Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“HIPERTENSI, CUCI TANGAN 6 LANGKAH, ETIKA BATUK, CARA


MEMAKAI DAN MELEPAS MASKER”

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Keperawatan Medikal Bedah (Ruang Melati)
yang dibina oleh Ibu Indriana Noor Istiqomah, S. Kep. Ners., M. Kep.

oleh :
Kelompok 3

1. Arip Sugiyarta 10. Mareta Suminar Cahyani


2. Mohamad Irfan 11. Muira Hasanah
3. Bhisma P. 12. Muntiyatul Choiro Safitri
4. Dwi Yuni Lestari 13. Nita Eka Hartanti
5. Eka Putri Khoirunisa 14. Nur Holifah
6. Fauzah Istiqomalia 15. Risca Diva Arishandy
7. Ike Tri Puspita Sari 16. Shinta Dewi Okky Erwina S.
8. Indana Zulfa Amalia 17. Yanuar Horisotul Rukmana
9. Ismi Eka Febrianti

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER


KAMPUS 3 LUMAJANG
Jalan Brigjend Katamso, Lumajang 67312 Telepon/Fax (0334)882262, 885920
Mei 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK : Hipertensi, Cuci Tangan 6 Langkah, Etika Batuk, Cara
Memakai dan Melepas Masker
HARI/TANGGAL : Jumat, 18 Mei 2018
WAKTU : 1 x 60 menit
TEMPAT : Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
SASARAN : Keluarga Pasien di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto
Lumajang

A. ANALISIS SITUASI
1. Audien
a. Jumlah ±40 orang.
b. Pendidikan tidak sekolah, SD, SMP, SMA.
c. Bisa membaca dan menulis.
2. Penyuluh
Mampu mengkomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi, cuci
tangan 6 langkah, etika batuk, cara memakai dan melepas masker dengan
metode dan media yang sesuai.
3. Ruangan
a. Cukup luas, mampu menampung jumlah audien.
b. Penerangan dan ventilasi kondusif.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan audien memahami tentang
hipertensi, cuci tangan 6 langkah, etika batuk, cara memakai dan melepas
masker.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan audien dapat:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi.
b. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
c. Menyebutkan cara pencegahan hipertensi.
d. Menyebutkan cara pengobatan hipertensi.
e. Mempraktikkan cara cuci tangan 6 langkah.
f. Mempraktikkan etika batuk yang benar.
g. Mempraktikkan cara memakai dan melepas masker yang benar.

C. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Waktu
Kegiatan Penyuluh Peserta
Pembukaan 1. Salam Memperhatikan Ceramah 10 menit
pembukaan dan menjawab
2. Perkenalan diri salam
3. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
4. Apersepsi
tentang
hipertensi, cuci
tangan 6 langkah,
etika batuk, cara
memakai dan
melepas masker
5. Kontrak waktu
Penyajian Penyampaian materi: Mendengarkan, Ceramah, 40 menit
1. Menjelaskan memperhatikan praktik, dan
pengertian dan microsoft
hipertensi mempraktikkan. power
2. Menyebutkan point
dan menjelaskan
tanda dan gejala
hipertensi.
3. Menjelaskan cara
pencegahan
hipertensi.
4. Menjelaskan cara
pengobatan
hipertensi
5. Menjelaskan dan
mempraktikkan
cara cuci tangan
6 langkah.
6. Menjelaskan dan
mempraktikkan
etika batuk yang
benar.
7. Menjelaskan dan
mempraktikkan
cara memakai
dan melepas
masker yang
benar.
Penutup 1. Memberi Bertanya, Ceramah, 10 menit
kesempatan menjawab, dan praktik, dan
audien untuk praktik. tanya jawab
bertanya
2. Memberikan
pertanyaan dan
meminta audien
untuk
mempraktikkan
cara cuci tangan
6 langkah, etika
batuk, cara
memakai dan
melepas masker
3. Menyimpulkan
isi materi
penyuluhan
4. Salam penutup

D. MATERI

1. HIPERTENSI
a. Pengertian Hipertensi
World Health Organzation (WHO) dan The International Society Of
Hypertension (ISH) menetapkan bahwa hipertensi merupakan kondisi ketika
tekanan darah (TD) sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Berdasarkan faktor penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1) Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer.
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun faktor risiko yang
diduga kuat adalah karena beberapa faktor berikut ini (Riyadi, 2011) :
a) Keluarga dengan riwayat hipertensi
b) Pemasukan sodium berlebih
c) Konsumsi kalori berlebih
d) Kurangnya aktivitas fisik
e) Pemasukkan alkohol berlebih
f) Rendahnya pemasukkan potasium
g) Lingkungan
Selain faktor-faktor di atas ada pula faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya (Ardiansyah, 2012) :
a) Genetik
b) Jenis kelamin
c) Diet tinggi garam atau kandungan lemak
d) Berat badan atau obesitas
e) Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan merokok
2) Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal.
Penyebab dari hipertensi jenis ini secara spesifik seperti; penyakit ginjal
(glomerulonefritis akut, sindrom nefrotik, pyelonefritis, kimmelt stiel-wilson),
hipertensi vaskuler renal (hipertensi ini disebabkan oleh adanya lesi pada arteri
renalis), hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (Riyadi, 2011).
Klasifikasi stadium hipertensi menurut Sjaipoelloh Noer (2001), terdiri dari:
1) Stadium I (ringan): Tekanan sistolik antara 140-159 mmHg, tekanan diastolik
antara 90-99 mmHg.
2) Stadium II (sedang): Tekanan sistolik antara 160-179 mmHg, tekanan
diastolik antara 100-109 mmHg.
3) Stadium III (berat): Tekanan sistolik antara 180-209 mmHg, tekanan diastolik
antara 110-119 mmHg.
4) Stadium IV (sangat berat): Tekanan sistolik lebih atau sama dengan 210
mmHg, tekanan diastolik lebih atau sama dengan 120 mmHg.
b. Tanda dan Gejala Hipertensi
Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus
hipertensi berat, gejala yang mungkin dialami klien antara lain adalah (Riyadi,
2011) :
1) Sakit kepala
2) Pendarahan hidung
3) Vertigo
4) Mual muntah
5) Perubahan penglihatan
6) Kesemutan pada kaki dan tangan
7) Sesak napas
8) Kejang atau koma
9) Nyeri dada
c. Pencegahan Hipertensi
Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam hal pencegahan hipertensi ini adalah
dengan:
1. Mengurangi dalam hal mengkonsumsi garam. Bila kita menginginkan
terhindar dari ini alangkah baiknya kita sedari awal mengkonsumsi garam,
karena konsumsi garam yang berlebihan akan meningkatkan faktor resiko
hipertensi itu sendiri.
2. Melakukan rutinitas dalam berolahraga. Olahraga ini efektif sekali dalam
hal mencegah berbagi macam penyakit, termasuk penyakit hipertensi ini.
Olahraga akan meningkatkan kesehatan dan juga daya tahan tubuh. Bila
telah menderita penyakit hipertensi maka olahraga yang disarankan adalah
olahraga yang ringan selama 30 menit dan seminggu paling tidak 3 kali.
Olahraga ringan seperti halnya bersepeda dan juga berjalan kaki.
3. Rajin dalam mengkonsumsi makanan dan juga buah-buahan yang kaya
akan serat seperti halnya melon, tomat dan juga sayuran hijau.
4. Menghindari dari konsumsi alkohol.
5. Mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan juga menghindari
kegemukan atau obesitas.
6. Tidak merokok dan bagi para perokok maka pencegahan hipertensi ini
dengan menghentikan merokok itu sendiri.
7. Menghindari dan mengendalikan diabetes bila mempunyai penyakit DM
tersebut.

