Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang berkaitan dengan harta kekayaan, di mana pihak
yang satu (kreditur) berhak atas suatu prestasi dan pihak yang lain (debitur) berkewajiban
memenuhi prestasi itu. Oleh karena itu di dalam setiap perikatan terdapat pihak yang memiliki
hak dan yang memiliki kewajiban untuk dilakuan secara timbal balik. Hubungan antara kreditur
dan debitur merupakan hubungan hukum maka dengan itu hak si kreditur di jamin di dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Perikatan yang terdapat dalam bidang- bidang hukum dapat
dikemukakan contohnya sebagai berikut: Dalam bidang hukum kekayaan, misalnya perikatan
jual beli, sewa menyewa, wakil tanpa kuasa (zaakwaarneming), pembayaran tanpa utang,
perbuatan melawan hukum yang merugikan orang lain.Dalam bidang hukum keluarga,
misalnya perikatan karena perkawinan, karena lahirnya anak dan sebagainya.
o Unsur- unsur dari perikatan yaitu
a. Hubungan Hukum
Hubungan hukum adalah hubungan yang didalamnya melekat hak pada salah satu
pihak dan melekat kewajiban pada pihak lainnya. Apabila salah satu pihak tidak
mengindahkan ataupun melanggar hubungan tadi, lalu hukum memaksakan supaya
hubungan hukum tersebut dipenuhi ataupun dipulihkan kembali. alau debitur tidak
memenuhi kewajibannya secara sukarela dengan baik dan sebagaimana mestinya maka
kreditur dapat meminta bantuan hukum agar ada tekanan kepada debitur supaya ia
memenuhi kewajibannya. Perlu dicatat tidak semua hubungan hukum dapat disebut
perikatan. Contoh kewajiban orang tua untuk mengurus anaknya bukanlah kewajiban
dalam pengertian perikatan.
Artinya adalah setiap hubungan hukum yang tidak membawa pengaruh terhadap
pemenuhan kewajiban yang bersumber dari harta kekayaan pihak yang berkewajiban
tidaklah masuk dalam pengertian dan ruang lingkup batasan hukum perikatan.
b. Harta kekayaan sebagai kriteria dari adanya sebuah perikatan. Tentang harta kekayaan
sebagai ukurannya (kriteria) ada 2 pandangan yaitu :
1. Pandangan klasik : Suatu hubungan dapat dikategorikan sebagai perikatan jika
hubungan tersebut dapat dinilai dengan sejumlah uang
2. Pandangan baru : Sekalipun suatu hubungan tidak dapat dinilai dengan sejumlah uang,
tetapi jika masyarakat atau rasa keadilan menghendaki hubungan itu diberi akibat
hukum, maka hukum akan meletakkan akibat hukum pada hubungan tersebut sebagai
suatu perikatan
c. Subjek perikatan
Subjek perikatan ada dua yaitu Debitur adalah pihak yang wajib melakukan suatu
prestasi atau Pihak yang memiliki utang (kewajiban) dan ,Kreditur adalah Pihak yang berhak
menuntut pemenuhan suatu prestasi atau pihak yang memiliki piutang (hak).Setiap pelaku
perikatan yang mengadakan perikatan harus: Ada kebebasan menyatakan kehendaknya
sendiri,Tidak ada paksaan dari pihak manapun,Tidak ada penipuan dari salah satu pihak,
dan Tidak ada kekhilafan pihak-pihak yang bersangkutan
d. Objek perikatan / prestasi
Benda objek perikatan dapat berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak. Benda
bergerak adalah benda yang dapat diangkat dan dipindahkan, seperti motor, mobil, hewan
ternak. Sedangkan benda tidak bergerak adalah benda yang tidak dapat dipindahkan dan
diangkat, seperti rumah, gedung.Prestasi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan.
Prestasi merupakan objek perikatan. kewajiban tidak selalu muncul sebagai akibat adanya
kontrak, melainkan dapat pula muncul dari peraturan hukum yang telah ditentukan oleh
lembaga yang berwenang. Kewajiban disini merupakan keharusan untuk mentaati hukum
yang disebut wajib hukum (rechtsplicht) misalnya mempunyai sepeda motor wajib
membayar pajak sepeda motor. Bentuk-bentuk prestasi (Pasal 1234 KUHPerdata) :
1. Memberikan sesuatu; Memberikan sesuatu misalnya pemberian sejumlah uang,
memberi benda untuk dipakai (menyewa), penyerahan hak milik atas benda tetap
dan bergerak.
2. Berbuat sesuatu; Berbuat sesuatu misalnya membangun rumah.
3. Tidak berbuat sesuatu ; Tidak melakukan sesuatu misalnya A membuat perjanjian
dengan B ketika menjual apotiknya, untuk tidak menjalankan usaha apotik dalam
daerah yang sama.
Ketiga prestasi diatas merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh debitur.