Anda di halaman 1dari 13

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN DENGAN HIPERTENSI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai dan
termasuk problema kesehatan yang perlu segera ditanggulangi sebelum terjadi
komplikasi dan akibat jelek lainnya. Definisi yang tepat bagi hypertensi masih
merupakan persoalan, sebagai pegangan, WHO telah membuat kriteria bahwa
seseorang dianggap hypertensi bila tekanan darah 160/95 mmhg atau lebih.
Sedangkan tekanan kurang 140/90 mmhg adalah normatif.
Pembagian hypertensi :
1. Mild Hypertension : Tekanan diastole 90 – 110 mmhg.
2. Moderate hypertension : Tekanan diastole 110 – 130 mmhg.
3. Severe hypertension : Tekanan diastole lebih dari 130 mmhg.
WHO (1983) telah sependapat dan menganjurkan tindakan pencegahan primer
terhadap hypertensi ini, karena kira-kira setengah dari penderita ini tidak
menyadari akan penyakitnya karena tidak ada keluhan sama sekali.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi primer (esensial), penyebab hipertensi tidak diketahui (90-95%)
b. Hipertensi sekunder, disebabkan oleh :
1) Gangguan ginjal (2-6% dari seluruh pasien hipertensi)
- Renal parenchymal disease : penyakit glomeruler, penyakit tubule-
interstitial kronik, penyakit polikstik, uropati obstruktif.
- Renovasculer disease : renal artery stenosis (RAS) karena
atherosclerosis dan diplasia fibromuskuler, arthritis, kompresi a.
renalis oleh factor ekstrensik.
- Lain-lain : tumor yang menghasilkan rennin, retensi Na ginjal (liddle’s
syndrome)
2) Gangguan endokrin :
- Kelainan adeno-kortikal: aldosteronisme primer, hyperplasia adrenal
congenital, syndrome Chusing.
- Adrenal –medulary tumors: phaeochromocytoma.
- Thyroid disease: hipertiroid, hipotiroid.
- Hyperparathyroidism : hipercalsemia
- Akromegali
- Carcinoid tumors
3) Exogenous medications and drugs
Kontrasepsi oral, simpatometik, glukokortikoid, mineralikortikoid,
OAINS, cyclosporine, erithropoitin, MAO inhibitor dll.
4) Kehamilan : pre eklamsia dan eklamsia
5) Co –arctation of aorta
6) Gangguan neurologi:
Sleep apnea, peningkatan tekanan intracranial (tumor otak), gangguan
afektik, spinal cord injury (guillain-bare syndrome), disregulasi
Baroreflex.
7) Factor psikososial
8) Intravascular volume overload
9) Hipertensi sistolik:
- Hilangnya elastisitas aorta dan pembuluh darah besar.
- Hyperdimamic cardiac output: hipertiroid, insufisiensi,aorta, anemia,
fistula arterovenous, beri-beri, penyaki paget tulang.
c. Factor resiko cardivaskuler

d. Factor resiko mayor:


- Merokok
- Obesitas (IMT ≥ 30 kg/m2)
- Inaktivitas fisik
- Dislipidema
- Diabetes mellitus
- Mikroalbumenuria atau perkiraan GFR < 60ml/mnt
- Umur (lebih dari 55 th untuk laki-laki, 65 th pada wanita)
- Riwayat keluarga dengan penyakit cardiovascular yang premature (laki-
laki kurang dari 55 th, atau wanita kurang dari 65th).

3. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan
tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal.
Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan
perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot
polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama
maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah
arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan
adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung
tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat
diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.

4. Manifestasi klinis
- Tekanan darah sistole diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg.
- Pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis, licin atau bisa hemorragi
(pada pemeriksaaan opthalmoskop)
- Sakit kepala, nause, vomitus pada pagi hari
- Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung
- Oedema perifer jika terdapat pada gagal jantung kanan
- Pasien mengeluh palpitasi
- Pasien menjadi pelupa dan lekas marah
- Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem sirkulasi

5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laborat
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
- Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. UP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.

6. Penatalaksanaan
ALGORITME PENGOBATAN HIPERTENSI

MODIFIKASI GAYA HIDUP

Tidak mencapai target tekanan darah (<140/90 mmHg) (<130/80 mmHg untuk
penderita diabetes atau penyakit ginjal kronik)
PILIHAN OBAT AWAL

Tanda indikasi yang memaksa Dengan indikasi yang memaksa


(Withaout Compelling Indication) (With Compelling Indication)
Hipertensi Stage 1 Hipertensi Stage 2
Obat-obat untuk indikasi
(TDS 140-159 atau (TDS160 atau yang memaksa
TDD 90-99 mmHg TDD100mmHg (Compelling
Diuretik jenis kombinasi 2 obat untuk Indications)
Thiazide untuk sebagian besar
sebagian besar kasus(umumnya Obat antihipertensi lain
kasus dapat diuretika jenia Thiazide sesuai kebutuhan
dipertimbangkan ACEI atau (diuretik ACEI atau
ACEI,ARB,βB,CC ARB,βB,CCB).
B atau kombinasi
TIDAK MENCAPAI TARGET TEKANAN

Optimalkan dosis atau berikan tambahan obat sampai target tekanan darah
 Penatalaksanaan
tercapai. Non Farmakologis
Pertimbangkan konsultasi dengan ahli hipertensi.

a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
c. Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulakn intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
d. Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

II. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Keluhan ( data Subyektif dan Obyektif)
Data Subjektif :
 Klien mengeluh nyeri kepala
 Klien mengeluh rasa berat dan tegang di daerah tekuk
 Klien mengatakan susah tidur
 Klien mengatakan badan terasa lemas dan lelah.
Data Objektif :
 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
 Keadaan umum klien tampak lemah
 Terpasang cairan intra vena sesuai instruksi dokter.
2. Pemeriksaan fisik
a. Sistem Pernapasan (Breathing - B1):
Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung
b. System Kardiovaskuler (Blood- B2):
peningkatan frekuensi jantung takikardi.
c. System Persarafan ( Brain - B3):
Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem sirkulasi
Kesadaran biasanya composmentis, disertai dengan adanya sakit kepala
d. System Perkemihan (Bladder-B4):
Terjadi peningkatan frekuensi berkemih
e. System Pencernaan ( Bowell-B5):
Nafsu makan menurun, disertai dengan adanya mual bahkan sampai
muntah, perut kembung dan bersendawa.
f. System Muskuloskeletal/Integumen ( Bone and Integumen-B6):
Dapat terjadi kelemahan atau keletihanyang disebabkan kurangnya
masukan nutirsi

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul (berdasarkan prioritas


masalah)
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

3) Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan


peningkatan tekanan vaskuler serebral.

4) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d masukan berlebih sekunder


dengan kebutuhan metabolik.
1. Perencanaan

Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi rasionalisasi
Keperawatan
1 Resiko tinggi terhadap Tujuan: 1. Pantau TD, ukur pada kedua 1. Perbandingan dari tekanan memberikan
penurunan curah Tidak terjadi penurunan curah tangan/paha untuk evaluasi awal. gambaran yang lebih lengkap tentang
jantung berhubungan jantung selama 3 hari perawatan Gunakan ukuran manset yang tepat keterlibatan/bidang masalah vaskuler
dengan peningkatan Kriteria Hasil : dan teknik yang akurat
afterload, 1. Mempertahankan TD dalam 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan 2. Denyutan koratis, juguralis, radialis, dan
vasokonstriksi, iskemia rentang individu yang dapat sentral dan perifer femoralis mungkin teramati/terpalpasi, denyutan
miokard, hipertropi diterima. pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan
ventricular. 2. Memperlihatkan irama dan efek dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan
frekwensi jantung stabil kongesti vena.
dalam rentangnormal pasien. 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi 3. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat
napas karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan
volume/tekanan atrium). Perkrmbangan S3
menunjukkan hipertrofi ventrikel dan kerusakan
fungsi. Adanya krakles, dapat mengindikasikan
kongesti paru sekunder terhadap terjadinya/
gagal jantung kronik
4. Amati warna kulit, kelembapan, 4. Adanya pucat, dan dingin, kulit lembab dan masa
suhu, dan masa pengisian kapiler pengisiankapiler lambat mungkin berkaitan
dengan vasokontriksi/ mencerminkan
dekompensasi/ penurunan curah jantung
5. Catat edema umum/tertentu 5. Dapat dengindikasikan gagal jantung, kerusakan
ginjal/ vaskuler
6. Berikan lingkungan yang tenang, 6. Membantu untuk menurunkan ranhsangan
nyaman, kurangi aktivitas/keributan. simpatis, meningkatkan relaksasi
7. Pertahankan pembatasan aktivitas, 7. Menurunkan stres dan ketegangan yang
seperti istirahat ditempat tidur/kursi mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan
2 penyakit hipertensi

8. Lakukan tindakan-tindakan yang 8. Mengurangi ketidak nyamanan dan dapat


nyaman seperti pijatan leher dan menurunkan rangsangan simpatis
punggung, meninggikan kepala
tempat tidur.
9. Anjurkan teknik relaksasi, panduan 9. Dapat menurunkan rangsangan yang
imajinasi, aktivitas pengalihan menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD
10. Pantau pespon terhadap obat untuk 10. Respons terhadap terapi obat ”stepped” (yang
Tujuan : mengontrol tekanan darah terdiri atas diuretik, inhibitor simpatis dan
Kebutuhan aktivitas pasien vasodilator) tergantung pada individu dan efek
terpenuhi selama 3 x 24 jam sinergis obat. Karena efek samping tersebut,
Kriteria Hasil : maka penting untuk menggunakan obat dalam
1. Klien dapat berpartisipasi jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah
dalam aktivitas yang di 11. Kolaborasi dalam pemberian 11. Pembatasan ini dapat menangani retensi cairan
inginkan / diperlukan, batasan cairan dan diit natrium dengan respon hifertensif, dengan demikian
2. melaporkan peningkatan sesuai indikasi menurunkan beban kerja jantung
dalam toleransi aktivitas yang 12. Kolaborasi dalam pemberian obat- 12. Mempercepat menurunkan TD
dapat diukur. obatan sesuai indikasi
3. Kebutuhan aktivitas pasien
sehari-hari terpenuhi
Intoleransi aktivitas 1. Kaji respon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter membantu dalam
berhubungan dengan aktivitas. mengkaji respon fisiologi terhadap stres
kelemahan umum, aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari
ketidakseimbangan kelebihan kerja yang berkaitan dengan tinkat
antara suplai dan aktivitas
Tujuan : 2. Instruksikan pasien tentang teknik 2. Teknik menghemat energi mengurangi
Setelah dilakukan perawatan penghematan energi, misalnya penggunaan energi, juga membantu
kebutuhan O2. selama 1 hari nyeri kepala menggunakan kursi saat mandi, kesseimbangan antara suplai dan kebutuhan
berkurang. melakukan aktivitas dengan oksigen
berlahan
Kriteria Hasil : 3. Berikan dorongan untuk melakukan 3. Kemajuan aktivitas terhadap mencegah
1. Pasien mengungkapkan tidak aktivitas/perawatan diri bertahap peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
adanya sakit kepala dan jika dapat ditoleransi. Berikan Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan
tampak nyaman. bantuan sesuai kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam
2. TD dalam bartas normal melakukan aktivitas
3. Pasien dapat beristirahat
dengan tenang
3 1. Mempertahankan tirah baring 1. Meminimalkan stimulasi/meningkatkan
selama fase akut relaksasi
Gangguan rasa 2. Berikan tindakan nonfarmakologi 2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
nyaman : nyeri ( sakit untuk menghilangkan sakit kepala, serebral dan yang memperlambat/membelok
kepala ) berhubungan misalnya kompres dingin pada dahi, respon simpatis efektif dalam menghilangkan
dengan peningkatan pijat punggung, dan leher sakit kepala dan komplikasinya
tekanan vaskuler 3. Minimalkan aktivitas vasokontriksi 3. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
serebral. yang dapat meningkatkan sakit menyebabkan sakit kepala pada adanya
kepala peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai 4. Pusing dan penglihatan kabur sering
kebutuhan berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga
dapat mengalami episode hipotensi postural
Tujuan : 5. Berikan cairan, makanan lunak, 5. Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres
Setelah dilakukan perawatan perawatan mulut yang teratur bila hidung dapat menggangu menelan atau
selama 3 hari nutrisi pasien terjadi perdarahan hidung/kompres membutuhkan napas dengan mulut,
seimbang dengan kebutuhan hidung setelah dilakukan untuk menimbulkan stagnasi sekresi oral dan
tubuh. menghentikan perdarahan mengeringkan membran mukosa
6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Menurunkan/mengontrol nyeri dan
Kriteria hasil : analgesik dan antiansietas menurunkan rangsangan sistemsaraf simpatis.
1. Dapat mengidentifikasi Dapat mengurangi tegangan dan
hubungan antara hipertensi ketidaknyamanan yang diperberatkan oleh
dengan kebutuhan. stres.
2. Menunjukkan perubahan
pola makan, pilihan
4 makanan, kuantitas, 1. Kaji pemahaman klien tentang 1. kegemukan adalah resiko tambahan pada
mempertahankan berat badan hubungan langsung antara hipertensi tekanan darah tinggi karena disporporsi antara
yang diinginkan dengan dengan kegemukan. kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung
Perubahan nutrisi lebih pemeliharaan yang optimal. berkaitan dengan peningkatan masa tubuh.
dari kebutuhan b/d 3. Melakukan/mempertahan
masukan berlebih kan program olah raga yang 2. Bicarakan tentang pentingnya 2. kesalahan makan menunjang terjadinya
sekunder dengan tepat secara individual menurunkan masukan kalori dan arterosklerosis dan kegemukan. Kelebihan
kebutuhan metabolik. batasi masukan lemak, garam dan masuka garam memperbanyak masukan volume
gula sesuai dengan indikasi. cairan intravaskuler dan merusak ginjal yang
lebih memperburuk hipertensi.
3. klien akan merasa pada program yang telah
dipilihnya sehingga program berhasil
3. Tetapkan keingian pasien untuk
menurunkan berat badan 4. mengidentifikasi kekuatan dan program
terakhir.
4. Kaji ulang masukan kalori harian 5. menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
dan diit. kolesterol penting dalam mencegah
5. Instruksikan dan bantu memilih perkembangan aterogenesis.
makanan yang tepat, hindari
makanan dengan kejenuhan lemak 6. memberikan konseling, dan bantuan dengan
tinggi. memenuhi kebutuhan diit individu
6. Kolaborasi ke ahli gizi sesuai
dengan indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC .Jakarta.

Gunawan, Lany. (2001). Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Kanisius. Yogyakarta,


Penerbit,

Kodim Nasrin. (2003). Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.


Com.

Sobel, Barry J, et all (1999). Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi,
Hipokrates. Jakarta.
Smith Tom (1995) Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana
mengatasinya, Arcan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai