KAJIAN PUSTAKA
2.3 Korelasi
Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan
hubungan antar dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak
menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi
semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar peubah (Mattjik &
Sumertajaya, 2000).
Korelasi merupakan salah satu teknis analisis pada statistika yang digunakan
untuk mencari antara hubungan dua variabel yang sifatnya kuantitatif. Hubungan
tersebut dapat terjadi ketika adanya hubungan sebab-akibat atau adanya kebetulan.
Dua variabel tersebut dikatakan akan korelasi jika perubahan pada variabel yang
satu akan diikuti perubahan pada variabel lainnya dengan teratur dan arah yang
sama (korelasi positif) atau dengan berlawanan arah (korelasi negatif) (Ali 2007).
Kedua variabel diatas dapat dibedakan menjadi variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang perubahannya
cenderung diluar Kendal. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang
dapat berubah karena adanya akibar dari perubahan variabel independen
(Budiyono 2009).
2.4 Regresi
Regresi merupakan suatu studi yang melibatkan ketergantungan satu
variabel (variabel tak terikat) dengan satu variabel lebih. Hasil dari analisis regresi
ialah suatu persamaan dimana persamaan matematika lalu persamaan tersebut
digunakan sebagai prediksi, karena selalu disebut sebagai prediksi maka nilanya
tidak selalu tepat dengan nilai aslinya. Semakin kecil tingkat penyimpanan `antar
prediksi dengan nilai aslinya, maka semakin tepat persamaan regresi yang
dibentuknya (Nawari 2010).
Analisi regresi dibagi menjadi dua kelompok yaitu analisi regresi sederhana
(tunggal) dan analisis regresi ganda. Regresi sederhana berguna untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
sedangkan regresi berganda digunakan untuk hubungan dua atau lebih variabel
bebas misalnya antara X1 dan X2 dengan satu variabel terikat (Y). Persamaan
regresi merupakan suatu persamaan matematika yang mengartikan hubungan
antara dua variabel yaitu hubungan antara satu variabel atau juga beberapa
variabel yang nilainya sudah ada dam diketahui dengan satu variabel yang
nilainya belum diketahui. Variabel nilai ini akan mempengaruhi variabel lainnya
yang disbut dengan variabel bebas (X) sedangkan variabel ni,ai yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya ialah variabel tergantung (Y) (Nawari 2010).
2.5 Organoleptik
Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma,
rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan (Nasiru, 2014: 9).
Pengujian organoleptik merupakan cara menilai dengan panca indera, hal ini
untuk mengetahui perubahan maupun penyimpangan pada produk (Kartika dkk,
1988: 63). Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai mutu suatu makanan.
Dalam penilaian organoleptik memerlukan panel, baik perorangan maupun
kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat benda dari kesan subjektif. Orang
yang menjadi anggota panel dinamakan panelis. Terdapat beberapa macam panel,
seperti;
(1) panel pencicip perorangan,
(2) panel pencicip terbatas,
(3) panel terlatih,
(4) panel tidak terlatih,
(5) panel agak terlatih,
(6) panel konsumen
Organoleptik merupakan pengujian berdasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan artinya suatu proses fisio psikologis, yaitu kesadaran pengenalan alat
indra terhadap sifat benda karena adanya rangsangan terhadap alat indra dari
benda itu. Kesadaran kesan dan sikap kepada rangsangan adalah reaksi dari
psikologis atau reaksi subjektif. Disebut penilaian subjektif karena hasil penilaian
ditentukan oleh pelaku yang melakukan penilaian (Agusman, 2013: 3).
Jenis penilaian yang lain adalah penilaian instrumental atau pengukuran
objektif. Pengukuran objektif sangat ditentukan oleh kondisi objek suatu benda
yang akan diukur. Begitu pula penilaian dilakukan dengan memberi rangsangan,
maupun benda rangsang pada alat indra. Penilaian ini disebut penilaian subjektif,
penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Benda yang diukur berdasarkan
reaksi fisiologis kesadaran seseorang terhadap rangsangan, maka disebut dengan
penilaian sensorik. Rangsangan yang dirasakan oleh pengindraan bisa bersifat
mekanis seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti; panas, dingin,
sinar, dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau, dan rasa (Agusman,
2013: 3-4).
Organ pengindraan yang berperan adalah hidung, lidah, mata dalam
menentukan keadaan benda yang dinilai. Jenis kesannya adalah spesifik seperti:
rasa manis, pahit, asin dengan intensitas kesan kuat lemahnya suatu rangsang.
Lama kesan adalah bagaimana suatu rangsang menimbulkan kesan mudah atau
tidak mudahnya hilang setelah dilakukannya pengindraan. Rasa manis memiliki
kesan lebih rendah setelah dibandingkan dengan rasa pahit sesudahnya (Agusman,
2013: 4).
DAFTAR PUSTAKA
Popma, TJ dan Lovshin, LL. 1996. World prospect for commercial production of
tilapia. Research and Development Series No. 41. International Center for
Aquaculture and Aquatic Environmens. Departement of Fisheries and Allied
Aquacultures Auburn University. Alabama.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. PT Bina Cipta.
Bandung.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta.
Sugiarto. 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. CV.Simplex. Jakarta.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia.
Sastra Hudaya. Jakarta.