tiga.
kebidanan, bidan profesional juga diwajibkan
Basic midwifery practice menurut ICM terbagi
memiliki serangkaian kompetensi manajerial
ke dalam beberapa kompetensi yaitu kompetensi
dimana hal ini dibutuhkan dalam merencanakan
dalam konteks sosial, epidemiologi, dan budaya
asuhan yang akan diberikan dan juga dibutuhkan
asuhan kepada ibu dan bayi baru lahir; kompetensi
untuk koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam pra-kehamilan dan rencana persalinan;
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
kompetensi dalam penyediaan asuhan selama masa
komprehensif kepada pasien di fasilitas pelayanan
kehamilan; kompetensi dalam penyediaan asuhan
kesehatan. Selain itu, bidan profesional juga
selama persalinan dan kelahiran; kompetensi dalam
dibutuhkan memiliki kemampuan berpikir kritis
penyediaan asuhan bagi wanita selama masa nifas;
yang diperlukan guna pengambilan keputusan yang
dan kompetensi dalam asuhan pasca persalinan
tepat untuk mencegah kondisi yang membahayakan
untuk bayi baru lahir. Misalnya pada kompetensi
ibu hamil dan janin misalnya kondisi kehamilan
dalam penyediaan asuhan selama persalinan dan
tiga terlambat yaitu terlambat dalam mencapai
kelahiran, kompetensi dasar yang dibutuhkan antara
fasilitas pelayanan kesehatan, terlambat mendapat
lain a) pengetahuan yang meliputi anatomi dan
pertolongan, dan terlambat mengenali tanda bahaya
fisiologi persiapan persalinan, indikator fase laten
kehamilan; dan empat terlalu yaitu terlalu muda
dan fase awal persalinan aktif, induksi stimulasi
(hamil usia bi bawah 16 tahun), terlalu tua (hamil
awal persalinan dan augmentasi kontraktilitas
usia di atas 35 tahun), terlalu sering dan terlalu
uterus, indikasi melakukan episiotomi, dan lainnya.
banyak (lebih dari empat anak). Selain itu, juga
b) keterampilan yang meliputi keterampilan
perlu ditambahkan kemampuan untuk menguasai
melakukan episiotomi, melakukan pertolongan
hukum kesehatan.
persalinan normal, menjepit dan memotong tali

74 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016


Selain itu, hal penting dalam pengembangan masa persiapan kehamilan, hamil, persalinan, pasca
pelayanan kebidanan adalah bagaimana agar bidan bersalin, nifas dan masa berkeluarga berencana
tersebar secara merata di wilayah Indonesia. Salah dapat dioptimalkan guna menurunkan AKI dan
satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan AKB. Namun, pelayanan kebidanan di Indonesia
adalah dengan mengangkat dan menempatkan belum sepenuhnya dilakukan secara profesional.
bidan melalui program Pegawai Tidak Tetap (PTT). Beberapa institusi pendidikan kebidanan
Tahun 2014 Kementerian Kesehatan mencatat menyelenggarakan pendidikanhanya sampai
terdapat sebanyak 42.033 bidan PTT. Adapun program magister dan program profesi setelah
tenaga PTT lainnya yaitu tenaga medis PTT hanya program sarjana kebidanan. Kegiatan sertifikasi,
berjumlah 4.435 orang. Kebijakan bidan PTT registrasi dan lisensi dilakukan secara manual yang
harus diimbangi dengan adanya mekanisme fit memungkinkan terjadi kesalahan, ketidaksamaan
and propper test, peningkatan kelayakan fasilitas data di daerah dan di pusat, dan membutuhkan
pelayanan kesehatan, adanya program maintenance waktu yang cukup lama. Pemberian pelayanan
bidan PTT seperti aktualisasikan bidan PTT baik kebidanan yang profesional, hendaknya dilakukan
secara keilmuan maupun pengembangan ilmu oleh bidan profesional menggantikan bidan vokasi.
pengetahuan dan teknologi, naik pangkat menjadi Dengan demikian, kemitraan dapat dilakukan secara
ASN tentunya dengan mengacu pada peraturan seimbang dengan profesi tenaga kesehatan lain yaitu
yang ada yaitu undang-undang ASN, adanya tenaga medis dan tenaga keperawatan profesional
pemberian penghargaan yang layak sebagai profesi (Praptianingsih, 2006) yang menyandang sebutan
dan memberikan kehidupan yang layak dari segi profesional setelah mengikuti program pendidikan
ekonomi dimana ditempatkan (wawancara dengan profesi setelah sarjana.
pemerhati kebidanan tanggal 16 Februari 2016).
Saran
Namun penempatan bidan di wilayah terpencil
Berdasarkan uraian tulisan ini, beberapa saran
belum diimbangi dengan pemberian upah yang
yang dapat dikemukakan dalam meningkatkan
selayaknya. Saat ini pemberian upah masih di
kesehatan ibu dan anak melalui pengembangan
bawah UMR. Strategi insentif dan jaminan lainnya.
profesi bidan antara lain:
Kerja sama dengan pemda, kampus, LSM, tokoh
a. adanya undang-undang yang secara khusus
masyarakat. Strategi pendampingan oleh dokter
mengatur tentang bidan mengingat tenaga medis
kandungan dan bidan profesional yang lebih
dan tenaga keperawatan telah memiliki undang-
berkompeten terhadap bidan-bidan praktik mandiri
undang tersendiri. Di dalam undang-undang
dalam suatu wilayah juga dapat menjadi pembinaan
profesi bidan nantinya perlu diatur segala
sekaligus pengawasan terhadap praktik bidan.
hal yang menjadi ruang lingkup bidan yang
Selain itu, kemitraan bidan sebagai mitra BPJS
membedakannya dari tenaga kesehatan lainnya
Kesehatan juga dipermudah.
seperti aspek pendidikan tinggi kebidanan,
pelayanan kebidanan, sertifikasi, registasi dan
Penutup
lisensi bidan. Diatur juga mengenai penyebaran
Simpulan
bidan di DTPK, kewajiban pemerintah daerah
AKI dan AKB merupakan indikator kesehatan
dalam memberikan tugas wewenang khusus
masyarakat dan kesejahteraan suatu bangsa. AKI
bagi bidan, dan lainnya.
sangat peka terhadap kualitas dan aksesibilitas
b. organisasi profesi bidan beserta pemangku
fasilitas pelayanan kesehatan. AKI dapat mengukur
kepentingan terkait perlu mengembangkan
status kesehatan ibu saat kehamilan, persalinan dan
pendidikan tinggi kebidanan. Termasuk di
nifas pada suatu wilayah. Tahun 2012 AKI tercatat
dalamnya pembagian kompetensi antara bidan
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
vokasi dan bidan profesional. Pengembangan
tersebut jauh dari target MDGs yang sebesar 102
pendidikan juga memerlukan kajian
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada
khususnya pengembangan spesialisasi dan jika
tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup juga
memungkinkan pengembangan subspesialisasi
masih jauh dari target MDGs yang sebesar 23 per
kebidanan. Tentunya pengembangan masih
1.000 kelahiran hidup. AKI dan AKB juga menjadi
dalam ruang lingkup kondisi normal dan bukan
perhatian dalam Sustainable Development Goals
patologis yang menjadi wewenang tenaga
(SDGs). Target AKI dan AKB pada tahun 2019
medis.
sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup dan 24 per
c. diperlukan koordinasi antara pemerintah,
1.000 kelahiran hidup. Ruang lingkup pelayanan
organisasi profesi kebidanan, organisasi profesi
bidan yang komprehensif meliputi kesehatan
tenaga kesehatan lainnya, penyelenggara
wanita sepanjang masa reproduksinya mulai dari

Rahmi Yuningsih, Pengembangan Kebijakan Profesi Bidan | 75


fasilitas pelayanan kesehatan, akademisi Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam
kebidanan hingga masyarakat pemerhati Kebidanan. Jakarta: TIM.
kebidanan untuk pengembangan pendidikan Praptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan Hukum Perawat
kebidanan ke dalam jenjang doktoral, spesialis dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah
dan subspesialis. Sakit. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
d. sebaiknya kegiatan sertifikasi, registrasi dan
Retnaningsih, Ekowati. 2013. Akses Layanan Kesehatan.
lisensi dilakukan terintegrasi secara online Jakarta: Rajawali Pers.
yang dapat diakses di pusat maupun di daerah.
Salmiati, dkk. 2008. Konsep Kebidanan: Manajemen &
Standar Pelayanan. Jakarta: EGC.
Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sofyan, Mustika, dkk. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan
Indonesia: Bidan Menyongsong Masa Depan.
Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Buku
WHO. 2012. The WHO Application of ICD-10 to Deaths
Achmadi, Umar Fahmi. 2014. Kesehatan Masyarakat
During Pregnancy, Childbirth and The Puerperium:
dan Globalisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
ICD-MM
Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah. 2013. Filosofi
Wibowo, Adik. 2014. Kesehatan Masyarakat di
Kebidanan. Jakarta: TIM.
Indonesia: Konsep, Aplikasi dan Tantangan.
Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Jakarta: Rajawali Pers.
Graha Ilmu.
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009.
Ayuningtyas, Dumilah. 2014. Kebijakan Kesehatan: Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba
Prinsip dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. Medika.
Heryani, Reni. 2011. Buku Ajar Konsep Kebidanan.
Jakarta: TIM. Jurnal
International Confederation of Midwives. 2014. Core Beaglehole, Robert dan Mario R. Dal Poz. 2003. “Public
Document ICM. Jakarta: IBI. Health Workforce: Challenges and Policy Issues.”:
BioMed Central Journal, London.
Kementerian Kesehatan. 2015. Kesehatan dalam
Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Fulton, Brent D. dkk. 2011. “Health Workforce Skill
Jakarta: Kementerian Kesehatan. Mix and Task Shifting in Low Income Countries:
A Review of Recent Evidence.” BioMed Central
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Journal, London.
Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Internet
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
“Bidan Bingung Sistem Pembiayaan BPJS
(BAPPENAS). 2015. Laporan Pencapaian Tujuan
Kesehatan.”http://www.hukumonline. com/berita/
Pembangunan Milenium Di Indonesia 2014.
baca/lt551126cf3957e/bidan-bingung-sistem-
Jakarta: KPPN.
pembiayaan-bpjs-kesehatan, diakses 20 Maret
Lisnawati, Lilis. 2012. Panduan Praktis Menjadi 2016.
Bidan Komunitas (Learn to be Great Midwife in
“Kamus Besar Bahasa Indonesia.” http://badanbahasa.
Community). Jakarta: TIM.
kemdikbud.go.id/kbbi/, diakses 2 Maret 2016.
“Gaji Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) Daerah,” http://
www.profesibidan. com/2015/04/gaji-bidan-ptt-
pegawai-tidak-tetap.html, diakses 20 Maret 2016.

76 | Aspirasi Vol. 7 No. 1, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai