Paper Kemitraan Agribisnis
Paper Kemitraan Agribisnis
Disusun oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2019
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1. Latar Belakang……………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………... 2
3. Tujuan…………………………………………………………….. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………… 6
1. Pengelolaan Simpanan Anggota………………………...…………. 6
2. Hambatan…………………………………………………………… 7
3. Analisis Keuangan……...…………………………………………... 9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, terdiri dari kata
co yang artinya bersama dan operation yang artinya bekerja atau berusaha.
Jadi kata cooperation dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha
bersama untuk kepentingan bersama. Secara umum koperasi dipahami sebagai
perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui
pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis dan juga
merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang perorang atau badan
hukum, yang memeberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan
keluar, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya
(Sitio dan Halomoan, 2001).
Di sisi lain Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan yang saat ini telah
berusia 45 tahun pada 2017 memiliki total asset sebesar 7,967 Triliun , dengan
rincian sebesar Rp 6,428 triliun disumbang aset simpan pinjam konvensional
dan sebesar Rp 1,539 triiun dari aset layanan syariah. Koperasi inipun
1
2
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
A. Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam
bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi
lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak,
berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bagi para anggotanya (Kartasapoetra, 2001). Koperasi
pada sisi ini dianggap sebagai lembaga yang dapat merangkul dan membantu
orang-orang lemah untuk mencukupi kebutuhan mereka sesuai dengan tujuan
koperasi yaitu mensejahterakan rakyat.
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3 UU No. 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian). Koperasi selain fokus terhadap
kesejahteraan anggota, juga mempunyai peran dalam rangka membangun
tatanan perekonomian yang dapat mensejahterakan seluruh masyarakat.
Kemudian tujuan koperasi menurut undang-undang diperkuat oleh( Sitio,
2001).
Oleh karena itu, pelayanan yang baik dari Koperasi, akan meningkatkan
partisipasi anggota. Demikian pula Koperasi sebagai organisasi ekonomi
merupakan wadah berbagai kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya para
produsen tempe tahu, bisa diterima oleh anggota karena adanya pelayanan
yang diberikan sesuai dengan bentuk dan kebutuhan yang diberikan oleh
anggota sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota. Menurut Sugiyanto
(2002), mengukur keberhasilan Koperasi jangan hanya dilihat dari sisi
kemampuan Koperasi dalam menghasilkan SHU, tetapi yang utama harus
dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya (benefit
ekonomi). Koperasi akan sangat menarik bila dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi anggotanya. Oleh karena itu, orang akan tertarik menjadi
3
4
anggota suatu Koperasi hanya karena mereka akan memperoleh manfaat dari
Koperasi. Jika manfaat ekonomi yang diperoleh anggota besar, maka anggota
mau berpartisipasi secara aktif pada Koperasi tersebut, karena salah satu jenis
partisipasi anggota adalah partisipasi dalam menikmati manfaat. Partisipasi
dapat digambarkan dalam tiga jenis : 1. Partisipasi anggota dalam
mengkontribusikan atau menggerakan sumber-sumber dayanya 2. Partisipasi
anggota dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan,
evaluasi) 3. Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat. Partisipasi anggota
dalam mengkontribusikan sumber-sumber dayanya, salah satunya adalah
pemupukan modal, memberikan kesempatan kepada Koperasi untuk
memproduksi barang dan jasa, menjalankan organisasi, dan membeli fasilitas
atau sarana produksi. Oleh karena itu semakin besar modal Koperasi tersebut
maka semakin besar pula peluang Koperasi untuk memperluas jang-kauan
usahanya sehingga akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan atau
memperbesar volume usahanya.
B. Pengelolaan Koperasi
Pengelolaan koperasi sangatlah penting, dalam mengelola koperasi perlu
dipikirkan perangkat-perangkat organisasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan
pengawas. Rapat anggota menetapkan garis-garis besar pola kebijakan yang
harus dikerjakan pengurus. Pengurus bekerja atas dasar pola kebijakan yang
ditetapkan rapat anggota dengan rambu-rambu anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. Minimal sekali dalam setahun, pengurus mengajukan
pertanggungjawaban pada rapat anggota. Sementara itu, pengawas bertugas
mengawasi kinerja pengurus dan melaporkan hasilnya secara tertulis pada rapat
anggota (Mulyono, 2012)
C. Koperasi Simpan Pinjam
Usaha simpan pinjam adalah kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi. Kegiatan
usaha simpan pinjam dilaksanakan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
maupun Unit Simpan Pinjam (USP). Koperasi simpan pinjam dapat
ditemukan di sebuah perusahaan, kantor pemerintah, lembaga pendidikan,
5
6
7
kontraktual dan pada dasarnya adalah perjanjian yang berlandaskan atas Asas
Kebebasan Berkontrak.
Asas-asas khusus yang timbul dari hubungan hukum Kospin Jasa dan
Anggota adalah Asas Kepercayaan, Asas Keterbukaan, dan Asas Kehati-
hatian. Dalam kaitannya dengan kegiatan yang dilakukan oleh Kospin Jasa,
maka akan terlihat adanya dua sisi tanggung jawab yakni timbulnya hak dan
kewajiban sebagai akibat adanya hubungan hukum antara Kospin Jasa dan
anggota penyimpan dana, yaitu: 1. Kewajiban dan hak Kospin Jasa terhadap
Anggota. Kewajiban : a. Menjamin simpanan anggota. b. Menjaga kegiatan
koperasi agar tidak meyimpang dari nilai-nilai yang mendasari kegiatan
koperasi. c. Menerima sejumlah dana dari anggota. d. Melaporkan kegiatan
perkoperasian secara transparan kepada pihak yang berkepentingan. Hak : -
Mendapatkan jaminan untuk setiap kredit yang diajukan oleh anggota 2.
Kewajiban dan hak Anggota terhadap Kospin Jasa. Kewajiban anggota
tertuang dalam Pasal 29 ayat (1) Undangundang Nomor 17 Tahun 2012 yaitu:
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan keputusan
Rapat Anggota, b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha yang
diselenggarakan oleh Koperasi c. Mengembangkan dan memelihara nilai
koperasi. Sedangkan untuk hak yang dimiliki oleh anggota koperasi tertuang
dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012.
B. Hambatan
Pengelolaan simpanan anggota yang dilakukan oleh Kospin Jasa tidak
semudah yang dibayangkan. Seiring dengan perkembangan zaman yang
terjadi akan terdapat pula berbagai hambatan yang menjadi tantangan bagi
Kospin Jasa untuk tetap bertahan. Hambatan dan cara mengatasinya dalam
pelaksanaan pengelolaan simpanan anggota oleh Koperasi Simpan Pinjam
Jasa Pekalongan adalah sebagai berikut:
1) Pemasaran
Selama ini pilihan bagi masyarakat untuk menyimpankan dananya adalah
melalui lembaga perbankan. Masalah inilah yang menjadi hambatan bagi
koperasi untuk mengajak masyarakat bergabung menjadi anggota koperasi.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai latar belakang dan jati diri
koperasi menjadi alasan mengapa masyarakat masih enggan untuk
menggunakan jasa koperasi. Permasalahan tersebut diatasi dengan cara
8
C. Analisis Keuangan
Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan merupakan koperasi dengan
nilai usaha dan volume asset terbesar di Indonesia. Koperasi ini juga
merupakan koperasi pertama yang mampu melantai di Bursa Efek Indonesia
dengan produk PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS) sehingga
Rapat Anggota Tahunan Koperasi ini selalu mendapat perhatian khalayak
ramai. Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan yang saat ini telah berusia
45 tahun pada 2017 memiliki total asset sebesar 7,967 Triliun , dengan
rincian sebesar Rp 6,428 triliun disumbang aset simpan pinjam konvensional
dan sebesar Rp 1,539 triiun dari aset layanan syariah. Koperasi inipun
mendapatkan dua penghargaan sebagai koperasi dengan usaha teranyak dan
volume asset terbesar pada tahun 2017, bahkan mampu mengantongi surplus
sebesar 47,646 miliar rupiah.
Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan terdapat 2 jenis koperasi yaitu
koperasi konvensional dan koperasi syariah. Menurut penelitian yang
dilakukan memiliki rasio modal terhadap total asset cukup baik dan sehat.
dapun jumlah pembiayaan yang berhasil digelontorkan mengalami kenaikan
tiap tahunnya. Penggunaan modal sendiri yangdigelontorkan kepada
pembiayaan kepada anggota dan calon anggota cukup baik terlihat jumlah
pembiayaan melebihi total modal sendiri. Ciri seperti ini banyak terlihat
dalam lembaga keuangan berbasis syariah,dimana pendapatan utama lembaga
keuangan adalah berasal dari pembiayaan.
Penelitian analisis likuiditas juga dilakukan untuk mengecek tingkat
kesehatan keuangan koperasi. Analisis likuiditas yang dimaksudkan untuk
mengukur seberapa besarkemampuan LKS tersebut mampu membayar utang-
utangnya dan membayar kembali kepada deposannya tanpa terjadi
penangguhan, ditemukan bahwa rasio likuiditasnya dalam keadaan terbaik.
Pada rasio analisis peminjaman, kospin jasa juga dalam keadaan sehat, hal itu
diukur dari jumlah pinjaman dengan tingkat pendapatan yang melakukan
peminjaman sehingga dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara
umum kondisi keuangan dalam keadaan “SEHAT”.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
10
11
Arifin Sitio dan Tamba Halomoan. 2001.Koperasi : Teori dan Praktik. Jakarta :
Erlangga
Ayuk, N. M. T., & Utama, I. M. S. (2011). Pinjaman Dan Jumlah Modal
Kerja Terhadap Sisa Hasil Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha KUD Turen
”. Diperoleh Nilai koefisien determinasi sebesar. E-Journal Universitas
Udayana, 629–646.
Cahyani, M. T. (2015). Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Perolehan
Sebagai Variabel Intervening Pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda
Guna Raharja Denpasar Tahun 2012-2014. Jurusan Pendidikan Ekonomi
(JJPE), 5(1), 1–10.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara
Kartasapoetra, dkk. 2001. Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima
Belas. Yogyakarta: Liberty
Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba
Empat.
Sugianto, 2002. Promosi Ekonomi Anggota (PEA) Sebagai Ukuran Kinerja
Keuangan Koperasi. Dalam Rusidi dan Maman Suratman (Ed.), 20 Pokok
Pemikiran tentang Pembangunan Koperasi (Bunga Rampai), IKOPIN,
Bandung. _________, 2002. Sistem Akuntansi Koperasi Berdasarkan
PSAK No. 27 Tahun 1999 untuk Menghasilkan Informasi Keuangan yang
Sesuai dengan Jati Diri Koperasi. Dalam Jurnal Koperasi Indonesia Tahun
XVII Nomor 1 Agustus 2002. IKOPIN, Bandung.