Oleh:
190910201059
UNIVERSITAS JEMBER
2019/2020
Tugas :
Bagaimana pendapat anda mengenai posisi Rezim Soeharto dalam perspektif tipe system
Jawab :
Rezim Soeharto atau biasa disebut rezim orde baru merupakan rezim pemerintahan yang
dipimpin oleh presiden kedua Indonesia, yang mana disebut orde baru karena rezim ini lahir
menggantikan rezim sebelumnya, yaitu rezim orde lama yang dipimpin oleh Soekarno. Rezim
ini lahir atas terjadinya gejala-gejala politik yang terjadi pada masa itu, seperti peristiwa G30S
Perintah Sebelas Maret (Supersemar) hingga akhirnya menjadi tanda dimulainya rezim Orde
Baru.
Rezim Orba sendiri mulai berkuasa di tahun 1966 hingga kekuasaannya jatuh di tahun
1998. Hal itu sekaligus mengukuhkan rezim Orba sebagai rezim yang paling lama berkuasa di
Dalam praktiknya, selama 32 tahun berkuasa rezim Orba dipenuhi dengan hal-hal yang
sangat kontroversional. Tak jarang masalah yang ada selama rezim tersebut dibumbui oleh
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Karena itu rezim Orba terkadang disebut Otoriter atau
Totaliter.
Mengenai definisi dari rezim Otoriter ataupun rezim Totaliter, banyak ahli yang
berpendapat. Definisi rezim Otoriter yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan
kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu,
semua dikuasai oleh diktator (Budiardjo, Miriam, hal 10). Sementara itu rezim Totaliter
memiliki definisi sebuah sistem politik yang dengan melebihi bentuk-bentuk kenegaraan
segi kehidupan masyarakat (Suseno, Franz Magnis, hal 45). Masing-masing dari rezim
Otoriter dan Totaliter memiliki perbedaan tersendiri. Seperti tertuang dalam ciri-ciri rezim
Rezim Otoriter memiliki sifat mutlak, dalam arti mutlak atas kekuasaan ataupun
keputusannya. Sifat mutlak ini ditunjukkan dengan kekuasaan yang terpusat pada pemimpin
yang berarti dalam konteks Orde Baru kekuasaan itu terpusat kepada presiden Soeharto.
Kekuasaan mutlak presiden ini bisa ditunjukkan dengan kekuatannya untuk membuat atau
otoriter juga identik dengan segala bentuk pengekangan, paksaan,dan ancaman. Hal itu bisa
tercermin dari perilaku rezim seperti memaksa bawahan, ataupun pengawasan yang ketat
kepada rakyat. Sehingga secara langsung nilai-nilai demokrasi sudah jauh ditinggalkan.
Di lain sisi, rezim Totaliter memiliki ciri-ciri yang mirip dengan rezim Otoriter, namun
terdapat beberapa perbedaannya. Dalam rezim Totaliter, peraturan yang dibuat berasal dari
seseorang, bukan dari hukum, serta tidak ada jaminan bagi masyarakat sipil mengenai
kebebasan, seperti berkumpul atau menjadi oposisi. Dengan kata lain, Totaliterisme
Untuk menilai bahwa rezim Orba merupakan rezim Otoriter atau Totaliter, kita perlu
mengambil beberapa contoh kebijakan selama masa Orba lalu menganalisisnya. Salah satu
kebijakannya yang mengakibatkan dia melenggang berkuasa selama 32 tahun lamanya, yaitu
dengan kebijakan licin presiden Soeharto mencampuri urusan legislatif. Di tahun 1993,
tepatnya dalam peristiwa sidang MPR bulan maret, sidang ini sudah dapat dipastikan akan
memberikan jabatan presiden selama 5 tahun yang keenam bagi Soeharto. Hal ini dikarenakan
60 persen anggota yang duduk di MPR merupakan orang-orang pilihan Soeharto. Sementara
40% nya diperebutkan partai-partai pada pemilu. Pembangunan ekonomi yang sangat berat
melimpah bagi para elit. Yaitu para politikus, kerabat keluarga dan orang-orang terdekat
presiden. Sangat berlainan dengan mayoritas rakyat yang hidup dengan mulut terbungkam
karena sudah terbiasa melihat Soeharto dengan kekuatan rezimnya menghancurkan oposisi
atau siapapun yang berani menentangnya. Dengan berkuasanya Soeharto, secara otomatis
keluarga Cendana yang merupakan kerabat terdekat memegang penuh kendali kekuasaan
kedutaan Amerika di Jakarta memperkirakan Suharto sendiri memiliki nilai kekayaan sebesar
$15 miliar yang disimpan di luar negeri, dan itu belum termaksud kekayaan dari keluarga
Cendana.
Dari beberapa studi khasus di atas kita dapat menemukan poin-poin yang nantinya akan
atau totaliter. Dengan melihat beberapa khasus seperti di atas, dapat dihubungkan dengan ciri-
memperpanjang kekuasaannya, juga memperkaya keluarganya. Hal ini tercermin dalam ciri-
ciri pemerintahan otoriter di mana pemimpin mengendalikan kekuasaan secara terpusat. Ciri-
ciri lain yang sesuai adalah ditinggalkankannya nilai-nilai demokrasi, contohnya seperti
pembungkaman media dan pers yang ada pada masa itu. Sehingga dari hubungan-hubungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa rezim Orba adalah rezim yang bersifat Otoriter.