Pertanyaan
Pertanyaan
Pertanyaan
(RAHMAD MULIDIN)
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
SCR secara individu lebih fleksibel untuk digunakan dalam sistem kontrol maju, oleh
karena itu SCR lebih sering dilihat pada sirkuit motor drive.
Jawaban :
TRIAC biasanya terlihat pada aplikasi yang berdaya rendah seperti saklar dimmer.
Dan berikut ini gambar rangkaian dimmer lampu sederhana, lengkap dengan jaringan
resistor – kapasitor (RC) sebagai penggeser fasa yang diperlukan untuk memicu atau
menyulut.
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Solid State Relay dibanding relay yang lain?
(FIRDIANNOER)
Jawaban :
1. Pada solid-state relay tidak teedapat bagian yang bergerak seperti halnya pada
relay. Relay mempunyai sebuah bagian yang bergerak yang disebut kontaktor dan
bagian ini tidak ada pada solid-state relay. Sehingga tidak mungkin terjadi ‘no
contact’ karena kontaktor tertutup debu bahkan karat.
2. Tidak terdapat ‘bounce’, karena tidak terdapat kontaktor yang bergerak paka pada
solid-state relay tidak terjadi peristiwa ‘bounce’ yaitu peristiwa terjadinya pantulan
kontaktor pada saat terjadi perpindahan keadaan. Dengan kata lain dengan tidak
adanya bounce maka tidak terjadi percikan bunga api pada saat kontaktor berubah
keadaan.
3. Proses perpindahan dari kondisi ‘off’ ke kondisi ‘on’ atau sebaliknya sangat cepat
hanya membutuhkan waktu sekitar 10us sehingga solid-state relay dapat dengan
mudah dioperasikan bersama-sama dengan zero-crossing detektor. Dengan kata lain
opersai kerja solid-state relay dapat disinkronkan dengan kondisi zero crossing
detektor.
4. Solid-State relay kebal terhadap getaran dan goncangan. Tidak seperti relay
mekanik biasa yang kontaktornya dapat dengan mudah berubah bila terkena
goncangan/getaran yang cukup kuat pada body relay tersebut
5. Tidak menghasilkan suara ‘klik’, seperti relay pada saat kontaktor berubah
keadaan.
6. Kontaktor output pada solid-state relay secara otomatis ‘latch’ sehingga energi
yang digunakan untuk aktivasi solid-state relay lebih sedikit jika dibandingkan dengan
energi yang digunakan untuk aktivasi sebuah relay. Kondisi ON sebuah solid-state
relay akan di-latc sampai solid-state relay mendapatkan tegangan sangat rendah, yaitu
mendekati nol volt.
8. Masih terdapat couple kapasitansi antara input dan output tetapi sangat kecil
sehingga arus bocor antara input output sangat kecil. Kondisi diperlukan pada
peralatan medical yang memerlukan isolasi yang sangat baik.
2. Tegangan drop. Karena solid-state relay dibangun dari bahan silikon maka
terdapat tegangan jatuh antara tegangan input dan tegangan output. Tegangan jatuh
tersebut kira-kira sebesar 1 volt. Tegangan jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi
daya yang besarnya tergantung dari besarnya arus yang lewat pada solid-state relay
ini.
3. Arus bocor-‘Leakage current’. Pada saat solid-state relay ini dalam keadaan off
atau keadaan open maka dalam kondisi yang idel seharusnya tidak ada arus yang
mengalir melewati solid-state relay tetapi tidak demikian pada komponen yang
sebenarnya. Besarnya arus bocor cukup besar untuk jika dibandingkan arus pada
level TTL yaitu sekitar 10mA rms.
4. Sukar dimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
5. Lebih mudah rusak jika terkena radiasi nuklir.
6. Apa saja alat yang menggunakan PLC? (R. DONNY AMELIA NS)
Jawaban :
Aplikasi PLC ini dapat kita jumpai pada berbagai industri modern, mulai dari lampu
lalu lintas, sistem pembangkitan tenaga, Pengecetan mobil, pengeboran, sampai
industri pengepakan makanan.
Jawaban :
Input relays : elemen ini yang berhubungan dengan dunia luar. Secara fisik
elemen-elemen ini ada dan menerima sinyal input dari switch, sensor dsb
Internal utility relay: elemen ini tidak ada secara fisik dan tidak menerima sinyal
input dari luar. Elemen ini merupakan elemen relay simulasi di dalam PLC dan
memungkinkan PLC mampu menggantikan fungsi dari external relays.
Counter: elemen ini juga tidak ada secara fisik. Elemen ini merupakan counter
simulasi di dalam PLC, namun mampu untuk melakukan fungsi perhitungan suatu
sinyal.
Timer : elemen ini juga tidak ada secara fisik di dalam PLC namun hanya
merupakan timer simulasi dan diprogram agar mampu melakukan perhitungan
pada setiap kenaikan waktu.
