Anda di halaman 1dari 6

MNA ( MALNUTRITION ASSESSMENT)

KEPERAWATAN GERONTIK

KELAS 7 B

Dina Noviani

Dina Hafizhah

Muhammad Dzulfachri

Mugi Pudji Rahayu

Syifa Hifziatu Rahmah

Wiji Tri Sayekti

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


MINI NUTRITION ASSESSMENT

Definisi
MNA dipakai untuk mengukur status gizi sebagai bagian dari pemeriksaan standar
untuk lansia di klinik, panti werda, dan rumah sakit (Anthony, 2014).

Menurut Christensson & Unosson (2002) MNA adalah alat yang praktis dan secara
khusus telah digunakan serta dikembangkan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi secara
dini status gizi pada lanjut usia untuk pencegahan resiko terjadinya kekurangan gizi dan untuk
mendapatkan penanganan yang lebih awal sebelum terjadinya resiko malnutrisi. Penilaian gizi
bagi lanjut usia ini sangat penting dilakukan karena kekurangan gizi pada lanjut usia sering
tidak diketahui atau sulit terdiagnosis (Gulgos, 2006).

Tujuan
Tujuan dari pengkajian Mini Nutrition Assessment adalah untuk mengetahui serta
mencegah perluasan penyakit pada penderita penyakit akut dan melihat apakah gizi rendah
dapat terjadi atau malah terjadi lebih buruk pada pasien unutuk saat ini ataupun kedepannya.
Selain itu juga sebagai bahan evaluasi dan parameter unuk mengidentifikasi resiko penyakit
lain.

Alat

1. Alat tulis
2. Lembar pengkajian MNA

SOP
1. Setelah mendapat laporan tentang pasien baru dari perawat di dalam ruangan,
nutrisionis lalu menerima dan melengkapi identitas pasien kemudian segera melakukan
skrining gizi untuk ruang perawatan (IGD) dalam waktu 1 x 24 jam dengan
menggunakan skrining gizi modifikasi MNA untuk lansia
2. Saat melakukan skrining gizi, nutrisionis akan memberikan skoring terhadap beberapa
pertanyaan indikator risiko malnutrisi (lihat SPO skrining gizi).
3. Selanjutnya nutrisionis akan melakukan awal terhadap hasil skor skrining gizi tersebut
dengan menafsirkan total skor > 3 berikut (risiko mainutrisi); total skor < 3 (tidak
berisiko malnutrisi)
4. Jika perlu asesmen nutrisl awal yang menunjukkan pasien berisiko mainutrisl, maka
pasien wajib segera mengkonsultasikan kepada dokter SpGK untuk menegakkan
diagnosis malnutrisi dan menyediakan terapi nutrisi; namun jika pasien tidak beresiko
malnutrisi, maka pemberian terapi nutrisi dapat dilakukan oleh DPJP yang dibantu
dengan nutrisionis.
5. Selain itu dalam melakukan skrining gizi, nutrisionis juga wajib meminta dan
mengkonsultasikan makan pasien dalam 24 jam terakhir (food recall / food record 24
jam).
6. Setelah mendapatkan laporan tentang pasien yang berisiko mainutrisi, dokter SpGK
segera menegakkan dagnagn malnutrisi (asesmen nutrisi lanjutan) melalui hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang (laboratorium dan radiologi) yang
terdapat di dalam daftar pencatatan rekam medis pasien seperti
a. Kondisi klinis, keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien.
b. Data penunjang: laboratorium dan radiologi.
c. Riwayat makan pasien 24 jam terakhir (food recall / food record)
FORMULIR MINI NUTRITION ASSESSMENT
Skrining Gizi
Pertanyaan Keterangan Skor Nilai
A. Apakah terjadi penurunan asupan makan selama
3 bulan terakhir berkaitan dengan 0 = penurunan nafsu makan
penurunan nafsu makan, gangguan saluran tingkat berat
cerna, kesulitan mengunyah atau kesulitan 1 = penurunan nafsu makan
menelan? tingkat sedang
2 = tidak kehilangan
penurunan nafsu makan

B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir 0 = penurunan berat badan >
3 kg (6,6 lbs)
1 = penurunan berat badan
tidak diketahui
2 = penurunan berat badan
antara1 dan 3 kg (2,2 dan 6,6
lbs)
3 = tidak terjadi penurunan
berat badan
C. Bagaimana Mobilisasi atau pergerakan anda? 0 = hanya diatas kasur atau
kursi roda
1 = dapat beranjak dari
kursi/kasusr, tetapi tidak
mampu beraktivitas normal
2 = mampu beraktivitas
normal

D. Menderita penyakit psikologis atau penyakit 0 = ya 2 = tidak


akut dalam 3 bulan terakhir

E. Masalah neuropsikologis
0 = Demensia tingkat berat
atau depresi
1 = Demensia tingkat sedang
2 = Tidak ada masalah
psikologi
F. Body Mass Index (BMI)
0 = BMI < 19
1 = BMI 19 - < 21
2 = BMI 21 - < 23
3 = BMI ≥ 23

Skor skrining (subtotal maksimal 14 poin)


12-14 poin : Status gizi normal
8 – 11 poin : Beresiko malnutrisi
0 – 7 poin : Malnutrisi
Assessment Gizi Keterangan Skor nilai
G. Hidup mandiri (tidak sedang dalam perawatan di
rumah atau rumah sakit) 1 = ya
0 = tidak
H. Konsumsi > 3 resep obat dalam satu hari
1 = ya
0 = tidak
I. Ada luka tekan atau ulkus pada kulit
1 = ya
0 = tidak
J. Berapa kali pasien makan dalam sehari?
0-1 kali
1-2 kali
2-3 kali

K. Konsumsi bahan makanan spesifik untuk asupan


protein 0,0 = jika 0 atau 1 Ya Tidak
- ≤ 1 porsi makanan sumber protein atau produk jawaban ya
susu (susu, keju, yoghurt) dalam sehari 0,5 = jika 2 jawaban ya Ya Tidak
- ≥ 2 porsi kacang-kacangan atau telur dalam 1,0 = jika 3 jawaban ya
seminggu Ya Tidak
- Daging, ikan atau unggas sehari

L. Konsumsi ≥ 2 porsi sayur atau buah setiap hari 0 = tidak


1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air putih, jus, kopi, teh, 0,0 = < 3 cangkir
susu) yang dikonsumsi per hari? 0,5 = 3-5 cangkir
1,0 = > 5 cangkir

N. Cara pemberian makan 0 = tidak dapat makan


tanpa bantuan orang
lain
1 = makan sendiri
dengan beberapa
kesulitan
2= makan sendiri tanpa
kesulitan

O. Pandangan terhadap status gizi pribadi


0 = menganggap
dirinya mengalami
malnutrisi
1 = tidak pasti
terhadap status gizinya
2 = menganggap
dirinya tidak memiliki
masalah gizi
P. Jika dibandingkan dengan orang lain pada 0,0 = tidak cukup baik
tingkat umur yang sama, bagaimana pendapat 1,0 = cukup baik
pasien terhadap status kesehatannya? 2,0 = lebih baik
0,5 = tidak tahu
Q. Lingkar lengan atas dalam (cm)
0,0 = LILA < 21
0,5 = LILA 21-22
1,0 = LILA > 22
R. Lingkar betis dalam (cm) 0 = lingkar betis < 31
1 = lingkar betis ≥ 31

Asesmen (maksimal 16 poin) =


Skor skrining gizi =
Total asesmen (maksimal 30 poin =

Skor indikator malnutrisi:


24-30 poin : Status gizi normal
17- 23,5 poin : Beresiko malnutrisi
< 17 poin : Malnutrisi

Anda mungkin juga menyukai