d. Pengobatan Hipertensi
1) Farmakologi
Pengobatan hipertensi meliputi beberapa langkah yang terdiri dari :
a) Langkah Pertama : pemberian obat pilihan pertama yang digunakan
dalam pengobatan hipertensi ini adalah menggunakan diuretika, beta
blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
b) Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu
dengan dosis obat pertama dinaikkan, diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama dan yang selanjutnya ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa
obat diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator.
c) Langkah Ketiga : Alternatif yang bisa ditempuh yaitu dengan obat ke-2
diganti dan ditambah obat ke-3 jenis lain.
d) Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan
ke-4, mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan
untuk mempertahankan terapi.
Selanjutnya dalam rangka mempertahankan terapi jangka panjang dari
pengobatan hipertensi itu sendiri memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik
antara pasien dan petugas kesehatan (dokter, perawat) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.
Karena kesembuhan penyakit hipertensi memerlukan kerjasama dari pasien
dalam hal rutin meminum obat dan tahu mengenai cara dan dosis pemberian obat
hipertensi itu sendiri. Maka peran perawat dalam hal ini juga penting dalam
menjalin interaksi dengan pasien melalui pendidikan kesehatan.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Setiap kali pasien kontrol, pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan
darahnya.
b) Diskusikan dengan pasien bahwa penyakit hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas.
c) Pasien tidak boleh menghentikan obat tanpa di diskusikan lebih dahulu
dengan petugas kesehatan.
d) Bicarakan dengan pasien tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya.
e) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x
sehari atau 2 x sehari tanpa merubah dosis dan aturan pakainya.
f) Untuk pasien yang kurang patuh dalam menjalani terapi, usahakan
kunjungan dan kontrolnya lebih sering.
g) Mengikutsertakan keluarga pasien dalam hal menjalani proses terapi ini.
h) Pada pasien tertentu mungkin akan lebih menguntungkan bila pasien atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah. Tentunya harus
memiliki alat ukur sendiri dan cara mengukurnya. Sekarang ini alat digital
pengukur tekanan darah banyak ditemukan dan dijumpai di apotik atau
pun toko alat-alat kesehatan.
2) Non Farmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni
dengan cara (Ardiansyah, 2012) :
a) Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
b) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar
kolesterol darah tinggi.
c) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gr natrium atau 6 gr
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium dan kalium yang cukup).
d) Mengurangi konsumsi alkohol.
e) Berhenti merokok.
f) Olahraga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang.
g) Menghindari ketegangan
h) Istirahat cukup
i) Hidup tenang
3) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
a) Kontrol teratur
b) Minum obat teratur
c) Diet hipertensi (diet rendah garam dan lemak)
Tujuan Diet :
 Membantu menurunkan tekanan darah
 Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh
 Mencegah komplikasi hipertensi
Syarat Diet :
 Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang
 Jenis dan komposisi yang seimbang
 Konsumsi garam dapur <5g/hari (1 sendok teh)
 Membatasi konsumsi lemak jenuh
 Meningkatkan konsumsi makanan sumber kalium, kalsium, dan magnesium
Bahan Makanan Dianjurkan Dihindari
Sumber karbohidrat Beras merah, roti, Biskuit, kue-kue yang
gandum, jagung, ubi, diolah dengan margarine
kentang, singkong atau soda kue
Sumber protein hewani Daging tanpa lemak, Ikan asin, telur asin,
ayam tanpa kulit, hati, bakso, sosis, abon,
ikan, susu rendah lemak kornet, sarden, keju
(bahan makanan yang
diawetkan dengan garam)
Sumber protein nabati Tahu, tempe, kacang- Selai kacang
kacangan
Sayuran Sayuran segar Sayuran yang diawetkan
dengan garam
Buah-buahan Pisang, alpukat, pepaya, Buah yang diawetkan
anggur, apel, jambu dengan
garam
Sumber lemak Minyak, santan encer Margarine, santan kental
Lain-lain Kecap, tauco, saos,
bumbu
instan, keripik, petis,
minuman bersoda, soda
kue

4) Pengobatan Tradisional untuk Hipertensi:


a) Mentimun
b) Belimbing
c) Daun Seledri

Cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah:


 ½ kg buah mentimun dicuci bersih
 Dikupas kulitnya kemudian diparut
 Saring airnya menggunakan penyaring/ kain bersih
 Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
2. CUCI TANGAN 6 LANGKAH
a. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-
jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan
untuk menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
(Djannah, 2013).
Cuci tangan adalah suatu proses yang dilakukan secara mekanik untuk
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan
air. (RI, 2014).
b. Jenis Cuci Tangan
1) Handwash adalah cuci tangan yang menggunakan sabun dengan air mengalir.
Apabila tangan tampak kotor dan terkontaminasi cairan tubuh pasien, maka
wajib membersihkan tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dan
waktu yang diperlukan antara 40-60 detik.
2) Handrub adalah cuci tangan yang menggunakan cairan berbasis alkohol tanpa
menggunakan air. Apabila tangan tidak tampak kotor, maka bisa melakukan
cuci tangan menggunakan handrub yang berbasis alkohol dengan
khlorheksidin 2%, waktu yang diperlukan adalah 20-30 detik. 5 kali cuci
tangan menggunakan handrub, sebaiknya diselingi 1 kali handwash.
Pemakaian handrub hanya ditujukan untuk kondisi darurat dimana fasilitas
cuci tangan seperti wastafel sulit dijangkau.
c. Tujuan Cuci Tangan (Unicef (2011)
1) Menjaga Kebersihan diri
2) Mencegah infeksi silang
3) Sebagai pelindung diri

d. Manfaat Cuci Tangan (Unicef, 2011)


