Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Maternitas yang berjudul “Perkembangan
IPTEK Dalam Keperawatan Maternitas”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan kerjasama kelompok yang baik, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bengkulu , Juli 2019


Penyusun,

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Maternitas. .................................................................. 2
2.2 Sejarah Keperawatan Maternitas ........................................................................ 2
2.3 Peran Perawat Dalam Keperawatan Maternitas.................................................. 4
2.4 Paradigma Keperawatan Maternitas .................................................................. 5
2.5 Bagaimana Perkembangan IPTEK keperawatan ................................................ 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

2
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan
sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi
dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilan persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan
secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua
kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan,
membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa
nifas dan bayi baru lahir - 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain
untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
1.2 Rumusan masalah
a. Pengertian Keperawatan Maternitas ?
b. Bagaimana sejarah keperawatan maternitas ?
c. Apa saja peran perawat dalam keperawatan maternitas ?
d. Bagaimana paradigma keperawatan maternitas ?
e. Bagaimana Perkembangan IPTEK Keperawatan ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian Keperawatan Maternitas
b. Mengetahui konsep perkembangan keperawatan maternitas
c. Mengetahui paradigma keperawatan maternitas.
d. Mengetahui perkembangan IPTEK Keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Maternitas


Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari
klien, keluarga , dan bayi baru lahir.
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Keperawatan maternitas
a. Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.
b. Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi
mencapai kesehatan yang optimal.
c. Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan
ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses
diagnosis,tindakan (terapi) ,pendidikan riset.
d. Jadi, keperawatan maternitas merupakan pelayanan keparawatan profesional yang
ditunjukan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan,
masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari
beserta keluarganya.

2.2 Sejarah Keperawatan Maternitas


1. Sebelum Abad-2
 Persalinan dilakukan oleh dukun
 Dokter dipanggil jika terjadi masalah dalam persalinan

2
 Tempat persalinan di rumah
 Angka kematian tinggi
 Bayi : lahir premature, dehidrasi, kontak dengan penyakit
 Ibu : perdarahan post partum, infeksi post partum, demam nifas, toxemia

2. Akhir Abad ke-19


 Teknologi sudah berkembang
 Terjadinya dokter dan asisten
 Keperawatan belum terjadi karena :
 Biaya pengobatan masih tinggi
 Fungdi perawat msih berkurang
 Perawatan antenatal sampai pestnatal dilakukan oleh dokter
 Peran ibu dalam persalinan tidak ada
 Angka ke,atian turun secara perlahan.

3. Awal Pertengahan Abad ke-20


 Terjadinya perubahan dalam keperawatan maternitas
 Persalinan dilakukan di RS atau Klinik bersalin
 Terjadi pengontrolan biaya persalinan
 Angka Kematian menurun
 Pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikologis
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan


untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya
keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan

3
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan
teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi
perkembangan Iptek.
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan
akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan
kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang
pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di
lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.

2.3 Peran perawat dalam keperawatan maternitas


1. Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997) :
 Pelaksanaan
Perawat yang bekerja sebagaia memberi asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan

4
 Pendidikan
Pendidikan dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat yang memberikan
pendidikan kepada klien.
 Konselor
Perawata berperan sebagai orang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan
konseling.
 Role model bagi para ibu
Dimana perawat berperan sebagai panutan bagi ibu-ibubyang sedang menjalani
keperawatan maternitas.
 Role model bagi teman sejawat
Sebagai panutan bagi sesama perawat atau saling bekerja sama atau kolaborasi
sesame perawat.
 Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah
tersebut.
 Ahli keperawatan
Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

2.4 Paradigma Keperawatan Maternitas


Pengertian :
Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau
menerangkan suatu proses. Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana
didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang secara historis mencerminkan berbagai
keberhasilan dalam suatu disiplin.
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan
mendasari pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya
definisi paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian
konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak
memiliki definisi umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari

5
empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta
komponen keperawatan.
1. Manusia
a. Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar
hidup yang selalu berkembang.
b. Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi
kebutuhan dirinya atau pengalamannya.
c. Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan
pengalaman masa lalu.
d. Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.
2. Lingkungan
a. Merupakan factor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian
dari lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan dibagi dalam 2 aspek, yaitu :
1. Aspek tekstruktur :
 Alat
 Terapi
 Aluran
2. Aspek tidak tekstruktur :
Interaksi antara perawat dengan klien dan dengan lingkungan sekitar.
3. Sehat
a. Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung secara
terus menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b. Perikaku sehat : perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan
integrasi pengalaman, misalnya pengalaman sakit.
c. Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietass/ketegangan.

6
d. Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling
percaaya guna mengurangi ansietas.
4. Keperawatan
Keperawatan ibu merupakan keperawatan pelayanan yang professional yang ditujukan
kepada wanita usia subur pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari,beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan
holistic dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien
dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.

2.5 Perkembangan IPTEK Keperawatan


Teknologi secara dramatis mengubah cara di mana perawat mendiagnosa, mengobati,
merawat dan mengelola pasien. Teknologi dalam praktek keperawatan berdasarkan
beberapa hasil riset dapat dijadikan salah satu solusi untuk memberikan asuhan kepada
klien dan juga dapat meningkatkan komunikasi keperawatan dan pendokumentasi secara
efisiensi.
Kepemimpinan Perawatan di Klinik Cleveland berpendapat bahwa kualitas asuhan
keperawatan yang baik tergantung individu, dalam hal ini adalah perawat, proses dan
teknologi. Perawat memainkan peran penting dalam menentukan dan melaksanakan
strategi untuk sistem teknologi yang inovatif dan proses yang akan menghasilkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang baik serta dalam prakteknya. Selain itu perawat pun
diharapkan dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis multidisiplin untuk
menentukan solusi sistem yang mendukung perawatan pasien, menetapkan standar untuk
aplikasi klinis, sesuai dengan standar yang berlaku (ANAI, 2010).
Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah
system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada
beberapa konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya
adalah (Davis, 1999):

7
1. Informasi
Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian. Yaitu berhubungan dengan
waktu dan mutu.
2. Manusia pengolah informasi
Kemampuan manusia pengolah informasi akan menentukan keterbatasan dalam
sistem informasi dan memberikan gambaran dasar-dasar rancangan mereka.
3. Konsep sistem
Konsep sistem perlu dipahami dan merancang pengembangan sistem informasi
yang ada karena sistem informasi manajemen itu sendiri adalah sebuah sistem.
4. Konsep organisasi dan manajemen
Sistem informasi dirancang untuk mendukung fungsi manajemen. Informasi
merupakan hal penting dalam penentuan keputusan organisasi.
5. Konsep pengambilan keputusan
Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan rancangan rasional terhadap
optimasi, tetapi jugateori pengambilan keputusan dalam perilaku organisasi.
6. Nilai informasi
Informasi akan mengubah keputusan. Perubahan nilai-nilai hasil akan menentukan
nilai informasi.
Saat ini berbagai sistem teknologi untuk merawat pasien dilapangan mulai
berkembang, dan perawat mulsi memikirkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi
praktek keperawatan, meningkatkan praktek keperawatan serta mutu asuhan
keperawatan.Dalam hal ini perawat mampu sebagai pendidik, analis sistem, seorang analis
web, koordinator keamanan dan administrator sistem yang fokus adalah untuk
meningkatkan praktek keperawatan melalui penggunaan kreatif teknologi, memaksimalkan
produktivitas perawatan, perbaikan infrastruktur dan lingkungan kerja lebih mendukung
dunia kelas Clinic keunggulan dalam perawatan pasien.Perawat diharapkan dapat member
inovasi bersama untuk memperbaiki cara perawat berkomunikasi dengan satu sama lain,
dengan profesi lain dan dengan pasien.perawat harus melihat teknologi sebagai alat untuk
mendukung, bukan menghambat, serta memberi dampak positif bagi praktek keperawatan
di masa depan (Briggs,2006).

8
Berkaitan dengan penguasaan teknologi oleh perawat dilakukan Analis Klinis di
Departemen Informatika Keperawatan Cleveland klinik Amerika bahwa Perawat memiliki
peluang untuk melakukan teknologi inovatif dalam rangka meningkatkan praktek klinis
dengan terlebih dahulu menganalisis alur kerja praktek klinis pada saat ini. Berdasarkan
pengamatan ini, mereka memfasilitasi desain dan pengembangan, pengujian, implementasi,
pelatihan dan evaluasi sistem klinis otomatis. Informatika klinis analis memfasilitasi
kelompok kerja dari staf perawat untuk memvalidasi desain aplikasi dan untuk
mempelajari dan mengukur dampak teknologi pada peningkatan praktek keperawatan
tertentu dan proses (Boodman, 2005).
Pendekatan kolaboratif Keperawatan, Kualitas Pendidikan dan Penelitian Instruktur
Klinis di Departemen Keperawatan Informatika juga perawat menyediakan pelatihan
aplikasi terpusat untuk tenaga perawat untuk mendukung aplikasi klinis baru atau revisi
diimplementasikan pada unit keperawatan. Bekerja bersama-sama dengan para manajer
perawat, staf keperawatan, dan Departemen Pendidikan Keperawatan & Professional
Development - NI Klinis Instruktur memberikan dukungan instruksi dan pengguna untuk
mempermudah pengenalan teknologi baru ke dalam keperawatan (Bluementhal,2006).
Selain itu banyak juga penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan teknolodi
dalam keperawatan yang berkaitan dengan semakin mudahnya mengumpulkan
informasi,keselamatan pasien,kepuasan pasien,kepuasan kerja,kemajuan karir perawat dan
sebagainya.Beberapa hasil penelitan yang berkaitan dengan hal diatas adalah sebagai
berikut (Ane, 2010) :
1. Kebanyakan perawat mengindikasikan bahwa mereka akan tertarik ke pengaturan
kerja yang menggunakan teknologi, termasuk 100% dari perawat bekerja kurang dari
dua tahun, 69,2% dari mereka yang bekerja 2 sampai 5 tahun, dan 79,5% dari mereka
digunakan 5 sampai 10 tahun. Pengawas dan administrator juga telah sangat
menarik (79%) untuk pengaturan kerja yang menggunakan teknologi.
2. Dari perawat menggunakan teknologi di tempat kerja, mayoritas setuju bahwa
teknologi meningkatkan efisiensi perawat dan memberikan kontribusi untuk
meningkatkan kualitas perawatan pasien. Persentase dari semua responden setuju
perawat bahwa penggunaan jenis tertentu teknologi peningkatan efisiensi berkisar

9
dari 63,7% menjadi 86,4%; mereka setuju bahwa penggunaannya berdampak positif
kualitas berkisar dari 59,4% menjadi 85,4% .
3. Jenis-jenis, antara lain internet yang setuju memiliki dampak terbesar pada
peningkatan efisiensi perawat, adalah: sistem bisnis dukungan manajemen dan
diagnostik, terapeutik, dan sistem pemantauan klinis (Barbara,2006);
a. non-akut sistem informasi perawatan khusus yang banyak interkoneksi fungsi
dalam satu departemen (contoh: perilaku kesehatan, pra-rumah sakit,
rehabilitasi perawatan, jangka panjang, rawat jalan, rumah sakit, kesehatan rumah
atau penelitian);
b. Sistem informasi perawatan akut khusus yang interkoneksi fungsi
ruang operasi, area perawatan peri-operasi dan kritis atau
kebidanan, departemen peri-natal dan darurat, dan
c. sistem informasi kesehatan.
4. Perawat yang bekerja di lembaga-lembaga perawatan kesehatan di rumah melaporkan
tingkat tertinggi (84,0%) dengan pernyataan: sistem dokumentasi klinis
meningkatkan efisiensi perawat, perawat yang bekerja di rumah sakit melaporkan
kedua terendah (55,2%) dan mereka dalam perawatan jangka panjang
fasilitas terendah.
5. Perawat bekerja di perguruan tinggi dan universitas atau di rumah perawatan
kesehatan (70,0% dan 68,0%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi
kesepakatan bahwa penggunaan sistem dokumentasi klinis meningkatkan
kualitas pelayanan; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan tingkat terendah
(51,8%).
6. Perawat bekerja di fasilitas hidup dibantu dan praktek dokter (100% dan 93,7%,
masing-masing) melaporkan tingkat tertinggi perjanjian dengan pernyataan:
pengobatan, laboratorium dan sistem manajemen guna meningkatkan
perawat efisiensi; perawat bekerja di rumah sakit melaporkan kedua terendah
tingkat perjanjian (72,2%) dan orang-orang di lembaga perawatan rumah kesehatan,
terendah (71,4%)
7. Perawat bekerja di praktek dokter atau di perguruan tinggi dan universitas
(93,7% dan 80%, masing-masing), melaporkan tingkat tertinggi perjanjian

10
bahwa penggunaan obat, laboratorium dan sistem manajemen pesanan
meningkatkan kualitas pelayanan, perawat yang bekerja di rumah sakit dan kesehatan
rumah lembaga perawatan ((72,5% dan 71,4%, masing-masing) melaporkan tingkat
terendah perjanjian yang paling banyak dilaporkan teknologi yang digunakan oleh
perawat dalam praktek itu, dalam rangka frekuensi, intranet, dan informasi rumah sakit
system.

Fenomena diatas merupakan gambaran perkembangan teknologi dalam keperawatan


serta pentingnya teknologi kepeawatan di internasional, sedangkan Isu yang berkembang di
Indonesia saat ini, terutama di area pelayanan kesehatan rumah sakit adalah apabila Sistem
teknologi dalam keperawatan kan menyebabkan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih
besar atau berkurang, apakah membantu mencapai tujuan yang diharapkan, apakah jumlah
SDM keperawatan dapat dikurangi serta apakah akan berkesinambungan dan secara terus-
menerus akan dipergunakan. Secara rinci Uli Agustine (2008) dalam artikelnya menuliskan
bahwa kecenderungan issue yang berkembang adalah sebagai berikut :
1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem
teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi
keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan
selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin mengurangi jumlah
waktu perawat bersama pasien
2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu
bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu
diikuti oleh perawat di Indonesia.
3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan
dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa
bekerja lebih efektif dan efisien.
4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan
menggunakan teknologi
5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak
sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai

11
6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara
profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah
mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan komputer.
Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran
komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penyempurnaan
(Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa
datang dapat mempercepat perkembangan sistem informasi yang dapat diaplikasikan di
rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keparawatan profesional yang
ditunjukan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas
sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Teknologi dalam keperawatan keperawatan memegang peranan penting dalam
menjawab tantangan era globalisasi dan perubahan paradigma kesehatan yang ada saat ini,
menjadi asset penting suatu organisasi karena sebagai dasar untuk perkembangan suatu
organisasi.
Hal diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas asuhan dengan menerapkan sebuah
system berhubungan juga dengan organisasi dan manusia pengolahnya. Oleh karena itu ada
beberapa konsep yang harus dipahami dalam menyelenggarakan sistem ini diantaranya:
informasi, manusia sebagai pengolah data, konsep sistem, konsep organisasi dan
manajemen, konsep pengambilan keputusan dan nilai informasi.

B. Saran
Dari semua penjelasan mengenai perkembangan IPTEK keperawatan maternitas di atas,
diharapkan manusia sebagai pengolahnya harus memahami beberapa konsep dalam
menyelenggarakan sistem ini untuk memaksimalkan kualitas asuhan dan diharapkan
penggunaan teknologi yang paling sering direkomendasikan oleh perawat benar-benar
meningkatkan efisiensi perawat dan kualitas pelayanan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pastakyu. (22 januari 2010). Makalah keperawatan maternitas. Di peroleh 23 april 2013,
dari http://pastakyu.wordpress.com/category/makalah-keperawatan-maternitas/.

Uly, A. _______. Sistem informasi manajemen keperawatan di Indonesia. Diakses pada


23 Oktober 2010.

Barbara,C (2006). The Use of Technology to Assist Nurses In Caring for Patients, A
Report of the Maryland Nursing Workforce Commission,diakses di oktober 2010

14
15

Anda mungkin juga menyukai