Disusun Oleh :
Merisa Dwi Utomo
G3A016244
I. Definisi
yang disebabkan oleh salmonella thypi dengan gejala demam yang lebih dari
(Simanjuntak, C. H, 2009)
II. Etiologi
terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. (Sudoyo,
2009).
III. Patofisiologi
makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL
dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus
pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati
dan limfe.
Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak
difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga
roseola pada kulit dan lidah hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama
ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sbb:
1. Demam
Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu
turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada
minggu ke-2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya
berangsur-angsur normal.
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor
(coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa
3. Gangguan kesadaran
samnolen.
V. Pemeriksaan Penunjang
Mulut
HCL (lambung)
kuman mengeluarkan
endotoksin
Bakteiema primer
Malababsorbsi
Hipertermi Endotoksin
nutrien
merusak hepar
diare SGOT/SGPT
bedrest
intoleransi
aktifitas
reinterkasi usus
Komplikasi
Intestinal Ekstraintestinal
VII. Komplikasi
- perdarahan usus - Pneumonia
- Revolusi - Meningitis
Dapat terjadi pada:
- Peritonitis - kolesistitis
- Neuropsikiatrik
1. Usus halus
tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut yang hebat,
2. Diluar anus
bronkopneumonia.
IX. Penatalaksanaan
5. Obat Kloramfenikol
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran compos mentis dan tampak lemah
2. Kepala dan leher
Konjungtiva anemis, mataa cowong, muka pucat/bibir kering,
lidah kotor dan putih.
3. Dada dan abdomen
Di daerah abdomen ditemukan nyeri tekan
4. Sistem integument
Turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
5. Sistem eliminasi
Ny.M mengatakan tidak bisa BAB, dan BAK berwarna kuning
pekat kecoklatan dan keluarnya sedikitt- sedikit.
i. Pemeriksaan Penunjang
Untuk melakukan diagnosis penyakit typhus abdominalis,
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup
pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut ;
pemeriksaan hasil nilai rujukan satuan
-Hematologi
hemoglobin 12,8 12,5-15,5 g/dl
lekosit 9600 4000-10000 mm3
hematokrit 39 35-47 %
trombosit 199000 150000-400000 mm3
-Serologi (Widal)
widal type O = 1/60 positif negatif
Widal type O = negatif negatif
1/320 negatif negatif
widal type O = 1/640 positif negatif
widal type H = 1/160 positif negatif
widal type H = 1/320 negatif negatif
widal type H = 1/640
2. Diagnosa Keperawatan
Dari analisa data yang diperoleh maka diagnosa keperawatan yang
muncul pada kasus demam typhus yaitu sebagai berikut :
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
b. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, karena
pasien tidak nafsu makan
X. Fokus Intervensi
EVALUASI
No Hari/tgl catatan perkembanganCatatan perkembangan
No
Dx
1. Rabu, S: Ny.M mengatakan badanya sudah tidak demam lagi
29/3/17 O : hasil pemeriksaan TTV Ny.M adalah
11.30 TD :108/69 N : 76 S : 36,8
Pasien masih tampak lemas
A :masalah demam teratasi, suhu tubuh dalam batas normal
P :hentikan intervensi
2 Rabu, S :klien Ny/ M mengatakan sudah makan habis setengah dan minum 3 gelas,
29/3/17 BAB 1x dan BAK 2x
12.00 O:
Klien masih tampak lemas, nafsu makan masih menurun
A : masalah belum teratasi, perhatikan diit pasien
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.
Jakarta:Interna Publishing.
Haryono, Rudi.2012.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta
: gosyen Publishing.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
Keperawatan Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Nanda. 2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014.
Jakarta : EGC
Soedarmo, S.S.P., Garna, H., Hadinegoro, S.R.S., Satari, H.I.,2010, Buku Ajar
Infeksi & Pediatri Tropis, Edisi Kedua, IDAI, Jakarta.