Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN LINGKUNGAN

MASALAH KESEHATAN YANG SEDANG URGENT


BANJIR

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Ikke Maya Putri (10031281823078)
Juwita Nurhayati (10031381823054)
Muhammad Yudhistira Pratama (10031381823057)
Rara Badria Salsabila (10031381823050)
Salma Listiana (10031281823028)
Syafira Isya Hilma (10031381823048)

Dosen Pengampuh : Liliana, S.E., M.Si

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di
yaumulqiyamah nanti, amin.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari penyusunan
makalah ini jauh dari sempuna. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca
atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 29 Septermber 2019.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 5
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
A. Pengertian Banjir..................................................................................................... 6
B. Penyebab Terjadinya Banjir .................................................................................... 6
C. Hubungan Banjir Terhadap Kesehatan ................................................................... 9
D. Penanggulangan Banjir ......................................................................................... 13
E. Contoh Kasus Banjir di Indonesia.......................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
B. Saran ..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banjir merupakan bencana alam paling sering terjadi, baik dilihat
dari intensitasnya pada suatu tempat maupun jumlah lokasi kejadian dalam
setahun yaitu sekitar 40% di antara bencana alam yang lain. Bahkan pada
tempat-tempat tertentu, banjir merupakan rutinitas tahunan. Lokasi
kejadiannya bisa perkotaan atau pedesaan, negara sedang berkembang atau
negara maju sekalipun. Diantara lokasi-lokasi tersebut dapat dibedakan
berdasarkan dampak dari banjir itu sendiri. Dampak banjir pada wilayah
perkotaan pada umumnya adalah pemukiman sedangkan di pedesaan
dampak dari banjir disamping pemukiman juga daerah pertanian yang bisa
berdampak terhadap ketahanan pangan daerah tersebut dan secara nasional
terlebih jika terjadi secara besarbesaran pada suatu negara (Suherlan, 2001).
Hampir di setiap musim penghujan sering terjadi peristiwa bencana banjir
yang muncul dimana-mana, dengan lokasi dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan sangat beragam.
Masalah banjir telah ada sejak manusia bermukim dan melakukan
berbagai kegiatan di dataran banjir (flood plain) suatu sungai (Kementrian
Negara Ristek dan Teknologi, 2008). Bencana banjir merupakan kejadian
alam yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba dengan perioditas
yang tidak menentu, kecuali daerah-daerah yang sudah menjadi langganan
terjadinya banjir. Setidaknya ada beberapa faktor penting yang menjadi
penyebab terjadinya banjir di Indonesia diantaranya faktor kemiringan
lereng dan ketinggian lahan suatu daerah, faktor jenis tanah dan penggunaan
lahannya, faktor kerapatan sungai dan curah hujan yang tinggi membuat
suatu daerah akan rawan bencana banjir.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Banjir
2. Penyebab Banjir
3. Hubungan Banjir terhadap Kesehatan
4. Penanggulangan Banjir
5. Contoh Studi Kasus Banjir dan Penyakit yang akan timbul

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Definisi Banjir
2. Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Banjir
3. Untuk Mengetahui Hubungan Banjir terhadap Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Penanggulangan Banjir
5. Untuk Mengetahui Penyakit yang akan timbul akibat Banjir

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenangnya daratan yang biasanya kering
oleh karena volume air pada suatu badan air meningkat. Banjir dapat terjadi
karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar,
pecahnya bendungan sungai, es yang mencair atau naiknya permukaan laut.
Banjir menjadi suatu bencana ketika terjadi pada daerah yang merupakan
tempat aktifitas manusia. Perubahan tataguna lahan, pemanasan global serta
air pasang yang tinggi mempercepat terjadinya banjir dibeberapa tempat
termasuk di Indonesia. Ada dua peristiwa banjir, pertama peristiwa banjir
atau genangan yang terjadi pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir
dan kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai
yang disebabkan oleh debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai
atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada
(Kodoatie dan Sugiyanto, 2002 dalam Indradewa,2008).

B. Penyebab Terjadinya Banjir


Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab terjadinya
banjir dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir alami dan
banjir oleh tindakan manusia. Banjir alami dipengaruhi oleh curah hujan,
fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan
pengaruh air pasang. Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan
karena ulah manusia yang menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan
seperti: perubahan kondisi daerah aliran sungai (DAS), kawasan
pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan
bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan
perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat.

Penyebab banjir secara alami. Yang termasuk sebab-sebab alami


diantaranya adalah:

6
 Curah Hujan

Indonesia mempunyai iklim tropis, sehingga sepanjang tahun


mempunyai dua musim yaitu musim hujan umunya terjadi antara bulan
Oktober sampai bulan Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan April
sampai bulan September. Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi
akan mengakibatkan banjir di sungai dan bilamana melebihi tebing sungai,
maka akan timbul banjir atau genangan.

 Pengaruh fisiografi

Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan


kemiringan daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik
hidrolik (bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan
memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai dan lain-lain merupakan
hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.

 Erosi dan Sedimentasi

Erosi di DPS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas


penampang sungai. Erosi menjadi problem klasik sungai-sungai di
Indonesia. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran
sehingga timbul genangan dan banjir di sungai. Sedimentasi juga menjadi
masalah besar pada sungai-sungai di Indonesia. d. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang
berlebihan. Sedimentasi sungai terjadi karena tidak adanya vegetasi penutup
dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.

 Kapasitas drainasi yang tidak memadai

Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainase daerah


genangan yang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi
langganan banjir di musim hujan.

 Pengaruh air pasang

7
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu
banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan atau
banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik (backwater).

Penyebab banjir akibat tindakan manusia. Yang termasuk sebab-sebab


banjir karena tindakan manusia adalah:

 Perubahan Kondisi DPS

Perubahan Kondisi DPS seperti penggundulan hutan, usaha


pertanian yang kurang tepat, perluasan kota, dan perubahan tataguna
lainnya dapat memperburuk masalah banjir karena meningkatnya aliran
banjir. Dari persamaan-persamaan yang ada, perubahan tataguna lahan
memberikan kontribusi yang besar terhadap naiknya kuantitas dan
kualitas banjir

 Kawasan Kumuh

Perumahan kumuh sepanjang bantaran sungai dapat menjadi


penghambat aliran. Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor
penting terhadap masalah banjir daerah perkotaan.

 Sampah

Disiplin masyarakat untuk membuang sampah pada


tempatyang ditentukan tidak baik, umumnya mereka langsung
membuang sampah ke sungai. Di kota-kota besar hal ini sangat
mudah dijumpai. Pembuangan sampah di alur sungai dapat
meninggikan muka air banjir karena menghalangi aliran.

 Drainasi Lahan
Drainasi perkotaan dan pengembangan pertanian pada
daerah bantaran banjir akan mengurangi kemampuan bantaran
dalam menampung debit air yang tinggi
 Bendung dan bangunan air

8
Bendung dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat
meningkatkan elevasi muka air banjir karena efek aliran balik
(backwater)
 Kerusakan bangunan pengendali air
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan
pengendali banjir sehingga menimbulkan kerusakan dan akhirnya
tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir.
 Perencanaan sistem pengendalian banjir yang tidak tepat
Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat
mengurangi kerusakan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi
mungkin dapat menambah kerusakan selama banjir-banjir besar.
Sebagai contoh bangunan tanggul sungai yang tinggi. Limpasan
pada tanggul ketika terjadi banjir yang melebihi banjir rencana dapat
menyebabkan keruntuhan tanggul, mengakibatkan kecepatan aliran
yang sangat besar melalui bobolnya tanggul, sehingga menimbulkan
banjir yang besar

C. Hubungan Banjir Terhadap Kesehatan


Banjir adalah permasalahan klasik yang sampai sekarang masih
belum menemui titik terang penyelesaiannya. Padahal, banjir membawa
dampak kerugian yang sangat besar, mulai dari kerugian material dan
waktu. Selain itu, banjir acap kali mengorbankan kesehatan karena
kedatangannya juga berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit. Berikut
beberapa penyakit yang timbul akibat banjir :
i. Diare

Salah satu penyakit banjir yang umum terjadi adalah diare. Area
pemukiman yang terdampak banjir sudah pasti akan sangat kotor dan
dipenuhi oleh bakteri hingga virus. Akibatnya, bakteri dan virus tersebut
mengontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga

9
terjadilah gejala diare, seperti sakit perut, sering buang air besar (BAB), dan
feses yang berlendir disertai darah.

Diare adalah penyakit yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, data dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 2 juta
balita di dunia meninggal dunia setiap tahunnya akibat diare, di mana 8,5
persen-nya dialami oleh anak-anak yang bermukim di wilayah Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.

ii. Kolera

Sama seperti diare, kolera adalah penyakit akibat banjir yang disebabkan
oleh makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, kali ini oleh
bakteri Vibrio Cholerae.

Gejala kolera pun sama dengan diare, yakni meningkatnya intensitas buang
air besar (BAB). Namun pada kolera, gejala tersebut juga diiringi oleh
muntah-muntah.

iii. Sakit Kulit

Banjir yang menerjang pemukiman warga juga berdampak pada


timbulnya penyakit akibat banjir berupa penyakit kulit. Seperti yang kita
ketahui, air banjir adalah air yang sudah tercemar oleh berbagai kotoran dan
bakteri, serta virus. Salah satu bakteri yang mengontaminasi air banjir
adalah bakter E. coli.

Bakteri E. Coli inilah yang menjadi penyebab penyakit kulit tersebut.


Penyakit kulit akibat banjir ditandai oleh sejumlah gejala seperti munculnya
bercak kemerahan pada kulit yang disertai oleh rasa gatal.

iv. Tifus

Tifus atau demam tifoid adalah salah satu dari penyakit banjir yang
lumrah terjadi pada masyarakat terdampak banjir. Tifus adalah penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Bakteri ini

10
berasal dari kotoran hewan yang ikut terbawa air banjir kemudian menyebar
ke makanan dan minuman yang dikonsumsi.

v. Demam Berdarah (DB)

Berbicara tentang musim hujan dan banjir, maka tak lepas dari penyakit
akibat banjir yang satu ini. Demam berdarah (DB) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Banyaknya genangan air saat banjir menjadi tempat yang ‘layak’
bagi nyamuk tersebut untuk berkembang biak..

vi. Malaria

Selain demam berdarah, penyakit banjir akibat gigitan nyamuk lainnya


adalah malaria. Jika demam berdarah disebabkan oleh virus, maka malaria
disebabkan oleh parasit dari jenis plasmodium. Parasit ini dibawa oleh
nyamuk anopheles betina. Malaria ditandai oleh gejala khas seperti demam
tinggi yang diiringi oleh rasa lemas.

Sama seperti demam berdarah, malaria dapat menimbulkan komplikasi


serius yang bisa mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani. Pasalnya,
parasit yang menjadi penyebab malaria ini pada kelanjutannya dapat
menghambat aliran darah menuju sejumlah organ vital di dalam tubuh.

vii. Hepatitis A

Fakta bahwa air banjir membawa banyak bakteri dan virus, menyebabkan
banyaknya penyakit yang menyerang para warga yang lingkungannya
terdampak banjir. Hepatitis A adalah salah satu penyakit akibat banjir yang
turut mengancam.

Penyakit hepatitis A yang menyerang organ hati (liver) ini juga disebabkan
oleh infeksi bakteri.

viii. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

11
Penyakit akibat banjir lainnya yang juga harus Anda waspadai adalah
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Sesuai dengan namanya, penyakit
ini menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-
paru sebagai organ pernapasan.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) memiliki gejala mirip seperti


penyakit flu, yakni demam, batuk-batuk, dan sesak napas. Oleh karena itu,
segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala tersebut
untuk memastikan apakah ini terkait ISPA atau tidak.

ix. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit akibat banjir yang berbahaya karena bisa


menyebabkan penderitanya meninggal dunia jika tidak segera ditangani.
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Bakteri ini
umumnya ditularkan melalui kotoran hewan seperti tikus.

Leptospirosis dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, terutama kulit yang
terbuka akibat luka, dan juga melalui mata yang terkena air banjir yang
sudah terkontaminasi bakteri leptospira tersebut.

12
D. Penanggulangan Banjir
Banjir dapat merupakan suatu bencana apabila banjir tersebut
mengakibatkan terganggunya aktivitas manusia. Oleh karena itu, bencana
banjir tidak hanya merupakan masalah fisik saja tetapi mencakup banyak
aspek sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat. Peta kerawanan banjir
dapat dijadikan dasar dalam mitigasi bencana banjir, dalam tahap
kesiapsiagaan (preparedness), serta rekonstruksi dan pembuatan tanggul
atau bendung dalam penanganan/pengurangan ancaman banjir
tersebut,dalam pemetaan daerah rawan banjir maka sebaiknya dilakukan
beberapa tahapan pemetaan, yaitu: survey tinjau, survey semi detil dan
survey detil.
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Studi Bencana UGM
Yogyakarta (2002), bahwa pelaksanaan penanggulangan bencana banjir
harus melewati 3 (tiga) tahap utama, yaitu : (1) tahap sebelum terjadi
bencana; (2) tahap selama terjadi bencana, dan (3) tahap setelah bencana.
1. Tahap sebelum bencana ada 4 kegiatan pokok yang harus
dilaksanakan secara lintas sektoral oleh Departemen atau lembaga teknis,
meliputi :
a. Pembuatan Peta Rawan Banjir
Pembuatan peta rawan banjir dilaksanakan secara fungsional
oleh Bakosurtanal dengan melibatkan Kantor Meneg LH/Bapedal,
dan Departemen Dalam Negeri, serta Departemen Pekerjaan Umum.
d. Sosialisasi peta daerah rawan banjir dan pemberdayaan
masyarakat.
Sosialisasi ini melibatkan Departemen/Dinas Sosial,
Bakornas PBP/ Satkorlak PBP/Satlak PBP, Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Kehutanan dan instansi terkait lainnya.
e. Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Banjir
Pencegahan dan mitigasi banjir dilaksanakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum dengan melibatkan Satkorlak
PBP/Badan Kesbanglinmas Propinsi dan Kabupaten/Kota.

13
f. Sistem Peringatan Dini
Peringatan dini dilaksanakan oleh Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Departemen Perhubungan dengan melibatkan
LAPAN, BPP Teknologi, kantor Meneg LH/Bapedal dan instansi
lain yang terlibat.

2. Tahap bencana terjadi ada 5 kegiatan pokok yang harus


dilaksanakan secara lintas sektoral, meliputi :
a. Pencarian Dan Pertolongan (SAR)
Pencarian dan pertolongan dilaksanakan secara fungsional
oleh BASARNAS dengan melibatkan unsur TNI, POLRI,
Departemen Dalam Negeri, Departemen Kehutanan yang dibantu
oleh PMI dan semua potensi yang ada.
b. Kaji Bencana Dan Kebutuhan Bantuan
Kaji bencana dan kebutuhan bantuan, dilaksanakan secara
fungsional oleh Sekretariat Bakornas PBP dengan melibatkan
Departemen Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Kesehatan, Departemen Sosial serta dibantu oleh PMI
dan LSM.
c. Bantuan Kesehatan Bantuan penampungan korban, kesehatan dan
pangan dilaksanakan oleh Departemen Sosial dengan melibatkan
Depertemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, unsur
TNI/POLRI, PMI, LSM.

d. Bantuan Penampungan dan Pangan

e. Bantuan Air Bersih dan Sanitasi Bantuan air bersih dan sanitasi
dilaksanakan secara fungsional oleh Departemen Pekerjaan Umum
yang dibantu oleh Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, PMI
dan LSM.

3. Tahap setelah bencana pada tahap ini ada 3 kegiatan pokok yang
harus dilaksanakan secara lintas sektoral,meliputi :.

14
a. Pengkajian dampak banjir dilaksanakan secara fungsional oleh
Departemen Pekerjaan Umum dengan melibatkan Departemen
Dalam Negeri/Satkorlak PBP dan unsur Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian, Bapedal, Departemen Kehutanan dan instansi terkait
lainnya.

b. Rehabilitasi lahan dan konservasi biodiversitas dilaksanakan oleh


Departemen Kehutanan dengan melibatkan instansi terkait.

c. Penanganan pengungsi dilaksanakan oleh Departemen Sosial


dengan melibatkan Depertemen Kesehatan, Departemen Dalam
Negeri, unsur TNI/POLRI, PMI, LSM.

E. Contoh Kasus Banjir di Indonesia


Banjir Bandang Banyuwangi pada tahun 2018

Banjir Bandang yang melanda Kecamatan Songgon dan Singojuruh,


Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menyebabkan ratusan orang
mengungsi dan merusak 328 unit rumah.
"Hingga kini terdapat 30 KK atau 150 jiwa untuk sementara diungsikan di
pos penampungan yang berada di Balai desa Alasmalang Kecamatan
Singojuruh," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo
Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jumat (22/6).

Menurut Sutopo, bencana banjir bandang tersebut disebabkan


longsor di kawasan lereng Gunung Raung di Kecamatan Songgon.
Sehingga, saat terjadi hujan lebat material berupa balok kayu terseret arus
hingga ke hilir sungai dan menyumbat aliran sungai mengakibatkan air
meluap ke pemukiman warga.
"Hujan deras turun di lereng Gunung Raung di wilayah Kecamatan Songgon
Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur sejak Kamis (21/6) pukul
21.00 WIB hingga Jumat pagi," kata Sutopo.

15
Hujan menyebabkan longsor lereng, disertai tumbangnya pohon-
pohon di hutan di lereng Gunung Raung. Material longsor dan kayu
gelondongan menyumbat sungai dan aliran permukaan.
"Saat hujan terus berlangsung, akhirnya terjadi banjir bandang di sepanjang
Sungai Badeng, Sungai Binau, dan Sungai Kumbo," katanya.
Banjir bandang menerjang tiga dusun yaitu Dusun Garit, Karang Asem, dan
Bangunrejo di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur pada
Jumat (22/6) pukul 08.40 WIB. Banjir juga menerjang permukiman di
Kecamatan Sanggon.

Data sementara, sebanyak 328 unit rumah rusak. Sutopo merinci, 23


unit rumah rusak berat, 80 unit rumah rusak sedang dan 225 unit rumah
rusak ringan. Diperkirakan jumlah kerusakan bertambah mengingat banjir
bandang meninggalkan lumpur setinggi satu meter menerjang
permukiman.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang
sering terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim
hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi
langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah
banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan
sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini tidak semata-
mata disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia
itu sendiri. Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat yang ada di
Indonesia serta pemerintah harus bersama-sama mencegah agar bencana
banjir tidak semakin parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.
B. Saran
Saran dari kami selaku kelompok 4 agar selalu menjaga lingkungan
agar tidak terjadi bencana seperti banjir. Lingkungan merupakan tempat
tinggal semua mahluk hidup oleh sebab itu kita harus menjaga lingkungan
kita agar tetap nyaman untuk ditempati semua mahluk hidup. Kemudian
jagalah kebersihan lingkungan dan kelestarian lingkungan agar terhindar
dari bencana banjir dan bahaya penyakit yang akan timbul akibat banjir.

17
DAFTAR PUSTAKA

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengairan dan Irigasi. Kebijakan
Penanggulangan Banjir di Indonesia.(Diakses pada 29 September 2019)

Rosyidie, A. 2013. Banjir: Fakta dan Dampaknya Serta Pengaruh dari Perubahan
Guna Lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol no.3, 241-249. (Diakses
pada 29 September 2019)

https://pemkomedan.go.id/artikel-18051-beberapa-dampak-banjir-bagi-
masyarakat.html (Diakses pada 29 September 2019)

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180622200710-20-308198/banjir-
bandang-banyuwangi-ratusan-warga-mengungsi (Diakses pada 29 September
2019)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33906/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (Diakses pada 29 September 2019)

http://eprints.ums.ac.id/30693/2/3._BAB_1.pdf (Diakses pada 29 September


2019)

18

Anda mungkin juga menyukai