Anda di halaman 1dari 4

Kasus : Resiko Cidera cervikal

Ketika Ny. L sedang jogging di jalan sekitar rumahnya daerah Burno


sejenak ia berhenti untuk meneguk air yang sedang di pegangnya. Tiba tiba ia
merasakan gerakan goncangan pada tanah yang di injaknya, air yang di
pegangnya seketika itupun tumpah. Ny L tak dapat mempertahankan
keseimbangan tubuhnya karena ia lari dengan kondisi goncangan, tanpa sadar
ketika ia lari ia terpeleset dan bagian leher terbentur pada bebatuan yang
menyebabkan kesadaran Ny.L menurun.

Tanda gejala :

- Odem pada daerah leher


- Lebam pada wajah
- Suara nafas snoring
- Nadi lemah
- RR 35x/menit

Triage :

Diketahui RR 35 x/ menit maka diberikan pita merah

Tim Evakuasi :

1. Cek respon
2. Airway : Ada suara snoring, membebaskan jalan nafas dengan teknik
jaw trush, dan pasang orofaringeal tube bila ada.
3. Breathing : cek menggunakan 3M (Melihat, Mendengarkan dan
Merasakan) pergerakan dada lemah, suara nafas lemah dan hembusan
nafas terasa
4. Cek komplikasi :
- Dicurigai adanya trauma kepala yang ditandai dengan adanya lebam
pada leher dan lebam pada daerah wajah
- Pemasangan neck cholar
- Pasang head stabilizier, short spine board dan long spine board jika di
curigai ada cidera
- Memindahkan ny.L ke rs lapangan mengguankan long spine boart
dengan cara log roll
- Melaporkan kasus pasien kepada tim rs lapangan
( pasienn terdapat jejas di leher kemungkinan px resiko cidera cervival,
tindakan yang sudah dikerjakan mobilisasi cervical dan spine board dan
membebaskan jalan nafas dengan Jaw trush, dengan kondisi RR 35 Nadi
72x/ menit

Tim Rs lapangan :

Primary Survey :

Cek kesadaran. Pasien tidak merespon ketika d guncangkan bahunya.

A: Cek jlan nafas.

B : Cek pernafasan. Pasien tidak bernafas (apnea), lalu cek nadi ( standart CPR
)

C (Compression) :
Melakukan cek kesadaran pasien,cek nadi karotis pasien, di dapatkan
nadi karotis tidak ada, maka melakukan RJP. Setelah dilakukan RJP 30
kompresi : 2 ventilasi sebanyak 5 siklus maka cek kembali nadi karotis, jika
nadi karotis telah ada maka cek pernafasan dengan melakukan 3 M ( Melihat,
Mendengardan Merasakan) jika pernafasan lemah lakukan Jaw Thrus, bila
perlu orofaringeal dipasangkan orofaringeal. Kemudian dilakukan resque
breathing sebanyak 10 kali permenit kemudian dicek kembali pernafasannya
dengan 3 M ( melihat, Mendengardan Merasakan) jika nafas telah ada dengan
hasil melihat pergerakan dinding dada, RR : 22 x/ menit, mendengar
hembusan nafas serta merasakan hembusan nafas ada, jika perlu pemasangan
oksigen. Di berikan oksigen 7-9 lpm menggunakan simple mask
Bb : 54 kg
RR : 22 x/menit
Oksigenasi : (54 kg x (6-8ml)) x 22 = 7-9 lpm

C (Circulation) :

 Cek nadi karotis didapatkan nadi teraba


 Kemungkinan terjadi syok hemoragik
Tanda syok hemoragik:
 Kelemahan
 Nadi lemah
 Hilang kesadaran
 Kulit pucat
 Untuk mengatasi perdarahan dilakukan pemasangan infus NS.

D:

 P : Berespon ketika kuku ditekan


 Pupil mengecil ketika terkena penlight
 Dengan resiko cedera kepala kurangi resiko jatuh/ berubahnya posisi
kepala dan leher
E : buka baju untuk melihat semua lokasi yang cedera

Melaporkan pada tim ambulance untuk melakukan rujukan pada rumah sakit
type A/B

Anda mungkin juga menyukai