Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syaratan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah pada
Program Studi D III Keperawatan Tegal
Cici Wulandari
NIM. 34403716009
Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syaratan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah pada
Program Studi D III Keperawatan Tegal
Cici Wulandari
NIM. 34403716009
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
pada Ibu Post Partum Sectio Caesarea” Penulisan kasus ini disusun untuk
Kemenkes Semarang Prodi Tegal tahun 2019. Penulis menyadari bahwa laporan
kasus ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bimbingan, bantuan serta saran
5. Kedua orang tua saya Bapak Gunawan dan Ibu Maesaroh yang telah
vi
6. Teman satu perjuangan yang telah hampir 3 tahun ini: Dwi Aenatul Hikmah,
Eva Listiani, Vina Sifa Unnufus, Widya Fiani, dan Ayu Setya Ningsih.
Tulis Ilmiah : Dwi, Dita, Arofah, Yuri, Fina, Karina, Sholih, Novia, Melda
dan Wiwit.
laporan kasus ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
Cici Wulandari
NIM : 34403716013
vii
ABSTRAK
PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN NYERI DENGAN
DISTRAKSI RELAKSASI PADA IBU POST PARTUM SECTIO
CAESAREA DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO KEBUPATEN
TEGAL
viii
ABSTRACT
MANAGEMENT OF NURSING PAIN WITH RELAXATION
DISTRACTION IN POST PARTUM SECTIO CAESAREA IN NUSA
INDAH RSUD dr. SOESELO KABUPATEN TEGAL
ix
DAFTAR ISI
x
D. Definisi Operasional ................................................................................ 19
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 20
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 21
G. Etika Penelitian ........................................................................................ 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23
A. Hasil ........................................................................................................ 23
B. Pembahasan ............................................................................................. 33
1. Pengkajian ........................................................................................... 34
2. Diagnosa .............................................................................................. 35
3. Perencanaan ......................................................................................... 36
4. Implementasi ....................................................................................... 37
5. Evaluasi ............................................................................................... 39
BAB V............................................................................................................... 42
A. Simpulan ................................................................................................. 42
B. Saran ....................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Hillan (1992) dalam Anggorowati, dkk 2007 bahwa 68% ibu post
Sectio Caesarea mengalami kesulitan dengan perawatan bayi, bergerak naik turun
dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman selama menyusui akibat
adanya nyeri. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan pasien menunda pemberian
ASI sejak awal pada bayinya, karena rasa tidak nyaman selama proses menyusui
berlangsung atau peningkatan intensitas nyeri setelah operasi (Batubara dkk,
2008).
1
2
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan manajemen nyeri pada ibu post
partum Section Caesarea di RSUD dr.Soeselo Kab. Tegal
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian pada ibu dengan nyeri post partum Sectio
Caesarea.
3
4
5
2) Letak Bokong
Sectio Caesarea dianjurkan pada letak bokong bila panggul sempit,
primigravida, janin besar dan berharga.
3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-
cara lain tidak berhasil.
4) Presentasi lengkap, bila reposisi tidak berhasil.
5) Gemelli, menurut Eastman Sectio Caesarea dianjurkan bila janin
pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interlok,
distosia oleh karena tumor, gawat janin dan sebagainya.
3. Tujuan Sectio Caesarea
Tujuan melakukan Sectio Caesarea adalah untuk mempersingkat lama
perdarahan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah
rahim. Sectio Caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta
previa lainnya jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian
bayi pada plasenta previa, Sectio Caesarea juga dilakukan untuk
kepentingan ibu, sehingga Sectio Caesarea dilakukan pada placenta previa
walaupun anak sudah mati.
4. Klasikiasi Sectio Caesarea
a. Abdomen (SC Abdominalis)
1. Sectio Caesarea Transperitonealis.
a) Sectio Caesarea klasik atau coreporal : dengan insisi
memanjang pada corpus uteri.
b) Sectio Caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah
uterus.
2. Sectio Caesarea Ekstraperitonealis.
Merupakan Sectio Caesarea tanpa membuka peritoneum
parientalis dan dengan demikian tidak membuka kavum
abdominalis.
b. Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, Sectio Caesaria dapat dilakukan
apabila:
6
Kelebihan :
1) Penjahitan luka lebih mudah.
2) Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik.
3) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan isi
uterus ke rongga perineum.
4) Perdarahan kurang.
5) Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture uteri
spontan lebih kecil
Kekurangan :
1) Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat
menyebabkan arteri uteri putus yang akan menyebabkan
perdarahan yang banyak.
2) Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.
5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan,
dan perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada
pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan
insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya
8
2. Jenis-Jenis Nyeri
a) Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan (International
Association for the Study of Pain), serangan yang tiba-tiba atau lambat
dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi (NANDA, 2013)
b) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan (International
Association for the Study of Pain), serangan yang tiba-tiba atau lambat
dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung lebih dari 6 bulan (NANDA, 2012).
9
3. Etiologi
a) Nyeri akut
1) Agens cedera biologis (misalnya, infeksi, iskemia, neoplasma)
2) Agens cedera fisik (misalnya, pembedahan, amputasi, luka bakar,
terpotong, mengangkat berat, trauma, olahraga berlebihan)
3) Agens cedera kimiawi (misalnya, luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida, agens mustard). (NANDA, 2015)
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respons Nyeri
Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon
nyeri adalah:
1) Pengalaman Masa Lalu dengan Nyeri
Seseorang yang mempunyai pengalaman multiple dan
berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih
toleran terhadap nyeri dibanding orang yang hanya mengalami
sedikit nyeri.
2) Ansietas dan Nyeri
Ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
3) Budaya dan Nyeri
Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada bagaimana
sesesorang berespons terhadap nyeri. Namun budaya dan etnik
tidak mempengaruhi persepsi nyeri. (Potter, 2005)
4) Usia dan Nyeri
Lansia memiliki cara berespon yang berbeda terhadap nyeri
dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda. Nyeri pada
lansia mungkin dialihkan jauh dari tempat cidera atau penyakit.
Persepsi nyeri pada lansia mungkin berkurang sebagai akibat dari
perubahan patoligis berkaitan dengan beberapa penyakit, tetapi
pada individu lansia yang sehat, persepsi nyeri mungkin tidak
berubah. Karena inidvidu lansia mempunyai metabolism yang
lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa otot lebih besar
10
4) Pola Eliminasi.
Meliputi berapa kali BAB meliputi bau, konsistensi, warna. Dan
klien dengan post Sectio Caesarea untuk BAK melalui dawer
kateter yang sebelumnya telah terpasang.
5) Pola istirahat dan tidur.
Pada klien nifas terjadi perubahan pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri setelah persalinan.
6) Pola hubungan dan peran.
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
7) Pola koping stress.
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayi.
9) Pola persepsi dan konsep diri.
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, tiba-
tiba menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi
perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal diri.
10) Pola reproduksi dan social.
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan hubungan seksual atau
fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya karena proses
persalinan dan nifas.
11) Pola keyakinan dan spiritual
Klien yang beragama islam selama keluar darah nifas atau masa
nifas tidak boleh melaksanakan ibadah.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sismatis yang tidak hanya
terbatas penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidungan. Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi
15
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul:
a. Nyeri akut berhungan dengan agen cedera fisik, biologis.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut Setelah diberikan 1. Lakukan 1. Mempengaruhi
berhubungan asuhan keperawatan pengkajian pilihan atau
dengan agen selama …x24jam secara pengawasan
cedera fisik, diharapkan nyeri komprehensif keefektifan
biologis berkurang atau tentang nyeri intervensi.
16
perlu. mengurangi
rasa nyeri
Risiko infeksi Setelah diberikan 1. Kaji adanya 1. Mengetahui
berhubungan asuhan keperawatan tanda infeksi secara dini
dengan luka selama … x 24 jam (kalor, rubor, terjadinya
insisi. diharapkan klien dolor, tumor, infeksi
tidak mengalami fungsio laesa) sehingga
infeksi dengan dapat
kriteria hasil : dilakukan
1. Tidak terjadi pemilihan
tanda - tanda intervensi
infeksi (kalor, secara tepat
rubor, dolor, dan cepat
tumor, fungsio 2. Lakukan 2. Meminimalisi
laesea) perawatan luka r adanya
2. Suhu dan nadi dengan teknik kontaminasi
dalam batas aseptik. pada luka
normal ( suhu = yang dapat
36,5 -37,50 C, menimbulkan
frekuensi nadi = infeksi
60 - 100x/ 3. Inspeksi balutan 3. Balutan steril
menit) abdominal menutupi luka
terhadap eksudat dan
atau rembesan. melindungi
Lepaskan balutan luka dari
sesuai indikasi cedera atau
kontaminasi.
Rembesan
dapat
menandakan
terjadinya
hematoma
yang
memerlukan
intervensi
lanjut
4. Anjurkan klien 4. Cuci tangan
dan keluarga menurunkan
untuk mencuci resiko
tangan sewaktu terjadinya
masuk dan infeksi
meninggalkan nosokomial
ruangan pasien
5. Kolaborasi 5. Antibiotik
penggunaan dapat
antibiotik sesuai menghambat
18
4. Implemetasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan
mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan
perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
(Mitayani,2009)
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan pasien dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
(Miyatani,2009)
BAB III
METODA
A. Rancangan Penelitian
Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang
dilakukan secara komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam.
Penelitian studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang
biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan)
yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Rencana studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran asuhan
keperawatan nyeri pada ibu post partum Section Caesarea di ruang Nusa
Indah RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju oleh peneliti atau subjek
yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penilitian. Subjek pada kasus ini
adalah ibu post partum Sectio Caesarea yang mengalami nyeri.
Dengan kriteria:
1. Ibu post partum Sectio Caesarea dengan batasan dibawah 45 tahun.
2. Ibu post partum Sectio Caesarea diruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo
Kabupaten Tegal.
3. Ibu post partum Sectio Caesare yang mengalami nyeri karna pembedahan.
C. Tempat dan Waktu
1. Tempat : Ruangan Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
2. Waktu : Pada tanggal 11 Maret sampai 30 Maret 2019.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menjelaskan definisi dari variabel yang telah
dipilih oleh peneliti.
Tabel 3.1
19
20
Definisi Operasional
Alat dan Cara Hasil Ukur
Variabel Definisi Operasional
Ukur
Sectio Ibu post Sectio
Caesarea Caesarea adalah ibu
pasca tindakan
pembedahan di daerah
abdomen yang tidak
dapat melahirkan
secara normal karena
keinginannya sendiri
atau karena adanya
komplikasi yang
dialami.
Nyeri Nyeri adalah Alat : alat ukur Tidak nyeri :
pengalaman sensori nyeri (skala Skala 0
dan emosional yang numerik). Nyeri ringan :
tidak menyenangkan Cara Ukur : Skala 1-3
akibat dari kerusakan menjelaskan Nyeri sedang :
jaringan yang aktual kepada pasien Skala 4-6
dan potensial. Nyeri bahwa dalam Nyeri berat :
yang muncul setelah pengukuran Skala 7-9
Sectio Caesarea intensitas nyeri Tak tertahankan
menyebabkan terdapat angka : Skala 10
kesulitan dan atau nilai 0-10
kelambatan pemulihan dan menanyakan
ibu, sehingga pada responden
mengakibatkan intensitas nyeri
terhambatkan kontak yang dialami.
ibu dan bayi.
20
21
21
22
sesuai kebutuhan pasien dan melakukan implementasi kepada dua klien yang
berbeda pada hari yang berbeda. Dibandingkan antara satu pasien dengan pasien
lainnya.
G. Etika Penelitian
1. Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Informed counsent merupakan lembar persetujuan yang akan ditulis agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penulis. Penulis memberikan lembar
Informed Consent sebelum dilakukan tindakan dengan komunikasi
terapeutik kepada pasien.
2. Tanpa Nama (Anomity)
Masalah etika ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
pengunaan subjek penulisan. Untuk menjaga kerahasiaan responden,
penulis tidak mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengkajian.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penulisan
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh penulis. Penulis hanya
menuliskan nama inisial pada lembar asuhan keperawatan.
4. Keadilan (Justice)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum ataupun sesudah
dilakukan intervensi dalam penelitian. Pada saat melakukan implementasi
keperawatan disini penulis melakukan tindakan kepada kedua klien
dengan berbeda karena pada saat implementasi pasien B sudah lebih bisa
mengerti berbeda dengan klien A yang harus dilakukan implementasi
untuk yang kedua kalinya.
22
BAB IV
23
24
b. Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Klien 1 Klien 2
Alasan masuk RS Klien datang rujukan Klien datang rujukan
dari puskesmas slawi dari puskesmas
dengan keluhan Slawi dengan
hamil 43 minggu keluhan hamil 40
ketuban pecah minggu riwayat tensi
dahulu tinggi.
Keluhan Utama Klien mengeluh Klien mengeluh
nyeri P: saat nyeri luka post
bergerak Q: seperti operasi, P: saat
tersayat-sayat R: bergerak Q: seperti
perut bawah S: Skala tersayat-sayat R:
8 T: hilang timbul. perut bawah S: Skala
7 T: hilang timbul
Riwayat Penyakit Klien datang Klien datang
Sekarang keruang nusa indah keruang nusa indah
pada pukul 20.00 pada pukul 10.00
WIB post operasi WIB mempunyai
Sectio Caesarea P2 riwayat tensi tinggi.
A0.
Riwayat Penyakit Klien mengatakan Klien mengatakan
Dahulu pernah dirawat RS anak pertama lahir
karna thyfus secara normal, dan
pernah melakukan
curret 2kali.
Riwayat Penyakit Klien mengatakan Klien mengatakan
Keluarga tidak mempunyai mempunyai riwayat
penyakit keturunan penyakit hipertensi
d. Pemeriksaan Fisik
f. Dada/mamae
Simetris/tidak Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Areola mamae Simetris Simetris
Papila mamae Berwarna coklat, menonjol, Menghitam, menonjol,
tidak lecet, dan bersih tidak lecet, dan bersih
ASI Ada, tetapi tidak lancar Ada, tetapi tidak lancar
Pembengkakkan Tidak Tidak
g. Perut
Dinding Supel, tidak ada kelainan Supel, tidak ada kelainan
abdomen tidak ada jejas
Tinggi fundus 1 jari dibawah umbilikus Umbilicus
uteri
Kandung kemih Tidak penuh Tidak penuh
Luka operasi Jahitan luka operasi Terdapat jahitan post
melintang, tertutup kasa. operasi tertutup kasa.
Kulit terlihat bersih dan Kulit terlihat bersih dan
tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
infeksi infeksi.
h. Genetalia
Kebersihan Bersih Bersih
Perineum Utuh Utuh
Keadaan luka - -
episiotomi
Keadaan hecting - -
episiotomi
Lochea Rubra Rubra
Warna Merah Merah
Konsistensi Encer Encer
Bau Khas Khas
Haemorhoid Tidak ada Tidak ada
Varises Ada Tidak ada
i. Ekstremitas
Refleks patella Ada Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Varises Ada, ekstremitas bawah Tidak ada
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Klien 2
Klien 1
diagnostik
Laboratorium Hb: 9.6 Hb: 12.2
Albumin: 13.5 Albumin: 12.6
Leucosit: 8.7 Leucosit: 7.9
Reduksi: - Reduksi: -
Gol. Darah: O Gol. Darah: O
27
3. Analisis Masalah
4. Diagnosis Keperawatan
6. Implementasi
Klien Diagnosis Hari / Jam Tindakan
Keperawatan tanggal
1 Nyeri akut Kamis, 20.00 1. Melakukan
berhubungan 14 Maret 21.00 pengkajian secara
dengan agen cedera 2019 komprehensif
fisik tentang nyeri
meliputi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri dan
faktor presipitasi.
20.05 2. Melihat respon
muka dan ekspresi
klien
20.10 3. Mengajarkan
menggunakan
teknik nafas dalam
dan mengalihkan
perhatian (distraksi
relaksasi)
20.20 4. Mengkolaborasikan
dengan dokter
dalam pemberian
obat analgetik inj.
Ketorolak 30mg dan
20.30 PO Asam
Mefenamat 500 mg
5. Mengontrol faktor-
faktor lingkungan
20.00 3. Mengkolaborasikan
dengan dokter
dalam pemberian
obat analgetik
inj.ketorolak 30mg
dan PO Asam
Mefenaman 500 mg.
20.10 4. Melihat respon
muka dan ekspresi
klien
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri dan
faktor presipitasi.
22.00 2. Melihat respon
muka dan ekspresi
klien.
Minggu, 06.00 3. Mengkolaborasikan
24 Maret dengan dokter
dalam pemberian
obat analgetik inj.
Ketorolax 30mg dan
PO Asam
Mefenamat 500mg
7. Evaluasi
Klien Diagnosa Hari/tanggal Evaluasi
Keperawaan
1 Nyeri akut 14 Maret 2019 S : Pasien mengatakan nyeri
berhubungan Pukul 21.00 berkurang.
dengan agen P : Saat bergerak
cedera fisik Q : Seperti tersayat-sayat
R : Perut bawah
S : Skala 7
T : Hilang timbul
O : 1. Pasien terlihat sedikit
lebih tenang
2. Pasien masih mengeluh
sakit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
15 Maret 2019
Pukul 21.00 S : Pasien mengatakan nyeri
terkontrol
P : Saat bergerak
Q : Seperti tersayat-sayat
R : Perut bawah
S : Skala 3
T : Hilang timbul
O : 1. Pasien terlihat tenang
2. Pasien bisa melakukan
aktivitas ringan.
33
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 Nyeri akut 22 Maret 2019 S: pasien mengatakan nyeri
berhubungan Pukul 21.00 berkurang.
dengan agen P : Saat bergerak
cedera fisik Q : Seperti tersayat-sayat
R : Perut bawah
S : Skala 5
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat sedikit
menahan sakit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi
24 Maret 2019 S : Pasien mengatakan nyeri
Pukul 07.00 terkontrol
P : Sat bergerak
Q : Seperti tersayat-sayat
R : Perut bawah
S : Skala 2
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat lebih tenang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Pengelolaan
Keperawatan Nyeri Pada Ibu Post Partum Sectio Caesarea di RSUD dr.
Soeselo Kabupaten Tegal” dengan 2 partisipan yang berbeda. Pada
partisipan pertama telah dilakukan Pengelolaan Keperawatan dari hari
Kamis tanggal 14 Maret 2019 sampai Sabtu 16 Maret 2019. Sedangkan
partisipan kedua telah dilakukan Pengelolaan Keperawatan dari hari
Jum’at 22 Maret 2019 sampai Minggu 24 Maret 2019. Penulis
membandingkan 2 klien yang berbeda bertujuan untuk memperoleh data
tentang manajemen nyeri dengan distraksi relaksasi. Penulis membagi
dalam 5 (lima) proses keperawatan yaitu meliputi : Pengkajian, Diagnosa,
Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
34
1. Pengkajian
a. Klien Pertama
Pada saat melakukan pengkajian penulis menggunakan
format pengkajian maternitas. Selama proses pengkajian penulis
menemukan hambatan, yaitu klien tidak merespon karena rasa
sakit yang dialami tetapi penulis memberikan penjelasan terlebih
dahulu kepada klien dan keluarga. Penulis melakukan pengkajian
dari semua aspek meliputi identitas, riwayat penyakit, pola
fungsional, dan pemeriksaan fisik. Pengkajian dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2019 pukul 20.00 WIB didapatkan data dari
pengkajian Data Subjektif meliputi : keluhan utama adalah nyeri
karena post operasi, nyeri dirasakan saat bergerak pada bagian
perut bawah rasanya seperti tersayat-sayat skala nyeri 8 hilang
timbul. Data Objektif : pasien terlihat kesakitan, klien terlihat
menahan sakit, klien terlihat sangat berhati-hati saat bergerak,
terlihat luka post operasi.
b. Klien Kedua
Pada saat melakukan pengkajian penulis menggunakan
format pengkajian maternitas. Selama proses pengkajian penulis
tidak menemukan hambatan, karena klien sangat antusias saat
diberikan penjelasan. Penulis melakukan pengkajian dari semua
aspek meliputi identitas klien, riwayat penyakit, pola fungsional,
dan pemeriksaan fisik. Pengakjian dilakukan pada tanggal 22
Maret 2019 pukul 14.00 WIB didapatkan data dari pengkajian:
Data Subjektif meliputi : keluhan utama adalah nyeri karna post
operasi, nyeri dirasakan saat bergerak pada bagian perut bawah
rasanya seperti tersayat-sayat skala nyeri 7 hilang timbul. Data
Objektif : pasien terlihat menahan sakit, klien terlihat masih bisa
mengontrol nyeri, dan terlihat luka post operasi.
35
c. Pembahasan
2. Diagnosa
Berdasarkan data pengkajian yang di dapat, penulis menegakkan
diagnosa untuk 2 klien yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik. Penulis menemukan data subjektif yaitu klien mengeluh
nyeri karena luka operasi, nyeri terasa saat bergerak, nyeri pada perut
bawah, skala 8 dan 7, nyeri terasa hilang timbul, data objektif: klien
terlihat kesakitan, klien berhati-hati dalam bergerak, dan bukti nyeri
36
Hari pertama
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan penulis selama 2 hari melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai yaitu nyeri nyeri
berkurang atau terkontrol, wajah tidak tampak meringis kesakitan,
klien tampak rileks, dapat berisitirahat, dan beraktivitas sesuai
kemampuan.
a. Klien Pertama
Hari pertama tanggal 14 Maret 2019 pukul 21.00 S: Klien
mengatakan nyeri berkurang. P: Saat bergerak, Q: Seperti tersayat-
40
42
43
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Penulis menyarankan agar dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan post Sectio Caesarea harus secara komprehensif atau
menyeluruh, dan tidak dilakukan secara setengah-setengah. Banyak
masalah yang muncul secara kompleks, berhubungan dengan
kebutuhan dasar klien.
2. Bagi pendidikan
Diharapkan memberikan kemudahan serta fasilitas sarana dan
prasarana bagi mahasisiwa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Penulis lain
Bisa mengembangkan asuhan keperawatan setelah membaca karya
tulis ilmiah ini dengan teknik yang berbeda.
4. Bagi Perawat
Perawat sebaiknya memberikan informasi terkait permasalahan yang
sedang di alami klien, khususnya cara menggurangi nyeri dan
mengontrol nyeri karna post Sectio Caesarea. Perawat juga sebaiknya
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik kepada pasien agar
lebih bisa membina hubungan yang baik kepada pasien guna
mempercepat kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa, W. (2006). Ilmu Kebidanan. Banda Aceh: Yayasan Bina Pustaka Sarwo
Prawirohardjo.
Huda, A., & Kusuma H. (2015). Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: MediAction.
Jadwal Kegiatan
Kepada
Yth. Calon Responden Karya Tulis Ilmiah
Ditempat
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa program studi DIII Keperawatan Tegal Jurusan
responden untuk menjadi subjek dalam Karya Tulis Ilmiah ini sesuai petunjuk.
Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas anda dan informasi yang anda
tidak digunakan untuk maksud-maksud lain. Partisipasi anda dalam penelitian ini
bersifat bebas artinya anda bebas ikut atau tidak tanpa sanksi apapun. Atas
Hormat Saya
Cici Wulandari
Lampiran 5
PADA PARTISIPAN
Judul kegiatan : Pengelolaan Keperawatan Nyeri pada Ibu Post Partum Sectio
Tegal.
NIM : 34403716009
menghilangkan nyeri, maka bersama ini saya jelaskan beberapa hal sebagai
berikut:
sesuai dengan SOP kurang lebih 10-15 menit. Setelah memberikan terapi
4. Saya akan menjamin kerahasiaan data yang diperoleh dari Ibu sebagai
5. Ibu berhak mengajukan keberatan kepada residen terdapat hal-hal yang tidak
6. Ke ikutsertaan Ibu dalam kegiatan ini didasarkan pada prinsip sukarela tanpa
7. Jika ada yang belum jelas, Ibu dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan.
Demikian penjelasan ini dibuat untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas
kepada calon partisipan dan atas kerja samanya penulis ucapkan terimakasi.
Hormat saya
Cici Wulandari
Lampiran 6
Skala 1-3 : Nyeri ringan, secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan
baik.
Skala 4-6 : Nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
Skala 7-9 : Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
berkomunikasi, memukul.
Lampiran 7
Relaksasi Distraksi
Pengertian :
Tujuan :
Indikasi :
2. Pasien ansietas
Prosedur pelaksanaan :
Ya Tidak
No. Prosedur Pelaksanaan
A. Tahap Pra-Interaksi
B. Tahap Orientasi
A. BIODATA
1. Nama Lengkap : Cici Wulandari
2. NIM : 34403716009
3. Tempat Lahir : Tegal
4. Tanggal Lahir : 11 April 1998
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah: a. Jalan : Werkudoro
b. Kelurahan : Dukuhwaru
c. Kecamatan : Dukuhwaru
d. Kab/Kota : Kabupaten Tegal
e. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 089694969231
c. E-mail : ciwulandri@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 05 Mampang Prapatan Jakarta Selatan
2. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 43 Jakarta Selatan
3. Pendidikan SLTA di SMK Baruna Dukuhwaru Kab. Tegal
Cici Wulandari
NIM. 34403716009
DOKUMENTASI
KLIEN 1
KLIEN 2