Dosen Pengampu:
Agus Santoso S.Kp.,M.Kep
Disusun Oleh:
Alma Savera 22020116130059
Sang Ayuning Jati Wijayanti 22020116130091
Niswatul Imtinan Firstayude 22020116140055
Unzilla Oktavianing Edna 22020116140058
Regina Aprilia Roberto 22020116140092
Dinda Arimbi Mutiarasari 22020116140117
Kelas A.16.2
: Peserta
VIII. Evaluasi
Jenis : Lisan
Bentuk : Tanya jawab
Soal : Terlampir
Soal :
1. Apa pengertian penyakit DBD?
Jawab: Demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengan gejala demam,
nyeri pada otot atau sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh (Sudoyo dkk, 2009).
2. Apa penyebab demam berdarah?
Jawab : disebabkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dengan gejala demam,
nyeri pada otot atau sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfa denopati,
trombosit openia dan diathesis hemoragik. Namun ada beberapa hal-hal yang
menjadi penyebab lainnya yaitu berhubungan dengan:
a. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
b. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
c. Penyedaiaan air bersih yang langka.
A. Pendahuluan
Penularan beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Parasit dan
virus penyakit sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban,
permukaan air, dan angin. Penyakit yang tersebar melalui virus seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD) perlu diwaspadai karena penularan penyakit seperti ini akan makin meningkat
dengan perubahan iklim. Di banyak negara tropis penyakit ini merupakan penyakit yang
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Ramesh et all, 2010).
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena antar rumah
jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes Aegypti 40-
100 m. Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters)
yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999).
D. Faktor Resiko
Ada beberapa faktor resiko yang dapat mengakibatkan adanya nyamuk Aedes, yaitu
(Roose A, 2008):
a. Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat
b. Mobilitas penduduk
c. Pendidikan dan pekerjaan masyarakat
d. Sikap hidup, kalau rajin dan senang akan kebersihan dan cepat tanggap dalam
masalah akan mengurangi resiko ketularan penyakit.
e. Golongan umur, akan memperngaruhi penularan penyakit. Lebih banyak golongan
umur kurang dari 15 tahun berarti peluang untuk sakit DBD lebih besar.
f. Tempat penampungan air
g. Tempat pembuangan sampah
1. Tropika., Balai Penelitian Tanaman Buah. Tanaman yang Berkhasiat Mengatasi Demam
Berdarah Dengue. Surabaya : Universitar Airlangga, 2008.
2. Leovani, Vivin, dkk. . Gambaran Klinis dan Komplikasi Pasien Demam Berdarah Dengue
Derajat III dan IV di Bagian Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 1
Januari 2012 – 31 Desember 2013. . Riau : JOM FK, 2015.
3. Azizah Gama T, dkk. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa
Mojosongo Kabupaten Boyolali. . Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
4. Hadi, Upik Kesumawati. Penyakit Tular Vektor: Demam Berdarah Dengue. Bogor :
Institut Pertanian Bogor, 2011.
5. Djunaidi, AF. 2014. Penyuluhan Tentang Penyakit DBD. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan, 3(2): 1-5.
7. Manalu, Helper S.P., & Munif, Amrul. 2016. Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
Jurnal Aspirator, 8(2): 69-76.
8. Putri, Gloria S. 2017. Efek Vaksin DBD Bisa Berbahaya, Ini Penjelasan WHO dan IDAI.
URL: https://sains.kompas.com/read/2017/12/08/170000223/efek-vaksin-dbd-bisa-
berbahaya-ini-penjelasan-who-dan-idai diakses pada tanggal 5 April 2018 pukul 16.00 WIB.
9. Ramesh CD, Sharmila P, Dhillon GPS, Aditya PD. 2010. Climate Change and Threat of
Vector-Borne Diseases in India: Are We Prepared? Parasitology Research, 106(4): 763-773.
10. Roose A. 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan dengan Kejadian Penyakit
22.00 WIB.