1) Tangan jadi bersih dan bebas kuman
2) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus,
cacingan, penyakit kulit, influenza, flu burung.
e. Cara Cuci Tangan 6 Langkah
Handwash
Langkah-langkah untuk membersihkan tangan dengan menggunakan air dan
sabun adalah sebagai berikut:
1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir, ambil sabun dan tuangkan pada
telapak tangan, kemudian gosok kedua telapak tangan
2) Gosok kedua punggung tangan
3) Gosok sela-sela jari
4) Gosok jari-jari dengan gerakan saling mengunci
5) Gosok ibu jari dengan gerakan memutar
6) Gosok ujung jari dengan gerakan memutar, bilas dengan air mengalir, dan
keringkan dengan handuk atau tisu sekali pakai
Handrub
Langkah-langkah untuk cuci tangan handrub adalah sebagai berikut:
1) Tuang cairan handrub pada telapak tangan, usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4) Gosok jari-jari dengan gerakan saling mengunci.
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan dengan
gerakan memutar.
f. Waktu Untuk Cuci Tangan
Menurut WHO (2009), pelaksanaan cuci tangan dilakukan pada:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan prosedur aseptik
3) Setelah terpapar dengan cairan tubuh
4) Setelah menyentuh pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan pasien
Waktu mencuci tangan menurut Unicef (2011):
1) Sesudah buang air
2) Setelah menceboki bayi atau anak.
3) Sebelum makan dan menyuapi anak
4) Setelah memegang hewan.
5) Setelah bermain di tanah, lumpur atau tempat kotor.
6) Setelah bersin/batuk.
3. ETIKA BATUK
a. Pengertian Etika Batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan
tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju bagian dalam sehingga bakteri
tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
b. Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut
dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain
disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara
pernafasan disebut “air borne disease”.
c. Kebiasaan Batuk yang Salah
a) Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum
b) Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin
c) Membuang ludah batuk disembarang tempat
d) Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat
e) Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
d. Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal yang diperlukan, antara lain:
a) Tissue
b) Lengan baju bagian dalam
c) Masker
d) Air dan sabun
e) Pencuci tangan berbasis alcohol/ antis/ handrub
Langkah-langkah etika batuk dengan baik dan benar
1) Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tissue
2) Bisa juga menutup hidung dan mulut dengan menggunakan lengan baju dalam
3) Untuk selanjutnya gunakan masker
4) Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah
5) Cuci tangan dengan menggunakan air atau pencuci tangan berbasis alkohol
4. CARA MEMAKAI DAN MELEPAS MASKER
a. Cara Memakai Masker
1) Cuci tangan sebelum mengambil masker dari tempatnya.
2) Pasang masker dan pastikan masker terpasang dengan benar. Strip logam
masker menutupi batang hidung dan pastikan hidung, mulut, dan dagu
tertutup dengan masker.
3) Ikat tali masker secara silang, yaitu tali bagian bawah ke arah atas dan tali
bagian atas ke arah bawah.
4) Tekuk / tekan bagian logam daerah hidung sesuai dengan hidung pemakai
(untuk mencegah udara napas lewat samping hidung).
5) Pastikan masker terpasang secara tepat (tidak longgar) dan nyaman bagi
pengguna.
6) Masker yang sudah lembab harus diganti.
b. Cara Melepas Masker
1) Ingat untuk selalu melepas sarung tangan lebih dahulu (jika memakai dan
lakukan cuci tangan untuk menghindari kontaminasi dari tangan ke
wajah).
2) Lepaskan tali bagian bawah yang melingkar ke atas terlebih dahulu,
selanjutnya lepaskan tali bagian atas.
3) Lepaskan masker, lipat masker dari dalam (tanpa menyentuh bagian depan
masker), gulung tali mengelilingi masker.
4) Buang pada tempat sampah infeksius.
5) Cuci tangan.

E. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN


1. Miscrosoft Power Point
2. Leaflet

F. METODE PENYULUHAN
1. Metode penyuluhan langsung (ceramah, praktik, dan tanya jawab)
2. Pendekatan massal
3. Metode kombinasi (melihat dan mendengarkan)
G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Risca Diva Arishandy
2. Penyaji :
a. Nita Eka Hartanti
b. Muntiyatul Choiro Safitri
3. Peraga
a. Bhisma P.
b. Mohamad Irfan
c. Arip Sugiyarta
4. Observer
a. Yanuar Horisotul Rukmana
b. Muira Hasanah
c. Indana Zulfa Amalia
d. Shinta Dewi Okky Erwina S.

5. Fasilitator
a. Nur Holifah
b. Mareta Suminar Cahyani
c. Eka Putri Khoirunisa
d. Fauzah Istiqomalia
e. Ike Tri Puspita Sari
6. Dokumentasi:
a. Dwi Yuni Lestari
b. Ismi Eka Febrianti

H. EVALUASI
1. Berapa hasil pengukuran tekanan darah yang bisa dikategorikan
hipertensi?
2. Apa saja tanda dan gejala hipertensi?
3. Sebutkan beberapa makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
bagi penderita hipertensi!
4. Minta audien mempraktikkan cara cuci tangan 6 langkah.
5. Minta audien mempraktikkan cara batuk/ etika batuk yang benar.
6. Minta audien mempraktikkan cara memakai dan melepas masker yang
benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: DIVA


Press.

Choir, A., 2017. About Us: SPO Cara Memakai dan Melepas Masker. [Online]
RSIA As-Syifa Karawaci Available at: https://www.scribd.com/document/
357828361/6-Spo-Cara-Memakai-Dan-Melepas-Masker-Bedah-Ok
[Accessed 14 Mei 2018].

Djannah, F. A. (2013). Efektivitas mencuci tangan menggunakan cairan


pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer) terhadap jumlah angka
kuman. Kesmas, 75.

Mahfud, W.M., 2017. About Us: SPO Penggunaan Masker. [Online] RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit 2 Available at: https://www.scribd.com/
doc/153530636/SPO-Penggunaan-Masker [Accessed 14 Mei 2018].
RI, K. K. (2014). Perilaku mencuci tangan pakai sabun di indonesia. kesehatan, 4.

Riyadi, S. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Unicef, K. R. (2011). 10 Pesan hidup sehat dalam kegawat daruratan . jakarta .

WHO. (2009). Hand Hygiene. Why, how, 22.

LEMBAR EVALUASI

Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Hipertensi, Cuci Tangan 6 Langkah, Etika


Batuk, Cara Memakai dan Melepas Masker pada Tanggal 18 Mei 2018 di Ruang
Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang:
1. Evaluasi untuk penyaji:
Penyaji mampu menyampaikan materi penyuluhan dengan baik dan jelas,
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audien.
2. Evaluasi untuk audien:
a. Audien mampu menerima materi dari penyaji dengan baik.
b. Audien memperhatikan dengan seksama saat penyaji menyampaikan
materi, dan audien mengikuti kegiatan penyuluhan mulai dari awal sampai
selesai.
c. Pada sesi pertanyaan audien banyak yang bertanya, audien sangat aktif
dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
d. Audien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji dan audien
mampu mempraktikkan cuci tangan 6 langkah.

DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Gambar 1. Pembukaan Kegiatan Penyuluhan oleh Moderator


Gambar 2. Penyampaian Materi Penyuluhan oleh Penyaji Pertama

Gambar 3. Penyampaian Materi Penyuluhan oleh Penyaji Kedua


Gambar 4. Peraga Mempraktikkan Cuci Tangan 6 Langkah

Gambar 5. Peraga Mempraktikkan Etika Batuk yang Benar


Gambar 6. Peraga Mempraktikkan Cara Memakai dan
Melepas Masker yang Benar

Gambar 7. Audien Menjawab Pertanyaan dari Penyaji


Gambar 8. Audien Mempraktikkan Cuci Tangan 6 Langkah

Gambar 9. Pembimbing Klinik Menyampaikan Materi Tambahan


Gambar 10. Foto Bersama Audien

Gambar 11. Foto Bersama Pembimbing Klinik dan Perawat di Ruang Melati
APAKAH PENTING

CUCI TANGAN ?
KAPAN SAJA HARUS
MENCUCI TANGAN?

