Anda di halaman 1dari 3

Contoh Surat

AKAD UTANG PIUTANG

MUKADDIMAH
“Jiwa seorang Mukmin tertahan karena utangnya hingga utangnya dibayarkan”
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibn Majah dan at-Tirmidzi)

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan bathil, kecuali
melalui perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu”
(TQS. An-Nisaa’ [4] : 29)

AKAD UTANG-PIUTANG ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini, hari .................. tanggal ..............,
bulan........, tahun..... oleh dan antara pihak-pihak:

1. Nama :................................................
Nomor KTP :................................................
Alamat :................................................

dalam hal ini bertndak untuk dan atas nama ....................... selanjutnya disebut DEBITOR (al-
mustaqridh).
2. Nama :................................................
Nomor KTP :................................................
Alamat :................................................
dalam hal ini bertndak untuk dan atas nama ....................... selanjutnya disebut KREDITOR
(almuqridh).

Kedua belah pihak dengan ini menerangkan bahwa antara DEBITOR dan KREDITOR sepakat
untuk mengadakan perjanjian Utang-Piutang dengan ketentuan dan syarat-syarat yang telah
disepakat bersama sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut :

Pasal 1
POKOK PERJANJIAN

KEDITOR dengan ini memberikan pinjaman sejumlah harta kepada DEBITOR dalam bentuk dan jumlah
yang disepakat oleh kedua belah pihak sebagaimana disebutkan dalam surat perjanjian ini.

Pasal 2
JUMLAH UTANG DEBITOR

1. Jumlah utang DEBITOR kepada KREDITOR adalah sesuai dengan kesepakatan utang piutang ini yaitu
sebesar Rp. …….. terbilang (…..).
2. Besarnya utang-piutang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini tdak termasuk biaya-
biaya yang tmbul sehubungan dengan pembuatan perjanjian ini sepert biaya notaris (jika
diperlukan), biaya materai dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut telah disepakat akan menjadi
beban DEBITOR sebagai pihak yang berutang dan untuk itu KREDITOR sebagai pihak yang
berpiutang dibebaskan untuk menanggung biaya-biaya tersebut.

Pasal 3
JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN

1. DEBITOR berjanji dan dengan ini mengikat diri untuk membayar utang sebagaimana dimaksud
pada pasal 2 tersebut di atas kepada pihak KREDITOR dalam jangka waktu …………….. (………...
…………………………………….) bulan terhitung sejak ditanda- tanganinya perjanjian ini.
2. KREDITOR sepakat pembayaran yang dilakukan DEBITOR adalah dengan cara angsuran selama
waktu yang telah disepakat.
3. Jumlah angsuran DEBITOR adalah sama setap bulan yaitu sejumlah Rp. ….. terbilang (……)
4. Tanggal jatuh tempo pembayaran utang yang disepakati adalah pada tanggal …… setap bulannya
sampai jangka waktunya berakhir sebagaimana pada ayat 1 pasal 3 di atas.

Pasal 4
PERISTIWA CIDERA JANJI

DEBITOR tdak melaksanakan kewajiban pembayaran/ pelunasan tepat pada waktu yang
diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo atau jadwal angsuran yang ditetapkan pada pasal 3
di atas dan DEBITOR telah diberikan tenggat waktu oleh KREDITOR untuk pembayaran utangnya
selama .... (hari)

Pasal 5
Akibat Cedera Janji

1. Apabila DEBITOR tdak melaksanakan pembayaran seketika dan sekaligus karena suatu hal atau
peristwa tersebut dalam Pasal 4 Akad ini, maka KREDITOR berhak melakukan penagihan kepada
DEBITOR untuk membayar/melunasi utang atau sisa utang DEBITOR kepada KREDITOR.
2. Untuk melunasi hutangnya DEBITOR wajib melakukan penjualan terhadap hartanya untuk melunasi
utangnya kepada KREDITOR.
3. Jika hasil penjualan semua harta DEBITOR tdak mencukupi untuk membayar utangnya kepada
KREDITOR, maka DEBITOR dinyatakan tetap wajib bertanggung jawab melunasi sisa utangnya yang
belum dengan kesepakatan waktu yang baru.
4. Apabila DEBITOR tdak melaksanakan kewajibannya dalam melunasi utang yang sudah jatuh
tempo dan sudah diberikan kelonggaran sebagaimana disebutkan pasal 4 maka KREDITOR akan
mengajukan DEBITOR kepada pengadilan negara.

Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal- hal yang tercantum di dalam Surat
Perjanjian ini atau terjadi perselisihan atau sengketa dalam pelaksanaannya, maka para pihak
sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat telah diupayakan namun perbedaan pendapat atau
penafsiran, perselisihan atau sengketa tdak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka
para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta mengikatkan diri untuk menyelesaikannya
melalui Pengadilan Agama Indonesia.
3. Para pihak sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa pendapat
hukum (legal opinion) dan/atau Putusan yang ditetapkan oleh Pengadian Agama Indonesia atau
lembaga peradilan yang berwenang tersebut bersifat final dan mengikat.

Pasal 7
PENUTUP
1. Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, maka pihak
pertama dan pihak kedua akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat
dalam suatu Addendum.
2. Tiap Addendum dari Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tdak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
3. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh DEBITOR dan KREDITOR di atas kertas yang
bermaterai cukup dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing berlaku sebagai aslinya bagi
kepentngan masing-masing pihak.
4. Demikianlah, Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh DEBITOR dan KREDITOR setelah seluruh
kalimat dan kata-kata yang tercantum di dalamnya dibaca oleh atau dibacakan kepada DEBITOR
dan KREDITOR, sehingga DEBITOR dan KREDITOR dengan ini menyatakan benar-benar telah
memahami seluruh isinya serta menerima segala kewajiban dan hak yang tmbul karenanya.

KHATIMAH
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan cara yang
bathil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kamu dapat memakan
sebagian harta benda orang lain dan janganlah berbuat dosa, padahal kamu mengetahui”
(TQS. Al-Baqoroh :188)

Yang Ber-Jual Beli


………………,…………………
(tempat dan waktu akad jual-beli)
KREDITOR DEBITOR

(…………….) (…………….)

Saksi 1 Saksi 2

(…………….) (…………….)

Anda mungkin juga menyukai