Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas ijin dan ridoNya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang “Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Gizi Remaja” ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi.
Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari
internet yang ada kaitannya dengan makalah yang kami buat. Dalam
penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak
tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada orang tua kami, guru pembimbing kami, dan teman-teman kami yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya,
kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Banda Aceh, 20 Mei 2015

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada masa/usia
antara anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-
19 tahun.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses
kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa
masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Status gizi dapat ditentukan melalui
pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar
hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri
merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks
Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi
dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi
tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus.
Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan
IMT kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi
tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan
terfokus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berada pada
masa/usia antara y anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang
berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada
masa remaja akan di pengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah
satu area penting dalam kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi remaja.
Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health) adalah upaya
kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang
berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja adalah status gizi.
Asupan zat-zat gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan
membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan
menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi
kurang.

B. Karakteristik Perilaku Makan Remaja


· Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih, Gadis remaja
sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat
badan secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan
remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang
biasanya adalah para artis, pragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh
kurus, tinggi dan sampai Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori,
protein, vitamin dan mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips
Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak
seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken,
dan biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.
C. Masalah gizi pada remaja :

1. Tidak sarapan pagi atau makan siang


Hasil penelitian menunjukkan ada 19% remaja pria dan 11% remaja putri
yang tidak sarapan. Keadaan ini tentu mempengaruhi kegiatan belajar
disekolah.
2. Kebiasaan jajan
Kebiasaan jajan dapat mengakibatkan kurang gizi pada remaja (kurang
vitamin A, kalsium dan zat besi)
3. Kebiasaan diet yang tidak terkontrol dalam menjaga berat badan remaja
dapat membahayakan tubuh remaja.
4. Remaja hamil
Kehamilan pada remaja sebelum usia 20 tahun berisiko tinggi dan dapat
berakibat:
 Bayi lahir mati
 Bayi lahir premature
 Komplikasi waktu melahirkan
 Kurang gizi seperti anemia
5. Remaja dengan gangguan mental
Bantulah remaja tersebut untuk mandiri dalam memilih makanannya
sendiri.
6. Pecandu obat biasanya kurang nafsu makan, menderita karies gigi dan
kurang gizi
7. Jerawat
Jerawat yang terjadi biasanya bukan terjadi karena makanan, namun lebih
karena keseimbangan produksi hormon terganggu.
 Penyebab Masalah Gizi pada Remaja
Pada usia sekolah, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun
mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan
membantu meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem
pertahanan tubuhnya pun baik dan tidak mudah terserang penyakit.
Umumnya orangtua kurang memperhatikan kegiatan makan anaknya
lagi. Mereka beranggapan bahwa anak seusia ini sudah tahu kapan ia
harus makan. Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan
di luar rumah, sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja
yang mereka makan.
anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi
dibanding anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium,
fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian
bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak
seusia ini membutuhkan 5 kali waktu makan, yaitu makan pagi
(sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan.
Perlu ditekankan pentingnya sarapan supaya dapat berpikir dengan
baik dan menghindari hipoglikemi. Bila jajan harus diperhatikan
kebersihan makanan supaya tidak tertular penyakit tifoid, disentri, dan
lain-lain. Anak remaja putri sudah mulai haid, sehingga diperlukan
tambahan zat besi.
D. Pola makan dan Kebutuhan Energi untuk Remaja

Pola Makan Remaja :


 Pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat
sekolah. Mengakibatkan anak sering menyimpang dari kebiasaan
makannya.
 Anak lebih aktif memilih makanan yang disukainya.
 Anak yang memiliki aktifitas tinggi di luar rumah cenderung
melupakan waktu makan.
 Masa remaja merupakan masa adoloseence growth spurt

Kebutuhan Energi untuk Remaja :


1) Putra
 Usia 16 tahun memerlukan energi 3.470 kkal
 Usia 16-19 tahun menurun menjadi 2.900 kkal
2) Putri
 Usia 12 tahun memerlukan energy 2.550 kkal
 Usia 18 tahun menurun menjadi 2.200 kkal

E. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Gizi pada


Remaja

Bawaan sejak lahir (genetik)


Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan
seksuaL terlalu dini.
 Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat
besi (defisiensi Fe).
 Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran
 Kemampuan daya beli keluarga.
 Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan
anak dalam pemberian makanan.

F. Perilaku Konsumsi Gizi yang Salah pada Remaja Sekolah

1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang


Kebiasaan remaja dan anak yang susah makan, ini biasanya hanya
gemar pada makanan seperti mie, padahal jelas mie goreng itu hanya
mengandung karbohidrat dan lemak saja. tidak ada sumber protein,
vitamin dan mineralnya.

2. Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi


Makan pagi mempunyai peranan penting bagi anak remaja yang
khususnya sekolah/kuliah, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari
dimana para remaja dan anak-anak tersebut mempunyai aktivitas yang
sangat padat di sekolah. Apabila anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka
akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat
sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak/ remaja tersebut ke arah
yang baik. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang
paling baik agar dapat berkonsentrasi disekolah.
Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena
semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit
berkonsentrasi di sekolah/di kampus.
3. Jajan tidak sehat di Sekolah/ di Kampus
Anak-anak remaja tidak dapat terlepas dari makanan jajanan di
sekolah. hal ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi
karena aktivitas di sekolah yang tinggi. Biasanya para remaja sekolah ini
menyukai makanan yang tinggi kalori yang bersumber dari lemak dan
gula. padahal makanan tradisional sebetulnya kaya akan serat dan
kalorinya tidak terlalu tinggi.

4. Kurang Mengonsumsi Buah dan Sayur


Anak-anak sekolah atau remaja umumnya susah apa bila disuruh
mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur merupakan
sumber zat gizi vitamin, serat dan mineral. yang tentunya sangat baik
untuk kesehatan dan kecerdasan remaja/anak tersebut.

5. Mengonsumsi Fast Food dan Junk Food


Para remaja-remaja biasanya sangat suka mengonsumsi fast food
dan junk food karena mereka terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di
televisi sehingga mereka beranggapan bahwa fast food dan junk food
menunjukkan status sosial yang tinggi dan mengandung gizi yang
baik,padahal itu tidak benar fast food tidak baik bagi kesehatan tubuh
apabila di konsumsi dalam jumlah banyak, karena fast food dan junk food
merupakan makanan tinggi lemak dan kolesterol. Bahkan di negara
asalnya yaitu amerika ataupun Italia, makanan fast food dan Junk food ini
di anggap sebagai makanan Sampah. Maka dari itu, mulailah konsumsi
makanan tradisional yang kaya akan gizi tentunya.
6. Konsummsi Gula Berlebihan
Para remaja baik di sekolah maupun di kampus sering jajan yang
serba manis-manis seperti es, gula-gula dan sebagainya. yang pada
umumnya mengguna pemanis yangtidak aman untuk tubuh.

7. Konsumsi Natrium Berlebihan


Pada saat membeli jajanan juga biasanya para remaja suka
membeli jajanan yang mengandung tinggi garam, seperti makanan ringan
yang rasanya asin. Kelebihan Natrium, menyebabkan kadar natrium
dalam darah meningkat. akibatnya, volume darah juga meningkat karaena
kelebihan air disebabkan osmosis. peningkatan volume darah
menyebabkan tekanan darah naik sehingga terjadi hipertensi.

8. Konsumsi Lemak Berlebihan


Para remaja lebih suka makanan jajan seperti bakso, mie ayam dan
soto yang tinggi lemak ketimbang makan makanan yang di masak oleh
orang tuanya di rumah. sehingga tubuh remaja tersebut tinggi akan lemak
dan kolesterol.

9. Mengonsumsi Makanan Beresiko


Mengonsumsi makanan beresiko yaitu MSG berlebihan, kafein dan
pengawet serta pewarna makanan yang berbahaya. untuk kesehatan dan
berdampak untuk masa depannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang dibahas dalam beberapa bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja sangat
bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh kembangnya dan
juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena dengan
pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan nantinya kebutuhan dan
kesehatan pada remaja bisa meningkat.

B. Saran
 Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi walupun mempunyai
aktivitas yang padat.
 Sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah
daripada mengatasi.
 Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin
banyak prestasi yang dihasilkan di Negara ini. Karena dengan remaja
yang terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam
belajar dan berkreasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://siebidhah911.blogspot.com/2012/06/gizi-untuk-kesehatan-reproduksi-
remaja.html
http://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-pada-remaja-dan-dewasa/
http://dianacamaliyaa.blogspot.com/p/masalah-gizi-pada-remaja-dan-
dewasa.html

Anda mungkin juga menyukai