Anda di halaman 1dari 69

KETENTUAN PIDANA

SESUAI
UU NO. 1 TAHUN 2009

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


1
17 August 2019 by Herry A Arief
PENYIDIKAN
Penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam KUHAP untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
PENYIDIK
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
Penerbangan Sipil diberi wewenang
khusus sebagai penyidik tindak pidana
Undang-Undang no. 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan di bawah
koordinasi dan pengawasan penyidik
POLRI.
PASAL 401
Setiap orang yang mengoperasikan pesawat
udara Indonesia atau pesawat udara asing
yang memasuki kawasan udara terlarang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun dan denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kawasan Udara
Terlarang
Kawasan Udara Terlarang adalah
kawasan udara dengan pembatasan yang
bersifat permanen dan menyeluruh bagi
semua pesawat udara.

Pembatasan hanya dapat ditetapkan di dalam


wilayah udara Indonesia, sebagai contoh
instalasi nuklir atau istana Presiden.
PASAL 402
Setiap orang yang mengoperasikan pesawat
udara Indonesia atau pesawat udara asing
yang memasuki kawasan udara terbatas
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kawasan Udara
Terbatas
Kawasan Udara Terbatas adalah kawasan udara
dengan pembatasan bersifat tidak tetap dan hanya
dapat digunakan untuk operasi penerbangan tertentu
(pesawat udara TNI). Pada waktu tidak digunakan
(tidak aktif), kawasan ini dapat digunakan untuk
penerbangan sipil.

Pembatasan dapat berupa pembatasan ketinggian


dan hanya dapat ditetapkan di dalam wilayah udara
Indonesia, misalnya instalasi atau kawasan militer.
PASAL 404
Setiap orang yang mengoperasikan
pesawat udara yang tidak mempunyai
tanda pendaftaran dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PASAL 405
Setiap orang yang memberikan tanda-tanda
atau mengubah identitas pendaftaran
sedemikian rupa sehingga mengaburkan
tanda pendaftaran, kebangsaan, dan
bendera pada pesawat udara dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah).
PASAL 406
(1) Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara yang
tidak memenuhi standar kelaikudaraan sebagaimana
dimaksud pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun atau denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah).

(2) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


menimbulkan kerugian harta benda dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

(3) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan kematian seseorang dan kerugian harta
benda, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah).
PASAL 407
Setiap orang yang mengoperasikan pesawat
udara sipil untuk angkutan udara niaga yang
tidak memiliki sertifikat operator pesawat
udara (AOC) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda
paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah).
PASAL 408
Setiap orang yang mengoperasikan pesawat
udara sipil untuk angkutan udara bukan niaga
yang tidak memiliki sertifikat
pengoperasian pesawat udara (OC)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PASAL 409
Setiap orang selain yang ditentukan dalam
Pasal 47 ayat (1) yang melakukan perawatan
pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-
baling pesawat terbang dan komponennya
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Pasal 47 ayat (1)

Perawatan pesawat udara, mesin pesawat udara, baling-


baling pesawat terbang dan komponennya hanya dapat
dilakukan oleh:
a. perusahaan angkutan udara yang telah memiliki
sertifikat operator pesawat udara (AOC);
b. badan hukum organisasi perawatan pesawat udara
yang telah memiliki sertifikat organisasi perawatan
pesawat udara (AMO); atau
c. personel ahli perawatan pesawat udara yang telah
memiliki lisensi ahli perawatan pesawat udara
(aircraft maintenance engineer license / AMEL).
Penjelasan Pasal 47 ayat (1)
huruf (c)
Perseorangan pemegang sertifikat ahli
perawatan pesawat udara (AMEL) yang
dimaksud dalam ketentuan ini hanya dapat
melakukan perawatan pesawat udara untuk
perusahaan angkutan udara bukan niaga
yang berkapasitas penumpang kurang dari 9
(sembilan) orang.
PASAL 410
Setiap orang yang mengoperasikan pesawat
udara sipil Indonesia atau asing yang tiba di
atau berangkat dari Indonesia dan melakukan
pendaratan dan/atau tinggal landas dari
bandar udara yang telah ditetapkan kecuali
keadaan darurat dipidana dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau denda
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KEADAAN DARURAT

