Npm : 19170013
Autisme
Introduction
Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah
kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami
emosi serta perasaan orang lain. Autisme merupakan salah satu gangguan
perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spectrum autism atau Autism
Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan
dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development
Disorder (PDD). Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu
gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat
berfungsi selayaknya otak normal dan haliniter manifestasi pada perilaku penyandang
autisme. Autisme adalah yang terberat diantara PDD.
Berdasarkan hasil pengamatan saya disekolah, anak dengan spectrum autis pasti
memiliki gangguan dibagian-bagian sensori mereka seperti vestibular, visual, auditori,
proprioseptif, taktil dan wicara. Meskipun tidak semua bagian-bagian sensori yang
terganggu ada pada anak tersebut. Contohnya seperti anak saya yang bernama ROBIN,
ia bermasalah dibeberapa bagian sensorinya seperti taktil dan visual. Ketika ROBIN
memiliki gangguan dibagian visual, ROBIN pasti akan mengalami susah focus ketika
sedang belajar yang membutuhkan focus banyak. Adapun cara melatih anak yang susah
focus seperti memberikan suara bunyi-bunyian, contohnya saat sebelum mengajar kita
bersiul atau memetik jari sehingga anak bisa dan mau mendengarkan apa yang kita
ucapkan.
Mengapa mengangkat tema ini? Karena untuk memahami bahwa autisme bukanlah
penyakit, melainkan keunikan perilaku. Apakah gejala autisme bisa terlihat sejak bayi?
Apakah autisme bisa disembuhkan? Bagaimana cara menangani anak autis agar tumbuh
cemerlang?
Body
Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (moderate) hingga parah (severe),
sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari seluruh keberadaannya. Parah atau
ringannya gangguan autisme sering kemudian diparalelkan dengan keberfungsian.
Dikatakan oleh para ahli bahwa anak-anak dengan autism dengan tingkat intelegensi
dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal), memiliki perilaku menyakiti diri
sendiri, serta menunjukkan sangat terbatasnya minat dan rutinitas yang dilakukan maka
mereka diklasifikasikan sebagai low functioning autisme. Sementara mereka yang
menunjukkan fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa
dan bicaranya secara efektif serta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang
umum diklasifikasikan sebagai high functioning autisme. Dua dikotomi dari karakteristik
gangguan sesungguhnya akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan maupun
model-model treatment yang diberikan pada para penyandang autisme.
Tapi pada anak lain, perilaku bisa jadi baru mulai terlihat jelas pada usia 2 tahun atau
3 tahun. Tidak semua anak autis menunjukkan semua tanda, banyak anak yang tidak
memiliki autisme juga menunjukkan beberapa tanda. Itu sebabnya, evaluasi dari
profesional sangat penting. Seperti halnya masalah kesehatan lainnya, tentu akan lebih
baik jika penegakkan diagnosis bisa sedini mungkin. Hal yang sama berlaku juga untuk
autisme.
Adapun beberapa gejala umum autisme pada bayi. Pertama, salah satu tanda awal
autisme adalah kurangnya kontak mata dengan siapapun yang mengasuhnya. Kedua,
bayi biasanya merespons apa yang dilihat dan didengarnya dari suara orang lain,
terutama suara ibu dan ayah Jika bayi hanya tampak diam dan tak tertarik meresponnya,
ini menunjukkan adanya kemungkinan autisme. Ketiga, umumnya, sebelum mulai
berbicara, bayi akan mulai mengoceh, bereksperimen dengan suaranya sekitar usia 6
bulan. Namun, pada bayi autisme, biasanya tak muncul ocehan di sekitar usia enam
hingga sembilan bulan.
Tentu saja! Anak autisme dapat dikatakan “sembuh” ketika ia sudah bisa hidup
mandiri, berperilaku normal, mampu berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan baik, serta
memiliki pengetahuan akademis memadai sesuai tahapan usianya. Untuk mencapapai
“kesembuhan” tersebut, orang tua tentu harus rajin memberikan terapi sesuai kebutuhan
anak. Waktu yang diperlukan untuk mencapai “kesembuhan” sangat beragam karena
dipengaruhi berbagai faktor, seperti tingkat keparahan, usia anak, tingkat kecerdasan,
kemampuan bahasa, fasilitas penunjang (dokter, terapis, sekolah khusus), dan kesiapan
orangtua untuk memenuhi segala kebutuhan lainnya, termasuk dukungan masyarakat di
sekitarnya.
Dapat dilakukan dengan cara terapi perilaku (behavioral therapy) yang dilakukan
secara intensif, dan dimulai sebelum usia 3 tahun, terbukti mampu memperbaiki
kemampuan bahasa dan fungsi sosial si kecil. Terapi paling berhasil bila dititik beratkan
pada pola perilaku dan fungsi bahasa sikecil. Pendidikan, latihan, serta dukungan ibu dan
ayah selalu diharapkan. Terkadang si kecil juga perlu mengonsumsi obat, bila disertai
dengan gejala psikiatri. Program pembelajaran kemudian dimulai sedini mungkin, sejak
usia antara 2-4 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1Mäkinen, Leena, Soile Loukusa, Eeva Leinonen, Irma Moilanen, Hanna Ebeling, dan Sari
Kunnari. “Characteristics of Narrative Language in Autism Spectrum Disorder:
Evidence from the Finnish.” Research in Autism Spectrum Disorders 8, no. 8
(Agustus 2014): 987–96. https://doi.org/10.1016/j.rasd.2014.05.001.