Anda di halaman 1dari 4

VULVITIS

No.Dok : KIA/SOP/ /
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 4

UPTD
dr. Fauziah Lubis, M.M.
Puskesmas
NIP. 19750716 200501 2 010
Batealit

1. Pengertian Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita),
sedangkan vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal
dari vagina, dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak serta
baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri.
Penyebab :
1. Alergi, khususnya sabun, kertas toilet berwarna, semprotan vagina,
detergen, gelembung mandi, atau wewangian
2. Dermatitis jangka panjang
3. Infeksi seperti infeksi pedikulosis, atau kudis jamur dan bakteri
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam melakukan penanganan terhadap pasien
dengan vulvitis
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Batealit Nomor Tahun 2019 tentang
Kebijakan Pelayanan Ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
5Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Sarung tangan steril
5. Alat tulis
6. Langkah - 1. Petugas memanggil pasien
langkah 2. Petugas menyapa dengan ramah
3. Petugas melakukan anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan
utama pasien (Subjective)
a. Keluhan :
Rasa gatal dan perih di kemaluan, serta keluarnya cairan kental
dari kemaluan yang berbau
Gejala klinis :
 Rasa terbakar di daerah kemaluan
 Gatal
 Kemerahan dan iritasi
 Keputihan
4. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik umum meliputi pengukuran
tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
sederhana (objective)
a. Pemeriksaan fisik :
Dari inspeksi daerah genital didapati kulit vulva yang menebal dan
kemerahan, dapat ditemukan juga lesi di sekitar vulva. Adanya
cairan kental dan berbau yang keluar dari vagina.
b. Pemeriksaan penunjang : -
7. Petugas melakukan cuci tangan setelah melakukan pemeriksaan
8. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter jaga untuk
menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
b. Diagnosa Banding
Dermatitis alergika
c. Komplikasi
Infertilitas, infeksi sekunderkarena sering digaruk, vulva distrofi
9. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan dan hasil konsultasi dengan
dokter kepada pasien dan keluarga
10. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan)
a. Menghindari penggunaan bahan yang dapat menimbulkan iritasi
disekitar daerah genital
b. Menggunakan salep kortison. Jika vulvitis disebabkan infeksi
vagina, dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik sesuai
penatalaksanaan vaginitis atau vulvovaginitis.
11. Memberikan rujukan ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika
pemberian salep kortison tidak memberikan respon.
7. Bagan Alir
Melakukan
Memanggil Petugas menyapa
anamnesis,
pasien dengan ramah
menanyakan
keluhan utama

Melakukan Melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fisik Petugas mencuci
pemeriksaan umum (TD,N,S,RR) tangan
penunjang

Melaporkan hasil Menjelaskan hasil


Petugas mencuci pemeriksaan kepada pemeriksaan dan
tangan setelah dokter jaga untuk konsultasi dokter
melakukan menegakkan kepada pasien dan
pemeriksaan diagnosis keluarga

Rujukan ke Penatalaksanaan
dokter spesialis
kulit dan kelamin

8. Hal-hal 1. Kepatuhan terhadap SOP


yang perlu 2. Pelaporan hasil pelaksanaan
diperhatikan 3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan konseling tentang vulvitis
9. Unit Terkait 1. Ruang KIA
10. Dokumen 1. Rekam medis
2. Buku register KIA
Terkait
3. Rujukan
4. Buku rujukan
11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai