Anda di halaman 1dari 8

Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.

Kraft Kota Takengon

1. LOKASI LONGSOR

Lokasi gerakan tanah /longsor terletak di ruas jalan Kebayakan-Sp. Kraf Kota Takengon,
Desa Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah , Provinsi Aceh terletak pada
KM 9+300 koordinat N 040 38’ 26,3’’, dan E 960 54’ 22,7’’ dan berdasarkan Peta Geologi
Regional Lembar Takengon ruas ini berada di sisi Danau Laut Tawar. Struktur geologi daerah
Takengon sangat di pengaruhi oleh Sistim Sesar Sumatera (Sumatera Fault Sistem) yang berarah
barat laut – tenggara. Hal ini menjadi penyebab utama terbentuknya struktur geologi daerah
Takengon. Secara geologi Danau Lut Tawar dikelilingi oleh batugamping dan batuan
metasedimen, umumnya struktur geologi di sekitar danau berupa karts yang ditandai dengan
gua-gua di sekitar danau, struktur perlipatan dan sesar. Berdasarkan interpretasi peta topografi
dan ditemukannya gejala-gejala geologi, maka dapat disimpulkan terdapatnya 3 gejala geologi
berupa:

1. Struktur Sesar;
2. Struktur Perlipatan;
3. Perlipatan.

Dalam skala besar hanya ditemukan dalam batuan sedimen. Struktur perlipatan daerah
Aceh Tengah umumnya dijumpai berupa sinklin (cekung), sedangkan struktur antiklin
(cembung) dijumpai dibagian timur laut. Arah sumbu lipatannya beraneka ragam umumnya
searah dengan rentangan pulau Sumatera. Peta geologi Lembar Takengon dapat dilihat pada
Gambar 1.1 berikut ini:

1
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

Gambar 1.1. Peta Geologi Lembar Takengon

2
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

2. KONDISI LONGSOR DAN DAMPAKNYA

Longsor yang terjadi berupa longsor single crown sliding atau atau berupa longsor pada
lereng atas dengan material berupa hasil lapukan batu gamping yang bercampur pasir dan
lumpur. Lokasi longsor berada pada zona pelapukan batu gamping terumbu.

Akibat dari longsor tersebut menimbun sebagian badan jalan dan menyebabkan
perkerasan jalan rusak dan adanya rembesan air dari dari bagian atas lereng serta ada bongkah
material longsoran yang menggantung pada lereng atas dengan dimensi ± 3 m. berdasarkan hasil
survei pada tanggal 14 juli 2017, material longsor yang menimbun badan jalan sudah
dibersihkan. Dari hasil pengamatan terdapat retakan pada lereng atas dengan lebar ± 40 m dan
panjang ± 1m, hal ini dapat memicu longsoran berikutnya.

3. KONDISI DAERAH SURVEI

 Morfologi, morfologi terletak di lereng terjal perbukitan dengan kemiringan terjal. Disisi
bawah lereng merupakan danau laut tawar. Lahan pada bagian atas lereng umumnya
berupa pohon dan lahan pertanian / kebun sedangkan pada sisi kiri lereng di bagian
tengah terdapat alur kecil.
 Geologi, Batuan disusun oleh batu gamping, batu gamping berlapis, batu gamping
terumbu dan juga ada lapisan batu berlumpur. Batuan ini sudah mengalami pelapukan
dan terdapat struktur geologi yang sudah mengalami deformasi seperti patahan ( sesar)
dan lipatan ( fold) dan kekar pada daerah ini. Berdasarkan Peta Geologi Lembar
Takengon , daerah longsoran berada pada satuan Formasi Tawar. Batu gamping
terumbu yang mengalami pelapukan diperkirakan berumur paleozoik akhir 300-200 juta
tahun yang lalu.
 Tataguna Lahan, Tataguna lahan pada lereng bagian atas umumnya merupakan kebun
untuk sayur-sayuran dan bambu. Sedangkan tata guna pada lereng bagian bawah
digunakan untuk kolam ikan air tawar.
 Keairan, Terdapat rembesan air pada yang berasal dari bagian atas lereng dan dari sisi
kiri lereng atas ditemukan air alur yang selalu berair pada musim kemarau dan musim
hujan yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengairi kolam ikan air tawar dan

3
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

kondisi drainase yang tidak terawat dan ditumbuhi rumput-rumput. Air tanah yang
memotong lereng akan menimbulkan munculnya mata air pada daerah ini akibat
akumulasi air yang berinfiltrasi ke dalam lereng akan melunakkan tanah atau batuan
pembentuk lereng.

4. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA LONGSOR

Longsor dapat terjadi akibat dari beberapa faktor antara lain

 Sifat fisik batuan penyusun lereng yang mengalami pelapukan tinggi


 Batuan penyusun lereng yang mengalami deformasi
 Air yang meresap ke dalam lereng menyebabkan material halus jenuh air
 Adanya bidang gelincir terletak antara antara breksi batu gamping terumbu dengan
tanah lapukannya
 Kemiringan lereng yang terjal (kondisi geomorfologi yang curam)
 Tataguna lahan yang berupa kebun sayur dibagian atas lereng serta kolam ikan air
tawar di sisi bawah lereng
 Dipicu oleh curah hujan yang tinggi

5. MEKANISME TERJADINYA LONGSORAN

Mekanisme longsoran terjadi setelah turun hujan lebat, air hujan meresap masuk
ke dalam tanah sehingga menyebabkan bobot tanah meningkat. bobot tanah yang
meningkat mengakibatkan massa tanah bergerak melalui bidang gelincir. Pada bagian
atas lereng di bawah makhkota lereng terdapat bongkahan batu yang menggantung
dengan diamater ±3 m. Jenis longsoran merupang single crown sliding

6. PERMASALAHAN

 Terdapat bongkahan batu dengan diameter ±3 m yang masih bergantung pada bagian atas
lereng
 Kemungkinan akan terjadi longsor susulan akibat adanya retakan tanah ada bagian atas
lereng dengan lebar ±3 40 cm dan panjang 1 m sehingga akan membahayakan pengguna
jalan

4
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

 Gorong-gorong dan saluran air disisi kiri lereng tidak terawat an di tumbuhi rumput
sehingga air tidak dapat mengalir dengan cepat dan terindikasi masuk ke lereng

6. REKOMENDASI

 Untuk menghancurkan bongkahan batu yang masih menggantung, metode


blasting/peledakan merupakan pilihan yang tepat
 Perlu dilakukan kajian yang mendetail tentang penggunaan metode blasting agar tidak
menganggu kestabilan lereng pada saat peledakan dilaksanakan.
 Perlu dilakukan perbaikan geometri lereng (resloping) dengan membuat beberapa
undakan ( berundak)
 Dilakukan pendekatan non teknis dan pemahaman kepada masyarakat sekitar lokasi
longsor tentang bahaya yang akan timbul akibat adanya pembuatan kolam ikan air tawar
di sisi bawah lereng
 Dilakukan pemantauan pada pola retakan dibagian atas lereng baik per hari/mingguan
 Masyarakat perlu waspada jika melewati ruas jalan ini
 Perlu perbaikan saluran air dan gorng-gorong di sisi kiri lereng
 Struktur geologi material pembentuk lereng harus dipelajari dan petakan dengan cermat
karena struktur geologi material pembentuk lereng sangat menentukan kestabilan lereng.
Struktur geologi yang dimaksud adalak ketidakmenerusan (discountinuity) seperti
patahan-patahan (faults), lipatan-lipatan (folds) dan kekar-kekar (joints).
 Untuk penanganan yang permanen seperti shortcrete, diperlukan data investigasi tanah
dan batuan yang detail sehingga peletakan konstruksi tepat guna dan tepat sasaran. Dalam
hal ini metode yang cocok adalah shortcrete
Tujuan utama shortcrete atau penyemenan adalah untuk perlindungan lereng dari
infiltrasi hujan yang masuk kedalam tanah. Bahan yang digunakan adalah sama dengan
bahan campuran beton tetapi agregatnya tidak boleh lebih dari 3/8 inci. Hal yang perlu
diperhatikan adalah memasang lubang drainase (pipa-pipa) di dalam shortcrete

5
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

FOTO DOKUMENTASI

Kondisi Ruas Jalan Kebayakan- Sp.Kraft Kondisi Ruas Jalan Kebayakan- Sp.Kraft Pasca
Pasca Bencana Longsor Bencana Longsor

Struktur geologi penyusun lereng yang Adanya bidang ketidakmenerusan pada material
mengalami deformasi pembentuk lereng

6
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

Bongkahan batu yang menggantung di atas Material pembentuk lereng ( batuan ) yang
lereng sudah mengalami pelapukan

Mata air muncul dan mengalir dari tubuh Kondisi gorong-gorong dan saluran air di sisi
lereng dan mengalir kiri lereng ditumbuhi rumput dan tidak terawat.

7
Laporan Survey Longsoran Ruas Jalan Kebayakan-Sp.Kraft Kota Takengon

Anda mungkin juga menyukai