Anda di halaman 1dari 10

BUKU PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK 5.

C
GANGGUAN NEUROPSIKIATRI

TOPIK 3 :
PEMERIKSAAN URIN 5 : Protein Urin

TAHUN AJARAN 2019/2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


2019
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas menyatakan bahwa Buku Penuntun Keterampilan Klinik 5.C Gangguan
Neuropsikiatri Edisi Empat, 2019 yang disunting oleh tim Keterampilan Klinik 5;

Koordinator : dr. Fika Tri Anggraini, M.Sc, Ph.D

Sekretaris : Dr. dr. Desmawati, M.Gizi

telah mengacu pada Kurikulum Berbasis Kommpetensi Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Periode 2014-2019 dan dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan blok pada pendidikan tahap akademik Program Studi Kedokteran FK
UNAND tahun 2019/2020.

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 20 Oktober 2019


Koordinator Program Studi
Kedokteran,

Dr. dr. Aisyah Ellyanti, Sp.KN, M.Kes


NIP. 19690307 199601 2 001
JADWAL KEGIATAN Keterampilan Klinik 5.C

SEMESTER 5 TA. 2019/2020

JUMLAH PERTEMUAN RUANGAN


NO. TOPIK KETERAMPILAN* (LATIHAN DAN UJIAN)

Pemeriksaan Neurologi:
1. 1. Tingkat kesadaran: GCS
OSCE
2. Rangsangan Meningeal CENTER
5x Gdg Dekanat
3. Saraf Kranialis FK LM
Lantai 2
4. Sensorik dan Motorik

5. Refleks fisiologis dan patologis

6. Pemeriksaan keseimbangan dan koordinasi

2. Wawancara Psikiatri 3x OSCE


CENTER
Gdg Dekanat
FK LM
Lantai 2

2x
3. URIN 5: Protein urin Lab.Central
FK LM

*Jadwal detil waktu dan ruang berdasarkan daftar dari Bagian Akademik.
PENGELOLA KETERAMPILAN KLINIK 5

Koordinator : dr. Fika Tri Anggraini, M.Sc, Ph.D

(Hp. 081364667585/ wa: 085761366328)

Sekretaris : Dr. dr. Desmawati, M.Gizi (Hp. 085274467797)

Sekretariat : Desy Sri Murni (Hp. 085365045758)


TATA TERTIB
PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK (KK)

1. Mahasiswa wajib berpakaian sesuai ketentuan yang berlaku di FK Unand dan wajib
menggunakan jas lab selama pelaksanaan KK.
2. Mahasiswa wajib membawa buku panduan KK (hard copy)
3. Mahasiswa wajib menguasai materi yang akan dipelajari.
4. Mahasiswa tidak boleh membawa makanan ke ruangan KK
5. Mahasiswa wajib menjaga dan memelihara alat dan manekin yang digunakan selama
pelaksanaan KK, dan mengembalikan kembali kepada petugas dalam keadaan seperti saat
diterima. Manekin tidak boleh dicoret.
6. Kerusakan / hilangnya manekin ataupun peralatan yang telah disiapkan untuk proses
pembelajaran menjadi tanggung jawab mahasiswa.
7. Mahasiswa wajib menghubungi instruktur sebelum pelaksanaan KK
8. Mahasiswa mengambil daftar hadir dan perlengkapan lainnya sebelum KK dimulai.
9. Waktu peminjaman alat jam 13.00 - selambat-lambatnya 15 menit sebelum KK dimulai.
10. Jika melaksanakan KK diluar jadwal, mahasiswa wajib melapor ke petugas Lab KK 1
hari sebelumnya.
11. Mahasiswa wajib menjaga kerapian pribadi dan ruangan selema pelaksanaan KK. Kuku
tidak boleh panjang dan rambut tidak boleh terurai.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’alaamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK 5.c, Gangguan Neuropsikiatri, Edisi
keempat Tahun 2019. Kegiatan keterampilan klinik pada blok ini terdiri atas 3 (Tiga) topik
sebegai berikut:
1. Keterampilan Pemeriksaan Neurologis (5 x pertemuan); 6 daftar tilik
2. Keterampilan Wawancara Psikiatri (3 x pertemuan) , 1 daftar tilik
3. Periksaan Protein Urin (2 x pertemuan), 1 daftar tilik
Ketiga topik materi di atas merupakan kompetensi yang perlu diberikan kepada
mahasiswa sehingga secara umum mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
cukup dan memadai untuk menjadi seorang dokter. Adapun di akhir KK 5.C ini diharapkan
mahasiswa dapat kompeten melaksanakan keterampilan klinik yang dievaluasi oleh Dosen
instruktur klinik melalui 8 (delapan) daftar tilik yang telah disediakan.
Panduan keterampilan klinik ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dan instruktur
dalam melakukan kegiatan keterampilan klinik pada blok ini. Namun, diharapkan juga para
mahasiswa dan Instruktur dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan keterampilan melalui
referensi yang direkomendasikan. Semoga panduan ini akan memberikan manfaat bagi
mahasiswa dan instruktur keterampilan klinik yang terlibat dalam pelaksanaan dan pengajaran
keterampilan klinik 5.C ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan pengadaan penuntun ini. Kritik dan saran yang membangun
terhadap isi di dalam panduan ini sangat kami harapkan, untuk perbaikan dan kesempurnaan di
masa yang akan datang.
Padang, November 2019
Koordinator Keterampilan Klinik 5

dr. Fika Tri Anggraini, M.Sc, PhD


Topik 3: TES PROTEIN URINE

(PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT)

I. PENGANTAR
Pemeriksaan terhadap protein urine termasuk pemeriksaan rutin. Salah satu cara untuk
menentukan adanya protein dalam urine yaitu pemanasan dengan asam asetat. Prosedur ini diajarkan
kepada mahasiswa agar mereka memahami bahwa pemanasan dengan asam asetat ini dapat dipakai untuk
menguji adanya protein dalam urine sehingga merupakan upaya diagnostik untuk mengetahui adanya
kelainan pada ginjal. Sekaligus agar siswa dapat mempersiapkan, melakukan serta menginterpretasikan
hasil pemeriksaan ini.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan umum
Untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam mempersiapkan, melakukan dan
menginterpretasikan tes protein urine.

Tujuan khusus
a. Mampu menerangkan kepada pasien tujuan dan prosedur tes protein urine
b. Mampu melakukan persiapan bahan dan alat untuk tes protein urine
c. Mampu melakukan tes protein urine
d. Mampu menginterpretasikan hasil tes protein urine

III. STRATEGI PEMBELAJARAN:

- Demonstrasi oleh instruktur


- Bekerja kelompok dengan pengawasan instruktur
- Bekerja dan belajar mandiri

IV. PRASYARAT:
 Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih yaitu teori mengenai proses pembentukan
urine dan komposisinya.
V. TEORI

Kebanyakan cara yang rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin adalah berdasarkan
pada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi ukuran untuk
jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang benar-benar jernih menjadi syarat penting
untuk tes terhadap protein. Jika urine yang akan diperiksa tersebut jernih maka dapat langsung
dipakai, tetapi jika terlihat keruh harus dilakukan sentrifugasi dan yang dipakai adalah supernatannya.
Protein dengan pemanasan akan terbentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian
asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein; pemanasan
selanjutnya mengadakan denaturasi dan terjadi presipitasi.
Karena kekeruhan yang sangat ringan sukar dilihat, maka harus digunakan tabung yang bersih
dan bagus. Jika tabung telah tergores tidak dapat digunakan lagi. Sumber reaksi negatif palsu pada tes
pemanasan dengan asam asetat adalah pemberian asam asetat yang berlebihan. Sumber reaksi positif
palsu yaitu kekeruhan yang tidak disebabkan oleh albumin atau globulin, kemungkinannya:
a. Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada pemberian asam asetat sebelum pemanasan
b. Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemberian asam asetat sebelum pemanasan
c. Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi mendingin, kalau dipanasi menghilang
lagi
d. asam-asam resin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam alkohol
e. protein Bence Jones, protein ini larut pada suhu didih urin, terlihat kekeruhan pada suhu kira-
kira 60ºC

VI. PROSEDUR KERJA


CARA PEMANASAN DENGAN ASAM ACETAT
Bahan dan alat:
1. Tabung reaksi
2. Lampu spiritus
3. Rak tabung reaksi
4. Penjepit tabung reaksi
5. Asam acetat 6%
Cara Kerja:
1. Masukkan urin jernih (sentrifus terlebih dahulu) ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh
2. Dengan memegang tabung reaksi itu pada ujung bawah, lapisan atas urin itu dipanasi di atas
nyala api sampai mendidih selama 30 detik
3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urin, dengan membandingkan jernihnya dengan
bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein,
tetapi mungkin juga oleh kalciumfosfat atau kalcium karbonat
4. Teteskan ke dalam urin yang masih panas itu 3 – 5 tetes larutan asam acetat 6%. Jika kekeruhan
itu disebabkan oleh calcium – fosfat maka kekeruhan itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu
disebabkan oleh calcium karbonat, kekeruhan hilang juga tapi dengan pembentukan gas. Jika
kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi maka tes terhadap protein adalah positif
5. Panaskan sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian beri penilaian semikuantitatif

Menilai Hasil:
- : tidak ada kekeruhan
+ : kekeruhan ringan (spt awan) tanpa butir-butir (kadar protein kira-kira
0,01 – 0,05%)
++ : kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan
(0,05 – 0,2%)
+++ : urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping (0,2 – 0,5%)
++++ : urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar atau
bergumpal-gumpal taupun memadat (lebih dari 0,5%). Jika terdapat lebih
dari 3% protein akan terjadi bekuan
KK 5.C DAFTAR TILIK PENUNTUN DAN PENILAIAN Topik 3
KETERAMPILAN KLINIK 5 C
TES PROTEIN URIN
GANGGUAN NEUROPSIKIATRI
SEMESTER 5 TA.2019/2020

Nama Mahasiswa :
BP. :
Kelompok :

NILAI
Aspek yang dinilai
No 0 1 2

1. Menerangkan tujuan dan prosedur kepada pasien


2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
3. Memasukkan urin ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 tabung
4. Memanaskan lapisan atas urin
Membandingkan dengan urin yang masih jernih di bawah
5.
tabung
6. Meneteskan asam asetat 6%
7. Memanaskan kembali lapisan atas urin sampai mendidih
8. Membaca hasil tes protein urin

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan perlu perbaikan
2 = Dilakukan tanpa perbaikan

NILAI : Jumlah Skor x 100 = ...................


16
Padang, ………………….

Instruktur,

( ................................. )
NIP.

Anda mungkin juga menyukai