Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya
angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku
perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan) dan
faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak
pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan
kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang
semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan
lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang
pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak
kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus
mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas
lingkungan.

B. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Kesehatan Lingkungan
b. Untuk mengetahui syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
c. Untuk mengetahui cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
d. Untuk mengetahui tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
e. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan
bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan
dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat
dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.
Ada 3 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan lingkungan, masing-
masing pengertian lahir dalam upaya memecahkan masalah kesehatan sesuai jaman dan
kebutuhannya. Ketiga pengertian tersebut adalah :
a. Pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai suatu upaya, dikemukakan oleh P.Halton
Purdon (1971). Purdon menyatakan bahwa “ Kesehatan Lingkungan merupakan bagian
dari dasar-dasar kesehatan bagi masyarakat modern, kesehatan lingkungan adalah aspek
kesehatan masyarakat yang meliputi semua aspek kesehatan manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tujuannya untuk mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat pada tingkat yang setinggi-tingginya dengan jalan
memodifikasi faktor sosial, faktor fisik lingkungan, sifat-sifat dan kelakuan lingkungan
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi dikemukakan oleh Organisasi
Kesehatan se-Dunia (World Health Organization). WHO menyatakan Environment
health refers to ecological balance that must exist beetwen man and his environment in
order to ensure his weel being. Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya
keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar masyarakat
menjadi sehat dan sejahtera. Sehingga Kesehatan Lingkungan menurut WHO adalah :
Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the
environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors
in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan "Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia". Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia. Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari Kesehatan Lingkungan adalah
bahwa tercapainya tujuan kesehatan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera apabila kondisi
lingkungan sehat.
c. Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan lingkungan
dan manusia, ilmu dan seni dalam pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi
yang bersih, sehat, aman dan nyaman dan terhindar dari gangguan penyakit. Pengertian
Kesehatan Lingkungan sebagai suatu ilmu, seni dan teknologi dikemukakan oleh
beberapa ahli diantaranya dikemukakan oleh Umar Fahmi Achmadi. Menurut Umar
Fahmi Achmadi (1991), Kesehatan Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari
keterkaitan antara kualitas lingkungan dengan kondisi kesehatan suatu masyarakat. Ilmu
Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok
penduduk dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup yang
menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat.

B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat


a. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C,
sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
b. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh,
contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
c. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan
tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
d. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak bising yang dapat
mengganggu aktifitas/alat pendengaran manusia.
C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai.
b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya.
d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


a. Mengurangi Pemanasan Global.
Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga
ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan
atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2
yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
b. Menjaga Kebersihan Lingkungan.
Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena
lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan
sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat
dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
1. Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat
dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
sampah organik :
 Daun-daun tumbuhan
 Ranting-ranting tumbuhan
 Akar-akar tumbuhan
2. Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik adalah sampah yang
tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah
non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu
menguburnya.

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Undang-Undang di di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan
diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada
delapan, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
F. Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis.
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama atau yang sejenis.
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, reactor atau
tempat yang bersifat khusus.

G. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan


Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat
yang terbebas dari segala macam penyakit.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Faktor Fisik
Faktor fisik berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut berperan penting bagi
masyarakat dalam memperhatikan di mana tempat tinggal mereka akan dibangun. Jika
suatu rumah dibangun di pedesaan, sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan
itu. Misalnya, keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan membawa
dampak yang baiik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, di mana faktor tersebut
berperan dalam hubungan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat yang
tinggal di kawasan rawan gempa, maka rumah yang mereka bangun di kawasan tersebut
harus dibuat dari bahan-bahan yang ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat
juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-usaha tertentu.
Misalnya masyarakat membuat bak penampungan sampah.
c. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan, di mana pada umumnya di
lingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang tidak mampu, maka secara tidak
langsung berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya di
daerah pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan baik.
H. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
a. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu
Apabila lingkungan bersih berpengaruh individu, khususnya pada kualitas kerja
(produktivitas) individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan yang
tidak sehat, akan berada pada produktivitas yang cenderung menurun.
Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhannya di ambil dari
lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif.
Lingkungan sehat dan gizi yang cukup dapat menghindarkan seseorang dari penyakit.
b. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Keluarga
Keluarga yang sehat berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka kesehatan
keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan kenyamanan
bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari
resiko terjadinya penyakit atau gangguan saluran pernapasan.
Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat mengindikasikan
bahwa telah terjadi perubahan perilaku yang bisa memperbaiki tingkat kesehatan
lingkungan. Karena bagi mayoritas masyarakat kita, rumah tidak hanya sebagai tempat
istirahat, tetapi juga sebagai tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga, bahkan
keluarga yang jauh. Dengan demikian, dalam sebuah rumah yang tidak sehat dapat
menjadi tempat saling menularnya penyakit dan menjadi indikasi negatif terhadap upaya
meningkatkan kesehatan lingkungan
c. Pengaruh Lingkungann yanng Tidak Sehat Terhadap Masyarakat
Lingkungan sehat akan membuat masyarakat terhindar dari penyakit. Tindakan
masyarakat membuang limbah sembarangan, akan berakibat terhadap kesehatan dan
kelangsungan hidup, timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat, dan
timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.

I. Penyakit yang Ditimbulkan oleh Lingkungan yang Tidak Sehat


Ada banyak penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat, diantaranya
yaitu :
a. Kolera
Kolera adalah penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tifus Perut
Tifus perut adalah penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk
kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut menular.
c. Diare
Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-bercak encer dengan atau
tanpa darah dan muntah-muntah. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan
organik/fungsional saluran cerna.
d. Leptospitosis
Leptospitosis adalah penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan yang telah
tercemar kemih tikus
e. Malaria dan DBD
Malaria dan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang
di wadah penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk
tersebut.
f. TBC
TBC merupakan penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan
pertukaran udara yang buruk.
g. Cacar
Cacar merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi
cacar timbul apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian perderita.
h. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang sangat mudah menular, penularannya melalui udara.

J. Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan


a. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup meliputi ekosistem daratan, kawasan pesisir, dan
ekosistem laut.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan Buatan
Upaya pengelolaan lingkungan buatan meliputi pengendalian pencemaran yang
berkaitan dengan perlindungan air, tanah, udara, dan pengelolaan limbah.
c. Upaya Pengelolaan Lingkungan Sosial
Upaya pengelolaan lingkungan sosial meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk
dan pembangunan kualitas lingkungan.
d. Upaya Pengembangan Modal Sosial
Upaya pengembangan modal sosial meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan, dan
pembangunan jiwa sosial yang tinggi.

K. Masalah-Masalah Kesehtan Lingkungan Di Indonesia


Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan
lingkungan antara lain :
a. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l.
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0.00000000002 per 100
ml air).
b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut:
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
6. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan
dan penghawaan yang cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut.
1. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
e. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue
(DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3
M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit
DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk
mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
f. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
boga, rumah makan/restoran, dan hotel).Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan peralatan yang digunakan
8. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada
di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai
analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan.
Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya
ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada
mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan seperti Tidak mencemari air dengan
membuang sampah disungai, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, mengolah
tanah sebagaimana mestinya, dan menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong.
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan
http://www.docstoc.com/docs/34033756/prospek-kesehatan-lingkungan
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar.
Jakarta : EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran

Anda mungkin juga menyukai