Anda di halaman 1dari 8

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Rancangan Percobaan


3.1.1 Penetapan Variabel
3.1.1.1 Variabel Berubah :
1. Variasi Suhu Pengeringan : 40oC, 50oC dan 60oC
3.1.1.2 Variabel Tetap :
1. Waktu pengeringan greenhouse dryer : 3 jam
2. Berat sampel 200gram chips singkong basah
3. Bakteri fermentasi (BIMO-CF) sebanyak 1 gram/liter

3.1.2 Respon Uji Analisis


Parameter yang diukur untuk menentukan kinerja alat adalah profil suhu, laju
pengeringan, efisiensi pengeringan, kelembaban relatif, kadar air, kadar abu dan warna.

3.1.3 Diagram Alir Penelitian

Tanaman Singkong

Chips Singkong

Fermentasi 24 jam dengan


BIMO-CF

Pengeringan menggunakan alat greenhouse solar


dryer

Kurva kinetika Pengeringan

Efisiensi Kerja Pengeringan


Menghaluskan chips singkong menjadi
tepung mocaf

Analisa Kualitas Produk

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Pengeringan Tepung Mocaf

3.1.4 Pengolahan Data


Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan membuat grafik hasil
pengeringan yang diperoleh. Percobaan dilakukan dengan memvariasi variable bebas.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian


3.2.1 Bahan
1. Chips Singkong Basah : 200 gram per tray
2. Bakteri Lactobacillus (BIMO-CF) : 1 gram
3. Air : 1 liter
3.2.2 Alat
1. Neraca massa digital
2. Cawan
3. Alat pengering Greenhouse Solar Dryer yang berada di Teknik Kimia Universitas
Diponegoro. Komponennya meliputi rak aluminium, penutup kaca, blower, solar
collector dan penyangga. Selain itu ada timbangan digital, oven, thermocouple, thermo
hygrometer, RH meter, solar power meter dan anemometer.
4. Alat untuk mengidentifikasi
5. Pisau
6. Alat pemotong singkong
7. Blender
8. Pengayak
9. Baskom
3.3 Gambat Rangkaian Alat

Gambar 3.4 Alat Pengering Greenhouse Dryer Skala Laboratorium

Gambar 3.5 Rangkaian alat hybrid solar drying

Keterangan :
Tabel 3.1 Spesifikasi alat hybrid solar drying
No. Keterangan Bahan Spesifikasi
1. Drying chamber Kaca dan aluminium (100 x 60 x 94) cm
2. Rak Aluminium (56 x 45) cm
3. Air outlet Aluminium Diameter 36 cm, tinggi
40 cm
4. Penyangga Besi (101 x 61 x 52) cm
5. Thermocouple ± 0.5 akurasi
6. Solar collector Kaca (100 x 100) cm

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Preparasi Bahan Baku
1. Pengupasan dan pencucian
Singkong yang sudah terpilih dikupas kulitnya kemudian di cuci hingga bersih
menggunakan sikat, agar kotoran yang menempel pada umbi menjadi bersih kemudian
rendam dalam air bersih.
2. Perajangan / Penyawutan Singkong
Singkong yang telah dicuci kemudian dirajang menjadi bentuk chip (irisan
melintang yang tipis) dengan ketebalan 1‐ 1,5 mm bertujuan untuk mempermudah
dalam pengeringan chip singkong.
3. Fermentasi dengan Starter BIMO‐ CF
Starter yang digunakan untuk perendaman /fermentasi dosisnya 1 gram per 1 liter
air per 1 kg singkong segar. Fermentasi dilaksanakan selama 24 jam.

3.4.2 Tahap Pengeringan


Penelitian dilakukan dari jam 09.00 hingga 13.00. Selama percobaan, matahari
bersinar cerah dan tidak hujan. Chips singkong dimasukkan dalam tray pada drying
chamber. Pada greenhouse solar dryer, terdapat udara panas pada bagian bawah rak
aluminium sehingga akan mempercepat pengeringan. Sedangkan data yang ditentukan
adalah temperatur udara. Temperatur udara diatur dengan thermocouple dengan akurasi
± 0,5°C. Sensor kelembapan relatif dipasang di dalam drying chamber. Selama proses,
massa, temperature, kelembapan udara dihitung dengan interval waktu 1 jam.
3.4.2.1 Kalibrasi Blower
Kalibrasi blower dimaksudkan untuk menentukan besarnya bukaan inlet udara
pada blower untuk setiap perbandingan massa bahan atau massa gas. Prosedurnya
sebagai berikut :
1. Atur suhu pada controller yaitu 25°C sesuai dengan suhu ruangan.
2. Nyalakan blower.
3. Atur bukaan inlet udara pada blower yaitu 1/8 bukaan.
4. Ukur laju alir udara dengan menggunakan alat anemometer pada bagian
masuknya udara.
5. Ulangi langkah (3) sampai (4) untuk bukaan blower (2/8) sampai (8/8).
3.4.2.2 Proses Pengeringan
Adapun prosedur pengujian yang dilakukan terhadap sampel antara lain:
1. Melakukan penimbangan berat dari sampel yang akan diuji. Dalam pengujian
yang dilakukan pada 5 rak dimana pada masing-masing rak berat pengujian
sebesar 200 gram.
2. Proses pengambilan data berat dari sampel dilakukan setiap 1 jam sekali. Lama
pengambilan data selama 4 jam.
3. Proses pengambilan data temperatur dari alat dilakukan pada setiap 1 jam sekali,
4. Data temperatur diambil dengan menggunakan alat ukur thermocouple.
5. Perhitungan moisture content
𝑀𝑖−𝑀𝑑
Mc (basis basah) = 𝑥 100
𝑀𝑖
𝑀𝑖−𝑀𝑑
Mc (basis kering) = 𝑥 100
𝑀𝑑
𝑀𝑖−𝑀𝑑
Rd =
𝑡

Keterangan :
Mi = massa mula-mula (kg)
Md = massa setelah pengeringan (kg)
Rd = kecepatan pengeringan
t = waktu pengeringan (sekon)
6. Perhitungan efisiensi termal pengeringan
𝑄𝑢
ηc =
𝐼. 𝐴
𝑚𝐶𝑝(𝑇0 − 𝑇𝑖)
ηc =
𝐼. 𝐴
ηc = efisiensi kolektor
Qu = panas yang digunakan untuk mengeringkan singkong
I = intensitas cahaya matahari (W/m2)
A = luas area kolektor (m2)
m = laju alir udara (kg/sekon)
Cp = panas spesifik (kJ/kg K)
To = temperature keluar kolektor
Ti = temperature masuk kolektor
7. Perhitungan efektivitas pengeringan
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑑𝑟𝑦𝑒𝑟
Faktor efektivitas = 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑖𝑗𝑒𝑚𝑢𝑟

3.4.3 Analisa Kualitas Produk


Uji analisa kualitas singkong hasil pengeringan menggunakan hybrid solar dyer.
Dalam penelitian ini kadar yang diuji adalah kadar air, kadar abu, warna, dan organoleptik
berdasarkan Standar Mutu Chip Singkong SNI 01-4305-1996.
3.4.3.1 Analisa Kadar Air
Kadar air menunjukkan banyaknya kandungan air dalam bahan. Kadar air
dalam bahan dapat dihitung dari massa yang hilang selama pemanasan dalam
oven. Prosedur penentuan kadar air adalah sebagai berikut:
1. Letakkan cawan kosong yang akan digunakan untuk pengujian kadar air dalam
desikator selama 15 menit agar beratnya konstan, lalu timbang cawan kosong
tersebut dan catat beratnya.
2. Timbang sampel yang akan diuji yaitu 5 gram. Letakkan dalam cawan yang
sudah ditimbang.
3. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 110oC dan tunggu selama 1 jam.
Keluarkan dari oven dan masukkan ke desikator agar beratnya konstan lalu
timbang beratnya.
4. Masukkan kembali ke dalam oven dan tunggu selama 5 menit. Keluarkan dari
oven dan masukkan ke desikator agar beratnya konstan lalu timbang beratnya.
5. Lakukan langkah ke-4 hingga dicapai berat akhir konstan.
Rumus pengujian kadar air:
a. Perhitungan basis basah:
Mw − Md
Xbb = × 100 %
Mw

b. Perhitungan basis kering:


Mw − Md
Xbk = × 100 %
Md

Xbk
Xbb =
1 − Xbk
Xbb
Xbk =
1 − Xbb
Keterangan:
Xbb = kadar air basis basah (%)
Xbk = kadar air basis kering (%)
Mw = berat bahan basah
Md = berat bahan kering
3.4.3.2 Analisa Kadar Abu
Cara kerja:
1. Panaskan cawan dalam tanur pada suhu (550±5)oC selama kurang lebih satu
jam dan dinginkan sehingga suhunya sama dengan suhu ruang kemudian
timbang (W0).
2. Masukkan 5 gr singkong ke dalam cawan dan timbang (W1).
3. Tempatkan cawan yang berisi singkong tersebut dalam tanur pada suhu
(550±5)oC sampai terbentuk abu berwarna putih dan diperoleh bobot tetap.
4. Pindahkan segera ke dalam desikator sehingga suhunya sama dengan suhu
ruang kemudian timbang (W2).
5. Hitung kadar abu singkong.
Kadar abu hasil pengeringan dihitung dengan cara:
𝑊 −𝑊
Abu (%) = (𝑊2 − 𝑊0 ) 𝑥 100%
1 0

Keterangan:
W0 = bobot cawan kosong (gr)
W1 = bobot cawan sebelum diabukan (gr)
W2 = bobot cawan setelah diabukan (gr)
3.4.3.3 Analisa Warna
Analisis warna dengan chromameter (Mugendi et al. 2010). Analisis warna
dilakukan menggunakan alat Chromameter Minolta CR 300 (Minolta Camera Co.
Japan. no 82281029). Setelah alat chromameter dihidupkan, dilakukan pengaturan
indeks data dengan cara menekan tombol Index Set, lalu dilanjutkan dengan
menekan tombol Scroll Bar dan Enter untuk mengaktifkan perintah pengukuran
warna. Pengukuran warna dilanjutkan dengan mendekatkan kamera pengukur
warna sampel dan menekan tombol Target Color Set. Data hasil pengukuran warna
L, a dan b akan tercatat pada alat Paper Sheat. Nilai L menyatakan parameter
kecerahan (lightness) yang mempunyai nilai dari 0 (hitam) sampai 100 (putih). Nilai
a menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah-
hijau dengan nilai +a (positif) dari 0-100 untuk warna merah dan nilai –a (negatif)
dari (-80)-0 untuk warna hijau. Notasi b menyatakan warna kromatik campuran
biru-kuning dengan nilai +b (positif) dari 0-70 untuk kuning dan nilai –b (negatif)
dari (-70)-0 untuk warna biru.

Anda mungkin juga menyukai