Anda di halaman 1dari 16

PRE PLANNING

KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH


DI RW IV KELURAHAN LUBUK LINTAH KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG

OLEH:
KELOMPOK J’18
Dini Novita Sari, S.Kep
Tuti Angraini ,S.Kep
Mimi Afnita Sari, S.Kep
Silvika Sari, S.Kep
Desy Putri Anggi , S.Kep
Izzaah Farisa, S.Kep
Mistati Novita Sari, S.Kep
Sandra Merza Aranti, S.Kep
Hani Octavia Rahayu S.Kep
Rifka Aulia Rahmi, S.Kep
Rahmi Wulandari, S.Kep

PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
PRE PLANNING
KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH
DI RW IV KELURAHAN LUBUK LINTAH KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG

A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang harus dibuang dari aktivitas manusia. Sampah yang berasal dari pemukiman
terdiri dari sisa – sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, serta bekas
pembungkus (kertas, plastik, daun, dan sebagainya). Apabila tumpukan sampah rumah
tangga dibiarkan begitu saja akan mendatangkan binatang-binatang yang dapat
menjadi vektor penyakit seperti: lalat, kecoa, lipas, kutu, nyamuk dan lain-lain
(Soemarwoto, 2000).
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai
barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu
dimanfaatkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang
mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos,
pupuk ataupun untuk bahan baku industri (Murbandono, 2001). Pengelolaan sampah
dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan
penanganan sampah.

Namun, pengelolaan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah


dengan “kumpul, angkut, buang” ke TPA saja, tetapi harus dilakukan secara
komprehensif dan terpadu. Sehingga sampah dapat memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat.

Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah


diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi
mengabaikan urusan sampahnya dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan.
Dalam upaya mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa
yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat.
Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang dapat
dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan
permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (PerMen PU nomor:
21/PRT/M/2006).

Berdasarkan hasil pengumpulan data kesehatan di RW IV Kelurahan Lubuk


Lintah diperoleh data dari 154 keluarga, mayoritas mengolah sampah dengan cara
dibakar 101 KK (66%), keluarga mengolah sampah keluarga dengan cara
dikumpulkan dan di angkut ke tempat pembuagan samapah sebanyak 40 KK (26%),
di uang ke tanah kosong sebanayk 13 KK (6%).
Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah perlu dilakukan salah satunya
melalui pengetahuan mengenai dampak sampah bagi kesehatan, pengelolaan
sampah dan cara mengatasi dampak pengelolaan sampah yang tidak baik. Sebagai
tindak lanjut dari masalah diatas, mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan
Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas merasa perlu untuk
memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat di RW IV
Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kota Padang.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan tentang pengolahan sampah selama 1 x 30 menit

diharapkan masyarakat mampu memahami tentang cara pengolahan sampah

rumah tangga

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah

tangga di wilayah RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji

diharapkan masyarakat mampu :


a. Mengidentifikasi berbagai macam jenis sampah rumah tangga RW IV

Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji


b. Mengolah sampah rumah tangga yang ada di RW IV Kelurahan Lubuk

Lintah Kecamatan Kuranji


c. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan dari sampah

rumah tangga.
d. Mampu mengolah sampah rumah tangga menjadi hal yang berguna

C. PELAKSAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah tangga di RW IV Kelurahan

Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji


2. Sasaran kegiatan
Seluruh masyarakat di RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
3. Target
a. Ketua RW RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
b. Seluruh Ketua RT di RW RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan

Kuranji
c. Kader Kesehatan di RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
d. Masyarakat di RW RW IV Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media dan alat
a. Laptop
b. Microfon
c. LCD
d. Power Point
6. Waktu dan tempat
Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin/ 16 September 2019
Waktu : 13.00 wib s/d selesai

Tempat : Mesjid AL-Mutathahirin di RW IV Kelurahan Lubuk

Lintah Kecamatan Kuranji

7. Kepanitiaan
Moderator : Desy Putri Anggi, S.Kep
Leader : Pembina Wilayah Puskesmas Ambacang
Fasilitator : Dini Novita Sari, S.Kep
Tuti Angraini ,S.Kep
Mimi Afnita Sari, S.Kep
Izzaah Farisa, S.Kep
Mistati Novita Sari, S.Kep
Sandra Merza Aranti, S.Kep
Rifka Aulia Rahmi, S.Kep
Rahmi Wulandari, S.Kep
Observer : Silvika Sari, S.Kep
Dokumentasi : Hani Octavia Rahayu, S.Kep
8. Pengorganisasian
a. Setting tempat

Layar Proyektor

LCD
M

Keterangan :

: Moderator
M
: Pemateri

: Masyarakat

: Fasilitator

:Observer

b. Susunan acara
No Waktu Kegiatan Pengisi Acara
1 13.00 -13.10 Pembukaan Desy Putri Anggi
2 13.10 -13.15 Perlaksanaan:
- Kata sambutan dari Dermansyah

ketua RW
4 13.15 -13.35 Penyampaian Materi tentang Puskesmas Ambacang

pengolahan sampah rumah

tangga
5 13.35 -13.45 Tanya Jawab Puskesmas Ambacang

Desy Putri Anggi


6 13.45 -13.50 Penutup Dey Putri Anggi

c. Evaluasi
1. Struktur
Persiapan dilaksanakan 1 minggu sebelum kegiatan dan undangan

disebarkan 2 hari sebelum kegiatan.


2. Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 90% dari jumlah

undangan.
3. Hasil
Masyarakat dapat mengetahui tentang pengolahan sampah rumah tangga.
d. Uraian Tugas

1. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan tentang pengelolaan sampah
3. Co Leader
Membantu leader saat presentasi
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
c. Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
a. Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang pengelolaan sampah
b. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
c. Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi

Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan

e. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Seluruh peserta yang di undang menghadiri
acara penyuluhan
b. Tempat, waktu, media dan alat telah
tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai
perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan
c. 90% peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan
3. Evaluasi hasil
Masyarakat memahami tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar
URAIAN MATERI

A. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Dalam upaya menciptakan

lingkungan yang sehat, ada enam indikator utama yaitu sanitasi air bersih,

kepemilikan rumah sehat, penyehatan lingkungan dan jamban keluarga,

penyehatan tempat pembuangan sampah, penyehatan tempat pembuangan

limbah, dan penyehatan tempat-tempat umum. (Notoatmodjo, 2003).


Menurut Hendrik L. Blum (2003), ada 4 faktor utama yang sangat

mempengaruhi status kesehatan individu yaitu keturunan, lingkungan,

perilaku, dan pelayanan kesehatan. Perubahan kesehatan individu ini

tentunya akan menghambat upaya pembangunan kesehatan masyarakat.

B. Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi yang dibuang oleh

pemiliknya atau pemakainya semula (Prihanto, dkk, 2006). Sampah rumah

tangga adalah segala sesuatu baik berupa bahan atau benda yang sudah tidak

mempunyai nilai lagi. Sampah rumah tangga terbagi menjadi dua golongan,
yaitu sampah yang mudah terurai secara alami dan yang tidak mudah terurai

secara alami.

C. Penggolongan sampah

Menurut Prihanto (2006) sampah dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Sampah organik

Sampah yang terdiri dari bahan penyusun hewan dan tumbuhan

digolongkan kedalam sampah organik. Selain hewan dan tumbuhan juga

ada komponen lainnya yaitu sisa makanan ,pembungkus (selain kertas,

karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Sampah

organik bisa didaur ulang dan ada yang tidak bisa didaur ulang.

Contoh sampah organik bisa didaur ulang: kertas, kardus, koran, majalah,

dll

Contoh sampah organik yang tidak bisa didaur ulang: sisa makanan,

daun, sisa sayuran, dll.

2. Sampah non-organik

Sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui digolongkan

kedalam sampah anorganik, seperti mineral, eksplorasi minyak dan

proses industri. Pada umumnya sampah ini tidak dapat diuraikan atau

sulit diuraikan secara alami.

Contoh sampah non-organik bisa didaur ulang: logam (besi, alumunium,

tembaga), botol, bekas botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.


Contoh sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang: plastik yang

tidak bisa didaur ulang, baterai bekas, dll.

Skema. 1. Penggolongan sampah rumah tangga

D. Penanganan sampah rumah tangga

Kehadiran sampah dalam hidup kita merupakan suatu hal yang tidak dapat

dihindarkan karena setiap kegiatan manusia pasti akan menimbulkan sampah.

namun penanganan sampah rumah tangga dapat menguntungkan manusia,

melalui:

1. Didaur ulang/ dijual

Dalam proses daur ulang sampah-sampah yang sekiranya masih dapat

diolah kembali, dipungut dan dikumpulkan menurut jenisnya. Misalnya

kertas, pecahan kaca, botol bekas, logam-logam dan plastik. Dari bahan-
bahan itu dapat diolah menjadi karton, kardus pembungkus, alat-alat

rumah tangga dan lain-lain. Kompos adalah bahan organik yang telak

lapuk, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dadak

padi, batang jagung, dan lain-lain (Murbandono, 2001). Kompos dapat

terjadi dengan sendirinya melalui proses alami, namun proses ini

berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk mempercepat proses

pembusukan (pembentukan kompos) dapat dilakukan dengan rekayasa

manusia. Fungsi kompos antara lain sebagai pupuk penyubur tanah,

penahan air hujan, tempat penyimpanan bahan makanan dan alat untuk

memperbaiki struktur tanah.

2. Kompos

a. Sampah organik akan mengalami perlakuan lebih lanjut untuk dibuat

kompos. Dengan tahap-tahap pembuatan kompos sebagai berikut:

- sampah organik dipotong kecil-kecil untuk meningkatkan luas kontak

sampah dengan biostarter.

- Sampah yang sudah berukuran kecil ditimbun dalam tong sampah

khusus

- Setiap 2-3 hari sekali sampah disemprot dengan biostarter, misalnya

stardect.

- Setelah tong penuh dengan sampah kemudian ditutup. Sebelumnya

sampah

diberi pemberat, agar air dapat keluar dari sampah dan sampah menjadi

padat/kering.
- Satu bulan setelah ditutup, sampah sudah siap dipanen untuk dijadikan

kompos, dengan terlebih dahulu sampah tersebut diayak.

b. Ciri-ciri kompos yang sudah jadi:

- berwarna coklat tua hingga kehitaman

- remah, tidak menggumpal

- tidak larut dalam air

- suhu sama atau mendekati suhu lingkungan

- tidak berbau busuk

3. Makanan ternak

4. Pembuatan biogas

Penanganan sampah yang kurang menguntungkan, melalui:

1. Petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan.

2. Membuang sampah ke sungai/ selokan

3. Ditumpuk atau ditimbun

4. Dibakar

E. Dampak pengelolaan sampah yang tidak baik

Pengelolaan sampah rumah tangga yang kurang memadai (pembuangan

sampah tidak terkontrol) dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia.

Beberapa dampak dari penanganan sampah yang tidak baik, yaitu:

1. Membuang sampah ke sungai/ selokan

Pembuangan sampah‐sampah ke sungai akan menyebabkan pencemaran

terhadap air sungai tersebut. Pembuangan sampah ke sungai akan


mengakibatkan terhambatnya proses air tanah. Sampah‐sampah plastik

yang tidak bisa diuraikan oleh tanah akan mengakibatkan menumpuknya

sampah. Disaat musim hujan tiba, sampah akan meningkatkan tekanan air

dan menyumbat aliran sungai sehingga air meluap kepermukaan dan akan

menyebabkan banjir.

2. Ditumpuk atau ditimbun

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi

perkembangan organisme penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan

lalat (Soemarwoto, 2000). Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya

penyakit infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll melalui

lalat, kecoa, dan meningkatnya penyakit demam berdarah, dll.

3. Dibakar

Pembakaran sampah di pekarangan rumah lebih praktis, tapi dalam

jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan polusi udara. Sehingga

merugikan individu yang bersangkutan seperti gangguan pernafasan

(batuk, asma, TBC), komunitas, dan lingkungan secara keseluruhan.

F. Dampak sampah rumah tangga

1. Bagi kesehatan manusia

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi

perkembangan organisme penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan

lalat (Soemarwoto, 2000). Penularan penyakit dapat terjadi secara

langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui udara, air minum
dan makanan. Menurut Ryadi (2000), berbagai macam penyakit yang

diakibatkan oleh sampah yaitu: diare, kholera, tifus, malaria, scabies,

panu dan disentri.

2. Bagi sosial dan ekonomi

Pembuangan sampah rumah tangga yang sembarangan bisa menyebabkan

bau yang tidak sedap, suasana kumuh, dan kehidupan yang tidak

menyenangkan bagi manusia. Menurut Soemarwoto (2000), sampah

rumah tangga yang tidak tertangani akan mengakibatkan berkurangnya

keindahan lingkungan diikuti dengan bau busuk. Bila lingkungan sudah

sedemikian rupa maka akan mengurangi sumberdaya kehidupan dalam

sektor kepariwisataan.

3. Bagi lingkungan

Kemajuan teknologi mengakibatkan tanah, air dan udara digunakan

secara terus-menerus, sehingga sampah yang ditimbulkan semakin

menumpuk dan pada akhirnya mengganggu keseimbangan lingkungan.

Apabila keseimbangan lingkungan terganggu akan mengakibatkan

bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Apalagi jika sampai dalam taraf

pencemaran atau polusi tanah, air dan udara maka akan sangat

mengganggu kehidupan manusia.

G. Pengelolaan Sampah Dengan 3R

Reduce
Dengan prinsip reduce, maka kita mengurangi pemakaian dari bahan-bahan
yang dapat merusak lingkungan. Caranya adalah anda bisa mengurangi
belanja barang barang yang tidak terlalu perlu seperti baju baru dan juga
aksesoris tambahan. Selain itu anda juga bisa mengurangi penggunaan tissue
dan mengurangi kegiatan penggunaan kertas, selalu cek file dokumen anda
sebelum dicetak menggunakan print preview agar tetap bisa menghemat
penggunaan kertas.

Reuse

Reuse atau memakai kembali barang yang anda dirasa sudah tidak perlu lagi,
salah satunya adalah anda bisa memberikan barang barang tersebut kepada
yatim piatu atau anda bisa memberikan kepada sanak famili keluarga anda
seperti misalnya baju baju bayi yang baru beberapa bulan saja dapat anda
berikan kepada saudara yang misal membutuhkan.

Recycle

Konsep recycle sendiri adalah mendaur ulang sampah anda menjadi suatu
barang baru yang dapat digunakan kembali dan layak fungsi, caranya adalah
anda bisa mendaur ulang sampah organik di rumah anda misalnya
menjadikan botol minuman menjadi wadah pot tanaman atau melakukan
pendaur ulangan kertas menjadi kertas kembali. Daur ulang dengan jumlah
yang besar belum menjadi suatu aktifitas yang biasa dilakukan di Indonesia.
Salah satunya adalah tempat sampah yang dibedakan antara sampah organik
dan sampah non organik masih banyak belum diterapkan maksimal di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, (2006), Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP), Jakarta.di peroleh tanggal 17 Februari 2011 dari
http:// www.scrib.com

Murbandono. (2001). Membuat Kompos. Jakarta: Penebar Swadaya.

Notoatmodjo. (2007). Kesehatan masyarakat; ilmu dan seni. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Prihanto, D. dkk. (2006). Sampah dan Pengelolaannya. Malang: PTPGT-VEDC


Malang.
Ryadi, A.L. (2000). Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Anda.
Soemarwoto, O. (2000). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djembatan

Syafrudin, (2004), Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Kajian Awal


Untuk Kasus Kota Semarang), Makalah pada Diskusi Interaktif: Pengelolaan
Sampah Perkotaan Secara Terpadu, Program Magister Ilmu Lingkungan UNDIP

Anda mungkin juga menyukai