Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN STUNTING”

Mata Kuliah : Komunikasi dalam Praktek Kebidanan


Dosen Pengampu : Lucia Ani Kristanti, S.Si.T.,M.Kes

Disusun Oleh:
Dewi Maharani

SEKOLAH TINGGI STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Masalah Tumbuh Kembang


Sub Pokok Bahasan : Stunting
Sasaran : Ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak balita
Hari / Tanggal : Kamis / 21 November 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Ds. Klagenserut Jiwan-Madiun
Penyuluh / Petugas : Dewi Maharani

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada ibu hamil dan ibu
yang memiliki balita tentang masalah tumbuh kembang khususnya stunting.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan :
a. Mengetahui pengertian stunting
b. Mengetahui penyebab stunting
c. Mengetahui dampak stunting
d. Mengetahui cara pencegahan stunting
III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan penyuluhan
IV. Metode
Presentasi, Ceramah, Tanya jawab,
V. Media
Powerpoint, leaflet
VI. Strategi Pelaksanaan
a. Pembukaan : 5 menit
b. Penyampaian materi : 30 menit
c. Tanya jawab : 20 menit
d. Penutup : 5 menit
VII. Sumber
Sandjojo, E. P. 2017. Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting.
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Buku_Saku_Stunting_Desa.
pdf?opwvc=1. Diakses pada tanngal 4 November 2019.

Rizma. 2016. 8,8 Juta Anak Indonesia Bertubuh Kerdil.


http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/26/olk24o38
5-88-juta-anak-indonesia-bertubuh-kerdil-part1. Diakses pada tanggal 4
November 2019.
VIII. Lampiran Materi
A. Pengertian Stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan
dengan anak - anak lain seusianya (MNC, 2009). Stunting adalah tinggi
badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan
terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting
merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang
pada anak.
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama
dengan atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2SD) dibawah
rata-rata standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak - anak lain seusianya (WHO, 2006). Ini
adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang
memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi
lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, keadian stunting pada anak
merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa
kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan
proses terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Stunting disebabka oleh Faktor
Multi Dimensi.
1. 1.000 HPK (1000 Hari Pertama Kehidupan).
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan
penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang
akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin, sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Praktek pengasuhan yang tidak baik
Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan
a. 60 % dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
b. 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makana Pengganti
ASI
3. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal
care), post natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
a. 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di Pendidikan Aanak
Usia Dini
b. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang
memadai
c. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007
menjadi 64% di 2013)
d. Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
4. Kurangnya makanan bergizi
a. 1 dari 3 ibu hamil anemia
b. Makanan bergizi mahal
5. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
a. 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
b. 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
C. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
1. Jangka pendek yang dapat ditimbulkan adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh
2. Jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
D. Penanggulangan Stunting pada bayi
1. Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayi
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada
seribu hari pertama kehidupan, yaitu:
1. Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan cara
terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat
makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan
sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK),
maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
2. Pada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu
bayi lahir melakukan inisiasi menyusu Dini (IMD). Bayi sampai
dengan usia 0 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Mulai usia 0 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai
bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul
vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap
rumah tangga.
E. Pencegahan stunting pada pertumbuhan bayi
1. Kebutuhan gizi masa hamil
Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan
gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme
tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan segala proses
dalam tubuh.
2. Kebutuhan gizi ibu saat menyusui
Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar
dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada
ibu menyusui diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
berenergi tinggi serta minum air sebanyak 2-2,5 liter sehari.
3. Kebutuhan gizi bayi 0 – 12 bulan
Pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu
(ASI). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai
kurang lebih umur 0 bulan. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegara
mungkin setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui
selama minimal 20 menit pada masing-masing payudara hingga
payudara benar-benar kosong. Apabila hal ini dilakukan tanpa
membatasi waktu dan frekuensi menyusui, maka payudara akan
memproduksi ASI sebanyak 800 ml bahkan hingga 1,5-2 liter perhari.
4. Kebutuhan gizi anak 1-2 tahun
Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mulai
melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai
mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari,
lompat, lari dan sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering
mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit. Pada usia
ini ASI tetap diberikan. Pada masa ini berikan juga makanan keluarga
secara bertahap sesuai kemampuan anak. Cariasi makanan harus
diperhatikan. Makanan yang diberikan tidak menggunakan penyedap,
bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna.

Anda mungkin juga menyukai