Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BIOLOGI

PRODUK BIOTEKNOLOGI INDUSTRI

GOLDEN RICE

Kelas R

Disusun Oleh:
Vicka Jacinda M.K 105100503111002

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
A. Rekayasa Genetika
Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan sifat baru dengan
cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom. Teknik DNA rekombinan merupakan
kumpulan bertujuan untuk merekombinasi gen dalam tabung reaksi. Teknik DNA rekombinan
meliputi isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik menggbung DNA dan teknik untuk
memasukan DNA ke dalam sel hidup. Teknologi DNA rekombinan atau sering disebut juga
rekayasa genetika ini adalah suatu ilmu yang mempelajari pembentukan kombinasi materi
genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga
memungkinkannya terjadinya integrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme
lain yang berperan sebagai sel inang.
Manfaat rekayasa genetika ini diantaranya adalah dimungkinkannya melakukan isolasi
dan mempelajari fungsi masingmasing gen dan mekanisme kontrolnya. Selain itu, rekayasa
genetika juga memungkinkan diperolehnya suatu produk dengan sifattertentu dalam waktu lebih
cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional. Sejak jaman dahulu, nenek
moyang kita telah mengetahui adanya keanekaragaman makhluk hidup. Keanekaragaman
makhluk hidup ini memungkinkan manusia untuk memilih jenis makhluk hidup yang
dikehendakinya. Salah satu upaya nenek moyang kita dalam memilih jenis makhluk hidup yang
unggul adalah dengan breeding atau mengawinkan beberapa spesies unggul untuk didapatkan
keturunan yang unggul pula dan memiliki sifat dari kedua induknya. Dengan semakin
berkembangnya ilmu genetika dan ditemukannya gen, maka manusia pun memiliki alternatif lain
yang lebih efektif yaitu melalui teknik rekayasa genetika (Genetic Engineering) dengan cara
melakukan perubahan langsung pada DNA. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
DNA rekombinan.
Teknik DNA rekombinan adalah suatu teknik di dalam rekayasa genetika untuk
menghasilkan sifat baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom.
Teknik DNA rekombinan merupakan kumpulan teknik untuk merekombinasi gen dalam tabung
reaksi. Teknik itu diantaranya isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik menggabung DNA dan
teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup. Setelah DNA rekombinan terbentuk maka
dilakukan proses transformasi ke host cell kemudian dilkakukan proses inkubasi sel bakteri
tersebut. Setelah dilakukan inkubasi maka sel bakteri dapat diuji kehadiran DNA rekombinannya
yaitu melalui uji antibiotik, uji medium seleksi dan seleksi putih biru. Setelah didapatkan bakteri
dengan DNA rekombinan maka dilakukan purifikasi untuk mengisolasi gen yang direplikasi.
B. Golden Rice

Latar Belakang
Beras adalah makanan pokok utama bagi ratusan juta orang. Hal ini umumnya dikonsumsi
dalam bentuk digiling dengan penghilangan lapisan luar (pericarp, tegmen dan lapisan aleuron).
Alasan utama untuk penggilingan adalah menghilangkan lapisan aleuron yang kaya minyak, yang
dapat menimbulkan tengik pada saat penyimpanan, terutama di daerah tropis dan subtropis.
Sebagai hasilnya, bagian yang dapat dimakan dari butir beras terdiri dari endosperm, berisi
granula pati dan protein, tetapi tidak memiliki nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan,
seperti karotenoid yang menunjukkan aktivitas provitamin A. Dengan demikian, ketergantungan
pada beras sebagai makanan pokok utama dapat memberikan kontribusi untuk vitamin.
Sebuah intervensi melengkapi strategi yang ada untuk mengurangi risiko kekurangan
vitamin A yang tinggi dalam negara adalah membentengi makanan pokok utama, beras, dengan
provitamin A melalui pemuliaan tanaman. Hal ini hanya dapat dicapai dengan rekombinan
teknologi daripada dengan pemuliaan konvensional, karena tidak adanya kultivar padi yang
memproduksi provitamin A dalam endosperm. Kedua karena transformasi beras stabil dan
biosintesis karotenoid seluruh jalur molekuler telah diidentifikasi baru-baru ini, itu sepertinya layak
untuk memperkenalkan jalur lengkap biosintesis provitamin A (β-karoten) ke endosperm beras
melalui rekayasa genetik.
Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan namun
menjadi sangat terdengar ketika muncul golden rice dalam jurnal science pada tahun 2000.
Namun sebenarnya sekitar sepuluh tahun sebelumnya, ilmuwan jepang telah mengawali
mengisolasi gen yang menyandi jalur biosintesa karotenoid dari bakteri fitopatogenik Erwina
Uredovora. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa gen Crtl mengkode enzim phytoene
desaturase yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadi lycopene.
Luasan lahan pertanian yang semakin sempit mengakibatkan produksi perlahan harus
ditingkatkan. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan bobot panen namun juga nutrisi
atau nilai tambah. Oleh sebab itu dari suatu luasan yang sebelumnya hanya menghasilkan
karbohidrat diharapkan dapat ditambah dengan vitamin dan mineral. Hal inilah yang mendorong
para peneliti padi mengembangkan Golden Rice. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk
meningkatkan kandungan provitamin A berupa beta karoten, dan saat ini fokus penelitian tetap
dilakukan.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal
ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
Pendekatan transgenik dapat dilakukan karena adanya perkembangan teknologi transformasi
dengan Agrobacterium dan ketersediaan informasi molekuler biosintesis karotenoid yang lengkap
pada bakteri dan tanaman. Dengan adanya informasi tersebut terdapat berbagai pilihan cDNA.
Produksi prototype Golden Rice menggunakan galur padi japonica (Taipe 309), teknik
transformasi menggunakan Agrobacterium dan beberapa gen penghasil beta karoten tanaman
daffodil hingga bakteri.
Padi ini merupakan hasil rekayasa genetika. Ide ini berangkat dari keprihatinan
dijumpainya banyak anak-anak, terutama di Asia dan Afrika, yang menderita kekurangan vitamin
A. Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kebutaan dan memperburuk penderita diare, sakit
pernafasan, dan cacar air. Lalu dipikirkan bagaimana memenuhi asupan vitamin A secara praktis.
Maka padi menjadi pilihan utama, karena termasuk makanan pokok bagi hampir seluruh
penduduk dunia.

1. Pengertian Golden Rice


Golden Rice adalah beras diperkaya dengan beta-karoten, sebuah provitamin. Ini
dikembangkan untuk membantu mencegah kekurangan vitamin A dan konsekuensinya sering
parah dan kadang-kadang mematikan dalam padi-makan populasi di negara berkembang: di
negara-negara banyak orang yang terlalu miskin untuk dapat membeli makanan yang seimbang
dengan hijau, buah-buahan dan produk-produk hewani. Sayangnya hanya realistis untuk
berasumsi bahwa sebagian besar dari populasi ini akan tetap miskin dan kekurangan gizi di masa
mendatang.
Golden Rice adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika yang
berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada bagian endospermanya. Kandungan
beta-karoten ini menyebabkan warna berasnya tersebut tampak kuning-jingga sehingga
kultivarnya dinamakan ‘Golden Rice’ (“Beras Emas”). Pada tipe liar (normal), endosperm padi
tidak menghasilkan beta-karoten dan akan berwarna putih hingga putih kusam. Di dalam tubuh
manusia, beta-karotena akan diubah menjadi vitamin A.
Kultivar padi ini dibuat untuk mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin A yang masih
tinggi prevalensinya pada anak-anak, terutama di wilayah Asia dan Afrika. Nasi menjadi pangan
pokok bagi sebagian besar warga disana, dan kemiskinan sering kali tidak memungkinkan
penyediaan sayuran atau buah-bahan yang biasa menjadi sumber provitamin-A dalam menu
makanan sehari-hari.

2. Cara Pembuatan Golden Rice


Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji padi terdapat
bahan dasar (prekusor) untuk bioseintesis karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu geranyl
geranyl diphosphate (GGDP). Namun secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena
terjadi penghambatan fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP
menjadi phytoene. Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkan
dengan cara mengintroduksi gen PHY dari tanaman daffodil (bunga narsis/bakung) dengan
menggunakan promoter spesifik untuk endosperma. Selain PHY dan Ctrl, masih ada satu enzim
lagi yang diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase
(LYC) yang juga berasal dari tanaman dattodil. Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-
karoten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:

Jalur biosintesa beta-koroten beserta gen-gen yang terlibat di dalam pembentukannya. Hanya
likopena siklase (Lycopene cyclase) yang tidak diintroduksi dari sumber asing

Golden rice diciptakan oleh transformasi padi dengan dua karoten biosintesis gen-beta:
- PSY (sintase phytoene) dari daffodil (Narcissus pseudonarcissus)
- Crtl dari tanah bakteri Erwina uredovora
- Penyisipan dari suatu Lcy (Lycopene) gen adenilat dianggap diperlukan, tetapi penelitian
lebih lanjut menunjukkan hal itu sudah diproduksi dalam jenis padi endosperma-liar)
Para psy dan crt 1 Gen yang berubah menjadi nuklir genom beras dan ditempatkan di
bawah kontrol yang endosperm-spesifik promoter, sehingga mereka hanya dinyatakan
dalam endosperm. Eksogen Lyc gen memiliki urutan peptide transit terpasang sehingga
ditargetkan ke plastid, dimana difosfat geranylgeranyl pembentukan terjadi. Para bakteri
crt 1 gen merupakan inklusi penting untuk menyelesaikan jalur ini, karena dapat
mengkatalisis beberapa langkah dalam sintesis karotenoid, sedangkan langkah-langkah
ini membutuhkan lebih dari satu enzim dalam tanaman. Hasil akhir dari jalur rekayasa
likopen, tetapi jika tanaman akumulasi lycopene, beras akan merah. Analisis terakhir
menunjukkan endogen enzim tanaman proses lycopene beta-karoten dalam endosperm,
memberikan nasi warna kuning khusus untuk yang bernama. Beras emas asli disebut
SGR1.

3. Kandungan Golden Rice


Provitamin A berupa beta karoten. Beta karoten merupakan zat warna oranye kekuningan,
seperti pada tanaman wortel. Golden rice mengandung betakarotena dan di dalam tubuh manusia
betakarotena tersebut akan diubah menjadi vitamin A. Vitamin A yang ada di dalam beras ini
sanggup mengatasi defisiensi atau kekurangan Vitamin A pada manusia. Golden rice juga
mempunyai kandungan karbohidrat layaknya beras pada umumnya, juga mengandung zat besi
(Fe).

4. Manfaat Golden Rice


Manfaat dari pembuatan beras emas (golden rice) adalah mampu menyediakan
rekomendasi harian yang dianjurkan dari vitamin dalam 100-200 gram beras sehingga dengan
mengkomsumsi beras emas (golden rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A dan
karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh. Mengatasi kekurangan vitamin A karena mengandung
beta karoten tinggi.

5. Kerugian dari Golden Rice


Kekhawatiran terhadap golden rice dalam hal kesehatan antara lain karena ada
kekhawatiran zat penyebab alergi (alergen) berupa protein dapat ditransfer ke bahan pangan,
terjadi resistensi antibiotik karena penggunaan marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitu
tercampurnya benih konvensional dengan benih hasil rekayasa genetika yang mungkin secara
tidak langsung menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan.
Terhadap lingkungan dan perdagangan, pangan hasil rekayasa genetika (PRG)
dikhawatirkan merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan monopoli perdagangan karena
yang memproduksi PRG (dalam hal ini Golden rice) secara komersial adalah perusahaan
multinasional, menimbulkan masalah paten yang mengabaikan masyarakat pemilik organisme
yang digunakan di dalam proses rekayasa, serta pencemaran ekosistem karena merugikan
serangga nontarget misalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Bembi. 2008. Ilmu Pengetahuan Dibalik Beras Emas. Dari:


http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/32 .
Diakses tanggal 26 September 2012

Beyer, P., et al., 2002. Golden rice: Introducing the 𝛽-carotene Biosynthesis Pathway into Rice
Endosperm by Genetic Engineering to DefeatVitamin A Deficiency. American Society for
Nutritional Science 0022-3166/02.

Science & Technology Journal of Agriculture and Rural Development. 12: 3-8 (in Vietnamese with
English summary).

Tran Thi Cuc and Pham Trung Nghia. 2010. Expression of β-Carotene in Advance Progenies
Derived From Different Backcrosses of the High-Yielding Rice Varieties to the Transgenic
Golden Rice Line. Omonrice 17: 1-7 (2010)

Anda mungkin juga menyukai