Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadiran-nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah nya kepda
kami, sehinggah kami dapat menyelesaikan makalah tentang ilmiah bahasa indonesia dengan
judul”PENDIDIDKAN KARAKTER DAN SASTRA”.tepat pada waktu nya

Makalah ini telah sayasusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susuna maupun dari tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang pendidikan karakter dan sastra, ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembac
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondisi masyarakat dewasa ini sangat lah memprihatinkan. Perkelahian, pembunuhan,


kesenjangan sosial, ketidakadilan, perampokan, korupsi, pelecehan seksual, penipuan, fitnah terjadi
dimana mana. Hal itu dapat diketahui lewat berbagai media cetak atau elektronik, seperti surat kabar,
televisi dan internet. Bahkan tiak jarang kondisi seperti itu dapat disaksikan secara langsung ditengah
masyarakat.
Keprihatinan terhadap kondisi mesyarakat yang demikian itu, menumbuhkan semangat untuk
mengkaji sebab dan mencari pemecahannya. Penelitian dan seminar mengenai masalah tersebut telah
bekali kali diselenggarakan oleh berbagi instansi, baik pemerintah maupun swasta.ujungnya adalah
persamaan persepsi terhadap pentingnya menggalakkan pendidikan karakter.
Respon masyarakat terhadap pendidikan karakter berbeda beda. Dikalangan kelompok pendidik
muncul pendapat tentang perlunya pendidikan budi pekerti, sedangkan agamawan penguatan
memandang pendidikan agama. Mereka yang berkecimpung dibidang politik mengusulkan revitalisasi
pendidikan pancasila. Dalam hal ini, kemendiknas telah merespon berbagai pendapat itu dengan
membentuk tim pengembang pendidikan karakter.
Selanjutnya, para guru terutama guru bahasa dan sastra indonesia ingin menyumbangkan
pemikiran tentang perlunya pendidikan apresiasi sastra terhadap pembentukan karakter siswa. Melalui
sastra diharapkan dapat terwariskan nilai luhur kearifan lokal guna membendung pengaruh negatif era
globalisasi. Oleh karena itu, sangat lah penting untuk diketahui tentang sejauh mana “ PENGARUH
APRESIASI SASTRA TERHADAP KARAKTER SISWA”.

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pendidikan karakter dan sastra itu ?
2. Bagaimana relevansi sastra dan terhadap pendidikan karakter di kalangan siswa ?
3. Bagaimana pengaruh apresiasi sastra terhadap karakter siswa ?
4. Bagaimana memberdayakan pembelajaran apresiasi sastra disekolah?
5. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk menanamkan pendidikan karakter
melalui sastra?
TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter dan sastra.


2. Untuk mengetahui relevansi sastra terhadap pendidikan karakter di kalangan siswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh apresiasi sastra terhadap karakter siswa.
4. Untuk mengetahui pemberdayaan pembelajaran aprsiasi sastraa di sekolah.
5. Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan pendidik untukmenanamkan pendidikan

BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 PENDIDIKAN KARAKTER DAN SASTRA

1. PENDIDIKAN KARAKTER

Karakter menurut kamus besar bahasa indonesia berarti sifat sifat kejiwaan, akhlak, atau budi
pekerti. Karakter dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau
kebiasaan.

Pengertian karakter menurut para ahli, adalah sebagai berikut :

1.a. Menurut suyanto (2009)

Mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

Individu untuk hidup dan bekerja sama,baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa,

Maupun negara.

2.b. Menurut pritchard ( 1988: 467 )

Mendefinisikan karakter sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup individu

Yang bersifat menetap dan cenderung positif.

Pusat kurikulum kementrian pendidikan nesional ( 2011: 10 ) telah merumuskan materi pendidikan
karakter yang mencakup aspek aspek sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleran, (4) disiplin, (5)
kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11)
cinta tanah air, (12)menghargai prestasi, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli linkungan,
(17) peduli sosial, tanggung jawab. Jadi , pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai –
nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai – nilai tersebut.

1.2. Sastra

Dalam wikipedia indonesia, sastra merupakan kata serapan dari bahasa sankerta sastra, yang berati
“teks yang mengandung intruksi” atau “ pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “ intruksi” atau
“ajaran”. Dalam bahasa indonesia kata ini bisa digunakan untuk merujuk kepada “ kesusatraan” atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu dalam arti kesesutraan, sastra
bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan sastra lisan. Maksud dari sastra lisan di sini ialah sastra yang tidak
banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengaan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

2.2 RELEVANSI SASTRA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI KALANGAN SISWA

SISWA

Siswa adalah generasi muda, generasi penerus, yang akan menjadipemilik masa depan bangsa.
Akan seperti apa wajah bangsa indonesia di masa depan sangat tergntung pada bagaimana kita
membentuk karaktar siswa sejak sekarang. Oleh karena itu, membangun karakter siswa menjadi
pekerjaan bersama (khususnya para guru dan orang tua) yang amat penting.

Pengajaran di sekolah, termasuk pengajaran sastra, menjadi tumpuan yang sangat vital. Jika kita
gagal membentuk karakter yang positif dan unggul pada diri siswa, bisa bisa masa depan bangsa ini akan
semakin terpuruk, kehilangan harapan, atau setidaknya akan kehilangan kepribadian dan gaampang
dijajah serta “ diperbudaki “ oleh bangsa lain yang lebih adidaya.

Belajar sastra adalah salah satu keterampilan yang imajinatif dan komunikatif bagi siswa sebagai
pencipta maupun penikmat sastra. Didalam nya terdapat muatan mendidik yang tersirat daan tidak
bersifat doktrin. Siswa juga bisa mencerna sesuai dengan perkembangan jiwanya dan membuat nya
sangat peka terhadap karya sastra itu sendiri.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa sastra sangat relevan dengan pendidikan karakter. Karya
sastra sarat dengan nilai – nilai pendidikan ahklak seperti dikehendaki dalam pendidikan karakter. Cerita
rakyat “ jaka tarub” mengajarkan anak mengenai pentingnya menjunjung tinggi nilai kejujuran dan
kepercayaan. Cerita binatang “ Pelanduk jenaka “ mengandung pendidikan tentang harga diri , sikap kritis,
dan protes sosial. Sementara itu, bentuk puisi seperti pepatah, pantun, dan bidal penuh dengan nilai
pendidikan.
1.3 PENGARUH APRESIASI SASTRA TERHADAP KARAKTER SISWA

Minat terhadap sastra kini mengalami degredasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan jaman yang
serba instan dan serba cepat. Karya sastra anak didominasi oleh komik-komik dari luar negeri seperti
spengebob, lorerdora the explorer, naruto, dan sebagainya. Bahkan tradisi mendongeng untuk
peninabobokan anak sebagai pengantar tidur sang anak sudah idak menarik lagi bagi seorang anak dan
menjadi sesuatu yang sangat asing.

Membaca karya sastra bukan hanya untuk mendapatkan kepuasan karena keindahannya,
melainkan juga untuk memperkaya wawasan dan daya nalar. Sastra adalah vitamin batin, karena
mengajarkan nilali nilai luhur kemanusiaan kepada pembacanya dan memberikan pencerahan. Mengingat
peranan sastra dalam pengembangan kepribadian pembacanya, maka pengajaran sastra disekolah
sangatlah penting.

Melalui pengajaran sastra, siswa tidak hanya diperkenalkan kekayaan sastra indonesia dan dunia,
tokoh tokoh dalam kesesutraan,bahka juga diperkenalkan pada kekayaan isi karya sastra itu sendiri.
Dengan membaca dan memahami karya sastra, berarti siswa mencoba memahami kehidupan, mencoba
memperoleh nilai nilai positif dan luhur dari kehidupan, dan pada akhirnya memperkaya batinnya.sebagai
yang dikatakan oleh sidney ( dalam alwsilah, 2001:31 ) apresiasi sastra akan berjalan baik jika didasari
oleh minat yang tinggi pada karya sastra.

Banyak hal yang dapat diperoleh dari sastra. Haryadi ( 1994 ) mengemukakan sembilan manfaat
yang dapat diambil dari sastra lama yaitu sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai