Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas


Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di cina
(Menengristek 2000). Di Indonesia , ikan mas mulai dikenal pertama kali di
daerah Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1820, lalu dikembangkan ke
daerah-daerah luar pulau jawa seperti Sumatera yaitu Bukit Tinggi, Sumatra Barat
serta Medan. Awal pengenalan ikan mas di daerah Sulawesi adalah di Tontado
Sulawesi Utara pada tahun 1895. Pulau Bali dan Pulau Flores mulai
membudidayakan ikan mas pada tahun 1931. Penyebaran ikan mas tergolong
cepat dikarenakan cara pembudidayaan serta pemeliharaan ikan ini yang
tetrgolong mudah.

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas


Spesies ikan Mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus cyprinus dari famili
cyprinidae. Klasifikasi ikan Mas yang lengkap menurut Saanin (1984) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

2.1.2 Morfologi Ikan Mas


Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan
sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut
terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian
atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk
geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di
bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral)
bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir
berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras
dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor
berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran
(cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan
mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Ardiwinata 1981).
2.2 Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi
cukup tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih
kehitaman atau kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau
sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang
beriklim tropis dan subtropis. Wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat
hidup baik (Sugiarto 1988). Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Sumantadinata 1981).
Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan
nila albino (Sugiarto 1988).
Secara umum ikan nila adalah ikan yang termasuk ke dalam golongan ikan
air tawar dan memiliki sifat euryhaline karena ikan nila mampu hidup sampai
pada salinitas sebesar 30‰ (Nandlal dan Pickering 2005 dalam Setiyadi dkk.
2015). Selain itu, ikan nila mampu hidup pada kondisi lingkungan yang kurang
mendukung untuk budidaya sehingga mudah dibudidayakan (Popma and Masser
1999 dalam Setiyadi dkk. 2015). Ikan nila merupakan jenis ikan yang relatif tahan
terhadap penyakit selain mampu tumbuh relatif lebih cepat dan cepat berkembang
biak. Keunggulan tersebut adalah potensi ikan nila untuk dikembangkan pada
tambak yang tidak digunakan lagi untuk aktivitas budidaya (idle).
2.2.1 Klasifikasi Ikan Nila
Ada tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah atau nirah,
dan nila albino (Sugiarto 1988 dalam Heti 2013). Menurut Saanin (1984), ikan
nila mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

2.2.2 Morfologi Ikan Nila


Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai ciri-ciri bentuk
tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin)
ditemukan garis lurus (vertikal). Sirip punggung ditemukan garis lurus
memanjang. Ikan nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan tawar dan
mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup
insang yang keras untuk mendukung badannya. Ikan nila memiliki lima buah
sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral
fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat
juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang
hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya
hanya satu buah dengan bentuk bulat (Saanin 1968).

2.3 Korelasi
Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan
hubungan antar dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak
menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi
semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar peubah (Mattjik &
Sumertajaya, 2000).
Korelasi merupakan salah satu teknis analisis pada statistika yang digunakan
untuk mencari antara hubungan dua variabel yang sifatnya kuantitatif. Hubungan
tersebut dapat terjadi ketika adanya hubungan sebab-akibat atau adanya kebetulan.
Dua variabel tersebut dikatakan akan korelasi jika perubahan pada variabel yang
satu akan diikuti perubahan pada variabel lainnya dengan teratur dan arah yang
sama (korelasi positif) atau dengan berlawanan arah (korelasi negatif) (Ali 2007).
Kedua variabel diatas dapat dibedakan menjadi variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang perubahannya
cenderung diluar Kendal. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang
dapat berubah karena adanya akibar dari perubahan variabel independen
(Budiyono 2009).

2.4 Regresi
Regresi merupakan suatu studi yang melibatkan ketergantungan satu
variabel (variabel tak terikat) dengan satu variabel lebih. Hasil dari analisis regresi
ialah suatu persamaan dimana persamaan matematika lalu persamaan tersebut
digunakan sebagai prediksi, karena selalu disebut sebagai prediksi maka nilanya
tidak selalu tepat dengan nilai aslinya. Semakin kecil tingkat penyimpanan `antar
prediksi dengan nilai aslinya, maka semakin tepat persamaan regresi yang
dibentuknya (Nawari 2010).
Analisi regresi dibagi menjadi dua kelompok yaitu analisi regresi sederhana
(tunggal) dan analisis regresi ganda. Regresi sederhana berguna untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
sedangkan regresi berganda digunakan untuk hubungan dua atau lebih variabel
bebas misalnya antara X1 dan X2 dengan satu variabel terikat (Y). Persamaan
regresi merupakan suatu persamaan matematika yang mengartikan hubungan
antara dua variabel yaitu hubungan antara satu variabel atau juga beberapa
variabel yang nilainya sudah ada dam diketahui dengan satu variabel yang
nilainya belum diketahui. Variabel nilai ini akan mempengaruhi variabel lainnya
yang disbut dengan variabel bebas (X) sedangkan variabel ni,ai yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya ialah variabel tergantung (Y) (Nawari 2010).
2.5 Organoleptik
Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma,
rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan (Nasiru, 2014: 9).
Pengujian organoleptik merupakan cara menilai dengan panca indera, hal ini
untuk mengetahui perubahan maupun penyimpangan pada produk (Kartika dkk,
1988: 63). Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai mutu suatu makanan.
Dalam penilaian organoleptik memerlukan panel, baik perorangan maupun
kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat benda dari kesan subjektif. Orang
yang menjadi anggota panel dinamakan panelis. Terdapat beberapa macam panel,
seperti;
(1) panel pencicip perorangan,
(2) panel pencicip terbatas,
(3) panel terlatih,
(4) panel tidak terlatih,
(5) panel agak terlatih,
(6) panel konsumen
Organoleptik merupakan pengujian berdasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan artinya suatu proses fisio psikologis, yaitu kesadaran pengenalan alat
indra terhadap sifat benda karena adanya rangsangan terhadap alat indra dari
benda itu. Kesadaran kesan dan sikap kepada rangsangan adalah reaksi dari
psikologis atau reaksi subjektif. Disebut penilaian subjektif karena hasil penilaian
ditentukan oleh pelaku yang melakukan penilaian (Agusman, 2013: 3).
Jenis penilaian yang lain adalah penilaian instrumental atau pengukuran
objektif. Pengukuran objektif sangat ditentukan oleh kondisi objek suatu benda
yang akan diukur. Begitu pula penilaian dilakukan dengan memberi rangsangan,
maupun benda rangsang pada alat indra. Penilaian ini disebut penilaian subjektif,
penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Benda yang diukur berdasarkan
reaksi fisiologis kesadaran seseorang terhadap rangsangan, maka disebut dengan
penilaian sensorik. Rangsangan yang dirasakan oleh pengindraan bisa bersifat
mekanis seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti; panas, dingin,
sinar, dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau, dan rasa (Agusman,
2013: 3-4).
Organ pengindraan yang berperan adalah hidung, lidah, mata dalam
menentukan keadaan benda yang dinilai. Jenis kesannya adalah spesifik seperti:
rasa manis, pahit, asin dengan intensitas kesan kuat lemahnya suatu rangsang.
Lama kesan adalah bagaimana suatu rangsang menimbulkan kesan mudah atau
tidak mudahnya hilang setelah dilakukannya pengindraan. Rasa manis memiliki
kesan lebih rendah setelah dibandingkan dengan rasa pahit sesudahnya (Agusman,
2013: 4).
DAFTAR PUSTAKA

Agusman, A. 2013.Pengujian Organoleptik Teknologi Pangan. Semarang:


Universitas Muhamadiyah Semarang
Ali Sambas.2007. Analisis korelasi,regresi dan lajur dalam penelitian. Bandung.
Pustaka Setia.
Ardiwinata, R.O. 1981. Pemeliharaan Ikan Mas. Bandung : Penerbit Sumur
Bandung.
Kartika, K., Bambang, P., H, Hastuti dan Supartono. 1988. Pedoman Uji Indrawi
Bahan Pangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Menegristek. 2000. Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas. Kemal
Prihatman (Ed.).
Nandlal, S. and Pickering. 2005. Freshwater Prawns Macrobranchium rosebergii
farming in Pacific Island Countries. Volume One. Hatchery operation.
Noumea. New Caledonia: Secretariat of the Pacific Community.
Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 18. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Nasiru, N. 2014.Teknologi Pangan Teori Praktis dan Aplikasi.Yogyakarta : Graha


Ilmu

Popma, TJ dan Lovshin, LL. 1996. World prospect for commercial production of
tilapia. Research and Development Series No. 41. International Center for
Aquaculture and Aquatic Environmens. Departement of Fisheries and Allied
Aquacultures Auburn University. Alabama.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. PT Bina Cipta.
Bandung.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta.
Sugiarto. 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. CV.Simplex. Jakarta.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia.
Sastra Hudaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cara Mematikan
    Cara Mematikan
    Dokumen2 halaman
    Cara Mematikan
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Ikan Kembung
    Ikan Kembung
    Dokumen6 halaman
    Ikan Kembung
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • 2 PDF
    2 PDF
    Dokumen1 halaman
    2 PDF
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen2 halaman
    Dapus
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen4 halaman
    Dapus
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Praktikum
    Format Laporan Praktikum
    Dokumen25 halaman
    Format Laporan Praktikum
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat