Anda di halaman 1dari 5

Kasus farmakoterapi

Schizophrenia

Setelah mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui penyakit schizophrenia dan jenisnya


2. Mengetahui patofisiologi dari schizophrenia
3. Mengetahui etiologi dari schizophrenia
4. Mengetahui cara diagnose dari schizophrenia
5. Mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit schizophrenia
6. Mengetahui tujuan terapi dan mekanisme dari obat penyakit schizophrenia
7. Mengetahui monitoring terapi dari farmakoterapi penyakit schizophrenia
8. Mengetahui kemungkinan interaksi obat dari farmakoterapi penyakit schizophrenia
9. Mengetahui pencampuran intravena pada obat injeksi terapi schizophrenia

Skenario

Seorang mahasiswa S3 datang ke apotek anda. Dia mengeluhkan sedang stress berat dan pusing,
moodnya sering berubah secara dratis dan merasakan bahwa diseluruh tubuhnya terasa seperti
dikerubungi oleh serangga. Beberapa hari yang lalu merasakan sakit di seluruh tubuhnya karena
tetangganya menyiramkan cairan kimia kedalam apartement nya, dan dia akan mendatangi tetangganya
tersebut untuk melawan.

Mahasiswa tersebut menampung muntahannya dan membawanya kepada anda. Selain itu anda
merasakan bau badan yang tercium dari mahasiswa tersebut.

Oleh anda, mahasiswa tersebut disarankan untuk mendatangi dokter spesialis jiwa, dan menurut
diagnose, mahasiswa tersebut mengalami schizophrenia.

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit schizophrenia


2. Jelaskan jenis-jenis schizophrenia
3. Jelaskan golongan obat untuk schizophrenia
4. Jelaskan mekanisme obat untuk penyakit schizophrenia
5. Jelaskan KIE pada pasien/keluarga pasien tersebut
6. Jelaskan monitoring obat pada pasien tersebut
7. Apakah terdapat potensi interaksi obat pada pasien tersebut
8. Jika terdapat obat injeksi, bagaimanakan pencampuran intravena pada pasien tersebut
Kasus farmakoterapi

PTSD

Setelah mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui penyakit PTSD


2. Mengetahui patofisiologi dari PTSD
3. Mengetahui etiologi dari PTSD
4. Mengetahui cara diagnose dari PTSD
5. Mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit PTSD
6. Mengetahui tujuan terapi dan mekanisme dari obat penyakit PTSD
7. Mengetahui monitoring terapi dari farmakoterapi penyakit PTSD
8. Mengetahui kemungkinan interaksi obat dari farmakoterapi penyakit PTSD
9. Mengetahui pencampuran intravena pada obat injeksi terapi PTSD

Skenario

Tn J merupakan seorang pensiunan prajurit infanteri angkatan darat. Beliau pernah bertugas di suatu
daerah konflik. Saat bertugas di daerah konflik, beliau pernah mendapatkan perintah untuk melakukan
bumi hangus terhadap suatu desa. Dan beliau melaksanakan perintah tersebut dengan baik.

Sesaat setelah melakukan bumi hangus, Tn J melakukan penyisiran terhadap desa tersebut, dan beliau
menemukan bahwa di desa tersebut banyak wanita, anak-anak, dan orangtua yang mati akibat bumi
hangus yang beliau lakukan. Sebagian orang di desa tersebut yang masih hidup terlihat sekarat,
menangis, berteriak karena kehilangan kaki, tangan, keluarganya. Kemudian beliau melihat mayat yang
hancur akibat roket dan tersisa hanya tubuh bagian atasnya saja.

Sekitar 1 minggu sepulang dari daerah konflik, Tn J mengalami mimpi buruk, dalam mimpi buruknya
orang-orang yang berada di desa yang beliau bumi hanguskan seakan kembali hidup. Dan hal ini terus
berlanjut selama berbulan-bulan sampai Tn J takut untuk tidur dan mengganggu aktivitas kesehariannya.

Oleh dokter, Tn J didiagnosa Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD )

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit PTSD


2. Jelaskan jenis-jenis PTSD
3. Jelaskan golongan obat untuk PTSD
4. Jelaskan mekanisme obat untuk penyakit PTSD
5. Jelaskan KIE pada pasien/keluarga pasien tersebut
6. Jelaskan monitoring obat pada pasien tersebut
7. Apakah terdapat potensi interaksi obat pada pasien tersebut
8. Jika terdapat obat injeksi, bagaimanakan pencampuran intravena pada pasien tersebut

Kasus farmakoterapi

Bipolar

Setelah mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui penyakit bipolar


2. Mengetahui patofisiologi dari bipolar
3. Mengetahui etiologi dari bipolar
4. Mengetahui cara diagnose dari bipolar
5. Mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit bipolar
6. Mengetahui tujuan terapi dan mekanisme dari obat penyakit bipolar
7. Mengetahui monitoring terapi dari farmakoterapi penyakit bipolar
8. Mengetahui kemungkinan interaksi obat dari farmakoterapi penyakit bipolar
9. Mengetahui pencampuran intravena pada obat injeksi terapi bipolar

Skenario

Ny I berusia 35 tahun. Dikenal sebagai orang yang ceria oleh teman-temannya, namun seringkali
mengalami perubahan mood yang sangat cepat, dari kondisi ceria kepada kondisi sedih sampai
menangis. Kondisi ini dirasakan akhir-akhir ini lebih sering terjadi dan sangat menaggangu aktivitas dari
Ny I

Diketahui bahwa nenek Ny I mengalami hal yang sama dengan Ny I. oleh dokter didiagnosa bipolar

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit bipolar


2. Jelaskan jenis-jenis bipolar
3. Jelaskan golongan obat untuk bipolar
4. Jelaskan mekanisme obat untuk penyakit bipolar
5. Jelaskan KIE pada pasien/keluarga pasien tersebut
6. Jelaskan monitoring obat pada pasien tersebut
7. Apakah terdapat potensi interaksi obat pada pasien tersebut
8. Jika terdapat obat injeksi, bagaimanakan pencampuran intravena pada pasien tersebut
Kasus farmakoterapi

demensia

Setelah mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui penyakit demensia dan jenisnya


2. Mengetahui patofisiologi dari demensia
3. Mengetahui etiologi dari demensia
4. Mengetahui cara diagnose dari demensia
5. Mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit demensia
6. Mengetahui tujuan terapi dan mekanisme dari obat penyakit demensia
7. Mengetahui monitoring terapi dari farmakoterapi penyakit demensia
8. Mengetahui kemungkinan interaksi obat dari farmakoterapi penyakit demensia
9. Mengetahui pencampuran intravena pada obat injeksi terapi demensia

Skenario

Bapa G pensiunan PNS berusia 65 tahun. Bebeerapa waktu terakhir sering lupa menyimpan kunci mobil
dan beberapa barang lainnya. Selain itu, bapa G juga seringkali mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi, sering lupa kata-kata tertentu dan berbicara atau mengobrol dengan kalimat tidak
lengkap.

Bapa G mengalami hal ini setelah mengalami serangan TIA satu tahun sebelumnya. Oleh dokter
didiagnosa demensia vaskular

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit demensia


2. Jelaskan jenis-jenis demensia
3. Jelaskan golongan obat untuk demensia
4. Jelaskan mekanisme obat untuk penyakit demensia
5. Jelaskan KIE pada pasien/keluarga pasien tersebut
6. Jelaskan monitoring obat pada pasien tersebut
7. Apakah terdapat potensi interaksi obat pada pasien tersebut
8. Jika terdapat obat injeksi, bagaimanakan pencampuran intravena pada pasien tersebut
Kasus farmakoterapi

parkinson

Setelah mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui penyakit parkinson


2. Mengetahui patofisiologi dari parkinson
3. Mengetahui etiologi dari parkinson
4. Mengetahui cara diagnose dari parkinson
5. Mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit parkinson
6. Mengetahui tujuan terapi dan mekanisme dari obat penyakit parkinson
7. Mengetahui monitoring terapi dari farmakoterapi penyakit parkinson
8. Mengetahui kemungkinan interaksi obat dari farmakoterapi penyakit parkinson
9. Mengetahui pencampuran intravena pada obat injeksi terapi parkinson

Skenario

Ny L usia 67 seorang penulis buku. Dia dilarikan ke rumah sakit, kemudian dirujuk ke bagian saraf. Dia
mengalami kesulitan ketika berdiri dan berjalan.

8 bulan sebelumnya Ny L mengeluhkan tangan kirinya seringkali bergetar atau tremor, dan beberapa
waktu terakhir menjalan ke bagian kaki kirinya. Oleh dokter didiagnosa mengalami parkinson

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit parkinson


2. Jelaskan jenis-jenis parkinson
3. Jelaskan golongan obat untuk parkinson
4. Jelaskan mekanisme obat untuk penyakit parkinson
5. Jelaskan KIE pada pasien/keluarga pasien tersebut
6. Jelaskan monitoring obat pada pasien tersebut
7. Apakah terdapat potensi interaksi obat pada pasien tersebut
8. Jika terdapat obat injeksi, bagaimanakan pencampuran intravena pada pasien tersebut

Anda mungkin juga menyukai