PENDAHULUAN
daya manusia yang memiliki kualitas keberdayaan yang lebih efektif agar
tumbuh dengan baik di masa depan. Akan tetapi lingkungan pendidikan tidak
Peserta didik pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Peserta didik
kurang bergaul dengan realita, asing terhadap fakta, asing terhadap konteks
konseptualisasi (Djohar, 2006: 9). Selain itu, peserta didik sering berhasil
sains dalam beberapa aspek pekerjaannya dan problem solving skills sangat
selalu dibutuhkan pada berbagai profesi atau keahlian. Namun penelitian yang
di Indonesia berada pada urutan kedua paling rendah setelah Tunisia untuk
1
kompetensi problem solving dan berada pada urutan ketiga terbawah setelah
Brazil untuk kompetensi Sains (Munif Chatib, 2011: 22). Hasil tersebut
yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang sebagai alat
potensi yang ada pada diri peserta didik secara optimal. Potensi peserta didik
tersebut dapat semakin terlihat jika diimbangi dengan kualitas proses belajar
Sehingga akan terjadi interaksi guru dan peserta didik yang lebih optimal.
Pembelajaran merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam
centered, sehingga peserta didik menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih
suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan
praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau
referensi lain. Dalam hal ini peserta didik tidak diajarkan strategi belajar yang
2
dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri.
body of knowledge atau IPA sebagai produk saja dan belum memperhatikan
aspek yang lainnya, yaitu IPA sebagai proses (a way of investigating), sikap (a
way of thinking), dan aplikasi (science and its interaction with technology and
society). Pembelajaran ini akan lebih bermakna bila peserta didik diberikan
didik untuk menghafal dan menimbun informasi tanpa dituntut memahami dan
berlangsung, maka peserta didik hanya pintar secara teoritis dan gagap
problem solving sebagai salah satu kompetensi yang harus dikembangkan pada
3
abad 21, namun saat ini juga masih belum berkembang. Hal ini disebabkan
baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
bersama-sama.
Selain itu aspek sikap juga penting dalam pembelajaran IPA yang
dapat dibentuk pada diri peserta didik agar dapat menjadi sumber daya manusia
yang unggul. Sebagai seorang guru, untuk menanamkan sikap ilmiah dapat
ilmiah merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk
melakukan proses ilmiah dalam mencapai suatu produk ilmiah yang sesuai.
peserta didik harus memiliki sikap ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu,
suatu konsep, teori dan hukum dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil
kemampuan problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik masih rendah.
4
Hal ini terlihat ketika guru sedang menjelaskan materi, peserta didik tidak
ketika guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, mereka tidak dapat
oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap
ilmiah (Trianto, 2010: 136). Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar,
yaitu biologi, fisika, dan kimia. IPA merupakan ilmu yang lahir dan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Sikap, proses, produk dan
aplikasi pada sains tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
kompetensi agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
5
pada peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan strategi ataupun pendekatan
pendekatan inquiry.
Authentic learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
masalah nyata dan proyek yang relevan dengan peserta didik (Donovan,
peserta didik aktif berinkuiri, problem solving, berpikir kritis dan melakukan
Pendekatan ini mampu memotivasi peserta didik untuk menjadi pemikir, ingin
tahu, bekerja sama dan problem solver. Berdasarkan kajian teoritis tersebut,
6
Widowati, 2015: 4). Maka pendekatan yang tepat untuk menunjang
kemampuan problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik dalam
authentic inquiry learning diperlukan suatu bahan ajar. Salah satu bahan ajar
yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu Lembar Kerja Peserta Didik
N 2 Imogiri yaitu LKPD yang terdapat pada buku paket kurikulum KTSP yang
problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik.. Berdasarkan hal tersebut,
LKPD yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKPD IPA dengan
inkuiri. Sehingga, peserta didik juga belum terbiasa pada pembelajaran dengan
adanya bimbingan, arahan, atau petunjuk guru kepada peserta didik selama
7
kurikulum sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian. Dari
sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, materi tersebut dekat dengan
menemukan suatu konsep. LKPD ini diharapkan dapat menjadi media yang
tersebut, penelitian ini mengambil judul “Pengembangan LKPD IPA Materi Zat
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan, maka dapat
8
3. Penerapan hakikat IPA dalam proses pembelajaran IPA seharusnya
berorientasi pada proses, prosuk, sikap dan aplikasi tetapi secara realnya
SMP N 2 Imogiri yang terdapat pada buku paket kurikulum KTSP yang
aktif.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan menjadi lebih
dan sikap ingin tahu peserta didik dalam pembelajaran IPA pada materi Zat
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka sebagai rumusan masalahnya
VIII?
9
3. Apakah LKPD IPA berpendekatan authentic inquiry learning dapat
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui kelayakan pengembangan LKPD IPA berpendekatan
learning.
3. Mengetahui pertumbuhan sikap ingin tahu peserta didik SMP kelas VIII
problem solving dan sikap ingin tahu peserta didik pada materi Zat Aditif pada
a. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA yang disusun mengacu pada
10
c. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) IPA yang dikembangkan ini
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi guru bidang studi khususnya IPA, LKPD IPA hasil pengembangan
H. Definisi Operasional
suatu bahan ajar yang berisi tugas ataupun panduan peserta didik untuk
11
2. Authentic Inquiry Learning
Authentic inquiry learning merupakan pendekatan yang menuntun
terbaik.
4. Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu merupakan bagian dari sikap ilmiah yang harus
dimiliki oleh peserta didik untuk menemukan hal-hal yang baru dalam
dari sumber.
12