Sejarah Politik Hukum Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Sejarah dan Politik

Hukum Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia
Kuliah Ke 2
Dosen: Khairani Arifin
PHI: Pengetahuan tentang
Tata Hukum Indonesia
KAPAN LAHIRNYA TATA HUKUM INDONESIA ? :
O Periode I : sebelum 17 Agustus 1945, berlaku :
• Tata Hukum Kolonial
• Tata Hukum Adat & Islam

O Periode II : setelah 17 Agustus 1945, berlaku :


• Tata Hukum Nasional
• Tata Hukum Adat dan Islam
• Tata Hukum Kolonial (BW, KUHP, HIR, RBG)
PR I:

O Mengapa sampai saat ini Tata Hukum


Kolonial masih berlaku di Indonesia ?

O Apa dasar hukumnya ?


Sejarah Berlakunya Hukum
Kolonial di Indonesia:
O Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945 (setelah
amandemen) menyatakan “Segala peraturan
perundang-undangan yang ada masih tetap
berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini”
O Pasal 2: ”Semua lembaga negara yang ada
masih tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar
dan belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini”
O Pemberlakuan peraturan perundang-
undangan kolonal dimaksudkan bersifat
sementara, untuk menghindari terjadinya
kekosongan hukum selama tidak
bertentangan dengan jiwa dan semangat
Proklamasi 17 Agustus 1945 yang ber-
Undang-Undang Dasar 1945.
Sejarah Perkembangan Berlakunya
UUD 1945:
O UUD 1945 berlaku pada tanggal (18 Agustus 1945 - 27 Desember
1949;
O UUD RIS 1949 berlaku pada tanggal (27 Desember 1949 – 17 Agustus
1950);
O UUD Sementara 1950 berlaku pada tanggal (17 Agustus 1950 - 5 Juli
1959);
O UUD 1945 berlaku kembali berdasarkan Dekrit Presiden pada tanggal
5 Juli 1959;

O UUD 1945 mengalami empat kali amandemen:


 Amandemen pertama ditetapkan pada tanggal 19 Oktober 1999,
 Amademen kedua ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000,
 Amandemen ketiga ditetapkan pada tanggal 9 Nopember 2001, dan
 Amandemen keempat ditetapkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Hukum atau peraturan perundang-udangan
peninggalan Pemerintahan Kolonial yang
Masih Berlaku:

O Burgerlijk Weboek (B.W.) dan Wetboek van


Koophandel (W.v.K.); KUH Perdata dan KUH
Dagang
O Reglemen of de Burgerlijk Rechsvordering (R.V.)
atau peraturan tentang Acara Perdata (A.P.);
O Wetboek van Straafrecht (W.v.S.) atau KUHP;
O Herziene Indonesische Reglement = Reglement
Indonesia Diperbaharui (RIB). HIR atau RIB ini
berisi Hukum Acara Perdata dan Pidana untuk
Jawa dan Madura.
O Rechtsreglement Buitengewesten (RBG) untuk
daerah luar Jawa dan Madura
Sejarah Berlakunya Kitab UU
Kolonial di Indonesia:
O Kitab-kitab hukum tersebut berlakunya di
Hindia Belanda (Indonesia) didasarkan atas
“asas konkordansi” atau asas keselarasan,
artinya hukum yang berlaku di negara lain
(Belanda) diberlakukan sama di tempat lain
(Hindia Belanda)
O Asas Konkordansi (concordantie beginsel)
ini diatur dalam Pasal 131 ayat (2) Indische
Staatsregeling (I.S).

O Maksud asas konkordansi tersebut adalah


“bahwa terhadap orang Eropa yang berada
di Hindia Belanda (Indonesia) diberlakukan
hukum perdata asalnya yaitu hukum
perdata yang berlaku di negeri Belanda”
O Berdasarkan pasal 131 ayat (2) IS tersebut,
maka hukum yang berlaku bagi orang-orang
Belanda dan orang-orang yang disamakan
dengan golongan penduduk/orang Belanda di
Indonesia harus diberlakukan sama dengan
hukum yang berlaku di Negeri Belanda.
O Jadi tidak ada perbedaan atau diskriminasi
pemberlakuan hukum antara penduduk di
negara Belanda dengan penduduk di Hindia
Belanda (Indonesia)
O Hukum Perdata (B.W.) dan hukum Dagang (W.v.K.)
yang mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei
1848, sedangkan Hukum Pidana (W.v.S.) mulai
berlaku di Hindia Belanda pada tanggal 1 Januari
1918 dan berlaku umum untuk semua golongan
penduduk Hindia Belanda.
O Berlainan dengan Hukum Pidana (W.v.S.) yang di
Hindia Belanda diberlakukan terhadap semua
golongan penduduk (secara umum), tetapi untuk
Hukum Perdata Barat (B.W. dan W.v.K.) tidak
demikian, berlakunya didasarkan pada perbedaan
(macam) golongan penduduk di Hindia Belanda
Unsur-unsur dalam Sistem
Hukum Indonesia setelah
merdeka:
Dengan diprolamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, berarti :
O Menjadikan Indonesia sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat, hal ini dibuktikan
dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
O Sejak saat itu berarti bangsa Indonsia telah
mengambil keputusan (sikap politik hukum)
untuk menetapkan tata hukum Indonesia
sendiri
Politik Hukum Nasional:
O Politik hukum merupakan kebijakan Negara
di bidang hukum yang sedang dan akan
berlaku dalam suatu Negara.
O Dengan adanya politik hukum, Negara dapat
menentukan jenis-jenis atau macam-macam
hukum, bentuk hukum, materi, dan/atau
sumber hukum yang diberlakukan dalam
suatu Negara pada saat ini dan yang akan
datang.
Politik Hukum Nasional
memuat:
O Pembentukan dan mengkodifikasi hukum nasional yang
berkarakteristik nasional untuk mengganti hukum warisan kolonal;
O Penataan hukum nasional yang menyeluruh, terpadu, serta mengakui
keberadaan hukum agama dan adat masing-masing;
O Menciptakan hukum yang responsive yang berkeadilan
dan berkepastian hukum;
O Menciptakan proses peradilan yang cepat, tepat, mudah (sederhana),
murah, terbuka, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);
O Mengembangkan dan meenciptakan kesadaran hukum masyarakat
yang demokratis dan menghormati serta menjunjung tinggi hak asasi
manusia;
O Menciptakan hukum yang mampu meningkatkan kesejahteran atau
kemakmuran untuk rakyat;
O Meningkatkan profesionalisme pembentuk atau pembuat dan
pelaksana/penegak hukum.

Anda mungkin juga menyukai