Anda di halaman 1dari 6

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RS UMUM METRO MEDICAL CENTER


NOMOR : 003 / SK - DIR /PAP/XII / 2018
TENTANG
PEMBERIAN PERINTAH DALAM AKTIVITAS ASUHAN PASIEN

RS UMUM METRO MEDICAL CENTER

Menimbang : a. Bahwa asuhan kepada pasien merupakan salah satu hal


penting dalam pelayanan pasien di rumah sakit;
b. Bahwa pemberian perintah merupakan bagian dari aktivitas
asuhan pasien di rumah sakit;
c. Bahwa tenaga kesehatan yang memberikan perintah dalam
asuhan pasien di dalam rekam medis merupakan hal penting
dalam pelayanan pasien;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, dan huruf c, perlu menetapkan kebijakan
tentang Pemberian Perintah Dalam Aktivitas Asuhan Pasien
RS Umum Metro Medical Center dengan Keputusan Direktur
RS Umum Metro Medical Center.

Mengingat : 1. Undang – UndangNomor 39 Tahun 1999 tertanggal 23


September 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 pasal 45
ayat (3) tahun 2008 tertanggal 06 Oktober 2004 tentang
Panduan Pemberian Informasi dalam Rangka Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/ MENKES/Per/XI/2006 tertanggal 28 Nopember
2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269 / MENKES / Per / III / 2008 tertanggal 12 Maret
2008 tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290 / MENKES / Per / III / 2008 tentang tertanggal 26
Maret 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/MENKES/Per/III/2011 tertanggal 03 Maret 2011
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensive;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/ MENKES/Per/VIII/2011 tertanggal 08 Agustus
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
012 tahun 2012 tertanggal 15 Maret 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2013 tertanggal 08 Juli 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56 tahun 2014 tertanggal 18 Agustus 2014 tentang
Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
69 tahun 2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tertanggal 17
Oktober 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/ MENKES/SK/II/2008 tertanggal 06 Februari 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
428/MENKES/SK/XII/2012 tertanggal 07 Desember
2012 tentang Penetapan Lembaga Independen Pelaksana
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur RS Umum Metro Medical Center tentang
pemberian perintah dalam aktivitas asuhan pasien RS Umum
Metro Medical Center
KEDUA : Kebijakan tentang Pemberian Perintah Dalam Aktivitas Asuhan
Pasien RS Umum Metro Medical Center seperti terlampir.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 04 Desember 2018
Direktur RS Umum
Metro Medical Center

dr. Alwi Qatsir


Lampiran : Keputusan Direktur RS Umum
Metro Medical Center
Nomor : 003 / SK - DIR /PAP/XII / 2018
Tanggal : 04 Desember 2018

PEMBERIAN PERINTAH DALAM AKTIVITAS ASUHAN PASIEN


RS UMUM METRO MEDICAL CENTER

1. Pemberian perintah seperti untuk pemeriksaan laboratorium,pemeriksaan


diagnostik imajing, pemberian obat, pelayanan keperawatan, dan terapi nutrisi
merupakan salah satu aktivitas asuhan kepada pasien di rumah sakit.
2. Proses pemberian perintah dilakukan oleh Tenaga di bidang kesehatan yang
kompeten :
 Permintaan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostic imajing,
pemberian obat dilakukan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
atas indikasi klinis / rasional. Pengecualian untuk pelayanan khusus seperti
Unit Gawat Darurat dan Unit Rawat Intensif dalam keadaan gawat darurat
dapat dilakukan oleh Dokter UGD dan atau Dokter Ruangan atas persetujuan
DPJP.
 Pelayanan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara mandiri dan
kolaborasi dengan DPJP.
 Pelayanan terapi nutrisi dapat dilakukan oleh ahli gizi.
3. Pencatatan Pemberian Perintah dalam rekam medis dengan menggunakan
formulir-formulir sebagai berikut :
 Pemberian perintah pemeriksaan laboratorium dicatat dalam Formulir
Permintaan Pemeriksaan Laboratorium dan Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT).
 Pemberian perintah pemeriksaan diagnostic imajing dicatat dalam Formulir
Permintaan Pemeriksaan Radiologi dan Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi.
 Pemberian perintah pemberian obat dicatat dalam Formulir Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi.
 Pemberian perintah pelayanan asuhan keperawatan dicatat dalam Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
 Pemberian perintah pelayanan terapi nutrisi dicatat dalam Formulir Asuhan
Gizi, Formulir Asuhan Gizi Anak, Formulir Permintaan Konseling Gizi dan
Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
 Pemberian perintah lisan atau melalui telepon dicatat dalam Formulir
Catatan Lengkap Perintah Lisan / Melalui Telepon / Pelaporan Hasil
Pemeriksaan Kritis.
4. Pemberian perintah menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan RS
UMUM Metro Medical Center dan tidak boleh menggunakan singkatan yang
dilarang.

Ditetapkan di Lhokseumawe
Pada Tanggal 04 Desember
2018
Direktur RS Umum
Metro Medical Center

dr. Alwi Qatsir

Anda mungkin juga menyukai