Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRATIKUM FISIKA FARMASI

’’TITIK BEKU’’

Disusun oleh:
Tahta Alfina R 184099

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


POLTEKKES RS DR. SOEPRAOEN
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan Laporan sebagai tugas dari mata kuliah
fisika farmasi dengan judul “Laporan Fisika Farmasi Titik Beku “

kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Malang, 19 September 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………… 1


Kata Pengantar................................................................ 2
Daftar Isi......................................................................... 3
BAB I Pendahuluan........................................................ 4
A. Latar belakang ............................................... 4
B. Tujuan praktikum ………………………..… 4
C. Manfaat Praktikum......................................... 5
BAB II Landasan Teori................................................. 6
A. Dasar teori .....................................................
B. Sifat Koligatif Larutan……………………… 7
BAB III Metode Praktikum............................................ 8
A. Alat dan Bahan............................................... 8
B. Langkah Kerja................................................ 8
BAB IV Pembahasan..................................................... 9
A. Tabel Pengamatan......................................... 9
B. Pembahasan.................................................. 9
BAB V Kesimpulan...................................................... 11
LAMPIRAN …………………………………………

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu,
baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut.
Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya
diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika
cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan
berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu
0°C, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke
dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0°C
lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud
sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut
murni yang telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba
pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih rendah dibandingkan
pelarut murninya.

B. TUJUAN
1. Menyelidiki titik beku larutan serta faktor yang mempengaruhi.
2. Membandingkan kenaikan titik beku larutan nonelektrolit dengan
larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama.
3. Menentukan penurunan titik beku air, laktosa, sukrosa, glukosa, NaCl
dan SL

4
C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui penurunan titik beku air, glukosa, sukrosa, laktosa
2. Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap penurunan titik
beku larutan
3. Dapat mengetahui perbedaan penurunan titik beku larutan elektrolit dan
nonelektrolit

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DASAR TEORI

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi


perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada
suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap
es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan
ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis
zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh
karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan
titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku
pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan
adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan
menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan
titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain
cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Larutan Laktosa dipecah menjadi bentuk lebih , yaitu galaktosa
dan glukosa .laktosa ada didalam kandungan susu , dan merupakan 2-8 %
bobot susu keseluruhan. SifatRumus kimia: C12H22O11, Massa molar
342,30 g/mol, Penampilan padatan putih, Densitas 1,525 g/cm3, Titik lebur
202,8oC, Titik didih 668,9oC, Kelarutan dalam air 21,6 g/100 mL
Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan
rumus molekul C12H22O11. ... Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari
gula tebu atau gula beet.
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah
satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai

6
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa)
disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu
garam. ... Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air)
merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
B. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Tabung reaksi dan rak
 Gelas kimia 100 ml
 Termometer (-100 C - 1000C)
 Pengaduk kaca

Bahan:
 Air
 Larutan NaCl 10%
 Larutan laktosa 10%
 Larutan Glukosa 10%
 Larutan Sukrosa
 SL

B. 
PROSEDUR KERJA
1. Memasukkan es batu kecil-kecil ke dalam gelas kimia plastik sampai
kira-kira tiga perempatnya, dan menambahkan ±8 sendok garam dapur
kemudian diaduk (campuran ini sebagai pendingin).
2. Mengisi tabung reaksi dengan air suling ± 3 cm dan memasukkan ke
dalam gelas kimia yang berisi campuran pendingin. Mengaduk
campuran pendingin, memasukkan pengaduk kaca ke dalam tabung
reaksi, dan menggerakkan pengaduk turun naik dalam air sampai air
membeku seluruhnya.
3. Mengangkat tabung reaksi dan membiarkan es dalam tabung meleleh
sebagian. Mengganti pengaduk dengan termometer. Lalu

8
mengaduk campuran dalam tabung dengan termometer secara turun
naik dan mencatat suhu campuran es dan air itu

C. Hasil Pratikum dan Analisis Data

Penurunan Titik
No. Larutan Titik Beku
Beku
1. Air -1,50C 00C
2. Larutan NaCl 10% -10,30C 8,80C
3. Larutan Laktosa 10% -2,10C 0,60C
Larutan Glukosa
4. -4,80C 3,30C
10%
5. Larutan Glukosa 10% -2,50C 10C
6. Larutan Glukosa 10% -2,20C 0,70C
Larutan Laktosa
7. -8,70C 7,20C
10 %
8. Larutan Sukrosa -1,90C 0,40C
9. Larutan Laktosa -7,60C 6,10C
10. SL -1,80C 0,30C

D. Pembahasan

TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= ……0C
1. LARUTAN AIR

TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-2,1)
= 0,60C
2. Larutan NaCL
TB = TB0-TB

9
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 -10,3
= 8,80C
3. Larutan laktosa
TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-2,1)
= 0,60C

TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-8,7)
= 7,20C

TB= TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-7,6)
= 6,10C

4. Larutan glukosa
TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5- (-4,8)
= 0,70C

TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-2,5)
= 10C

TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-2,2)
= ……0C
5. Larutan sukrosa
TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN
= -1,5 – (-1,9)
= 0,40C
6. Larutan SL
TB = TB0-TB
= TB AIR – TB LARUTAN

10
= -1,5 – (-1,8)
= 0,30C

E. Kesimpulan

1. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku


larutan.
2. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas
larutan.
3. Titik beku pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan.
4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan non
elektrolit pada kemolalan yang sama.
5. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan
ion – ion semakin bebas.
6. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah
partikel lebih banyak daripada larutan non elektrolit.
7. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat
koligatif non elektrolit.
8. Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah titik bekunya.
Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan
penurunan titik beku.

11
F. LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai