Anda di halaman 1dari 97

MODUL

KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI
KEGAWAT
Suatu kondisi yang ditandai oleh DARURATAN
adanya gangguan pada pikiran, PSIKIATRI
perasaan dan perilaku seseorang
yang memerlukan perhatian dan
intervensi terapeutik SEGERA
agitasi

Gaduh gelisah agresif


Kegawatdaruratan
psikiatri
Percobaan
kekerasan
bunuh diri
Algoritma Utama
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
STRATEGI UMUM
• Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri
sendiri maupun orang lain.
• Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan
kesehatan.
• Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota
tim dan keselamatan pasien
• Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
• Cegah perlukaan
• Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan
seperti senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya
lainnya.
• Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk
melakukan kekerasan.
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
MODIFIKASI LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal
atau rangsangan minimal untuk mengurangi
kecemasan pasien.
• Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi
ilusi dan mispersepsi lingkungan yang dapat
meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau
agresif.
• Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak
mengancam.
PRINSIP WAWANCARA DALAM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Lakukan pengkajian pada area yang tertutup
(privasi)
• Ciptakan hubungan terapeutik
• Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang
aman
• Lakukan komunikasi terapeutik :
 bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
 vokal jelas dan nada suara tegas
 intonasi rendah
 gerakan tidak tergesa-gesa
 pertahankan posisi tubuh
 hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
• Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
• Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat
pendek dan mudah dipahami
• Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan
pasien (jarak aman 2-3 langkah dr pasien)
• Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit
fisik, ketergantungan zat/alkohol yang mungkin
mengancam nyawa, pertimbangkan gangguan jiwa
lain bila hal2 tersebut bisa disingkirkan
• Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri,
adanya penyakit penyerta, kualitas dan
ketersediaan sistem pendukung
TATALAKSANA UMUM
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Yang perlu dilakukan :
- Berpikir dan bersikap kritis Yang harus dihindari :
- Tetap tenang - Mengancam
- Perlu kontrol thd perasaan bingung, - Mentertawakan
aneh, atau depresi - Merasa tdk adekuat
- Bersikap suportif atau sangat tidak
pasti
- Jaga jarak aman
- Merasa terancam
- Tawarkan pilihan : mengontrol diri,
minum obat, atau dibantu dg fiksasi - Menghakimi
- Tegaskan bahwa perilaku - Marah thd keluarga
kekerasan tdk diperkenankan yg membawa
- Lakukan dokumentasi
PEMERIKSAAN YG DILAKUKAN PADA PASIEN
DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN (bila perlu dan

PENUNJANG
PEMERIKSAAN
FISIK DAN STATUS tersedia)
NEUROLOGIK MENTAL > 40 tahun :
- skrining
toksikologi,
- EKG,
- rontgen,
- laboratorium
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI
TENAGA
KESEHATAN :
- Dokter
- Perawat
- bidan
TOKOH
MASYARAKAT :
TENAGA
KEAMANAN : - lurah/kades
- satpam hansip - RT,RW
- Pamong praja - Tokoh agama
- Kemanan desa - Tokoh wanita
Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri

Alat fiksasi kaki dan


tangan:
Jaket fiksasi : Alat injeksi :
- Kain yg kuat &
halus untuk pasien spuit 3 cc
- 40 cm x 20 cm x 0, dg
5 cm hiperaktifitas
- 2 tali pengikat : utk motorik
manset & ke tempat
tidur
- 4 buah : utk lengan
& tungkai
Obat-obat untuk kegawatdaruratan
psikiatri
Obat oral Obat injeksi

Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan 5 Haloperidol injeksi 5 mg (kerja


mg singkat)
Chlorpromazine tablet 25 mg, 100 Diazepam injeksi 10 mg
mg

Risperidon tablet 2 mg Sulfas atropin injeksi

Diazepam tablet 2 mg, 5 mg Diphenhidramin injeksi

Lorazepam 2 mg

Propanolol 10 mg, 40 mg
Gaduh gelisah
Perilaku agitasi Perilaku kekerasan
Aktifitas motorik atau verbal yang Agresi fisik yang bertujuan untuk
meningkat dan tidak bertujuan melukai orang lain
Manifestasi :
 ketakutan/kecemasan yang
berlebihan
 Hostilitas/ permusuhan
 Peningkatan psikomotor
 Perilaku destruktif
 Kekasaran atau mengancam
 Iritabilitas
 Respons yang berlebihan terhadap
stimulasi
 Daya nilai terganggu
Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh :

Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang


dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat

Gangguan penyalahgunaan napza

Gangguan psikotik

Gangguan mood

Gangguan kepribadian
Pasien dapat datang dengan :
• aktivitas motorik yang berlebihan, tidak
sesuai dan tidak bertujuan
• Menyerang
• Kontrol impuls yang buruk
• Postur tegang dan condong ke depan
• Merusak lingkungan
• Kontak mata melotot
• Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
Pasien dapat datang dengan :
• Iritabilitas yang dapat meningkat
intensitasnya menjadi perilaku yang
mengancam
• Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi
dengan baik
• Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat
menghina
• Tekanan suara keras dan menuntut
• Marah-marah
• Dendam
PENILAIAN
Wawancara Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Prinsip wawancara Riwayat penyakit medik : Darah perifer lengkap,
kedaruratan kesadaran, tanda vital, elketrolit, fungsi hati, fungsi
pemeriksaan neurologis ginjal
Bila pasien membawa Riwayat penggunaan obat, Urinalisa lengkap
senjata tajam : yakinkan zat psikoaktif, alkohol
pasien dalam keadaaan
aman, diminta meletakkan
senjata

Identifikasi kemungkinan Riwayat penyakit psikiatrik : Radiologi, EKG (jika tersedia)


penyebab : pemeriksaan status mental
a. Kondisi organik, dan riwayat psikososial
penggunaan napza
b. Kondisi mental :
gangguan psikotik,
gangguan mood,
gangguan ansietas,
gangguan kepribadian
Tatalaksan
a gaduh
gelisah
Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan
fisik (restraint)

Lakukan • Jelaskan tindakan yg akan


informed dilakukan, bukan hukuman
tp untuk keamanan
consent lisan,
tulis di status
Siapkan ruang
• Lakukan kontrak/
isolasi/alat kesepakatan utk
pengikat yg mengontrol perilakunya
aman
Pilih alat pengikat • Pengikatan min 4 org (1
memegang kepala, 2
yg aman & nyaman, ekstremitas, 1 ekstremitas
bawah
dr bahan katun
Pengikatan di • Ikatan tdk terlalu
tempat tidur dg kencang & tdk terlalu
longgar
posisi terlentang

Observasi tiap 30
menit
Hal-hal yang perlu diobservasi dlm
pengekangan
• Tanda-tanda vital
• Tanda-tanda cedera yang berhubungan
dengan proses pengikatan
• Nutrisi dan hidrasi
• Sirkulasi & rentang gerak ekstremitas
• Higiene & eliminasi
• Status fisik dan psikologis
• Kesiapan klien untuk dilepaskan dari
pengikatan, termasuk tanda vital
….lanjutan proses pengekangan
• Pantau kondisi kulit yg diikat
• Lakukan latihan gerak pd
Lakukan tungkai yg diikat secara
perawatan bergantian tiap 2 jam
daerah • Perubahan posisi
pengikatan pengikatan

Libatkan & latih


pasien utk
mengontrol perilaku
sblm ikatan dibuka

Kurangi
pengekangan
secara bertahap
Bila klien sdh dpt
mengontrol perilaku :
coba interaksi tanpa
ikatan
KEDARURATAN PASIEN DENGAN
RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH
DIRI
TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH
DIRI
• Bunuh diri merupakan tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
• JENIS PERILAKU BUNUH DIRI :
ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan
bunuh diri apabila keinginan/harapannya tidak
terpenuhi
isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg
diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah
laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain
dilanjutkan dg percobaan bunuh diri
Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam
bentuk percobaan mencederai diri sendiri dg
berbagai cara.
Tanda dan gejala
• Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri
mungkin datang dengan :
• Ancaman untuk melukai atau bunuh diri
• Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya
mencari akses ke obat-obatan, senjata, atau
cara lainnya
• Bicara atau menulis sesuatu tentang
kematian, sekarat, atau bunuh diri
Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda
fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku.
Tanda fisik Tanda pikiran Tanda perasaan Tanda perilaku
- Tidak peduli -”saya tdk - Putus asa - Menarik diri
penampilan membutuhkan apa2 - Marah - Tidak tertarik dg
- Hilamg hasrat lagi” - Rasa bersalah hal2 yg dulu disukai
seksual -”saya tidak bisa - Tidak berarti - Perilaku tidak
- Gangguan tidur berbuat apapun yg - Kesepian menentu
- Hilang anfsu baik” - Sedih - Perubahan perilaku
makan, BB - “saya tidak bisa - Tidak ada harapan drastis
- Keluhan kesehatan berpikir benar” - Tidak tertolong - Impulsif
fisik - “saya berharap - Mutilasi diri
saya mati” - Mengembalikan
- “ segalanya akan barang2,
lebih baik tanpa mengubah wasiat,
saya” menitipkan hal2 yg
- “Semua masalah dicintai
akan berakhir
secepatnya”
Penilaian gawat darurat risiko
bunuh diri
1. Wawancara untuk mengkaji kemungkinan
penyebab :
a. Penyakit fisik : epilepsi, tumor, penyakit
Alzheimer, multiple sklerosis, trauma,
keganasan dll
b. Ringkasan gangguan jiwa & komorbiditas
gangguan jiwa
2. Wawancara utk mengkaji faktor risiko dan faktor protektif
Faktor risiko Faktor protektif
- ide, rencana, & akses ke alat2 saat ini • Dukungan sosial yang positif
- Riwayat percobaan bunuh diri/melukai • Spiritualitas
diri sendiri
• Tanggungjawab pada keluarga,
- Riwayat keluarga dg bunuh diri
- Penyalahgunaan alkohol/zat psikoaktif aset ekonomi
- Riwayat gg jiwa saat ini/sebelumnya • Memiliki anak atau hamil
- Baru pulang dr perawatan di rawatan • Kepuasan hidup
psikiatri • Memiliki kemampuan
- Impulsivitas & kontrol diri rendah membedakan mana yg nyata
- Keputusasaan
dan tidak nyata
- Kehilangan
- Masalah yg berkepanjangan • Memiliki ketrampilan
- Riwayat perilaku salah & kekerasan menyelesaikan masalah
- Kondisi akut : dipermalukan, rs putus asa • Hubungan terapeutik yang
- Masalah komorbiditas kesehatan positif
- Usia, jenis kelamin, tdk menikah, • Memiliki hobi, aktivitas
homoseksual
rekreasional
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan
tanda2 :
- Sayatan pd pergelangan
tangan
- Luka tusuk di dada/abdomen,
- luka tembak
- Jejas bekas gantung diri
- Luka memar akibat jatuh atau
membentur benda keras
- Bau muntah racun serangga
- tanda2 intoksikasi obat2an
tertentu
Kemungkinan diagnosis
utama :
- Gangguan mental organik
- Gangguan akibat
penyalahgunaan zat dan
3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari
kemungkinan tanda2 :
- Sayatan pd - Gangguan mental
Lakukan pem fisik utk

Kemungkinan diagnosis
utama
mencari tanda2 :
pergelangan tangan organik
- Luka tusuk di dada/ - Gangguan akibat
abdomen, penyalahgunaan zat &
- luka tembak alkohol
- Jejas bekas gantung - Gangguan psikotik
diri - Gangguan mood
- Luka memar akibat - Gangguan neurotik
jatuh atau membentur - Gangguan kepribadian
benda keras
- Bau muntah racun
serangga
- tanda2 intoksikasi
obat2an tertentu
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
BUNUH DIRI
Yang harus dilakukan : yang harus dihindari :

• Waspada - Menantang untuk melakukan


tindakan bunuh diri
• Bertindak
- Terlihat terpukul /terkejut
• Terbuka
- Bertanya “kenapa”
• Menyediakan diri
- Menghakimi
• Meu mendengarkan
- Menjanjikan utk menjadikan
• Harapan hal ini rahasia
• Jejaring bantuan - Pemberian antidepresan
hati2 memperbesar risiko
percobaan bunuh diri
Tindakan-tindakan khusus
Mereka yg telah - Perlu dirawat
merencanakan bunuh diri saat - Menyingkirkan alat
ini - Membina hubungan terus dg
pasien & kontak sumber
dukungan terdekat
Mereka yg tampak gelisah & Lakukan manajemen gaduh
sulit mengendalikan diri gelisah

Mereka yg memiliki rasa nyeri Bantu utk mengurangi rasa


& sesak nyeri & sesak
Mereka yg dengan perilaku Lindungi dr bahaya seperti yg
bunuh diri sebelumnya dulu pernah dilakukan

Mereka yg memiliki gangguan Hubungkan ke layanan


jiwa kesehatan jiwa
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian
2. Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh diri :
benda tajam, tali, ikat pinggang, racun serangga
3. Apabila pasien minum obat  pastikan obat
benar2 diminum dalam dosis yang sesuai
4. Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan bunuh
diri pd periode waktu tertentu
Manajemen untuk mencegah
percobaan bunuh diri berikutnya
Bila kondisi pasien sudah stabil :
5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien
6. Jangan menghakimi perilaku pasien
7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek
positif diri, menyusun rencana jangka pendek
8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat.
Edukasi supaya memberikan dukunga kpd pasien
Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian
masalah yg selama ini efektif
Tindak lanjut
• Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk
mampu merawat pasien di rumah 
hospitalisasi
DELIRIUM
DELIRIUM
Delirium merupakan :
• gangguan dari sistem saraf pusat yang
mengancam nyawa namun juga bersifat
reversibel dan ditandai oleh :
penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan
kognitif,
gangguan pada atensi,
gangguan persepsi,
aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam
siklus tidur
Frekuensi
• 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di
rumah sakit
• Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat
masuk RS & 10-40% mengalami delirium saat
dirawat di RS
• Unit gawat darurat :
- 12 – 50%
- 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan
Faktor risiko

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI


• Usia lanjut
- Efek samping obat (antikolinergik)
• Demensia
- intoksikasi/gejala putus penggunaan
• Polifarmasi napza
• Gangguan penglihatan/ - Infeksi
pendengaran
- Trauma kepala
• Dehidrasi
- Gangguan metabolik: dehidrasi, gg
• Gangguan ginjal kronik elektrolit, malnutrisi, ensefalopati
• Gangguan neurologis - Gangguan vaskular : stroke,gagal
• Gangguan fungsional/disabilitas jantung, hipovolemia,aritmia
fisik - Gangguan endokrin
Tanda dan gejala
• Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu
hari (biasanya memberat pada malam hari)
• Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian
• Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai
gangguan orientasi orang
• Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman)
• Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik
• Gangguan siklus tidur
• Inkoherensi
• Onset akut
• Adanya penyakit fisik
Evaluasi dan diagnosis
1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak
dalam :
• fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan
nafsu makan, sulit tidur, gelisah
• kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons
lambat
• Persepsi : halusinasi visual/ auditorik
• Perilaku sosial : tidak kooperatif
 Cek apakah ada faktor risiko predisposisi
delirium
Evaluasi dan diagnosis
Pasien yang
mengalami perubahan
mendadak dalam :
fungsi fisik : penurunan Pemeriksaan
mobilitas, perubahan darah lengkap
nafsu makan, sulit Analisis gas darah
tidur, gelisah Pemeriksaan dan elektrolit
kognitif : bingung, sulit fisik cermat
Kimia darah Delirium :
konsentrasi, respons (status
generalis, Tes fungsi hati fluktuatif :
lambat
status Fungsi ginjal pemeriksaan
Persepsi : halusinasi neurologis
visual/ auditorik Urinalisis serial
Perilaku sosial : tidak EKG
kooperatif Foto thorax
Cek apakah ada
faktor risiko
predisposisi delirium
Tatalaksana
Bila gelisah & Agitas berat/
tidak mungkin
membahayak oral
Atasi kondisi an diri/orang
lain/ • Injeksi
medis yg haloperidol 2.5
diduga mengganggu mg IM, bs
mencetus jalannya diulang setelah
kan delirium pengobatan 30 menit, maks
• Haloperidol 0.5 10 mg/hari,
mg/4-6 jam, lansia maks 5
maks 10 mg/hari mg/hari
• Lansia : maks 3 • Hindari
mg/hari benzodiazepin,
kecuali ec
alkohol
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada
Demensia
Algoritme Asesmen Agitasi Pada
Demensia
Algoritma terapi
Intervensi non Farmakologis
KEGAWATDARURATAN
NAPZA
Definisi napza & pembagiannya
• Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke
dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi
tubuh secara fisik dan psikologis.
Napza berdasarkan efek yang
ditimbulkannya
• Napza yg bekerja sbg depresan :
memperlambat/menekan sistem syaraf
pusat dan pesan yg dikirim ke otak,
memperlambat detak jantung & pernafasan
• Gejala :
efek yang ringan :
 perasaan tenag & sejahtera
 Perasaan gembira yang berlebihan (euforia)
 Perasaan rileks
Efek yg lebih serius :
 bicara cadel
 Jalan sempoyongan
 Mual, muntah
Napza yang memiliki efek stimulan
• Mempercepat/merangsang kerja sistem
syaraf pusat & pesan ke dan dari otak.
• Meningkatkan detak jantung, tekanan darah
& suhu tubuh
• Membuat orang lebih sadar dan waspada
• Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa
tidur, banyak bicara, gelisah
• Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas,
sakit kepala, paranoia
Napza yg memiliki efek halusinogen
Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya melihat/
mendengar sesuatu secara terdistorsi
EFEK Tekanan darah meningkat
HALUSINOGEN
Detak jantung meningkat
Hilang nafsu makan
Kram perut
Banyak bicara dan tertawa
Aktivitas meningkat
Panik
Dilatasi pupil
Distorsi waktu dan ruang
Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat
penggunaan napza

Intoksikasi : Putus zat (withdrawal) :


Kumpulan gejala yg terjadi setelah
Kumpulan gejala disebabkan menghentikan/mengurangi
oleh penggunaan Napza yg penggunaan zat psikoaktif,
mempengaruhi 1/lebih fungsi sesudah penggunaan berulang kali
mental (memori, orientasi, (berlangsung lama dan/atau
mood, perilaku, sosial & dalam jumlah yg banyak)
pekerjaan)
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Opioid :
• Apatis, letargi, koma
• Gangguan penilaian, gangguan perhatian &
memori
• Lesu, agitasi, depresi pernafasan
• Kontraksi pupil
• Bicara kacau
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan

Opioid
Kanabi
Gangguan
Apatis, letargi, koma s memusatkan
Gangguan penilaian, perhatian
gangguan perhatian & Halusinasi
memori
Kecurigaan/paranoid

Lesu, agitasi, depresi Euforia/disinhibisi


pernafasan Ansietas atau agitasi
Kontraksi pupil Nafsu makan
Bicara kacau bertambah
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan
Benzo
Alkohol Kesadaran menurun
diazepin Stupor atau koma
Gangguan
memusatkan Apatis & sedasi
perhatian
Gangguan perhatian &
disinhibisi daya ingat
Amnesia retrograd

Suasana perasaan labil


Agresi Gangguan emosi
Jalan sempoyongan Perilaku kasar
Nistagmus Inkoordinasi
Bicara pelo Nistagmus
Suka berdebat Bicara cadel
Tanda & gejala intoksikasi zat yg
bersifat depresan

Inhalansia Letargi
Dizzines
Inkoordinasi
Jalan sempoyongan
Refleks menurun

Retardasi psikomotor
Tremor
Kelemahan otot
menyeluruh
Nistagmus
Blurred vision
Bicara cadel
Tanda & gejala putus zat depresan
opioid Alkohol Benzodiazepin

Disforia Berkeringat, Ansietashalusinasi/


Mual, muntah ilusi
Nyeri otot
Mual muntah
Hiperaktifitas
Lakrimasi/rinorrhea Agitasi psikomotor otonom
insomnia

Dilatasi pupil
Piloereksi/berkeringat
Tremor tangan
Diare Tremor lidah, mata &
Menguap tangan Agitasi psikosomor
Demam
Denyut jantung cepat Insomnia, mual,
Tekanan darah muntah
meningkat
Tanda & gejala intoksikasi zat
stimulan
• Koma
• Bingung
• Agitas/retardasi psikomotor
Kokain • Kelemahan otot, depresi nafas,
nyeri dada/kejang
• Berkeringat, mual, muntah
• Takikardi/bradikardi

• Kewaspadaan berlebihan
• Ilusi, halusinasi
• Ide kebesaran/paranoid
Amfetamin • Euforia, marah/agresif
• Perilaku diulang2
• Denyut jantung cepat
• berdebat
Tanda & gejala putus zat stimulan

Kokain Amfetamin

• Mood disforik • Suasana perasaan


• Mimpi buru yg jelas disforia
• Retardasi psikomotor/ • Mimpi bizar
agitasi • Keinginan konsumsi
• Rasa lelah, insomnia/ stimulansia yg kuat
hipersomnia • Hambatan psikomotor
• Peningkatan nafsu • Nafsu makan
makan bertambah
• Insomnia/hipersomnia
Tanda & gejala intoksikasi
halusinogen
• Dizziness
• Bingung
• Tremor, letargi, inkoordinasi
• Nistagmus, blurred vision/ diplopia
• Biara cadel
PENILAIAN
Anamnesis :
- Tanda & gejala, perilaku yg menyertai, intensitas &
frekuensi gejala, gejala yg mengarah pd gangguan
organik
- Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan, toleransi
dosis, gejala putus obat, pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan fisik : tanda vital, pmeriksaan


fisik menyeluruh

Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran,


perilaku

Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes urin utk


napza, SGOT/SGPT, ureum kreatinin
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA UMUM :
- Penanganan kondisi medik umum
- Monitoring vital sign
- Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :
 observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4
jam
 Evaluasi perlunya pemberian oksigen
 Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
Terapi intoksikasi opioid :
 nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV,
IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit
sampai 2-3 kali & pasien dipantau selama 24 jam
Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah :
antipsikotik oral/injeksi
Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis
Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan
intensif  rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kokain & amfetamin :
 bila suhu naik  kompres air hangat
Untuk mencegah kejang : diazepam 10-30 mg per
oral/parenteral diulang 15-20 menit
Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x 2.5-5 mg
Bila terjadi takikardi : propanolol 10-20 mg
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi kanabis:
 ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang
apa yg dialami
Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan
menghilang
Diazepam 10-30 mg per oral/ parenteral, diulang
tiap jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal
parenteral 20 mg/hari)
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
TATALAKSANA KHUSUS :
 Terapi intoksikasi alkohol:
 kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml
Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis
terjadinya Wernicke Encephalopathy
Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa
diulang tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari
Bila kesadaran menurun  rujuk ke RS
TATALAKSANA INTOKSIKASI :
1. PSIKOFARMAKA
Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:
Non Psikofarmaka
GANGGUAN PSIKOTIK
GANGGUAN PSIKOTIK
• Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg
adanya distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk
patut atau rentangnya sempit, pembicaraan
inkoheren/irrelevant, gangguan persepsi, gangguan
isi pikir
• Kegawatdaruratan gangguan psikotik :
- gaduh gelisah (agitasi psikomotor)
- agresivitas/ perilaku kekerasan
- perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri
akibat halusinasi/ waham
Penilaian gawat darurat psikotik
1. Wawancara :
Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara
Jaga keamanan diri pewawancara
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan napza
2. Pemeriksaan fisik & penunjang
Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai
pemeriksaan kegawatdaruratan
Singkirkan kemungkinan penyebab organik &
penyalahgunaan zat
Penatalaksanaan kegawatdaruratan
psikotik
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan psikotik
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN
DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT
BERAT
Distonia Akut
Parkinsonisme
Akatisia
SNM
• Rigiditas
• Demam tinggi Bisa mencapai 41 C bahkan
lebih
• Instabilitas otonomik
• Takhikardia
• Diaforesis
• Tekanan darah abnormal: hipertensi, hipotensi,
atau naik turun drastis
• Kebingungan
Pemeriksaan Rigiditas
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK
Serangan Panik
Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya
harus termasuk a sampai d:
a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras
b. Berkeringat
c. Gemetar atau bergetar
d. Merasa mulut kering
e. Kesulitan bernapas
f. Merasa tercekik
g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada
h. Mengalami mual atau gangguan perut
i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan
j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya
k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan
l. Takut bahwa akan mati
m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan
n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan
neurologik namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang
dapat menjelaskan karakteristik
• gejala yang terjadi.
–Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala
gangguan ini dengan peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan.
–Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang
berbeda, bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan
berubahnya identitas diri, seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda,
atau pengalaman yang berbeda dengan dirinya saat sebelum kesurupan.
–Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu
atau dua aspek yang ada di lingkungannya.
–Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang.
–Ketidakmampuan mengendalikan gejala.
–Kurang memperdulikan keadaan
–Parese, pingsan, kejang.
Gangguan Disosiatif (Konversi)
• Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak
disadari atau mendapat keuntungan dari
lingkungan akibat gejala yang timbul.
• Biasanya terjadi secara mendadak
• Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan
atau mengalami reaksi histeris, periksa kelopak
matanya yang selalu ditutup, dengan cara
membuka kelopak matanya.  Seseorang yang
mengalami reaksi histeris biasanya akan
menahannya dengan kuat.
• Dapat terjadi secara individu maupun massal.
TERIMA KASIH
Ilustrasi kasus
Tahap 1:
• Tn A, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarga ke Puskesmas
dalam keadaan gelisah. Menurut keluarga, Tn A sejak 2 hari
ini marah-marah, merusak alat rumah tangga, membakar
kasur dan memukul tetangga sampai luka dan harus dibawa
ke rumah sakit.
• Informasi apa lagi yang harus anda dapatkan dengan segera,
dan tindakan awal apa yang perlu anda lakukan?
• Informasi apa lagi yang anda perlukan?
Tahap 2:
•Menurut keluarga, Tn A sejak 3 bulan ini terlihat suka
menyendiri, tidak mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Tn A
terlihat bicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Tn. A
juga sering tiba-tiba marah dengan tetangga depan rumah
tersebut karena menurut Tn A tetangga tersebut berniat jahat
kepada Tn A dan mempunyai niat untuk merebut istri Tn A. Tn A
tidak pernah menderita penyakit berat, tidak pernah mengalami
kecelakaan atau cedera yang berat, tidak pernah mengalami
kejang. Tn A juga tidak pernah minum alkohol maupun
menggunakan narkotika, hanya suka merokok, hampir
sebungkus sehari, dan minum kopi 2 cangkir sehari.
•Informasi apa lagi yang anda perlukan dan tindakan apa yang
akan anda lakukan?
Tahap 3:
• Saat diwawancara oleh perawat, Tn A marah dan
mengancam akan memukul perawat. Tn A juga marah saat
didekati oleh dokter, pasien marah dan mengatakan tidak
sakit. Penampilan Tn A tampak sesuai usia, pakaian kotor dan
acak-acakan
• Tindakan apa yang akan anda (dokter dan perawat) lakukan?
Tahap 4:
• Saat dicoba didekati, Tn A langsung berniat
memukul perawat dan menendang kursi
sampai terguling.
• Tindakan apa yang harus anda lakukan?

Anda mungkin juga menyukai