Sesell
Sesell
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan tentang perilaku individu, konsep yang paling banyak
mendapat perhatian dari pakar ilmu organisasional adalah motivasi. Dengan
memandang sekilas berbagai organisasi, maka kita akan dapat melihat bahwa
beberapa orang tertentu bekerja lebih keras daripada yang lain. Seseorang yang
memilki kemampuan istimewa mungkin prestasinya dikalahkan oleh orang lain yang
sesungguhnya kurang berbakat. Mengapa orang-orang menampilkan tingkat usaha
yang berbeda dalam kegiatan yang berbeda. Mengapa orang-orang tertentu nampak
memiliki motivasi yang tinggi sementara yang lain tidak. Pertanyaan-pertanyaan
inilah yang kemudian akan dibahas dalam makalah kami.
1
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2
3
sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-
asumsi tersebut.
Menurut Teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:
- Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin
berusaha untuk menghindarinya
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan
- Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila
mungkin
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait
pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan, Teori Y juga memiliki empat asumsi positif, yaitu:
- Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya
istirahat atau bermain
- Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai
tujuan
- Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung jawab
- Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke
seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi
manajemen
c. Teori Dua Faktor
Teori ini dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Frederick Herzberg.
Dengan keyakinan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik
menentukan keberhasilan atau kegagalan, Herzberg menyelidiki pertanyaan tersebut,
“Apa yang diinginkan individu dari pekerjaan-pekerjaan mereka?” Ia meminta
individu untuk mendeskripsikan, secara mendetail, situasi-situasi dimana mereka
merasa luar biasa baik atau buruk dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Respons-
respons ini kemudian ditabulasi dan dikategorikan.
6
dan berusaha untuk menghargai setiap pekerja. Kemampuan untuk mengenali setiap
pekerja sebagai pribadi yang unik yang termotivasi secara berbeda adalah
keterampilan kepemimpinan. Selain iklim yang diciptakan oleh keyakinan dan sikap
organisasi, pengawas atau unit manajer juga memiliki dampak yang luar biasa pada
motivasi di tingkat unit. Hubungan interpersonal antara karyawan dan pengawas
mereka merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja. Walaupun
manajer tidak dapat secara langsung memotivasi karyawan, mereka dapat
memungkinkan ekspresi bebas dari inovasi dan kreativitas, yang merangsang
motivasi individu (Moloney, 1992).
Moraldo (1990) percaya bahwa tidak ada yang lebih menghambat motivasi
dan produktivitas daripada dengan tidak memungkinkan karyawan untuk melakukan
apa yang mereka siap untuk lakukan. Manajer, oleh karena itu, memiliki kesempatan
untuk memotivasi karyawan dengan menyediakan iklim yang mendorong
pertumbuhan dan produktivitas.
Salah satu motivator yang paling dapat digunakan manajer untuk menciptakan
iklim yang memotivasi, yang sering diabaikan atau kurang dimanfaatkan, adalah
penguatan positif. Tonges, Rothstein (1998) menunjukkan bahwa manajer harus lebih
luas memfasilitasi identifikasi kontribusi individu perawat untuk hasil pasien dan
berpendapat bahwa umpan balik tersebut penting untuk kesejahteraan tempat kerja
staf.
Peters dan Waterman (1982) telah mengidentifikasi pendekatan sederhana
berikut untuk sistem imbalan-umpan balik yang efektif yang menggunakan penguatan
positif:
1. Penguatan positif harus spesifik atau relevan untuk kinerja tertentu. Manajer
harus memuji seorang karyawan untuk suatu tugas atau tujuan spesifik yang
dicapai. Pujian ini seharusnya tidak umum. Misalnya, mengatakan "asuhan
keperawatan Anda adalah baik" memiliki arti dan penghargaan yang kurang
dari "keterampilan komunikasi yang Anda tunjukkan hari ini sebagai advokat
untuk Tuan Jones sangat baik. Saya pikir Anda membuat perbedaan yang
signifikan dalam perawatan ini. "
9
untuk memberhentikan karyawan karena tidak ada manfaat yang dapat diperoleh
baik oleh pegawai maupun perusahaan.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah Keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang
diarahkan kepada pencapaian hasil – hasil atau tujuan tertentu. Kepuasan kerja
merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja.
Aspek – aspek kepuasan kerja meliputi kerja yang secara mental menantang, ganjaran
yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan
kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Ada beberapa teori pada zaman dulu dan
teori kontemporer. Serta ada beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja, yang
terdiri atas: seberapa puas individu dengan pekerjaan mereka, apa yang menyebabkan
kepuasan kerja, serta pengaruh dari karyawan yang tidak puas dan puas di tempat
kerja.
3.2 Saran
Demikian yang dapat dipaparkan mengenai motivasi dan kepuasan kerja,
semoga bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi pembaca dan kami sendiri.
tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya.
11
12
DAFTAR PUSTAKA