Yang dimaksud dengan “keadaan darurat”


adalah suatu keadaan yang memaksa sehingga
harus dilakukan pendaratan di luar bandar udara
yang telah ditetapkan, misalnya karena terjadi
kerusakan mesin, kehabisan bahan bakar, cuaca
buruk, ancaman bom, atau pembajakan, teroris
yang dapat membahayakan keselamatan
penerbangan apabila penerbangan tetap
dilanjutkan.
PASAL 411
Setiap orang dengan sengaja menerbangkan
atau mengoperasikan pesawat udara yang
membahayakan keselamatan pesawat
udara, penumpang dan barang, dan/atau
penduduk atau merugikan harta benda
milik orang lain dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
PASAL 412
(1) Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan
melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keamanan dan
keselamatan penerbangan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

(2) Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan


melakukan perbuatan yang melanggar tata tertib dalam
penerbangan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).

(3) Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan


mengambil atau merusak peralatan pesawat udara yang
membahayakan keselamatan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
PASAL 412
(4) Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan
mengganggu ketenteraman, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

(5) Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan


mengoperasikan peralatan elektronika yang mengganggu
navigasi penerbangan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).

(6) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4) atau ayat (5) mengakibatkan kerusakan
atau kecelakaan pesawat dan kerugian harta benda dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
PASAL 412
7) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), atau ayat (5)
mengakibatkan cacat tetap atau matinya orang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun.
PASAL 413
(1) Setiap personel pesawat udara yang
melakukan tugasnya tanpa memiliki lisensi yang sah
dan masih berlaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) mengakibatkan matinya orang, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Personil Pesawat Udara

Personel pesawat udara meliputi personel operasi pesawat


udara, personel penunjang operasi pesawat udara, dan personel
perawatan pesawat udara.

Personel operasi pesawat udara meliputi:


a. penerbang; dan
b. juru mesin pesawat udara.

Personel penunjang operasi pesawat udara meliputi:


a. personel penunjang operasi penerbangan; dan
b. personel kabin.

Personel perawatan pesawat udara, yaitu personel yang telah


memiliki lisensi ahli perawatan pesawat udara.
LISENSI
Lisensi adalah surat izin yang diberikan
kepada seseorang yang telah memenuhi
persyaratan tertentu untuk melakukan
pekerjaan di bidangnya dalam jangka
waktu tertentu.

Lisensi personel pesawat udara yang


diberikan oleh negara lain dapat diakui
melalui proses pengesahan oleh Menteri.
PASAL 414
Setiap orang yang mengoperasikan
pesawat udara asing di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia tanpa izin
Menteri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
PASAL 415
Setiap orang yang mengoperasikan
pesawat udara sipil asing yang
dioperasikan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang tidak memenuhi
persyaratan kelaikudaraan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).
PASAL 431
(1) Setiap orang yang menggunakan frekuensi radio
penerbangan selain untuk kegiatan penerbangan atau
menggunakan frekuensi radio penerbangan yang secara
langsung atau tidak langsung mengganggu keselamatan
penerbangan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
Tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
PASAL 434
Setiap orang yang mengoperasikan
pesawat udara kategori transpor tidak
memenuhi persyaratan keamanan
penerbangan sehingga mengakibatkan
kecelakaan pesawat udara dan kerugian harta
benda, dipidana dengan pidana penjara 5
(lima) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Persyaratan Keamanan
Penerbangan

Yang dimaksud dengan “persyaratan keamanan penerbangan”


adalah dipenuhinya persyaratan di pesawat udara, antara lain:
a. berupa tempat untuk meredam bahan peledak;
b. menentukan daerah bagian pesawat udara yang bisa
menerima ledakan dengan tidak membahayakan kegiatan
penerbangan; dan
c. Pintu ruang kemudi pesawat udara (cockpit door) yang
terbuat dari material yang tahan peluru dan dengan sistem
pembuka rahasia dari kabin pesawat udara.

Kategori transpor yang dipersyaratan dalam ketentuan ini adalah


pesawat udara yang beratnya saat lepas landas (MTOW) 45.500
kg keatas atau yang berkapasitas tempat duduk lebih dari 60
tempat duduk.
PASAL 437
(1) Setiap orang menyampaikan informasi palsu yang
membahayakan keselamatan penerbangan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan kecelakaan atau kerugian harta benda,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun.

(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) mengakibatkan matinya orang, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun.
PASAL 438
(1) Kapten penerbang yang sedang bertugas yang
mengalami keadaan bahaya atau mengetahui adanya
pesawat udara lain yang diindikasikan sedang
menghadapi bahaya dalam penerbangan, tidak
memberitahukan kepada unit pelayanan lalu lintas
penerbangan sehingga berakibat terjadinya
kecelakaan pesawat udara dan kerugian harta benda,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) mengakibatkan matinya orang,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun.
PASAL 440
Setiap orang yang merusak atau
menghilangkan bukti-bukti, mengubah letak
pesawat udara, mengambil bagian
pesawat udara atau barang lainnya yang
tersisa akibat dari kecelakaan atau kejadian
serius pesawat udara dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
PASAL 441
(1) Tindak pidana di bidang penerbangan dianggap
dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut
dilakukan oleh orang yang bertindak untuk dan/atau atas
nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik
berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain,
bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut, baik
sendiri maupun bersama-sama.

(2) Dalam hal tindak pidana di bidang penerbangan


dilakukan oleh suatu korporasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) maka penyidikan, penuntutan, dan
pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau
pengurusnya.
PASAL 442
Dalam hal panggilan terhadap
korporasi, maka pemanggilan untuk
menghadap dan penyerahan surat
panggilan disampaikan kepada pengurus
di tempat pengurus berkantor, di tempat
korporasi itu beroperasi, atau di tempat
tinggal pengurus.
PASAL 443
Dalam hal tindak pidana di bidang
penerbangan dilakukan oleh suatu
korporasi, selain pidana penjara dan
denda terhadap pengurusnya, pidana
yang dapat dijatuhkan terhadap
korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana
denda yang telah ditentukan.
KADALUARSA
1. Ancaman sanksi pidana kurungan
atau penjara paling lama tiga tahun,
maka akan kadaluarsa sesudah
enam tahun,

2. Ancaman sanksi pidana kurungan


atau penjara lebih dari tiga tahun,
maka akan kadaluarsa sesudah dua
belas tahun.
JENIS PELANGGARAN DAN
SANKSI ADMINISTRATIF
DI DIREKTORAT KELAIKUDARAAN DAN
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA (DKPPU)
SESUAI
PM78 TAHUN 2017

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


37
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat Kelaikudaraan dan SANKSI ADMINISTRATIF
Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU)
SP SP SP Pembekuan Denda PU Pencabutan
I II III
5.1 Personel pesawat udara melakukan pekerjaan/tugas - - - - 250-1000 -
perawatan pesawat udara tanpa lisensi, rating atau
otorisasi yang sah

5.2 Personel pesawat udara melakukan pekerjaan/tugas - - - 30-45 - -


perawatan pesawat udara dengan melebihi batasan hari
manual

5.3 Personel Pesawat Udara tidak melakukan pekerjaan - - - 30 - 120 - -


perawatan pesawat udara sesuai dengan ketentuan hari
yang berlaku

5.4 Personel Pesawat Udara tidak melakukan - - - 30 – 60 - -


pekerjaaan inspeksi khusus (required inspection ) hari
atau pekerjaan inspeksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

5.5 Personel Pesawat Udara tidak menyatakan pesawat - - - 30 - 60 - -


udara laik terbang atau pekerjaan perawatan telah hari
return to service sesuai ketentuan yang berlaku.

38
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


39
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


40
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


41
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


42
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


43
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


44
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


45
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


46
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


47
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


48
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


49
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


50
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


51
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


52
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


53
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


54
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


55
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


56
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


57
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


58
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


59
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


60
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


61
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


62
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


63
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


64
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


65
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


66
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


67
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


68
17 August 2019 by Herry A Arief
No. Pelanggaran di Direktorat SANKSI ADMINISTRATIF
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKPPU) SP I SP II SP III Pembekuan Denda PU Pencabutan

Training Material FCN 5001 Rev. 7 Date


69
17 August 2019 by Herry A Arief

Anda mungkin juga menyukai