Anda di halaman 1dari 19

1.

Perekonomian Dunia
Kata “Globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau
internasional. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan, tetapi tidak dengan istilah
universalisasi. Namun istilah globalisasi mungkin lebih mantap untuk menunjukkan
berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Dari arti katanya sendiri dapat dikatakan
bahwa globalisasi adalah satu proses peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarmanusia
dan antarbangsa di seluruh dunia melalui aliran modal (investasi), tenaga kerja, perdagangan,dan
interaksi lainnya seperti perjalanan, budaya populer danlain-lainsehingga batas-batas satu negara
menjadi bias. Untuk melihat kaitan globalisasi dengan perekonomian Indonesia, kita harus
memperhatikan bagaimana aliran-aliran tersebut terjadi baik di dalam negeri Indonesia maupun
dengan negara lain.
1) Aliran Modal
Aliran modal dari luar negeri sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda melalui
penanaman modal oleh perusahaan asing Belanda di Indonesia termasuk di bidang
transportasi, perdagangan, perkebunan, perbankan dan sebagainya. Pada masa pemerintahan
Sukarno diadakan nasionalisasi terhadap perusahaan asing (terutama milik swasta asing
Belanda) dan tidak diperkenankan modal asing masuk ke Indonesia. Nasionalisasi
perusahaan swasta asing ini dilaksanakan sekitar 1957/58, namun tidak lama kemudian
pemerintahan Sukarno jatuh digantikan oleh Suharto. Presiden Suharto malah
mengundangkan UUPMA (Undang-undang Penanaman Modal Asing) pada tahun 1971 yang
berarti mengundang pengusaha asing untuk beroperasi di Indonesia. Tidak cuma pengusaha
swasta asing yang berdatangan ke Indonesia seperti misalnya McDonald, KFC, perusahaan-
perusahaan Eropa, Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British
Petroleum dari Inggris dan banyak lagi tetapi juga bank asing diperkenankan beroperasi di
Indonesia. Investasi asing langsung dan porto folio diperlancar dengan adanya pasar modal
dan pasar uang. Perusahaan swasta diperkenankan langsung mencari dana dari sumber dana
luar negeri. Dana dari Bank Dunia dan IMF mengalir ke sektor pemerintah. Sehingga
dengan demikian aliran dana investasi boleh dikatakan sudah bebas bergerak di Indonesia,
malah berlebihan dan kurang pengawasan sehingga mengakibatkan krisis moneter pada
tahun 1997/98. Setelah krisis sampai sekarang, investasi asing bukan dilarang melainkan

1
diatur dengan lebih ketat dari sebelumnya. Jadi aliran modal boleh dikatakan bebas bergerak
di Indonesia; semua daerah (pemerintah daerah) mengundang investor dalam/luar negeri.
2) Aliran Tenaga Kerja
Yang dimaksud di sini adalah aliran manusia untuk mencari kerja baik di dalam negeri
maupun masuk dan ke luar negeri. Dalam hal aliran di dalam negeri, tenaga kerja umumnya
bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun karena kepadatan penduduk dan
pembangunan ekonomi daerah yang berbeda beberapa provinsi/kabupaten seperti misalnya
DKI Jakarta dan Bali mengawasi pendatang baru dengan ketat. Bahwa seorang harus
menjadi penduduk daerah untuk dapat mencari kerja di tempat tersebut. Keadaan yang
demikian ini sama dengan aliran tenaga kerja ke dalam dan ke luar negeri yang
penuh Indonesia dengan hambatan. Memang akhir-akhir ini makin banyak warga Indonesia
yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita, di kapal pesiar, namun karena
ketatnya aturan masih lebih banyak lagi yang terpaksa harus menjadi tenaga kerja gelap di
luar negeri seperti misalnya di Malaysia. Demikian juga halnya pekerja asing di Indonesia,
tidak sedikit jumlah orang asing yang secara resmi mendapat izin bekerja di Indonesia,
namun lebih banyak lagi yang tidak resmi. Ini adalah keadaan umum hampir di semua
negara di dunia bahwa aliran masuk tenaga kerja menghadapi berbagai-bagai kendala.
3) Aliran Barang (Perdagangan)
Keadaan yang normal di masa lalu mengenai aliranbarangkeluar masuk satu Negara
./adalah adanya berbagai hambatan tarif dan nontarif. Hal ini tidak terkecuali untuk
perekonomian Indonesia, meskipun hambatan tersebut tampaknya sudah makin
berkurangkarena berbagai negosiasi dagang yang diikuti oleh Indonesia. Aliran barang
antardaerah di dalam negeri untuk produksi nasional sering menghadapi berbagai pungutan,
entah pungutan itu dilaksanakan oleh pemerintah daerahnya atau oleh oknum tertentu. Hal
ini berkaitan dengan masalah korupsi, sehingga muncul istilah ekonomi biaya tinggi.
Bayangkan saja, misalnya, satu barang yang dihasilkan di Bali akan dikirim ke Jakarta,
berapa pos setoran yang resmi dari pemerintah daerah dan yang tidak resmi yang harus
dilalui, sehingga harga barang tersebut menjadi sangat mahal. Pungutan liar ini juga terjadi
untuk barang impor/ekspor, sehingga duane dikatakan sebagai sarang korupsi. Pemerintah
telah berkali-kali berusaha menghilangkan praktek korupsi dan pungutan liar yang
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.
4) Interaksi Lainnya

2
Yang dimaksudkan di sini adalah aliran informasi karena kemajuan teknologi seperti
televisi, radio, media cetak, internet, telepon genggam, literatur, pariwisata dan sebagainya
sehingga masyarakat satu negara dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan
pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, dan dunia
menjadi satuunityang utuh. Interaksi internasional yang demikian ini rupanya tidak bisa
dibendung meskipun bukan tanpa hambatan/pengawasan pemerintah.
Jadi perekonomian Indonesia sejak semula telah berinteraksi dengan perekonomian dunia
dengan berbagai hambatan, ada yang lebih ringan seperti misalnya pada interaksi lainnya
dan investasi asing, ada juga yang hambatannya lebih berat seperti tenaga kerja dan
perdagangan barang. Namun dengan perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia,
Indonesia telah masuk dalam beberapa negosiasi ekonomi dan perdagangan baik yang
bersifat bilateral maupun multilateral yang bertujuan untuk mengurangi hambatan
perdagangan, dan malah menjadi tuan rumah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik
(APEC) pada tahun 1994. Pada sidang APEC di Bogor tersebut Presiden Suharto
menyatakan dalam pidatonya “….suka tidak suka, siap tidak siap,….. kita harus menerima
globalisasi perdagangan/ekonomi……” Dari pidato itu sendiri sesungguhnya telah tersirat
bahwa globalisasi mengandung kebaikan dan keburukan.
5) Kebaikan Globalisasi
Dari literatur dapat dikatakan bahwa globalisasi ekonomi/perdagangan mempunyai
setidaknya 5 butir kebaikan, yakni:
a. Meningkatkan produksi global.
Pandangan ini sesuai dengan teori ‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo.
Melalui dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam satu negara.
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat
menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

3
d. Meningkatkan akses akan modal dan teknologi yang lebih baik.
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinkmati oleh negara-
negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
e. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja
dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang
dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini sering kali
memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari
negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat
membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
6) Keburukan Globalisasi
Globalisasi perdagangan/ekonomi sering membawa keburukan sebagai berikut:
a. Menghambat Pertumbuhan sektor industri.
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan
luarnegeriyanglebih bebas. Perkembang ini menyebabkan negara-negara berkembang
tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada
industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdaganganluar
negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk
memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
b. Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila satu
negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berekembang. Keadaan ini dapat
memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globalisasi terhadap
neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan
aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasikeluarnegeri semakin meningkat.
Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi
adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini
terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham
sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik
dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar

4
saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri neraca pembayaran
cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot.
Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada
kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam satu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional
dan kesempatan kerja akan bertumbuh dengan lambat dan masalah pengangguran tidak
dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang satu
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk.
Banyak orang yang lebih menekankan pada kebaikan dan banyak juga orang yang
lebih menekankankeburukan dari globalisasi ekonomi/perdagangan. Tidak sedikit orang
yang menganggap globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa sehingga mereka memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang
paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Untuk Indonesia pandangan yang negatif ini sesungguhnya telah sejak
kemerdekaan. Ketika itu Presiden Sukarno selalu mengumandangkan bahwa Indonesia
adalah anti penjajahan, anti kolonialisme, anti liberalisme, dan anti neoliberalisme yang
dalam bentuk modernnya tidak lain dari pada penjajahan gaya baru yakni penjajahan
lewat penguasaan ekonomi, yang dalam bentuknya sekarang disebut sebagai globalisasi
ekonomi/perdagangan dan liberalisasi di bidang lain. Kenyataan bahwa pada tahun
1957/58 nasionalisasi perusahaan swasta asing (terutama telah dilaksanakan perusahaan
milik swasta asing Belanda) di Indonesia mungkin sebagian karena pandangan anti
kapitalisme tersebut sehingga mendapat dukungan dari masyarakat, dan, sudah tentu,
juga karena alasan lain. Namun tidak lama setelah itu, Sukarno jatuh di oleh Suharto.
Presiden Suharto malah mengundangkan UUPMA (Undang undang Penanaman
Modal Asing) pada tahun 1971, yang berarti mengundang pengusaha asing untuk di

5
Indonesia. Tidak cuma pengusaha swasta asing yang berdatangan seperti McDonald,
KFC, perusahaan-perusahaan Eropa, Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever
dari Belanda, British Petroleum dari Inggris dan banyak lagi, tetapi juga bank-bank
asing diperkenankan beroperasi di Indonesia. Perusahaan besar domestik diperkenankan
langsung meminjam dari dana luar negeri. Disamping itu, dana dari Bank Dunia dan
IMF dan lembaga donor lainnya mengalir ke sektor Pemerintah. Keadaan yang
demikian ini, sampai batas tertentu, masih berlaku sampai sekarang dan barangkali
masih terus berjalan untuk masa mendatang.

2. GATT dan Tindakan Antisipasi


Pada tahun 1944 sekitar 24 negara bertemu di Bretton Woods New Hampshire dalam
satu konferensi yang diprakarsai oleh UN Conferencee on Trade and Employment untuk
memetakan strategi pasca perang dalam membangun kembali perekonomian dunia. Dari
konferensi ini pada tahun 1947 dibentuk tiga organisasi interasional, yakni the General
Agreementon Tarriffs and Trade (GATT), the International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD sekarang Bank Dunia), dan the International Monetary Fund (IMF).
Sesungguhnya salah satu gagasan yang muncul dalam konferensi tersebut adalah membentuk
satu organisasi (di samping Bank Dunia dan IMF) yang mengatur perdagangan sebagai bagian
yang lebih luas dalam rencana membangun kembali perekonomian dunia. Organisasi yang
dimaksud adalah the International Trade Organisation (ITO). Sementara diadakan negosiasi
mengenai pembentukan ITO, 15 negara mulai mengadakan negosiasi paralel untuk GATT
sebagai cara awal dalam pengurangan tarif. Negosiasi pendirian ITO mengalami kegagalan pada
tahun 1950, sehingga yang masih tertinggal hanyalah kesepakatan GATT. Perlu diingat bahwa
GATT itu bukanlah organisasi, melainkan hanya berupa kesepakatan walaupun dia menempati
kantor sekretariat di the Centre William Rappard, Geneva, Switzerland. Menurut Anggaran
Dasarnya, tujuan utama dari GATT adalah pengurangan tarif dan segala jenis hambatan lain
dalam perdagangan internasional, dan menghilangkan preferensi dagang atas dasar timbal balik
dan keuntungan bersama. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip tertentu tujuan tersebut dicapai
melalui serangkaian kesepakatan sekitar 150 negara anggota.
Prinsip-prinsip yang mendasari kesepakatan pada GATT adalah bahwa perdagangan
seharusnya:

6
1) Tanpa diskriminasi. Satu negara seharusnya tidak melakukan diskriminasi di antara partner
dagangnya. Kalau satu negara mengenakan tarif tertentu (paling murah) kepada satu negara
partner dagangnya, maka perlakuan yang demikian itu juga harus diberikan kepada partner
dagang lainnya. Prinsip ini dikenal dengan Most favoured Nation (MFN). Di samping itu
negara tidak diperkenankan mendiskriminasikan barang-barang buatan negara partner
dagangnya terhadap produk dalam negeri. Harus dilakukan perlakuan yang sama, yang
dikenal dengan istilah National Treatment.
2) Perdagangan yang lebih bebas (freeer), yakni pengurangan hambatan dagang melalui
negosiasi.
3) Perdagangan terprediksi, yang artinya bahwa pengusaha asing, investor dan pemerintah
harus mempunyai keyakinan bahwa hambatan perdagangan (termasuk tarif dan nontarif)
tidak diubah seenaknya saja; tarif dan pembukaan pasar dalam negeri terhadap partner
dagang bersifat mengikat.
4) Lebih kompetitif, yang berarti satu negara seharusnya tidak melaksanakan praktek dagang
yang tidak jujur seperti misalnya subsidi ekspor dan melaksanakan dumping pada harga
lebih rendah dari biaya untuk merebut pasar.
Lebih menguntungkannegara terbelakang (least developed Countries) yakni dengan
memberikan kelonggaran-kelonggaran tertentu perlakuan khusus dan memberikan waktu
yang lebih lama untuk menyesuaikan diri.
GATT secara berkala melakukan negosiasi untuk merumuskan kesepakatan dagang baru
yang harus dipatuhi oleh semua negara anggota. Rangkaian kesepakatan tersebut dikenal
dengan istilah putaran (round). Umumnya, setiap kesepakatan mengikat negara anggota
untuk mengurangi tarif tertentu. Biasanya kesepakatan baru tersebut juga menyangkut
kasus-kasus tertentu untuk produk tertentu dengan pengecualian dan modifikasinya. GATT
telah melaksanakan 8 putaran, yakni:
1) Putaran Geneva, dilaksanakan selama 7 bulan pada April 1947, diikuti oleh 23 negara. Topik
yang disepakati adalah pengurangan tarif dan menghasilkan 45.000 konsesi tarif yang
mencakup perdagangan dengan nilai sekitar $10 miliar.
2) Putaran Annecy, dilaksanakan selama7bulan pada tahun 1949 di Annecy, Prancis yang
diikuti oleh 26 negara. Topik utama yang disepakati adalah pengurangan tarif yang
menghasilkan sekitar 5000 konsesi tariff.
3) Putaran Torquay, dilaksanakan selama 5 bulan pada tahun 1950 di Torquay, Inggris Raya,
diikuti oleh 38 negara. Hasilnya adalah 8.700 konsesi tarif sehingga menjadi sekitar tiga
perempat dari semua tarif yang berlaku pada tahun 1948. Penolakan Amerika Serikat atas
7
Piagam Havana menandakan bahwa pendirian GATT sebagai badan pengatur perdagangan
dunia.
4) Putaran Geneva II, dilaksanakan di Geneva selama 5 bulan dari Januari-Juni 1956, diikuti
oleh 26 negara. Hasil kesepakatan adalah penurunan tarif senilai $2,5 miliar dan penerimaan
Jepang masuk anggota.
5) Putaran Dillon, kembali dilaksanakan di Geneva dari 1960 sampai 1962. Putaran ini diberi
nama sesuai dengan nama Sekretaris Departemen Keuangan Amerika Serikat, sebelumnya di
bawah Sekretaris Negara, Douglas Dillon, yakni yang mengusulkan putaran ini, diikuti oleh
26 negara. Sejalan dengan pembahasan mengenai pengurangan tarif dengan nilai lebih
dari $4,9 miliar, putaran ini juga membahas pendirian European Economic Community
(EEC).
6) Putaran Tokyo, dilaksanakan di Tokyo, Jepang selama 74 bulan dari September 1973 sampai
1979. Agenda utama adalah penurunan tarif dan mengeluarkan aturan baru yang ditujukan
untuk mengawasi pelaksanaan hambatan nontarif dan pembatasan ekspor sukarela. Putaran
ini diikuti oleh 102 negara dan menghasilkan konsesi tarif seharga $190 miliar.
7) Putaran Uruguay, dilaksanakan di Uruguay selama 87 bulan dari 1986 sampai 1993, diikuti
oleh 123 negara. Pada putaran disetujui World Trade organization (WTO) yang mulai
operasi pada tahun 1995 menggantikan GATT. Semua aturan-aturan GATT sejak itu
dijalankan oleh WTO dan Putaran Doha (Putaran uruguay dan the World Trade organization
dibicarakan lebih rinci dalam seksi selanjutnya).
8) Putaran Doha, dilaksanakan di Doha dari November 2001 sampai sekarang (belum selesai),
diikuti oleh 141 negara dan berada dibawah WTO,bukan lagi dibawah GATT. Agendanya
meliputi pengurangan hambatan tarif dan nontarif masalah perdagangan hasil-hasil
pertanian, penentuan standar tenaga kerja (buruh), masalah lingkungan, persaingan,
investasi, transparansi dan sebagainya.

Dari pemaparan aktivitas pencapai kesepakatan dagang dalam GATT seperti di atas dapat
dikatakan bahwa sejarah GATT dapat dibagi menjadi tiga fase, yakni pertama, dari tahun
berdirinya, 1947, sampai Putaran Torquay, yang pada dasarnya mengagendakan barang-barang
mana saja yang dimasukkan dalam kesepakatan dan memberlakukan tarif yang ada. Fase ke dua
mencakup tiga putaran, dari tahun 1959 sampai 1979, yang memfokuskan perhatiannya pada
kesepakatan penurunan tarif. Fase ke tiga, yang hanya meliputi Putaran Uruguay dari 1986
sampai 1994, memperluas cakupan kesepakatan untuk meliputi masalah yang baru seperti

8
perdagangan jasa, pergerakan modal investasi hak atas kekayaan intelektual (intelectual property
right) dan masalah perdagangan hasil-hasil pertanian. WTO lahir dalam putaran ini, 1995.

3. Putaran Uruguay

Putaran Uruguay dalam GATT dimulai September 1986 sampai 1993 (selama 87 bulan.
Putaran ini adalah yang paling ambisius dari semua putaran GATT dan diharapkan untuk
memperluas kompetensinya sehingga tidak hanya meliputi perdagangan barang saja melainkan
juga mencakup masalah penting seperti perdagangan jasa, modal atau investasi, kekayaan
intelektual, tekstil, penyelesaian sengketa dagang dan perdagangan hasil pertanian. Pada tahun
1993 GATT telah disesuaikan (updated) untuk mencakup tugas barunya di samping tugas lama.
Putaran ini diikuti oleh 123 negara.

Salah satu perubahan yang mendasar pada GATT adalah berdirinya WTO (the World
Trade Organization). 75 negara anggota GATT yang lama ditambah dengan anggota Uni Eropa
menjadi anggota pendiri WTO pada 1 Januari 1995. 52 negara anggota GATT lainnya masuk
menjadi anggota WTO dua tahun kemudian (yang terakhir adalah Kongo pada tahun 1997).
Sejak berdirinya WTO negara bukan anggota GATT masuk menjadi anggota dan 29 negara
sedang bernegosiasi akan menjadi anggota. Sampai saat ini tercatat 153 negara anggota WTO.

Pertanian umumnya dikeluarkan dari kesepakatan sebelumnya karena diberikan


perlakuan khusus mengenai kuota impor dan subsidi ekspor. Namun, ketika Putaran Uruguay,
banyak negara berpendapat bahwa pengecualian sektor pertanian dari kesepakatan agaknya
kurang dapat diterima dan mereka menolak untuk menandatangani kesepakatan baru tanpa
adanya sedikit kemajuan dalam bidanghasil-hasil pertanian. Empatbelas negaraini kemudian
dikenal sebagai "kelompok Cairns", dan pada umumnya termasuk negara kecil dan menengah
dalam ekspor produk pertanian seperti Australia, Brazilia, Kanada, Indonesia dan New Zealand.

Kesepakatan di bidang pertanian dalam Putaran Uruguay terus merupakan kesepakatan


liberalisasi perdagangan yang paling menonjol sepanjang sejarah negosiasi dagang. Tujuan dari
kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan akses terhadap produk pertanian, mengurangi
bantuan dalam negeri terhadap sektor pertanian dalam bentuk subsidi harga dan kuota,

9
mengurangi secara bertahap subsidi ekspor terhadap produk pertanian dan menyelaraskan sejauh
mungkin kebijaksanaan sanitasi di antara negara anggota.

Secara de facto GATT berfungsi sebagai satu organisasi yang telah melaksanakan delapan
putaran pembicaraan mengenai berbagai masalah perdagangan dan penyelesaian sengketa
perdagangan internasional. Putaran Uruguay yang telah selesai pada tanggal 15 Desember 1993,
setelah mengadakan negosiasi selama tujuh tahun, menghasilkan kesepakatan di antara 117
negara anggota (termasuk Amerika Serikat untuk menurunkan (mengurangi) hambatan
perdagangan dan untuk menciptakan aturan perdagangan internasional yang lebih komprehensif
dan dapat dilaksanakan. Kesepakatan yang muncul dari putaran ini, the Final Act Embodying the
Results of the uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, ditandatangani pada April
1994. Kesepakatan tersebut disetujui dan dilaksanakan oleh Kongres Amerika Serikat pada bulan
Desember 1994, dan mulai diberlakukan pada Januari 1995. Sementara GATT hanyalah
serangkaian aturan kesepakatan yang dipatuhi oleh negara anggota, WTO adalah sebuah
organisasi. WTO memperluas cakupan masalahnya dari perdagangan barang ke perdagangan di
sektor jasa dan hak atas kekayaan intelektual. Kesepakatan di WTO pada umumnya bersifat
multilateral seperti mekanisme pada GATT.

4. Sengketa Dagang Antarnegara

Masalah atau isu mengenai penyelesaian sengketa di dalam GATT hanya dibahas pada
pertemuan-pertemuan regular atau tetap dan bukan secara langsung mengatur penyelesaian
sengketa. Namun demikian ada dua pasal, yakni pasal XXII dan XXIII GATT yang dapat dirujuk
dalam hal adanya sengketa dagang. Jadi dalam GATT pada prinsipnya ada dua cara penyelesaian
sengketa dagang internasional, yakni melalui jalur diplomatic dan melalui jalur “contracting
party” GATT.

1) Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur Diplomatik


Negara anggota peserta kesepakatan dagang pada GATT diharapkan
menyelesaikan sendiri masalah sengketa yang di alami melalui konsultasi secara bilateral.
Hal ini sesuai dengan bunyi pasal XXII GATT. Mereka disyaratkan untuk memberikan
pertimbangan simpatik terhadap setiap sengketa mengenai segala sesuatu hal yang
menyangkut pelaksanaan GATT.
2) Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur GATT
10
Untuk jalur GATT salah satu pihak atau keduanya harus mengajukan
keberatan/complain dengan memberikan dasar pembenaran yang lengkap kepada GATT
yang dalam hal ini kepada badan dalam GATT yang disebut contracting party, selanjutnya
sesuai dengan sifat dan beratnya sengketa dapat membentuk satuan tugas dari beberapa
Negara yang dibentuk khusus untuk satu sengketa. Anggota dari satuan tugas berasal dari
Negara yang mengalami sengketa dari GATT, sedangkan anggota dari satu panel tidak
hanya dari Negara yang bersengketa tetapi juga dari Negara ketiga. Tugas mereka adalah
mempertimbangkan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan oleh Negara yang bersengketa
dan memberi rekomendasi dan putusan kepada contracting party.
Dengan atau tanpa pembentukan satuan tugas atau panel, contracting party GATT dapat:
a. Mengeluarkan rekomendasi kepada Negara yang sedang bersengketa.
b. Memberikan putusan pada satu sengketa.
c. Memberi wewenang kepada satu Negara peserta untuk menangguhkan penerapan
konsesi atau kewajibannya kepada pihak lain berdasarkan perjanjian GATT.

5. Kerjasama Perdagangan dan Ekonomi Antarwilayah dan Regional


Kerjasama perdagangan antar negara bisa dilaksanakan oleh dua negara (bilateral),
seperti misalnya Amerika Serikat – Kanada, Australia - New Zealand, Indonesia – Cina, atau
oleh banyak negara (multilateral), yang bersifat regional seperti Uni Eropa, South Asian
Association for regional Cooperation ataupunyang bersifat internasional seperti misalnya World
Trade Organization (WTO). Kerjasama perdagangan (ekonomi) yang paling erat mempunyai
sifat sama seperti satu hal nya satu negara seperti European Union (EU) dan Australia New
Zealand Closer Economic Agreement (ANZCERTA). Yang terakhir ini sering dikenal sebagai
integrasi ekonomi.
1) Kerja Sama Perdagangan
a. ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Adalah satu perjanjian dagang untuk mendorong manufaktur di seluruh negara-negara
anggota ASEAN. Perjanjian ini ditandatangani tanggal 28 Januari 1992 di Singapura.
Ketika AFTA pada awalnya ditandatangani, ASEAN hanya terdiri dari 6 negara, yakni
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Vietnam masuk pada
tahun 1995, Laos dan Myanmar pada tahun 1997 dan Kamboja pada tahun 1999. Dewasa
ini AFTA terdiri dari sepuluh negara negara anggota ASEAN. Keempat negara pendatang
baru diminta menandatangani kesepakatan sehingga menjadi anggota ASEAN, tetapi
diberikan kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban pengurangan tarif AFTA.
11
Tujuan utama dari AFTA adalah untuk meningkatkan daya saing ASEAN di pasar
dunia melalui penurunan hambatan perdagangan, tarif dan non tariff, dan menarik lebih
banyak investasi asing melalui Apa yang disebut dengan Common Effective Preferential
Tariff (CEPT), yakni tarif impor 0-5 persen berlaku untuk perdagangan antar negara
anggota ASEAN. Masing-masing negara ASEAN bebas menentukan tarif untuk barang
dari luar anggota. Negara anggota diberikan tiga jenis perkecualian, yakni pengecualian
sementara (untuk barang yang sementara harus dilindungi, tetapi kemudian akan
memenuhi ketentuan tarif yang berlaku), untuk barang hasil pertanian yang sensitif
seperti beras, dan pengecualian umum (yang dianggap perlu dengan alasan keamanan
moral publik perlindungan atas kehidupan umat manusia binatang atau tanaman
perlindungan barang antik bersejarah dan bernilai arkeologi).
Setelah beberapa tahun berjalan, program utama penurunan tarif dipercepat dan
diperluas dan aktivitas baru pun diperkenalkan. Aktivitas baru ini meliputi penghapusan
hambatan perdagangan yang non tariff, penyeragaman dan harmonisasi sistem pabean,
sistem penilaian, dan prosedur dan pengembangan sertifikasi standar produk. Semua
anggota ASEAN telah sepakat untuk menerapkan tarif impor 0% untuk perdagangan
antar anggota pada tahun 2010 kecuali untuk Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam
yang diberikan waktu sampai 2015 untuk mematuhinya.
b. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
APEC adalah forum utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kerja sama,
perdagangan dan investasi di wilayah Asia dan Pasifik dan satu-satunya blog antar
pemerintah di dunia yang berdasarkan atas janji yang tidak mengikat, dialog terbuka dan
kesamaan derajat dari semua peserta. Berbeda dengan WTO atau badan perdagangan
multilateral lainnya, APEC tidak mempunyai fakta kewajiban bagi setiap anggota.
Keputusan dan janji dalam APEC dicapai lewat konsensus dan atas dasar sukarela. APEC
mempunyai 21 anggota yang disebut "Member Economic" yang mencakup sekitar 40,5%
dari penduduk dunia sekitar 54,2% dari GDP dunia dan sekitar 43,7% dari jumlah
perdagangan dunia. Ke-21 member economies tersebut adalah Australia, Amerika Serikat,
Brunei Darussalam, Chili, RRC (dulu), Hongkong, Cina, Indonesia, Jepang, Kanada,
Republik Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, New Zealand, Papua Nugini, Peru, Filipina,
Federasi Rusia (dulu) Singapura, Taipei, Thailand, dan Vietnam.
c. Shout Asian Association for Regional Cooperation.

12
Disingkat dengan SAARC, adalah saatu organisasi di bidang ekonomi dan politik dari
delapan negara-negara di Asia Selatan. Jumlah penduduk dari semua negara yang
termasuk dalam organisasi ini adalah sekitar 1,5 miliar orang, terbesar dibandingkan
organissasi sejenis lainnya. Kerja sama regional ini didirikan pada 8 Desember 1985 di
Sri Lanka. Pada April 2007 Afganistan masuk menjadi anggota nomor delapan dari
organisasi ini. Australia, Cina, Uni Eropa, Jepang, Mauritius, Myanmar (Burma),
Indonesia, Korea Selatan, Amerika Serikat telah menyatakan keinginan mereka untuk
menjadi anggota peninjau, sedangkan Afrika Selatan ingin berpartisipasi dalam rapat.
Tujuan dari organisasi ini, antara lain, meliputi usaha bersama untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk di Asia Selatan, percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan budaya, meningkatkan percaya diri kolektif dari negara-negara di Asia Selatan
di forum internasional, dan mendorong kerja sama aktif dan solidaritas di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan di bidang teknoologi ilmu pengetahuan. Namun belum
baanyak yang dikerjakan oleh asosiasi ini dalam integrasi ekonomi.
Anggota dalam asosiasi ini pada awalnya menyatakan keengganannya untuk untuk
menandatangani persetujuanmengenai perdagangan bebas. Pada tahun 1993, mereka
menandatangani persetujuan yang secara bertahap menurunkan tariff impor dalam negara
ini. lebih dari sepuluh tahun kemudian, pada rapat puncak yang ke-12, para negara
anggota asosiasi ini telah menetapkan kesepakatan pasarbebas yang sehingga mengarah
ke berdirinya area perdagangan bebas yang meliputi 1,5 miliar orang penduduk.
Kesepakatan sebagai wilayah pasar bebas ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2006.
Dengan kesepakatan ini, anggota asosiasi negara-negara Asia Selatan ini berjanji akan
menurunkan tariff menjadi 20 persen pada tahun 2007
d. Australia New Zealand Closer Economic Agreement (ANZCERTA).
Adalah perjanjian dagang bilateral antaran Australia dan New Zealand, yang efektif
berlaku sejak 1983, dan mencakup hampir semua masalah perdagangan barang (termasuk
hasil-hasil pertanian) dan jasa ( termasuk investasi, penerbangan dan jasa lainnya).Semua
barang (dengan beberapa pengecualian) yang dapat diperdagangkan di suatu negara dapat
juga diperdagangkan secara legal di negara lainnya. Aturan kepabeanan juga diadakan
penyesuaian untuk kedua negara, misalnya mengenai kebijaksanaan, prosedur
administrasi, investigasi dan pencegahan dan penyelesaian pelanggaran system pabean,
termasuk masalah karantina, dan peraturan standar perdagangan. Pemerintah telah

13
menghilangkan hampir semua hambatan perdagangan tariff dan nontarif di antara kedua
negara.
Prinsip dasar dari ANZCERTA adalah perlakuan nasional, akses ke pasar, hak untuk
masuk pasar tanpa hambatan, dan perlakuan yang aling menguntungkan. Dalam waktu
seperempat abad jumlah perdagangan dua arah Australia – New Zealand telah
berkembang dengan kecepatan sembilan persen.
e. The North American Free Trade Agreement (NAFTA).
Adalah satu pepjanjian dagang yang ditandatangani oleh Amerika Serikat, Kanada dan
Meksiko yang menimbulkan blok dagang tiga negara di Amerika Utara. Perjanjian
tersebut mulai efektif sejak 1 Januari 1994. Perjanjian ini menggantikan perjanjian
perdagangan bebas asntara Amerika Serikat dan Kanada. Kalau diukur dari paritas daya
beli PDB dari anggotanya pada tahun 2007, blok dagang ini adalah terbesar di dunia dan
merupakan terbesar kedua dalam nilai nominal PDB-nya. NAFTA ini mempunyai dua
perjanjian tamban the North American Agreement on Enviromental Cooperation
(NAAEC – perjanjian kerja sama lingkungan Amerika Utara) dan the North American
Agreement on Labour Cooperation (MAALC – perjanjian kerja sama perburuhan
Amerika Utara).
NAFTA bertujuan untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi di antara
Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Penerapan perjanjian pada 1 Januari 1994
berakibat langsung terhadap penghapusan tariff terhadap lebih dari setengah dari impor
Amerika Serikat dari Meksiko dan lebih dari sepertiga ekspor Amerika Serikat ke
Meksiko. Dalam kurun sepuluh tahun dari pelaksanaan perjanjian tersebut semua tariff
Amerika Serikat – Meksiko akan terhapus kecuali beberapa ekspor hasil pertanian
Amerika Serikat ke Meksiko yang diharapkan habis secara bertahap dalam waktu 15
tahun. Sebagian besar perdagangan Amerika Serikat dan Kanada memang sudah bebas.
NAFTA juga bertujuan untuk menghilangkan hambatan perdagangan non tariff di antara
anggota.
f. Uni Eropa (UE atau European Union yang disingkat EU).
Adalah sebuah organisasi antarpemerintahan dan supranasional, yang terdiri dari
negara-negara Eropa, yang sejak 1 Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota.
Persatuan ini didirikan di bawah Perjanjian Uni Eropa ( Perjanjian Maastricht) pada 1992.
Namun, banyak aspek dari EU timbul sebelum tanggal tersebut melalui organisasi
sebelumnya, yakni yang telah dimulai tiga ribu tahun lalu, mengalami perubahan berkali-

14
kali, antara lain, pada 1800-an menjadi customs union di bawah Napoleon I Perancis dan
penaklukan pada 1940-an oleh Nazi Jerman. Kemudian setelah Perang Dunia II dibentuk
European Coal and Steel Community oleh Jerman, Prancis, Italia dan negara-negara
Benelux, yang kemudian menjadi European Economic Community (1958), terus menjadi
Masyarakat Eropa. Sampai sekarang ini Uni Eropa telah berevolusi dari sebuah badan
perdagangan menjadi sebuah kerja sama ekonomi dan politik penting di dalam UE yang
telah dibentuk adalah Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa,
dan Bank Sentral Eropa. Terdapat pula Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih
langsung oleh warga negara anggota.
Bila dianggap sebagai satu kesatuan, Uni Eropa memiliki ekonomi terbesar di dunia.
Ekonomi UE diharapkan tumbuh lebih jauh dalam dekade berikutnya sejalan dengan
lebih banyak negara bergabung dalam persatuan ini dan terlebih lagi negara-negara baru
ini biasanya lebih miskin dari rata-rata UE, dan oleh karena itu diharapkan pertumbuhan
GDP yang cepat dapat membantu dinamika Uni Eropa. Meskipun begitu UE diperkirakan
hanya akan tumbuh sekitar 0,3%, sedangkan negara industri lainnya seperti Amerika
Serikat diperkirakan akan tumbuh sekitar 3,2 per tahun.

2) Integrasi Ekonomi
Menurut integrasi ekonomi (economic integration) dari Bela Balasa 1961 (seperti
pada internet) ada enam tahapan kerja sama peerdagangan untuk menuju integrasi
ekonomi. Masing-masing tahapan diuraikan secara singkat sebagai berikut.
a. Tahap pertama adalah Preferential Trading Area (PTA).
Sering juga disebut sebagai Preferential Trade Agreetment (PTA) yang merupakan
kelompok (blok) perdagangan yang memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis
produk tertentu kepada negara anggota, dilaksanakan dengan cara mengurangi tariff
(tidak menghaouskan tariff menjadi nol). PTA dapat muncul melalui perjanjian
(kesepakatan) dagang dan kadang-kadang dicampuradukkan saja dengan FTA di mana
pada umumnya PTA mengarah ke FTA sesuai dengan General Agreetment on Traffs and
Trade (GATT). Sesungguhnya keringanan tariff impor ini tidak sesuai dengan prinsip
hubungan dagang yang normal di bawah WTO di mana anggota WTO dapat minta
perlakuan tariff yang sama.
b. Tahap kedua adalah Free Trade Area (FTA).
Beberapa negara sepakat untuk menghilangkan tariff, kuota dan preferensi kepada
sebagian besar barang dan jasa yang diperdagangkan di antara mereka. Negara tersebut
15
memilih bentuk integrasi ekonomi jenis ini jika struktur ekonomi mereka bersifat
komplementer. Namun kalau struktur ekonomi mereka bersifat kompetitif, maka bentuk
yang lebih sesuai adalah custom union (uni daerah pebean). Berbeda halnya dengan uni
pabean, FTA tidak mempunyai tariff eksternal bersama (kebijakan yang sama untuk
negara bukan anggota), yang berarti kuota dan pabean yang berbeda. Untuk
menghindari kecurangan melalui ekspor kembali blok dagang ini biasanya memerlukan
sertifikat asal (disebut rule of origin), di mana ditentukan persyaratan minimum
kandungan material lokal dan transportasi lokal dalam nilai tambah dari barang yang
diberikan kebebasan tarif tersebut. Dalam AFTA, ketentuan ini dalah sebesar 40 persen
kandungan local. Semua barang yang tidak memenuhi ketentuan kandungan local ini
tidak berhak mendapatkan kebebasan tariff masuk. Tujuan dari FTA adalah untuk
menurunkan hambatan perdagangan sehingga volume perdagangan meningkat karena
spesialisasi, pembagian kerja, dan yang terpenting melalui teori keuntungan komparatif.
Menurut teori ini dalam pasar bebas yang ekuilibrium, setiap sumber produksi
cenderung untuk berspesialisasi dalam aktivitas di mana terjadi keunggulan komparatif
(bukan keunggulan absolut). Selanjutnya dikatakan bahwa akan terjadi kenaikan
pendapat yang akhirnya merupakan kenaikan kesejahteraan setiap orang yang berada
pada FTA dimaksud. Namun teori tersebut hanya mengatakan akibatnya terhadap
kesejahteraan total dan tidak membicarakan pembagian pendapatan. Bisa saja terjadi
bahwa sebagian masyarakat diuntungkan dan sebagian lagi dirugikan dengan FTA.
Namun jumlah keuntungan lebih besar dibandingkan dari jumlah kerugian.
c. Tahap ketiga adalah Custom Union.
Adalah satu perjanjian dagang di mana sejumlah negara memberlakukan
perdagangan bebas di antara mereka dan menerapkan serangkaian tarif bersama
terhadap barang dari negara lain. Negara anggota menerapkan kebijaksanaan
perdagangan luar negeri bersama, tetapi dalam kasus tertentu mereka menerapkan kuota
impor yang berbeda. Custom union ini adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi,
yakni bentuk dari perdagangan bebas di antara anggota, tetapi tidak ada system tariff
bersama, dengan bentuk pasar bersama (Common Merket), yang menerapkan tarif
bersama dan memperkenankan pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk
modal dan tenaga kerja di antara negara anggota.Tujuan penndirian custom union
biasanya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik
16
(politik dan budaya) di antara negara anggota. Contoh custom union yang terkenal
adalah Zollverein, satu organisasi pada abad 19 yang dibangun oleh beberapa negara
bagian Jerman.
d. Tahap keempat adalah Single Integrated Market (Common Market).
Satu pasar tunggal bersama adalah sejenis blok dagang yang merupakan gabungan
dari custom union dengan kebijaksanaan bersama terhadap produk dan pergerakan yang
bebas atas faktor produksi (modal dan tenaga kerja) dan wirausaha. Tujuan agar terjadi
pergerakan bebas dari modal, tenaga kerja, barang, dan jasa di antara negara anggota
adalah agar memudahkan bagi mereka untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih
tinggi. Kadang-kadang pasar tunggal dianggap sebagai bentuk selangkah lebih maju
dari Common Market (pasar bersama). Dibandingkan dengan pasar bersama, satu pasar
tunggal membutuhkan lebih banyak usaha untuk menghilangkan hambatan fisik (di
perbatasan), teknis (standar), dan fiskal (perpajakan) di antara negara anggota.
Hambatan-hambatan ini mempersulit kebebasan gerak dari pada faktor produksi. Untuk
menghilangkan hambatan-hambatan ini negara anggota memerlukan kemauan politik
dan mereka harus merancang kebijaksanaan ekonomi bersama.
e. Tahap kelima adalah Economic and Monetary Union (kesatuan ekonomi dan
moneter).
Merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan kesatuan moneter untuk
semua negara anggota. Bentuk ini harus dibedakan dari hanya menerapkan mata uang
bersama seperti yang dilakukan oleh Latin Monetary Union pada tahun 1980-an yang
tidak diikuti oleh adanya pasar tunggal. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan
melalui pakta dagang dari semua sistem moneter yang berlaku di negara anggota.
Contoh yang baik adalah Uni Eropa, ada pasar tunggalnya dan memakai satu kesatuan
moneter (Euro).
f. Tahap keenam adalah Complete Economic Itegration.
Ini adalah tahap akhir dari integrasi ekonomi. Pada tahap ini, tidak lagi diperlukan
kebijaksanaan pengawasan ekonomi kepada unit-unit yang bergabung. Mereka telah
menjadi satu kesatuan moneter dan fiskal secara penuh dan mendekati penuh. Uni Eropa
adalah salah satu contoh yang baik mengenai integrasi ekonomi penuh.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2016. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press.

18
19

Anda mungkin juga menyukai