Hari : Kamis
Tanggal : 31 Januari 2019
Jam : 09.00 WIB
A. Keluhan Utama
sesak napas
B. Diagnosa Medis
Broncopneumoni
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan napas b.d akumulasi sekret di bronkus (patensi
jalan napas)
2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan suplai O2 ke jaringan
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
Ds : Ibu mengatakan napas An. M terengah – engah sesak dan
grok grok
Do :
1. Pernapasan cuping hidung (+)
2. batuk dan pilek namun dahak sulit keluar
3. ronchi (+)
4. RR : 56 x menit reguler cepat
5. Sp02 : 95 % tanpa bantuan oksigen O2
E. Dasar Pemikiran
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru sebagian
besar disebabkan oleh agen infeksi pada anak-anak, penyebab
infeksi terbesar adalah terutama bakteri dan virus. penyakit ini
dapat menyebabkan peradangan di paru-paru merusak pertukaran
gas yang efektif juga mengarah ke berbagai manifestasi lainnya
(peter, 2013).
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru, distal dari
bronkhiolus terminalis yang mencakup bronkhiolus respiratorius,
dan alveoli yang berupa infiltrat atau konsolidasi pada alveoli atau
jaringan interstisial. Pneumonia ini dapat mengakibat kangangguan
pertukaran gas setempat. Bronkopneumonia adalah radang paru-
paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing (price, 2009)
Pada penyakit bronkopneumoni dapat menimbulkan
berbagai masalah tergantung berat ringannya infeksi. pada kondisi
klinis secara umum dapat ditemui beberapa gejala, adapun gejala
yang ditumbulkan akibat infeksi dapat dilihat berdasarkan 2 gejala
yaitu, gejala infeksi umum dan gejala gangguan respiratori.
Gangguan infeksi umum berupa demam, sakit kepala, gelisah,
malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti
muntah atau diare, terkadang ditemukan gejala infeksi
ekstrapulmoner.Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak
nafas, retraksi dada, takipneu, nafas cuping hidung, air hunger,
merintih, dan sianosis (Fadhila, 2013).
Seperti yang telah dijelaskan bahwa penyakit
Bronkopenumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang
organ paru paru khususnya adalah bagian alveoli dan bronkus
dimana hal ini akan mengganggu proses pemenuhan kebutuhan
oksigen pada penderita. Produksi mukus yang berlebihan dan
infiltrat serta konsolidasi paru akan memperberat kondisi hingga
terjadi gangguan pertukaran gas, sehingga mekanisme
kompensasi yang terjadi akibat adanya insufisiensi oksigen adalah
dengan meningkatkan respiratory rate dan pengguaan otot bantu
pernapasan. mengingat pentingnya oksigen bagi tubuh sebagai
kebutuhan vital yang harus dipenuhi maka disini perawat
memberikan oksigen terapi untuk mencegah terjadinya hipoksemia
serta menurunkan kinerja mengurangi kerja miokardium.
Pada terapi oksigen diberikan O20,5l/menit.O2 diberikan
pada anak yang menunjukkan gejala adanya tarikan dinding dada
(retraksi) bagian bawah yang dalam, SpO2< 90%, frekuensi nafas
60x/menit atau lebih, merintih setiap kali bernafas untuk bayi
muda, dan adanya head nodding (anggukan kepala). Pemberian
O2 melalui nasal pronge yaitu 1-2l/menit atau 0,5l/menit untuk bayi
muda. Pemberian O2 melalui kateter nasal yaitu 1-6L/menit untuk
memberikan konsentrasi O2 24-44%.Pemberian O2 melalui
sungkup biasa yaitu 5-8 l/menit untuk memberikan konsentrasi
oksigen 40-60%.Serta pemberian O2 melalui sungkup reservoir
yaitu 6-10 l/menit untk memberikan konsentrasi oksigen 60-99%
(Rahajoe, 2008).