Tanda gejala :
Triage :
Tim Evakuasi :
1. Cek respon
2. Airway : Ada suara snoring, membebaskan jalan nafas dengan teknik
jaw trush, dan pasang orofaringeal tube bila ada.
3. Breathing : cek menggunakan 3M (Melihat, Mendengarkan dan
Merasakan) pergerakan dada lemah, suara nafas lemah dan hembusan
nafas terasa
4. Cek komplikasi :
- Dicurigai adanya trauma kepala yang ditandai dengan adanya lebam
pada leher dan lebam pada daerah wajah
- Pemasangan neck cholar
- Pasang head stabilizier, short spine board dan long spine board jika di
curigai ada cidera
- Memindahkan ny.L ke rs lapangan mengguankan long spine boart
dengan cara log roll
- Melaporkan kasus pasien kepada tim rs lapangan
( pasienn terdapat jejas di leher kemungkinan px resiko cidera cervival,
tindakan yang sudah dikerjakan mobilisasi cervical dan spine board dan
membebaskan jalan nafas dengan Jaw trush, dengan kondisi RR 35 Nadi
72x/ menit
Tim Rs lapangan :
Primary Survey :
B : Cek pernafasan. Pasien tidak bernafas (apnea), lalu cek nadi ( standart CPR
)
C (Compression) :
Melakukan cek kesadaran pasien,cek nadi karotis pasien, di dapatkan
nadi karotis tidak ada, maka melakukan RJP. Setelah dilakukan RJP 30
kompresi : 2 ventilasi sebanyak 5 siklus maka cek kembali nadi karotis, jika
nadi karotis telah ada maka cek pernafasan dengan melakukan 3 M ( Melihat,
Mendengardan Merasakan) jika pernafasan lemah lakukan Jaw Thrus, bila
perlu orofaringeal dipasangkan orofaringeal. Kemudian dilakukan resque
breathing sebanyak 10 kali permenit kemudian dicek kembali pernafasannya
dengan 3 M ( melihat, Mendengardan Merasakan) jika nafas telah ada dengan
hasil melihat pergerakan dinding dada, RR : 22 x/ menit, mendengar
hembusan nafas serta merasakan hembusan nafas ada, jika perlu pemasangan
oksigen. Di berikan oksigen 7-9 lpm menggunakan simple mask
Bb : 54 kg
RR : 22 x/menit
Oksigenasi : (54 kg x (6-8ml)) x 22 = 7-9 lpm
C (Circulation) :
D:
Melaporkan pada tim ambulance untuk melakukan rujukan pada rumah sakit
type A/B