MANAJEMEN NYERI
Oleh :
Pembimbing :
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas refarat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian
Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
A. PENDAHULUAN
Nyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu penyakit yang
sensorik lainnya yang dinilai oleh manusia pada suatu penyakit. Nyeri sendiri
yang berhubungan dengan suatu kerusakan jaringan atau hanya berupa potensi
nyeri masih dapat diterima oleh seorang penderitanya sebagai suatu mekanisme
mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya
merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau
demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera, karena stimulus nyeri
merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan jaringan atau yang berpotensi
difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif
1
dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga
Oleh karena itu penulis membuat refarat ini untuk menjelaskan definisi
nyeri, klasifikasi nyeri, fisiologi nyeri, patofiologi nyeri dan tatalaksana nyeri.
B. DEFINISI NYERI
terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dapat dijelaskan
dalam hal kerusakan tersebut. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri dengan
temporal dan kausal yang dapat diidentifikasi dengan cedera atau penyakit.
seringkali tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Pada
setiap individu, rasa nyeri merupakan hasil dari interaksi faktor biologis,
2
C. KLASIFIKASI NYERI
a. Nyeri somatik
dan nyeri somatik dalam. Nyeri somatik superfisial disebabkan oleh input
nosiseptif yang timbul dari kulit, jaringan subkutan, dan selaput lendir. Ini
secara khas terlokalisir dengan baik dan digambarkan sebagai sensasi yang
timbul dari otot, tendon, sendi, atau tulang. Berbeda dengan nyeri somatik
b. Nyeri Visceral
Bentuk visceral dari nyeri akut disebabkan oleh proses penyakit atau fungsi
distensi organ, spasme otot, traction, iskemik dan inflamasi. Sifat nyeri
visceral adalah tumpul, difus, dan kurang terlokalisir. Nyeri visceral sering
3
2. Berdasarkan jenisnya nyeri juga dapat diklasifikasikan menjadi : 5
a. Nyeri nosiseptif
disebut nyeri visceral, sedangkan yang timbul dari jaringan seperti kulit,
menyimpang di sistem saraf perifer atau pusat. Dengan kata lain, nyeri
memicu perubahan pada SSP yang dapat bertahan tanpa batas waktu. Nyeri
4
3. Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi: 6
a. Nyeri Akut
jaringan. Bentuknya yang paling umum termasuk nyeri pasca trauma, pasca
operasi, dan kebidanan serta nyeri yang terkait dengan penyakit medis akut,
seperti infark miokard, pankreatitis, dan batu ginjal. Sebagian besar bentuk
nyeri akut sembuh sendiri atau sembuh dengan pengobatan dalam beberapa
b. Nyeri kronik
diharapkan. Namun, definisi baru membedakan nyeri kronis dari nyeri akut
fungsional. Jadi, tidak seperti nyeri akut, nyeri kronis tidak memiliki tujuan
5
adaptif atau fungsi perlindungan. Nyeri kronis dapat berupa nosiseptif,
a. Nyeri ringan adalah nyeri hilang timbul, terutama saat beraktivitas sehari
b. Nyeri sedang nyeri terus menerus, aktivitas terganggu yang hanya hilan
c. Nyeri berat adalah nyeri terus menerus sepanjang hari, penderita tidak
D. FISIOLOGI NYERI
memberikan respon terhadap rangsangan yang intens dan berbahaya pada kulit,
otot, sendi, viseral, maupun pembuluh darah. Nosiseptor bersifat khas yang
pada sistem saraf pusat berkaitan dengan lokasi maupun intensitas rangsangan
6
(fungsi penapisan) menuju sistem saraf pusat dalam interpretasi nyeri. Jenis
jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses nyeri yaitu
7
1. Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen
nosiseptif. Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu
nyeri, atau nosiseptor. Serabut ini adalah A-delta dan C. Silent nociceptor,
juga terlibat dalam proses transduksi, merupakan serabut saraf aferen yang
inflamasi.6
Neuron aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal
3. Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related
neural signals). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis,
seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. Sistem
hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula
8
desendens ini adalah penguatan, atau bahkan penghambatan (blok) sinyal
dengan menurunkan input penghambatan dari otak. Melzack dan Wall's Gate
Control Theory membawa gagasan ini ke public umum pada tahun 1965.
Serat saraf dari jalur ini melepaskan zat penghambat (misalnya, opioid
di dorsal horn medulla spinalis. Zat-zat ini mengikat reseptor pada aferen
primer dan atau neuron di dorsal horn medulla spinalis dan menghambat
variasi luas dalam persepsi nyeri yang diamati pada pasien dengan cedera
yang serupa.5
Dalam teori gate control modulasi nyeri, serat A delta yang membawa
rasa sakit yang dirasakan oleh otak berkurang. Teori gate control
9
menjelaskan mengapa menggosok siku yang terbentur atau tulang kering
tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang
berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang
a. Jalur Asenden
terutama diaktifkan oleh aferen perifer serabt saraf C adalah suatu jalur
10
dan struktur lain. Serat-serat ini mempengaruhi hipotalamus dan sistem
b. Jalur Desenden
komponen yaitu :
medula lateralis.
dorsalis medula spinalis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.8
11
Gambar 2. Jalur Asenden dan desenden
tinggi maupun rendah seperti perenggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan.
12
lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan
pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi
gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga
yang menyebabkan nyeri. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.8
13
G. NEUREGULATOR NYERI
dalam transmisi stimulus saraf dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
impuls elektrik melewati rongga sinaps antara dua serabut saraf, dan dapat
1. Neurotransmiter
b. Serotonin Dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat
transmisi nyeri.
2. Neuromodulator
disuplai oleh tubuh. Diaktivasi oleh daya stress dan nyeri. Terdapat pada otak,
14
b. Bradikinin dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar pembuluh darah pada
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai tingkat nyeri pada
seseorang yaitu : 9
VAS adalah cara yang paling banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala
linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin
dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm,
dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini
dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak
ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang
mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat
anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat
mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak
kemampuan konsentrasi.
15
2. Verbal Rating Scale (VRS)
menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala
ini, sama seperti pada VAS. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada
- kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala
yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya
nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang,
cukup berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi
pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.9
sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada
16
memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan
dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek
analgesik.9
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
gambar nyeri,
indeks nyeri
17
Terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke dalam 20 kelompok.
Setiap set mengandung sekitar 6 kata yang menggambarkan kualitas nyeri yang
6. Untuk pasien bayi 0-1 tahun, digunakan skala NIPS (Neonatal Infant Pain
dan perifer, terjadi selama tahun pertama kehidupan. Beberapa refleks primitif
sudah ada pada saat dilahirkan, termasuk refleks menarik diri ketika mendapat
stimulus nyeri. Bayi baru lahir seringkali memerlukan stimulus yang kuat untuk
menghasilkan respons dan kemudian dia akan merespons dengan cara menangis
18
7. Critical-care Pain Observational Tool (CPOT) merupakan instrument untuk
menilai nyeri pasien yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau pasien
instrument Wong Bekker dalam mengkaji nyeri pada saat istirahat dan saat
yang terintubasi, vokalisasi nyeri untuk pasien yang tidak terintubasi dan
ketegangan otot.
I. PENATALAKSANAAN
Secara umum terdapat modalitas dalam tatalsana nyeri, antara lain 10:
nyeri kronik, restriksi gerak seperti pada imobilisasi paska reposisi fraktura
19
2. Modalitas Terapi psikologi : Seperti relaksasi, distraksi, hipnosis, dan
sebagainya.
3. Modalitas surgical : Seperti pada reposisi fraktur, insisi abses, eksisi tumor,
Nyeri Akut
Opioid Kuat
NSAID ±
Analgesik Adjuvan
NSAID ±
Analgesik Adjuvan
± Opioid lemah Berat
Paracetamol atau
NSAID ±
Analgesik Adjuvan Sedang
Ringan
Nyeri Kronik
Di antara kelas obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan nyeri
20
primer. Jenis analgesia ini diindikasikan untuk mengurangi rasa sakit yang lebih
dan opioid lebih sering merupakan agen analgesik pada nyeri yang lebih parah,
karena mereka bertindak dalam struktur perifer dan sentral, opioid yang paling
asetilsalisilat.11
memperkuat input nosiseptif. Beberapa jenis rasa sakit, terutama rasa sakit
selama operasi ortopedi dan ginekologi, merespon dengan sangat baik terhadap
kemungkinan memiliki aksi sistem saraf perifer dan sentral yang penting.12
pengobatan nyeri akut jangka pendek dan sebagai tambahan untuk opioid untuk
21
mengurangi kebutuhan opioid, dan mengurangi efek samping opioid, seperti
mual dan muntah pasca operasi dan depresi pernapasan. NSAID adalah
sebagai agen analgesik tunggal dalam mengendalikan rasa sakit pasca operasi
insiden efek samping terkait opioid, seperti mual pasca operasi, muntah, dan
sedasi.12
luka, dan risiko kebocoran anastomosis. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dipandu oleh jenis operasi yang dilakukan dan melalui konsultasi antara tim
22
bedah dan anestesi. Inhibitor COX-2 juga mengurangi nyeri pasca operasi,
perioperatif. Risiko efek ginjal yang merugikan dari NSAID nonselektif dan
b. Opioid
Opioid masih merupakan kelas obat yang efektif yang digunakan untuk
operasi ketika nyeri cenderung parah dan pasien kurang mampu mentoleransi
sistem kemih (retensi urin). Depresi pernapasan adalah yang paling ditakuti dari
efek samping opioid, dan memang demikian, karena ini adalah efek samping
yang berpotensi fatal. Pilihan opioid sangat tergantung pada keakraban dan
23
a) Morphine adalah alkaloid opioid pertama yang diidentifikasi, dan
merupakan opioid standar yang sering dibandingkan dengan opioid lain. Ini
tersedia dalam bentuk PO, IV, epidural, dan intratekal. Morfin adalah opioid
memberikan onset pada 5-10 menit dengan efek puncak pada 20 menit.
mencapai efek puncak setelah 1 jam. Durasi normal dari dosis standar (10
opioid. Dosis awal yang khas untuk pasien naif opioid: PO 10-20 mg, IVP
2-4 mg, PCA 1-2 mg q15m. Morfin dimetabolisme oleh konjugasi hati dan
metabolit aktif dengan waktu paruh yang lama dibandingkan dengan morfin.
24
menyebabkan tanda-tanda klinis overdosis opioid. Morphine-3-glucoronide
baru-baru ini menunjukkan bahwa ini adalah efek kelas opioid, tidak secara
dengan kodein). Mungkin ada lebih banyak variabilitas genetik dalam respon
onset PO 30-60 menit, efek puncak pada 1,5 jam, dan durasi aksi 4-5 jam.
ultrametabolizers (yang memiliki lebih dari dua salinan fungsional dari alel
25
mungkin tidak memiliki analgesia dengan kodein. Sembelit dan kantuk
memiliki onset aksi 1 jam, level puncak dalam 3 jam, dan durasi aksi 8-12
termasuk oxymorphone yang lebih kuat, dan dihilangkan oleh ginjal sebagai
d) Fentanyl, Fentanyl adalah opioid sintetis, yang 50 hingga 80 kali lebih kuat
daripada morfin. Ini memiliki onset cepat dalam 5-7 menit, dengan durasi
singkat hanya sekitar 1 jam. Fentanyl IV dapat menjadi sangat efektif ketika
ICU. Fentanil transdermal adalah suatu alternatif untuk preparasi oral morfin
yang dipisahkan dari kulit oleh membran pembatas laju mikro, dan
26
pada pasien naif opioid, dan peningkatan kadar fentanyl serum yang
e) Tramadol adalah obat yang berguna untuk nyeri ringan hingga sedang,
terutama pada pasien yang menolak opioid lain atau mentolerirnya dengan
buruk. Ini tersedia secara lisan di Amerika Serikat. Tramadol adalah obat
menit dan perkiraan durasi 4-6 jam. Tramadol mengalami metabolisme hati
memiliki 200 kali afinitas (+) - tramadol, dan selanjutnya memiliki waktu
tramadol itu sendiri. Efek samping unik terkait dengan tramadol termasuk
Infiltrasi langsung dari sayatan atau blok lapangan dengan anestesi lokal
adalah metode yang mudah dan aman untuk mencapai baik pereda nyeri pasca
operasi yang. Blok saraf Ilioinguinal dan femoralis dapat digunakan untuk
perbaikan hernia dan prosedur skrotum, dan blok penis dapat digunakan dengan
27
sunat. Analgesia seringkali lebih lama dari durasi farmakokinetik anestesi lokal.
d. Adjuvan Terapi
dibatasi oleh efek samping seperti mual dan muntah. Agen-agen ini dapat
analgesik konvensional yang diperlukan. Obat ini seperti anti konvulsi, anti
a) Clonidine
28
Tidak menghasilkan depresi pernapasan, gatal, atau retensi urin.
b) Dexamethasone
Ada bukti kuat untuk pengurangan mual dan muntah pasca operasi (PONV).
morbiditas, bukti yang ada menunjukkan bahwa dosis tunggal relatif aman.
berguna sebagai agen anestesi atau analgesik. Reseptor NMDA terlibat dalam
sensitisasi sirkuit nyeri dan oleh karena itu antagonis secara rasional digunakan
29
sebagai pembantu analgesik. Ketamin dalam dosis subanaesthetic efektif dalam
untuk kasus-kasus yang menantang (terutama dengan infus dosis rendah) tetapi
d) Gabapentin / pregabalin
bahwa mungkin ada pengurangan yang sesuai pada nyeri kronis yang menyertai
30
31