Anda di halaman 1dari 3

MANFAAT MADU BAGI TUBUH

Alifia Isni Nursanti


STr Keperawatan Lawang
isnialifia@gmail.com

Madu dihasilkan dari cairan yang diproduksi oleh lebah madu. Adi,
Ratnayani, dan Listya (2010:55) mengatakan “Madu adalah cairan manis yang
berasal dari nektar tanaman yang diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan
tersimpan dalam selsel sarang lebah”. Madu mengandung berbagai vitamin dan
mineral. Sakri (2015:4) mengatakan pada umumnya, setiap madu mengandung
vitamin C, kalsium, zat besi dan zat lainnya. Madu mengandung beberapa jenis
gula, yaitu monosakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa sekitar 70%,
disakarida dari maltosa sekitar 7% dan sukrosa sekitar 1-3%, dan trisakarida
sekitar 1-5% (Legowo, 2015:43)
Menurut Rahma, Natsir, dan Kabo (2014:378) Setiap madu memiliki
bermacam – macam antioksidan dan mempunyai aktivitas yang bermanfaat
sebagai antiradikal bebas yang berbeda. Juga sebagai antibakteri, Huda (2013:257)
menjelaskan bahwa senyawa organik yang terkandung pada madu bersifat
antibakteri yaitu inhibine dari kelompok flavonoid, glikosida dan polyphenol.
Setiap jenis madu memiliki kandungan anti-radikal bebas, seperti dijelaskan pada
hasil penelitian oleh Ratnayani, Laksmiwati, dan Septian (2012:168) “Madu randu
dan madu kelengkeng mempunyai potensi sebagai sumber antiradikal bebas,
sehingga kedua madu tersebut baik untuk kesehatan masyarakat”. Efek
antioksidan yang dimiliki madu dapat bereaksi dan menetralisir radikal bebas, dari
segi kerusakan DNA yang diinduksi maupun akibat produksi ROS yang
berlebihan, pemberian madu juga memperbaiki kualitas sperma (Legowo,
2015:44).
Madu alami juga bisa menyembuhkan luka diabetik, menurut penelitian
dari Eka, Suryani, dan Supriyono (2012:6) menyatakan bahwa pengobatan dengan
madu alami dengan NaCl dinilai lebih efektif dari pada menggunakan NaCl saja.
Sedangkan menurut Hudha, Wirdayati, dan Ardiana (2014:504) madu
mengandung antibiotik yang berfungsi untuk melawan bakteri patogen yang
menyebabkan infeksi, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan dari kedua penelitian tersebut bahwa madu benar
benar efektif untuk menyembuhkan luka termasuk luka diabetik. Bukan hanya
untuk luka diabetik, madu juga digunakan untuk luka bakar. Luka bakar derajat
dua dangkal dapat disembuhkan dengan diberi madu secara klinis dan
berlangsung lebih cepat dari yang diberi kasa tulle (Adiba, 2011:9)
Madu juga bisa digunakan untuk menjaga kesehatan hati/hepar. Dengan
adanya mekanisme antioksidan dan peningkatan glutation, kerusakan histologis
hepar bosa dicegah oleh madu (As’ari, 2009:41). Selain itu, Ambarwati,dkk
(2014:12) mengatakan madu sebagai antibakteri MHR dan MHB menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli. Sehingga madu menjadi obat alternatif untuk
mengobati diare.
Tidak hanya itu madu ternyata juga dapat digunakan sebagai pencegahan
penyakit katarak. Mustikasari (2014:33) menyatakan madu lebah tidak bersengat
mengandung letuolin dan flavonoid yang tinggi. Flavonoid adalah senyawa
fenolik yang bersumber dari tumbuhan yang kemudian lebah menyaringnya
menjadi madu yang dapat menghambat kerja enzim aldolase reduktase yang
menyebabkan katarak.
Madu juga dapat mengurangi tekanan darah, seduhan rosela dan madu
ternyata efektif untuk mengurangi tekanan darah sistolik (Arfiani, 2011:5). Bagi
para remaja putri, Ristyaning& Afryan (2016:52) menjelaskan kandungan
madu kaya akan zat-zat pembentuk sel darah merah seperti zat besi (Fe) yang
mampu meningkatkan hemoglobin serta menghambat terjadinya anemia.
Selain berguna untuk kesehatan tubuh, madu juga dapat digunakan untuk
bahan kecantikan. Salah satunya adalah untuk masker wajah. Mayuna (2013:6)
menyatakan madu mengandung vitamin dan mineral, anti oksidan, dan potassium
yang bisa digunakan dalam pelembab, penyegar dan masker wajah.
Daftar Rujukan

Ambarwati, Utami, R., Meisyaroh, R. P., & Umaroh, A. K. (2014). Uji Aktivitas
Madu terhadap Eschericia coli dan. Publikasi Ilmiah , 12.
Anshori, N. H., Widayati, N., & Ardiana, A. (2014). Pengaruh Perawatan Luka
Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi Bakteri Staphylococcus Aureus
pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember (The Effect of Wound Care
Using Honey on Staphylococcus Aureus Bac. Journal University Of
Jember , 504.
Arfiani, R. (2011). Pengaruh Pemberian Seduhan Rosella dan Madu terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di RW 1 Kelurahan Notoprajan
Ngampilan Yogyakarta. UNISA DIGITAL Library Repository , 5.
AS’ARI, H. (2009, juli). Dipetik september 11, 2018, dari Universitas Sebelas
Maret Institutional Respository: https://eprints.uns.ac.id/id/eprint/7839
Huda, M. (2013). Pengaruh Madu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif
(Staphylococcus Aureus) Dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia Coli).
JURNAL ANALIS KESEHATAN Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Tanjung Karang , 257.
Legowo, G. (2015). Dipetik september 11, 2018, dari Medical Journal Of
Lampung University:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1471
Martyarini, & Adiba, S. (2012, November). Dipetik september 11, 2018, dari
Diponegoro University Institutional Repository:
http://eprints.undip.ac.id/37295/
Mayuna, & Elsa, N. (2013). PENGARUH PEMANFAATAN MADU DAN AIR
PERASAN JERUK. ejournal universitas negeri padang , 6.
Mustikasari, D. (2014, december). Dipetik september 11, 2018, dari Walisongo
Institutional Repository: http://eprints.walisongo.ac.id/2838/
Parwata, I. O., Ratnayani, K., & Listya, A. (2010). AKKTIVITAS ANTI
RADIKAL BEBAS SERTA KADAR BETA KAROTEN PADA MADU
RANDU (Ceiba pentandra) DAN MADU KELENGKENG (Niphelium
longata L.)). Jurnal Kimia 4 , 55.
Rahma, S., Natsir, R., & Kabo, P. (2014). PENGARUH ANTIOKSIDAN MADU
DORSATA DAN MADU TRIGONA. JST Kesehatan , 374.
Ratnayani, K., Laksmiwati, A. A., & P., d. N. (2012). KADAR TOTAL
SENYAWA FENOLAT PADA MADU RANDU DAN MADU
KELENGKENG. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) , 168.
Ristyaning, P., & L, I. M. (2016). Madu sebagai Peningkat Kadar Hemoglobin
pada Remaja Putri. Medical Journal Of Lampung University , 52.
sakri, F. M. (2015). Madu dan Khasiatnya. Yogyakarta: Penerbit Diandra Pustaka
Indonesia.
W, R. E., Suryani, M., & Supriyono, M. (2012). Dipetik september 11, 2018, dari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan:
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/v
iew/97

Anda mungkin juga menyukai