TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kajian Pustaka
2.1.1. Model Pembelajaran
Menurut Milfayetty (2015) merupakan bentuk utuh dari satu rangkaian yang terdiri atas
pendekatan, strategi, metode, tekhnik, dan bahkan taktik pembelajaran. Model pembelajaran
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Model pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Milfayetty,
2015) terdiri atas empat kelompok yaitu: (1) model interaksi social; (2) model pengolahan
informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Walau begitu
penggunaan istilah model pembelajaran sering diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang dipakai guru dalam
mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan para siswa dan dapat dijadikan petunjuk
bagaimana guru mengajar di depan kelas (seperti alur yang diikutinya). Pendapat ini
menunjukkan bahwa model mengajar lebih operasional kepada proses pembelajaran
dibandingkan strategi pembelajaran. Sebab dinyatakan juga bahwa strategi mengajar mempunyai
pengertian yang lebih luas daripada model (bentuk mengajar). Beberapa ahli mengatakan bahwa
model mempunyai ciri-ciri yaitu (1) Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari
para ahli; (2) Mempunyai tujuan tertentu yang dapat dicapai dari penggunaan model tersebut; (3)
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan mengajar di kelas; (4) Terdiri dari beberapa
komponen yakni: sintaks (urutan langkah mengajar), Prinsip reaksi (hubungan antara guru dan
siswa selama proses pembelajaran), sistem pendukung serta sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar; (5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pengajaran yang terdiri dari dua
macam yaitu: (a) Dampak pengajaran (instructional effect) yang dapat diukur secara langsung,
dan (b) Dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan hasil belajar jangka panjang dan
bersifat tidak langsung dan muncul sebagai akibat adanya tantangan di sekitar (Ashar, 2017).
∆[𝐴] ∆[𝐴]
Laju = − ∆[𝐵] atau laju = + ∆[𝐵]
Dengan ∆[𝐴] dan ∆[𝐵] adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas) selama waktu ∆𝑡.
Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu tersebut, ∆[𝐴] merupakan kuantitas negatif.
Sedangkan ∆[𝐵] merupakan kuantitas positif karena meningkat seiring waktu (Chang, 2005).
Persamaan laju reaksi dapat di rumuskan sebagai :
𝑣 = 𝑘 [𝐴]𝑚 [𝐵]𝑚
Secara teoritis masalah minat belajar siswa dapat diatasi dengan model pembelajaran
yang efektif dan efisien serta menyenangkan karena model ini dapat menghantarkan siswa pada
pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. PBL dengan pendekatan
saintifik memfokuskan pada perubahan agar membuat siswa berpikir secara kritis. PBL tidak
hanya proses pemecahan masalah, tetapi juga sebuah pedagogik yang berdasarkan
konstruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang didesain belajar dengan lingkungan
sekitarnya dimana ada proses penemuan, belajar mandiri, pemrosesan informasi, diskusi,
kolaborasi antar kelompok untuk pemecahan masalah sehingga memperbaiki anggapan bahwa
pembelajaran kimia itu sulit (Janawi, 2013)
Model pembelajaran ini telah diteliti oleh beberapa peneliti dan terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa seperti pada penelitian oleh Hasni (2010) tentang penerapan
model Problem Based Learning pada konsep laju reaksi mendapatkan bahwa hasil belajar siswa
kelompok eksperimen lebih tinggi (rata-rata pretest = 22,25 dan rata-rata posttest = 61,25)
daripada kelompok kontrol (rata-rata pretest = 18,5 dan rata-rata posttest = 36,125) dan dari hasil
perhitungan uji-t diperoleh nilai thit sebesar 5,8 dan ttab sebesar 1,38 atau thit > ttab. Sedangkan
Anggara (2015) tentang efektivitas pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan
merencanakan pada materi hidrolisis garam mendapatkan bahwa rata-rata n-Gain kemampuan
merencanakan siswa pada kelas kontrol sebesar 0,508 dan pada kelas eksperimen sebesar 0,683
sehingga pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik efektif dalam meingkatkan
kemampuan merencanakan pada materi hidrolisis garam pada tahap mengamati dan mencoba.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran
student centered