Output relays (coils): elemen ini secara fisik ada dan berhubungan dengan dunia
luar. Elemen ini akan mengirimkan sinyal output PLC yang merupakan sinyal
on/off pada solenoid, lampu dsb.
Data storages: umumnya elemen ini merupakan register yang berfungsi untuk
menyimpan data baik data matematik maupun data manipulasi dalam suatu PLC.
ELEKTRONIKA INDUSTRI
SOLID STATE RELAY DAN ARSITEKTUR PLC
Dosen Pembimbing : Saifuddin, S.Si., M.Sc
Di Susun :
O
L
E
H
Kelompok 7:
MUHAMMAD HANAFI SINAGA 170130130
IRAWATI BR NAPITUPULU 170130133
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dari kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah
Mekanika Teknik yang berjudul tentang Truss(Rangka Batang).
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanggan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Mekanika Teknik tentang Truss(Rangka
Batang) agar dapat memberi manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
SOLID STATE RELAY (SSR)
Solid state relay (SSR) adalah sebuah saklar elektronik yang tidak memiliki bagian yang
bergerak. Contohnya foto-coupled SSR, transformer-coupled SSR, dan hybrida SSR. Solid
state relay (SSR) ini dibangun dengan isolator sebuah MOC untuk memisahkan bagian input
dan bagian saklar. Dengan Solid state relay kita dapat menghindari terjadinya percikan api
seperti yang terjadi pada relay konvensional juga dapat menghindari terjadinya sambungan
tidak sempurna karena kontaktor keropos seperti pada relay konvensional.
Opto-coupler SSR's di mana sinyal kontrol diterapkan pada sebuah sumber cahaya
atau inframerah (biasanya, sebuah dioda pemancar cahaya atau LED), dan dari
sumber yang terdeteksi dalam foto - sensitive semi-conductor (misalnya, sebuah dioda
fotosensitif, sebuah foto-sensitif transistor, atau foto-sensitif thyristor). Output dari
foto-perangkat sensitif kemudian digunakan untuk memicu (gerbang) yang TRIAC
atau SCR itu aktifkan arus beban. Jelas, satu-satunya yang signifikan "coupling path"
antara input dan output adalah cahaya atau sinar infra - radiasi merah, dan isolasi
listrik yang sangat baik. “optically coupled” or SSR yang juga disebut sebagai
"optikal yang digabungkan" atau Foto terisolasi.
Dielektrik kekuatan,
Dinilai dalam hal minimum tegangan rusaknya dari rangkaian kontrol baik kepada
SSR kasus dan output (beban) rangkaian. Tipikal rating adalah 1500 volt ac (RMS),
baik untuk kontrol output.
Insulation Resistance
Dari rangkaian kontrol untuk kedua kasus dan output rangkaian. Rentang pemberian
peringkat Khas dari 10 megohms menjadi 100.000 megohms untuk transformator dan
desain hibrida. Untuk optik terisolasi SSR, tipikal kisaran resistensi isolasi dari 1000
megohms sampai 1 juta megohms.
Stray Kapasitansi
Dari rangkaian kontrol untuk kedua kasus dan output rangkaian. Kapasitansi ke kasus
jarang signifikan, tetapi kapasitansi ke rangkaian output mungkin control pasangan ac
dan transien kembali ke kontrol sensitif sirkuit, dan bahkan lebih jauh lagi, ke-sinyal
kontrol sumber. Untungnya, di SSR dirancang dengan baik itu, ini kapasitansi jarang
cukup besar untuk menyebabkan interaksi. Kapasitansi tipikal berkisar dari 1 sampai
10 picofarad. Kecepatan respon dari SSR untuk penerapan kontrol tegangan akan
dijelaskan nanti pada bagian ini.
4. Cara Kerja Solid State Relay (SSR)
a. Mempunyai empat buah terminal, 2 input terminal dan 2 buah output terminal.
b. Tegangan input dapat berupa tegangan AC atau DC.
d. Output menggunakan keluarga thyristor, SCR untuk beban DC dan TRIAC untuk
beban AC.
e. Switching ON, yang sering disebut ‘firing’, solid state relay hanya bisa terjadi pada
saat tegangan yang masuk ke output pada level yang sangat rendah mendekati nol
volt.
1. Pada solid-state relay tidak teedapat bagian yang bergerak seperti halnya pada
relay. Relay mempunyai sebuah bagian yang bergerak yang disebut kontaktor dan
bagian ini tidak ada pada solid-state relay. Sehingga tidak mungkin terjadi ‘no
contact’ karena kontaktor tertutup debu bahkan karat.
2. Tidak terdapat ‘bounce’, karena tidak terdapat kontaktor yang bergerak paka pada
solid-state relay tidak terjadi peristiwa ‘bounce’ yaitu peristiwa terjadinya pantulan
kontaktor pada saat terjadi perpindahan keadaan. Dengan kata lain dengan tidak
adanya bounce maka tidak terjadi percikan bunga api pada saat kontaktor berubah
keadaan.
3. Proses perpindahan dari kondisi ‘off’ ke kondisi ‘on’ atau sebaliknya sangat cepat
hanya membutuhkan waktu sekitar 10us sehingga solid-state relay dapat dengan
mudah dioperasikan bersama-sama dengan zero-crossing detektor. Dengan kata lain
opersai kerja solid-state relay dapat disinkronkan dengan kondisi zero crossing
detektor.
4. Solid-State relay kebal terhadap getaran dan goncangan. Tidak seperti relay
mekanik biasa yang kontaktornya dapat dengan mudah berubah bila terkena
goncangan/getaran yang cukup kuat pada body relay tersebut
5. Tidak menghasilkan suara ‘klik’, seperti relay pada saat kontaktor berubah
keadaan.
6. Kontaktor output pada solid-state relay secara otomatis ‘latch’ sehingga energi
yang digunakan untuk aktivasi solid-state relay lebih sedikit jika dibandingkan dengan
energi yang digunakan untuk aktivasi sebuah relay. Kondisi ON sebuah solid-state
relay akan di-latc sampai solid-state relay mendapatkan tegangan sangat rendah, yaitu
mendekati nol volt.
8. Masih terdapat couple kapasitansi antara input dan output tetapi sangat kecil
sehingga arus bocor antara input output sangat kecil. Kondisi diperlukan pada
peralatan medical yang memerlukan isolasi yang sangat baik.
2. Tegangan drop. Karena solid-state relay dibangun dari bahan silikon maka
terdapat tegangan jatuh antara tegangan input dan tegangan output. Tegangan jatuh
tersebut kira-kira sebesar 1 volt. Tegangan jatuh ini menyebabkan adanya dissipasi
daya yang besarnya tergantung dari besarnya arus yang lewat pada solid-state relay
ini.
3. Arus bocor-‘Leakage current’. Pada saat solid-state relay ini dalam keadaan off
atau keadaan open maka dalam kondisi yang idel seharusnya tidak ada arus yang
mengalir melewati solid-state relay tetapi tidak demikian pada komponen yang
sebenarnya. Besarnya arus bocor cukup besar untuk jika dibandingkan arus pada
level TTL yaitu sekitar 10mA rms.
4. Sukar dimplementasikan pada aplikasi multi fasa.
5. Lebih mudah rusak jika terkena radiasi nuklir.
ARSITEKTUR PLC
Pengertian PLC
PLC merupakan suatu instrument yang digunakan untuk menggantikan rangkaian relay
secara sekuensial untuk mengontrol suatu mesin. PLC dalam operasinya membutuhkan suatu
input –dan tergantung dari keadaannya- akan menghasilkan suatu output dalam bentuk on/off.
Arsitektur PLC
Input relays : elemen ini yang berhubungan dengan dunia luar. Secara fisik elemen-
elemen ini ada dan menerima sinyal input dari switch, sensor dsb
Internal utility relay: elemen ini tidak ada secara fisik dan tidak menerima sinyal
input dari luar. Elemen ini merupakan elemen relay simulasi di dalam PLC dan
memungkinkan
Counter: elemen ini juga tidak ada secara fisik. Elemen ini merupakan counter
simulasi di dalam PLC, namun mampu untuk melakukan fungsi perhitungan suatu
sinyal.
Timer : elemen ini juga tidak ada secara fisik di dalam PLC namun hanya merupakan
timer simulasi dan diprogram agar mampu melakukan perhitungan pada setiap
kenaikan waktu.
Output relays (coils): elemen ini secara fisik ada dan berhubungan dengan dunia luar.
Elemen ini akan mengirimkan sinyal output PLC yang merupakan sinyal on/off pada
solenoid, lampu dsb.
Data storages: umumnya elemen ini merupakan register yang berfungsi untuk
menyimpan data baik data matematik maupun data manipulasi dalam suatu PLC.
Pertama PLC akan memeriksa/mengecek keadaan dari setiap sinyal input yang diterimanya
apakah dalam keadaan status on atau off. Dengan kata lain apakah sensor yang dihubungkan
dengan input pertama dalam keadaan on atau off.
Tahap berikutnya adalah PLC akan melakukan eksekusi program yang telah diterimanya
dalam satu waktu. Misalkan jika input 1 dalam keadaan on, maka output 1 harus juga dalam
keadaan on.
Bagian akhir dari urutan ini adalah PLC akan melakukan up-date terhadap status output.
PLC akan melakukan update output berdasarkan sinyal input yang telah diterimanya dan
eksekusi yang telah dilakukan berdasarkan programnya.