CUCI TANGAN a.Menjaga Kebersihan diri

b.Mencegah infeksi silang Sesudah buang air


Setelah menceboki bayi atau
c.Sebagai pelindung diri
anak.
Sebelum makan dan
menyuapi anak
Setelah memegang hewan.
Setelah bermain di tanah,
lumpur atau tempat kotor.
Setelah bersin/batuk
Tangan jadi bersih dan bebas
Oleh:
kuman
Kelompok 3 Mencegah penularan
penyakit seperti Diare,
Kolera, Disentri,Thypus,

D3 Keperawatan Universitas Jember Kecacingan, penyakit kulit,

Kampus Lumajang Influenza, Flu Burung

2018
Langkah Cuci Tangan dengan Menggunakan Cairan
Antiseptik (Handrub)
dengan
a) Tuang cairan handrub pada telapak tangan, usap dan gosok kedua telapak tangan
Sabun dan Air Mengalir secara lembut dengan arah memutar.
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
a) Basahi kedua tangan dengan d) Gosok jari-jari dengan gerakan saling mengunci.
air mengalir, ambil sabun e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
dan tuangkan pada telapak f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan dengan gerakan
tangan, kemudian gosok memutar.
kedua telapak tangan
b) Gosok kedua punggung
tangan
c) Gosok sela-sela jari
d) Gosok jari-jari dengan
gerakan saling mengunci
e) Gosok ibu jari dengan
gerakan memutar
f) Gosok ujung jari dengan
gerakan memutar, bilas
dengan air mengalir, dan
keringkan dengan handuk
atau tisu sekali pakai.
HIPERTENSI Hipertensi merupakan kondisi

ketika tekanan darah (TD) sistolik

lebih besar dari 140 mmHg dan


Sudahkah Anda tekanan darah diastolik lebih besar
Mengukur Tekanan dari 90 mmHg.
Darah??
PENCEGAHAN HIPERTENSI
FAKTOR PENYEBAB HIPERTENSI

Keluarga dengan riwayat Mengurangi


hipertensi Konsumsi
Garam
Kurangnya aktivitas fisik
Lingkungan
Diet tinggi garam atau
Oleh: kandungan lemak
Berat badan atau obesitas Rutin
Kelompok 3 TANDA & GEJALA HIPERTENSI Berolahraga
Gaya hidup mengkonsumsi
Sakit
alkohol kepala
dan merokok
Pendarahan hidung
Vertigo Rajin Makan
D3 Keperawatan Universitas
Mual muntah Buah &
Jember Perubahan penglihatan
Sayur
Kesemutan pada kaki
Kampus Lumajang
dan tangan
2018 Sesak napas
Kejang atau koma
Apa itu HIPERTENSI??? Nyeri dada
Menghindari
Kegemukan
Sumber Beras merah, Biskuit, kue-kue
karbohidrat roti, gandum, yang diolah
jagung, ubi, dengan margarine
kentang, singkong atau soda kue

Sumber protein Daging tanpa Ikan asin, telur Mentimun


hewani lemak, ayam asin, bakso, sosis,
tanpa kulit, hati, abon, kornet,
ikan, susu rendah sarden, keju
Tidak Merokok
lemak (bahan makanan
yang
diawetkan dengan
garam)
Belimbing
Sumber protein Tahu, tempe, Selai kacang
nabati kacang-kacangan

Sayuran Sayuran segar Sayuran yang


diawetkan dengan Daun Seledri
garam
Buah-buahan Pisang, alpukat, Buah yang
pepaya, anggur, diawetkan dengan Cara membuat obat tradisional seperti jus
apel, jambu garam
mentimun adalah:
Menghindari
Sumber lemak Minyak, santan Margarine,
mengkonsumsi ½ kg buah mentimun dicuci bersih
encer santan kental
alkohol Lain-lain Kecap, tauco, Dikupas kulitnya kemudian diparut
saos, bumbu Saring airnya menggunakan penyaring/ kain
PENGATURAN DIET hipertensi instan, keripik,
petis, minuman
bersih
Bahan Dianjurkan Dihindari bersoda, soda Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali
Makanan kue minum pagi dan sore hari
PENGOBATAN TRADISIONAL UNTUK
HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai