Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DESKRIPSI INSTANSI

1.1. Gambaran Umum


Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya dibangun diatas areal persawahan seluas ±
37.000 m2. Terletak di pinggir jalan raya Banda Aceh – Medan Km. 158 Gampong Dayah
Timu Kecamatan Meureudu. RSUD Pidie Jaya masih sangat kekurangan dalam hal
pembangunan fisik, manajerial, SDM, sarana dan prasarana maupun teknologi. Adapun
batas-batas wilayah RSUD Pidie Jaya yaitu :
a. Sebelah utara dengan jalan lintas Banda Aceh – Medan
b. Sebelah timur dengan jalan layang Cot Trieng
c. Sebelah barat dengan persawahan
d. Sebelah selatan komplek kantor bupati Pidie Jaya.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Jaya merupakan sarana pelayanan publik
milik Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya yang berfungsi membantu memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna baik pelayanan medis spesialistik, rehabilitatif, dan penunjang.
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya sudah teregistrasi di Kementrian Kesehatan RI pada
tanggal 17 Oktober 2011 dengan Nomor Registrasi 1118012 dan delapan tahun kemudian
sesuai dengan Keputusan Bupati Pidie Jaya Nomor 500 Tahun 2015 tentang Penetapan Kelas
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya dengan status C dan keputusan Bupati yang
representatif rumah sakit kabupaten. Sejak Tahun 2007 sampai dengan 10 Desember 2015
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie Jaya berada dibawah naungan Dinas Kesehatan
Pidie Jaya. Sesuai dengan Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 6 Tahun 2015 Tentang
Perubahan ke tiga atas Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Susunan
Organisasi Tata Kerja Dinas dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pidie Jaya rumah sakit
telah berdiri sebagai Lembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pidie Jaya yang
berfungsi sebagai pelaksana pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

1.2. Visi dan Misi


1.2.1. Visi
Menjadi rumah sakit pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten Pidie Jaya.

1.2.2. Misi
1) Memberikan pelayanan secara profesional, bermutu dan terjangkau untuk semua
lapisan masyarakat.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana secara berkesinambungan.
3) Meningkatkan kesejahteraan SDM RSUD Pidie Jaya.

1.2.3. Tata Nilai di RSUD Pidie Jaya


a) Ramah
b) Melayani
c) Profesional

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi


1.3.1. Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan medis baik rawat jalan, rawat inap, kegawadaruratan,
menyusun catatan medis pasien, menyusun draft visum et repertum, melaksanakan tugas jaga
sesuai dengan petunjuk kerja dan arahan pimpinan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

1.3.2. Fungsi
Jabatan peserta adalah sebagai dokter umum yang bertugas di IGD. Uraian tugas dan
fungsi doker umum sesuai dengan fungsinya di IGD adalah:
1. Mengikuti apel pagi.
2. Mewakili kepala instansi IGD bila tidak ada di tempat.
3. Good Attitude (sikap yang baik dan pikiran yang positif).
4. Product Knowledge (mengerti tentang obat-obatan yang tersedia di rumah sakit
dan ketentuan/program-program rumah sakit).
5. Datang tepat waktu sesuai shift jaga.
6. Memeriksa pasien IGD.
7. Mengkonsulkan pasien kepada DPJP.
8. Membantu memberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang membutuhkan
pertolongan gawat darurat.
9. Membuat surat kematian bagi pasien yang meninggal di IGD atau dating sudah
meninggal.
10. Membuat keterangan medik dan laporan untuk pasien-pasien dengan kecelakaan.
11. Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
yang diperlukan.
12. Mengisi status pasien gawat darurat.
13. Melakukan serah terima tugas jaga dengan doker shift berikutnya.
14. Berperan aktif dalam penanggulangan bencana sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
15. Mengikuti rapat yang diselenggarakan rumah sakit.

1.4. Struktur Organisasi

1.5. Deskripsi Nilai-nilai ANEKA


Nilai-nilai dasar profesi ASN yang diaktualisasikan terdiri dari ANEKA, yaitu
merupakan kependekan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi. Adapun penjelasan terhadap nilai-nilai profesi ASN tersebut adalah sebagai
berikut :

1.5.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas adalah prinsip dasar yang berlaku
pada setiap level/unit organisasi sebagai kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Menurut LAN (2014) responsibilitas adalah kewajiban bertanggungjawab sedangkan
akuntabilitas adala h kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Sebagai ASN kita
dituntut tidak hanya memiliki sifat responsibilitas tetapi juga akuntabilitas. Untuk
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabilitas didukung oleh nilai-nilai kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan
konsistensi.

1.5.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan menusia Indonesia terhadap
bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila bangsa dan
tanah air adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan undang-undang nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
ASN sebagai pelayan publik serta ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa (LAN, 2014).
Untuk menciptakan nilai nasionalisme dalam melakukan pekerjaan dapat dilandasi oleh nilai
cinta tanah air, tidak deskriminatif, cermat dan disiplin, taqwa, gotong royong, demokratis
dan rela berkorban.

1.5.3. Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengerahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalakan tanggungjawab pelayan publik. Pada prinsipnya ada 3 dimensi etika
publik, yaitu : dimensi kualitas pelayanan publik, dimensi modalitas, dimensi tindakan
integritas publik (LAN, 2014).
Dengan ditetapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat harus berubah. Perubahan itu
berupa perubahan mindset dilayani menjadi melayani, perubahan dari wewenang menjadi
peranan, dan terakhir bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

1.5.4. Komitmen Mutu


Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan publik yaitu disarankan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
sebagai pelanggan. Efektifitas adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan/berhasil mencapai sesuatu yang dikerjakan. Efisiensi adalah ketetapan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga diketahui ada atau
tidaknya pemborosan sumberdaya. Inovasi barang dan jasa adalah cara utama diaman suatu
organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.
Yang dapat diinovasi adalah: metode, proses, produk, struktur organisasi dan pola
pikir/mindset.

1.5.5. Anti Korupsi


Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau menentang penyelewengan atau
penyalahgunaan yang merugikan negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau
orang lain. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, ada 9 nilai dasar yang telah disepakati yaitu : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil (LAN, 2014).
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

Nilai – nilai dasar yang wajib dimiliki oleh seorang ASN meliputi 5 nilai ANEKA
sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai dasar merupakan landasan dalam
bersikap dan berkegiatan yang sejalan dengan visi misi dan tujuan organisasi serta unit
dimana ASN tersebut berkegiatan. Kegiatan dibawah ini merupakan rancangan aktualisasi
yang nantinya akan dilakukan di unit kerja. Dengan mengangkat isu-isu yang terjadi unit
kerja, nantinya akan diambil satu isu dan diselesaikan dengan menerapkan nilai ANEKA.
Adapun isu-isu yang diangkat akan dianalisis pada tabel-tabel berikut :

Tabel Analisis Isu dengan Metode AKPK


Kriteria AKPK Total Rangking
No. Isu
A K P K2 Skor

Rendahnya penerapan patient safety di IGD


1 4 5 5 5 19 1
RSUD Pidie Jaya
Kurang optimalnya mekanisme amprahan
2 4 4 3 5 16 2
pasien di IGD RSUD Pidie Jaya
Kurang teraturnya mekanisme transfer pasien
3 3 4 4 4 15 3
di IGD RSUD Pidie Jaya
Tidak optimalnya prosedur triage pasien di
4 4 4 2 3 13 5
IGD RSUD Pidie Jaya
Kurangnya pemahaman pasien dan keluarga
5 pasien tentang mekanisme penjaminan kasus 5 3 3 3 14 4
kecelakaan

Keterangan Tabel :
Skala : 1 – 5
A : Aktual
K : Kekhalyakan
P : Problematik
K2 : Kelayakan
Penilaian isu diatas menggunakan alat bantu AKPK. Maka, tiga isu dengan nilai skor
tertinggi dianalisis lebih lanjut menggunakan alat bantu USG (Urgency – Seriuosness –
Growth). Untuk setiap kategori USG diberikan nilai dalam skala 1 – 5, adapun tiga isu yang
dianalisis lebih lanjut dengan USG yaitu :
1. Rendahnya penerapan patient safety di IGD RSUD Pidie Jaya
2. Kurang optimalnya mekanisme amprahan pasien di IGD RSUD Pidie Jaya
3. Kurang teraturnya mekanisme transfer pasien di IGD RSUD Pidie Jaya

Tabel Analisis Isu dengan Metode USG


No. Tugas dan Fungsi (ISU) U S G Total

1 Rendahnya penerapan patient safety di IGD 5 5 4 14


RSUD Pidie Jaya
2 Kurang optimalnya mekanisme amprahan 4 4 4 12
pasien di IGD RSUD Pidie Jaya
3 Kurang teraturnya mekanisme transfer pasien 4 3 4 11
di IGD RSUD Pidie Jaya

Keterangan :
Skala : 1 – 5
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth

2.1. Rancangan Aktualisasi


Unit kerja : IGD RSUD Pidie Jaya
Identifikasi isu : 1. Rendahnya penerapan patient safety di IGD RSUD Pidie Jaya
2. Kurang optimalnya mekanisme amprahan pasien di IGD RSUD
Pidie Jaya
3. Kurang teraturnya mekanisme transfer pasien di IGD RSUD
Pidie Jaya
Isu yang diangkat : Rendahnya penerapan patient safety di IGD RSUD Pidie Jaya
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi penerapan patient safety di IGD RSUD Pidie Jaya
menggunakan rekomendasi WHO.
Untuk menyelesaikan atau menuntaskan isu tersebut, maka dilakukanlah kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

No. Nama Tahapan Kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan Kontribusi Penguatan Nilai
Kegiatan kegiatan terhadap Visi-Misi Organisasi
organisasi
1. Mensosialisa - Meminta izin, melapor dan - Rekomendasi WHO - Meminta izin, melapor dan berkoordinasi Dengan Adanya
sikan berkoordinasi kepada tentang patient safety dengan atasan mengandung nilai meningkatnya sosialisasi
rekomendasi Direktur RS dan Kabid tersosialisasi. transparansi dan kepercayaan penerapan patient rekomendasi
WHO Yanmed RS mengenai (Akuntabilitas), dalam berbicarapun safety di IGD dapat WHO tentang
tentang kegiatan yang akan menggunakan bahasa yang baik dan mewujudkan salah patient safety
patient safety dilakukan sopan serta menerapkan sikap hormat satu visi RS yaitu akan mendukung
- Mensosialisasikan (Etika Publik). memberikan tercapainya nilai-
rekomendasi WHO kepada - Konsistensi dapat dilihat mulai dari pelayanan secara nilai RS yaitu
Direktur RS dan Kabid koordinasi dengan Direktur RS dan Kabid profesional dan melayani dan
Yanmed RS Yanmed tentang kegiatan yang akan bermutu. profesional.
- Mensosialisasikan dilakukan hingga berakhirnya kegiatan
rekomendasi WHO kepada (Akuntabilitas, WoG)
staf dokter umum dan - Dalam pelaksanaannya, sosialisasi
perawat yang bertugas di menggunakan bahasa Indonesia yang baik
IGD dan benar serta sopan. (Nasionalisme,
- Menyiapkan media Etika Publik)
sosialisasi yang - Sosialisasi menggunakan media digital
terkomputerisasi seperti komputer meningkatkan efektifitas
dan efisiensi program (Komitmen Mutu)
Analisis Dampak : Jika saya tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Direktur dan Kabid. Yanmed sebelum memulai kegiatan rancangan aktualisasi,
tentunya saya tidak memenuhi nilai etika publik, selain itu akan berdampak tidak terealisasinya rancangan dengan baik.
2. Mengidentifi - Memeriksa data di lembar - Pasien teridentifikasi - Memastikan identitas pasien dengan benar
kasi pasien status pasien dengan rekam medis, dan cermat (Etika Publik) dapat
- Memeriksa nomor rekam kartu identitas dan menghindarkan pasien dari kesalahan
medik gelang pasien pemeriksaan dan tindakan (Komitmen
- Mencocokkan identitas di Mutu).
status dengan kartu identitas - Setiap petugas medis wajib memeriksa
pasien identitas pasien dan konsisten
- Mengetahui letak pasien melakukannya untuk setiap pasien
berdasarkan nomor ranjang (Komitmen Mutu, Akuntabilitas)
Analisis Dampak : Jika proses identifikasi pasien tidak berjalan dengan baik, akan menimbulkan kesalahan dalam pemberian pelayanan yang berefek
pada kurangnya nilai komitmen mutu dan akuntabilitas instansi.
3. Mengkomuni - Menentukan dokter - Buku amprahan - Memberikan data amprahan pasien
kasikan penerima amprahan pasien secara jelas (Akuntabilitas) akan
secara benar - Memberitahukan identitas, memudahkan dokter penerima
saat serah diagnosis, terapi dan melanjutkan rencana tindak lanjut pasien.
terima pasien rencana tindak lanjut pasien - Dokter penerima amprahan harus disiplin
secara lengkap dan jelas. datang saat pengamprahan pasien dan
bertanggung jawab untuk melanjutkan
rencana tindak lanjut pasien (Anti
Korupsi)
Analisis Dampak : Komunikasi yang tidak baik akan menyebabkan kesalahpahaman dalam mengolala pasien yang menyebabkan rendahnya nilai etika
publik
4. Melakukan - Mengetahui jenis tindakan - Tindakan medis - Menentukan lokasi tubuh yang tepat
tindakan medis yang akan dilakukan dilakukan sesuai untuk tindakan medis pada harus
medis yang - Menetukan lokasi tubuh prosedur dilakukan dengan cermat dan
benar pada yang tepat untuk tindakan memberitahukan kepada pasien serta
sisi tubuh - Bila jenis tindakan keluarga pasien dengan hormat, sopan
yang benar didelegasikan ke petugas dan jelas kenapa tindakan itu dilakukan
lain harus membaca lembar (Etika Publik, Akuntabilitas)
instruksi di status - Pengambilan keputusan melakukan
- Inform consent tindakan medis juga harus tepat dan
benar (Akuntabilitas)
- Melakukan tindakan medis pada pasien
harus memperhatikan kondisi pasien
apakah sesuai atau tidak untuk dilakukan
(Nasionalisme)
- Dalam melakukan tindakan medis, dokter
juga harus berkoordinasi dengan DPJP
yaitu dokter spesialis dan berkolaborasi
dengan paramedik lainnya (WoG)
Analisis Dampak : Jika sering mengalami kesalahan dalam memasang alat-alat medis di tubuh pasien, pasien akan merasa bahwa pelayanan di RS tidak
optimal sehingga mengurangi nilai pelayanan publik dan komitmen mutu.
5. Memperhatik - Membuat mini workshop - Nama, bentuk dan - Mengetahui nama obat dengan benar
an nama untuk petugas medis pelafalan obat telah dapat menghemat pengeluaran obat
obat, bentuk tentang jenis-jenis obat benar (Komitmen Mutu) karena mengurangi
dan pelafalan - Menyiapkan media - Lembar instruksi salah pencampuran sehingga obat tidak
workshop yang dokter tebuang percuma.
terkomputerisasi - Resep obat standar
- Berkoordinasi dengan depo - Lembar alfabet
farmasi fonetik
Analisis Dampak : Teliti dalam memberikan obat dan meresepkan obat secara benar akan sangat meningkatkan kredibilitias RS, bila tidak nilai
komitmen mutu akan berkurang
6. Memberikan - Menegakkan diagnosa - Obat diberikan - Pemberian obat yang akurat akan
obat dengan pasien dengan tepat dengan tepat dan mempercepat kesembuhan pasien. Pasien
akurat pada - Menentukan jenis obat yang benar yang cepat sembuh akan memberikan
saat diberikan efek cost efektif dan cost efisien
menangani - Menghitung dosis obat yang Bukti : (Komitmen Mutu, Pelayanan Publik)
langsung atau diberikan - Formulir FDO bagi RS.
saat - Menentukan cara - Lembar jadwal - Pasien mendapat pelayanan yang prima
mengamprah pemberian dan waktu injeksi selama di RS (Komitmen Mutu)
kan pemberian - Resep obat standar - Jumlah obat yang keluar dari depo
- Menuliskan terapi di lembar tercatat dengan jelas dengan penggunaan
instruksi dan buku FDO, tidak ada petugas medis yang
amprahan bila diamprahkan berani memark-up jumlah obat keluar
untuk keperluan pribadi (Anti Korupsi)
- Melanjutkan terapi obat-obatan pasien
yang tercatat di lembar instruksi dan
buku amprahan, merupakan tindakan
melaksanakan tugas sesuai perintah
(Etika Publik)
Analisis Dampak : Bila sering terjadi pemberian obat yang tidak sesuai indikasi pada pasien, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap nilai mutu dan
pelayanan yang baik akan berkurang
7. Menggunaka - Menyiapkan spuit berbagai - Penggunaan - Kepedulian kita dalam mencegah
n alat injeksi volume disposable spuit steril penyebaran infeksi salah satunya dengan
sekali pakai - Memastikan spuit yang untuk injeksi penggunaan alat medis sekali pakai
digunakan steril (Pelayanan Publik, Komitmen Mutu)
- Memastikan 1 jenis obat Bukti :
injeksi hanya menggunakan - Foto
1 spuit - Video
Analisis Dampak : Menjaga sterilitas alat akan mengurangi risiko infeksi, jika menggunakan 1 spuit untuk berbagai jenis obat ditakutkan bias menjadi
jalur infeksi dan itu dapat menurunkan nilai mutu dan pelayanan dari RS.
8. Menjaga - Menerapkan cuci tangan 6 - Hand hygiene rutin - Pencegahan infeksi di RS dapat
kebersihan langkah baik menggunakan dilakukan dengan mudah, murah dan
tangan untuk air atau handscrub cepat (Komitmen Mutu) hanya dengan
pencegahan - Memastikan ketersediaan mencuci tangan.
infeksi handscrub di setiap sudut - Petugas medis yang selalu mencuci
nosokomial ruangan RS tangan sebelum dan sesudah memeriksa
- Menggunakan handscoon pasien telah memberikan suatu pelayanan
bila memeriksa dan yang prima yang berorientasi pada
melakukan tindakan medis kepuasan pasien (Pelayanan Publik).
terhadap pasien Tangan yang bersih dapat mencegah
- Mencuci tangan dilakukan penularan infeksi.
sebelum dan setelah - Penerapan cuci tangan 6 langkah harus
memegang pasien dilakukan oleh seluruh staf RS baik yang
- Mencuci tangan sebelum PNS ataupun bukan. Pimpinan RS harus
dan sesudah melakukan menjadi contoh yang baik untuk seluruh
tindakan medis bawahan untuk selalu menjaga
- Mencuci tangan harus kebersihan dengan membuat peraturan
dilakukan oleh seluruh SOP cuci tangan dalam setiap tindakan
pegawai RS sebagai suatu (Manajemen ASN)
standar operasional
pelayanan
Analisis Dampak : Saya akan menerapkan dan membiasakan mencuci tangan setiap akan memeriksa dan melakukan tindakan terhadap pasien, bila
tidak saya tidak memberikan contoh dan membiasakan hal tersebut, staf akan mengikuti hal yang tidak baik yang berdampak pada turunnya nilai
pelayanan publik, komitmen mutu dan akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai