Anda di halaman 1dari 12

ISBD, Problematika Peradaban

PROBLEMATIKA PERADABAN PADA KEHIDUPAN MANUSIA

Peradaban adalah sebuah istilahyang digunakan untuk


menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap
halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam
tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritualyang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat
mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan
ini adalah adanya globalisasi.

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban


manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

1. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi


yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan
didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak
globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah
pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan
dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti
hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara
umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap
ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi
liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai
menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang
politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran
serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.

Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya


kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp
mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya
ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat,
kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta
manajemen yang rasional..

Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai


dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial
budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin
lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi,
komputer, satelit, internet, dan sebagainya.

Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan


keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh
dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

Problematika peradaban diIndonesia yang timbul akibat globalisasi


diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang
terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu
pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi
yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan
dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang
berasal dari berbagai belahan bumi.

Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.


Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat
di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak
ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang
merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat
dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian
Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk
merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional
akibat globalisasi.

Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk


peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam
kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini
berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman
perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi
menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan
hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada
berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks
hubungan kemasyarakatan.

Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin


meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif
dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-
senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya
kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan
penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi.
Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah
ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang
biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti
pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari
(kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam
eksistensi bahasa di suatu daerah.

http://yudesmayl.blogspot.co.id/2010/03/isbd-problematika-peradaban.html?m=1

PENDAHULUAN

Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur
kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual,
keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis.
Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan
ini adalah adanya globalisasi.

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baruyang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar.

Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan
teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa
transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang
perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini,
kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin
lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat
bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai
belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering
kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda
di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-
hari (kama lu?, gak tau gua do, dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di
suatu daerah.

http://one.indoskripsi.com/artikel-skripsi-tentang/problematika-peradaban

PEMBAHASAN

I. Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab dan Peradaban Manusia

Muncul dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak besar bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Para ahli pun mengemukakan berbagai teori yang dapat
mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi akibat perkembangan media baru
tersebut.

Teori Uses and Gratification telah mencoba menjelaskan penggunaan media elektronik bagi
komunikasi interpersonal. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk diterapkan pada skala
organisasi, di mana jaringan komputer digunakan sebagai jaringan komunikasi elektronik, yang
kemudian disebut sebagai computer mediated communication. Dalam studi ini disertakan pula
alat-alat baik yang berhubungan langsung maupun tidak berhubungan secara langsung dengan
komputer.

Sebuah hal terpenting yang diperhatikan di sini adalah konsep kehadiran (presence), di mana
sesuatu yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benar/nyata adanya.
Sedangkan social presence di sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh seseorang
melalui isyarat atau tanda-tanda yang ada pada berbagai media komunikasi.

Email dikatakan memiliki tingkat “presensi” yang rendah, karena hanya digunakan untuk bertukat
informasi searah, feedback dari penerima email tidak langsung diberikan saat itu juga atau
sering ditunda. Sedangkan videoconferences dikatakan memiliki tingkat presensi sosial yang
tinggi, karena proses komunikasi berlangsung dua arah, dan kedua komunikator mampu
merasakan kehadiran komunikator yang lain dengan melihat mimik wajah, gesture, notasi suara,
dsb.

(Straubhaar, Joseph & La Rose, Robert: 2004)

Dampak Media Komputer

Selama ini, penyebaran internet telah mengubah perhatian masyarakat terhadap pengaruh
media baru. Salah satunya mengubah persepsi masyarakat tentang media-media baru. Lahirlah
beberapa studi yang meneliti mengenai dampak penggunaan media baru ini, hingga pada
akhirnya disimpulkan beberapa dampak yang dibawa oleh kemajuan teknologi komunikasi.

o Perilaku Antisosial (Antisocial Behavior)

Perkembangan komunikasi bermediakan komputer berjalan seiring dengan tumbuh suburnya


nilai-nilai menyimpang yang dihasilkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Sejauh ini,
para ilmuwan menyimpulkan bahwa kekerasan pada games di komputer memiliki pengaruh yang
sama kuatnya dengan tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi tertentu mengatakan
bahwa video games mempunyai kemampuan lebih kuat untuk mempengaruhi anak-anak jika
dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan kekerasan yang sebenarnya disaksikan oleh
anak-anak.

Selain itu, pornografi yang marak di internet juga ikut meracuni otak anak-anak. Pelakunya
dengan sengaja memberi link dari situs-situs yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak ke situs-
situs yang seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak dibawah umur. Sedangkan pada orang
dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil penyimpangan yang signifikan seperti pada anak-
anak apabila dilihat dari sisi agresivitas dan perilakunya.

o Kecemasan Berlebih Terhadap Komputer (Computer Anxiety)

Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia atau computerphobia, yakni rasa takut, cemas,
khawatir pada saat menggunakan komputer. Biasanya ditunjukkan dengan gejala-gejala mual,
pusing, dan keringat dingin pada saat menggunakan komputer. Si pengguna biasanya merasa
takut untuk menggunakan komputer atau alat-alat canggih lain karena takut salah menekan
tombol, takut terjadi hal-hal yang tidak dinginkan jika salah mengoperasikan suatu alat, dsb.

Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang umumnya tidak memiliki bekal pengetahuan yang
cukup tentang alat tertentu, atau pada orang-orang yang kemampuan perhitungannya kurang
baik.

Orang-orang semacam ini akan menggunakan komputer dengan porsi sesedikit mungkin. Murid
yang jarang memakai komputer di kelas atau pekerja yang menghindari pekerjaan yang
berhubungan dengan komputer mungkin merupakan tanda-tanda dari computerphobia.

Berbeda halnya dengan computerphobia, internet self-efficacy adalah mereka yang sudah
merasa mantap menggunakan teknologi yang ada dan lebih banyak berinteraksi dengan
komputer dalam penyelsaian pekerjaannya.

o Ketagihan (Addicted)

Media komputer memiliki kualitas interaksi yang mampu merespon tiap gerak penggunanya.
Kadang kala, komputer mampu mewujudkan apa yang menjadi harapan penggunanya, namun
kadang tidak, hasilnya pun bervariasi pada tiap pengguna.

Kemampuan ini yang akhirnya menuntut kita untuk “datang lagi” dan merasakan hal yang
berbeda – prinsip ketagihan yang sama seperti pada judi.

Yang menjadi bahan diskusi di antara para orang tua adalah anak-anak mereka yang kecanduan
untuk terus bermain di depan layar komputer tanpa henti. Brenner dalam bukunya mengatakan
bahwa heavy internet user menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada ketagihan, antara
lain kecanduan dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Bahkan yang lebih parah, mereka merelakan
sejumlah uang yang keluar untuk bermain game di komputer atau di internet. Mereka rela
menghabiskan uang untuk gambling, fantasy sport league, dan permainan virtual lainnya.

Menurut seorang psikolog, Sherry Turkle, kekuatan komputer bukan datang dari hal-hal di
luarnya/eksternal layaknya pada obat-obatan, tapi dari apa yang ada pada orang-orang yang
menggunakan, dari apa yang mereka pelajari tentang ketergila-gilaan mereka pada komputer.

Suatu hal yang menarik adalah kemampuan komputer untuk mendorong / memprovokasi
pencerminan diri penggunanya serta memperluas pikiran ke dalam dunia maya yang seakan-
akan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, kebiasaan pengguna komputer
disamakan dengan kemampuan mereka untuk mengontrol dunia di dalam komputer, mereka
merasakan hubungan yang sangat erat dan keterkaitan dengan komputer. Orang-orang ini juga
ingin mengekspresikan diri mereka melalui komputer dan menciptakan gaya sesuai dengan
kepribadian masing-masing.

Tumbuh kembang internet di dunia di dukung oleh beberapa faktor, hal pertama adalah karena
karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan penggunanya.
Selain itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk mencari informasi lewat internet dari
berbagai belahan bumi lebih efisien daripada jika kita mencari informasi lewat media cetak atau
media lainnya. Lewat internet kita bisa mencari data dalam berbagai bentuk, mulai dari sekedar
tulisan, sampai video klip yang bergerak.

Bagaimanapun, perkembangan media informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada, yakni segi
positif dan negatif. Di atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak negatif yang diusung
oleh media baru. Di sisi lain, media baru membuka mata negara-negara berkembang untuk
memandang ekonomi global dari sebuah alat bernama komputer.

Internet juga memiliki peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-
commerce atau e-business. Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi
perdagangan dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja
terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas.

(Mirabito, M.A.M & Morgenstern, B.L: 2004)

II. Kemajuan IPEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia

Dari zaman ke zaman, perubahan yang terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat, apalagi dari
segi Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman dahulu, banyak para
ilmuwan menemukan berbagai hasil percobaannya, dan kemudian diluncurkan lalu dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu kimia, ilmu biologi, juga
ilmu sosial. Semua ilmu itupun masih diterapkan hingga saat ini oleh kita semua.

Tak dapat kita bayangkan apabila para ilmuwan tidak menemukan berbagai penemuan luar
biasa untuk peradaban manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk bertahan hidup, karena
kita akui bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu pengetahuan dunia untuk
menjalankan kehidupan di dunia fana ini.

Namun, di balik semua itu kita patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita rasakan dan manfaatkan
selama kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan
tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan peradaban manusia.

IPTEK di satu sisi sungguh sangat membantu kita selaku manusia dalam mengerjakan berbagai
hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

1. Mengetik laporan kerja dengan komputer

2. Menelepon orang lain dengan handphone

3. Mendengarkan musik dengan mp3 player

4. Mengetahui berita dengan televisi

5. Mengetahui waktu dengan jam


6. Bepergian ke manapun dengan sepeda motor, mobil, dan kendaraan lainnya

7. Mendinginkan ruangan dengan ac

8. Dan masih banyak lagi contohnya

Bahkan saat ini telah diciptakan robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk menggantikan
manusia dalam mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat tertolong dengan adanya
teknologi yang kian lama kian maju.

Namun, di sisi lainnya, kita jadi dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas, bahkan sangat
tergantung oleh teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan sehari-hari kita selaku
manusia. Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk mengerjakan pekerjaannya
dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita bila suatu pekerjaan dapat dilakukan
dan diusahakan sendiri.

Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan intelektual (intelligence) manusia juga berkembang.


Jadi teknologi selalu membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk peradaban manusia.
Tetapi manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan adanya teknologi untuk kehidupannya,
karena manusia memiliki intelektual, sedangkan teknologi tidak memiliki intelektual.

(Prayudi: 2009)

Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada
atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.

Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku
dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah.
Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge.
Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi
teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.

Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya
teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah
pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.

Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar
dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.

Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat
pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie (1983: 14)
ada delapan wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama
teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi,
(4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin
pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.

Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan
yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot
manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah
ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu
menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia.
Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan
dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Namun, pada sisi lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa
pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan
dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan,
sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan
kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek
sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek
diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.

Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu
sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat
manusia.

Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui
dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang
menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass
destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari iptek;
belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.

Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek
sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran
yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup
pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu iptek
tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.

Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari
manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over
confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap
sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap
pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi
industri.

III. Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia

Johan Sussmilch (1762): “Demografi mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlihat pada kelahiran, kematian, dan
pertumbuhannya.”

Achille Guillard (1855): “Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan
dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik, peradaban,
intelektualitas, dan kondisi moral.”

David V. Glass (1953): “Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari
proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.”

UN (1958); IUSSP (1982): “Demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah penduduk yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan
pada segi kuantitatif dari berbagai
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.”

Donald J. Bogue (1973): “Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya
sepanjang perubahan masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.”

Bapak demografi: John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari
catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja-gereja.
John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk.

Demografi (Kependudukan) adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.


Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Problematik demiografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan


ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur
penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat
dicapai.

Contoh kasus, pemerintah RRC melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari satu anak
sejak akhir 1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka pertumbuhan
penduduk sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Implikasi kebijakan ini sangat banyak,
antara lain budaya Cina yang menginginkan anak laki-laki tidak jarang memicu aborsi ketika bayi
dalam kandungan diketahui berkelamin perempuan. Cina berhasil mencegah kelahiran 400 juta
bayi selama 1978-2008, 30 tahun. Namun, bersamaan dengan peningkatan keseejahteraan
Cina, akan sering terjadi beban sepasang suami-isteri adalah empat orang tua yang panjang
umur dan satu anak hasil perkawinan.

Kasus Indonesia, sejak reformasi 1998, intensitas program Keluarga Berencana tampak
menurun. (Coba perhatikan semakin banyak pasangan suami-isteri di sekeliling kita memiliki
lebih dari dua anak antara 1998-2008). Belakangan Kepala BKKBN mengingatkan akan terjadi
ledakan jumlah penduduk dan segala implikasinya di Indonesia jika program KB ditinggalkan.
Kampanye KB pun dimulai lagi, namun belum seintensif di masa Presiden Soeharto.

Sejak tumbangnya Orde Baru, perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh perbedaan
pendapat yang akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa. Dampak dari rasa muak
terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di kalangan awam kerinduan atas
keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman, dan mudah mencari makan.

Konflik yang berkepanjangan tidak perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada memahami
keadaan dan perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara demografis, konflik di
Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan antargenerasi (inter-generational
gap). Struktur penduduk sebenarnya menggambarkan pengalaman anggota masyarakat di
mana setiap orang yang ada di dalamnya telah melalui siklus kehidupan, dari sejak lahir, bayi,
anak, akil balik, dewasa, tua dan akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap orang dengan latar
belakang yang mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk sikap, pandangan dan
perilaku.

Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan
mengurangi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah.
Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan
penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara
dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk
tinggi.

Idealnya, struktur penduduk membentuk urutan generasi yang teratur. Kenyataannya,


keberhasilan usaha menurunkan kelahiran dan kematian selama ini telah membentuk struktur
penduduk Indonesia di mana generasi yang dilahirkan tahun-tahun 1980-an dan 1990-an jatuh
berhimpitan di antara generasi-generasi yang dilahirkan di tahun-tahun sebelumnya.

Generasi 1920-1930

Akibat dari perkembangan status ekonomi dan teknologi kesehatan yang lebih baik
menyebabkan generasi kelompok lanjut usia (generasi 1920-30) masih signifikan dalam struktur
penduduk Indonesia. Keberadaan mereka dalam masyarakat mulai mendorong permintaan pada
sarana dan pelayanan geriatri. Mereka adalah kelompok yang mampu melalui Perang Dunia II
dan depresi ekonomi di tahun 30-an dan perlu diperhitungkan keberadaan mereka. Latar
belakang kehidupan mereka membentuk kepribadian konservatif, dan hemat. Oleh karena
mereka merasa ikut menanamkan dasar kebangsaan di masa remaja, mereka mengharapkan
generasi selanjutnya menjadi kuat, loyal, hemat, dan mempertahankan kekerabatan dalam arti
luas. Penolakan terhadap pandangan generasi ini dianggap sebagai penolakan dari generasi
muda dalam melestarikan tata nilai moral.

Generasi 1940-1950

Generasi ini dilatarbelakangi oleh kehidupan yang serba kurang akibat lemahnya ekonomi
Indonesia. Latar belakang keras dengan suasana perang kemerdekaan dan pemberontakan
membentuk sikap dan kepribadian yang hampir sama dengan generasi sebelumnya yaitu
sederhana dan kerja keras. Mereka mendambakan kehidupan yang aman, nyaman dan damai.
Kecenderungan dari elite generasi ini adalah pekerja keras untuk menghadapi persaingan akibat
dari mobilitas sosial yang dibuka untuk semua warga. Memasuki usia tua, mereka cenderung
membentuk kepribadian yang konservatif.

Generasi 1960-1970

Generasi dewasa muda mengalami masa pertumbuhan di saat kondisi perekonomian Indonesia
mengalami pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cepat. Pengaruh dari keadaan yang penuh
dengan kemudahan menyebabkan terbentuknya kepribadian kurang peka dengan lingkungan
mereka. Secara umum, tata nilai generasi ini bermuara pada diri mereka sendiri sebagai pusat
keberhasilan. Ambisius. Mereka yang kurang peka dengan pentingnya keluarga besar (extended
family). Mereka tidak bersedia kehilangan kenyamanan yang mereka peroleh pada waktu
mereka tumbuh dalam keluarga. Sukses ditandai oleh gaya hidup kosmopolitan. Elite dari
generasi ini menghasilkan sub-kultur yuppies dengan pola pengeluaran boros. Krisis yang
berkepanjangan dapat menumbuhkan perasaan pahit terhadap mereka yang menyebabkannya
kesejahteraan mereka terganggu. Jumlah mereka secara absolut sangat besar dan dapat
membentuk kekuatan politik yang perlu dipertimbangkan. Ketidakpekaan pada kepentingan
mereka dapat mengganggu efektivitas kerja pemimpin di masa mendatang.

Generasi 1980-1990

Anggota yang paling muda dalam masyarakat Indonesia tidak membentuk kesamaan
pandangan. Generasi 1980 tumbuh dalam masa yang terbaik dalam kemakmuran ekonomi.
Pengaruh dari orang tua mereka pada pekerjaan yang semakin kompetitif mendorong
permintaan pada sarana pendidikan yang lebih baik agar mampu bersaing di dalam dan luar
negeri. Sebagai anak muda, mereka penuh dengan idealisme dan aktif. Seperti yang lainnya,
mereka adalah kelompok yang dapat dikatakan radikal daripada generasi yang di atasnya.
Namun, dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan, hal ini dapat mengubah kepribadian yang
liberal menjadi ultra-konservatif di saat mereka memasuki ke usia lanjut usia.

Kesimpulan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang
sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas
manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyatakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam drkadr terakhir ini. Namun manusia
tidak bisa menipu diri sendiri kenyataan bahwa teknologi mendatangkan efek negatif bagi
manusia.

http://veethaadiyani.blog.uns.ac.id/2010/05/04/peradaban-dan-problematika-bagi-kehidupan-
manusia/

Anda mungkin juga menyukai