Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Konstruksi batu adalah salah satu jenis konstruksi yang menempati urutan besar dalam
suatu konstruksi bangunan gedung. Dalam praktek kerja batu ini, sebagian besar
pekerjaan yang terdapat didalam konstruksi gedung meliputi, Pemasangan dinding
setengah Bata, Pemasangan Pilar, Pemasangan Ubin Lantai, dan Plasteran dinding /
Acian. Untuk mencapai hasil yang sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik
dan aturan - aturan dari setiap pekerjaan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor
bekerja memegang peranan penting bila kita membicarakan masalah mutu dan kualitas
dari suatu konstruksi bangunan terutama sekali bangunan gedung. Ya

2. Begel adalah suatu komponen yang terbuat dari besi beton. Kegunaan dari besi begel
sendiri adalah untuk menahan geser dari balok cor atau kolom beton bertulang. Dan
kegunaan lainya adalah untuk menahan cor pada pondasi dan tulangan pada dinding
rumah sehingga rumah semakin kokoh. Untuk rumah dengan lantai lebih dari satu
memerlukan besi yang banyak karena di gunakan untuk cor pada lantai di atasnya.
Sedangakan kolom adalah sebuah rangkaian dari besi beton dan besi begel untuk
digunakan sebagai pondasi atau tiang.ata

3. Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasarpondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya ada

lah pasangdisalurkan atau dilom-


B. TUJUAN UMUM
1. Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
2. Teknik pemasangan yang baik dan benar.
3. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.
4. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.

1
5. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
6. Mampu meluruskan besi dari sengkang yang sudah jadi
7. Mampu memebuat sengkang / begel dengan baik dan sesuai ketentuan
8. Dapat mengetahui cara membuat sengkang dengan teknik yang benar
9. Dapat merangkai atau memasangkan sengkang pada tulangan dalam pembuatan kolom
dan sebagainya sesuai dengan ketentuan dan teknik yang benar.

C. TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan dilapangan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu dan pembesian
4. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu dan besi yang baik
dan benar.
5. Perawatan alat setelah selesai melakukan praktek pemasangan batu.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. ALAT
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja yang tipis dan tangkai kayu.. Fungsi : kegunaan dari
sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.

Gambar 2.1 Sendok Spesi

2. Waterpass
Terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan ether yang ada gelembung
udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat
berada di tengah-tengah. Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan
ketegakan pasangan.

Gambar 2.2 Waterpass

3. Siku Besi
Terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan dilengkapi
dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm. Fungsinya untuk menyetel kesikuan pasangan
pada sudut-sudut pertemuan dinding.

3
Gambar 2.3 Siku besi

4. Line Bobbyn
Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan benang, guna kedua alat ini di
gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman pemasangan batu.

Gambar 2.4 Line Bobbyn

5. Jointer
Terbuat dari besi bulat dan pegangannya terbuat dari kayu, berfungsi untuk membuat
siar pada pasangan batu bata

Gambar 2.5 Jointer

6. Kotak Spesi
Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium.Fungsi :
kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang.

Gambar 2.6 Kotak Spesi

7. Ayakan Pasir
Frame ayakan pasir ini terbuat dari kayu dan unntuk penyaringnya menggunakan kasa
besi,Fungsinya untuk menyaring pasir, semen dan kapur.

4
Gambar 2.7 Ayakan Pasir

8. Ember
Terbuat dari plastic, Untuk mengangkut pasir, semen, kapur dan mortar.

Gambar 2.8 Ember

9. Sekop
Alat ini ujungnya terbuat dari plat tebalnya 2mm dan pegangannya terbuat dari kayu,
fungsinya untuk memindahkan pasir kedalam ember, dan untuk melemparkan pasir ke
ayakan pada saat proses pengayakan pasir.

Gambar 2.9 Sekop

10. Cangkul
Alat ini ujungnya terbuat dari plat tebalnya 2mm dan pegangannya terbuat dari kayu,
fungsinya untuk mengaduk atau mencampur semen, kapur, dan air pada saat proses
pembuatan spesi.

5
Gambar 2.10 Cangkul

11. Palu / Martil


Alat ini ujungnya terbuat dari besi utuh dan pegangannya terbuat dari kayu, fungsinya
untuk memukul besi atau untuk meluruskan besi yang bengkok

Gambar 2.11 Palu/Martil

12. Plesser
Alat ini terbuat dari besi ulir bediameter 1 cm lebih , fungsinya untuk
membengkokkan besi

Gambar 2.12 Plesser

13. Meteran
Alat ini ujungnya terbuat bahan plat sejenis seng dan rumahannya terbuat dari plastic,
fungsinya untuk mengukur jarak dari suatu titik ketitik lainnya

6
Gambar 2.13 Meteran

14. Kapur Tulis


Alat ini terbuat dari bahan kapur, fungsinya untuk memberi tanda setelah dilakukan
pengukuran oleh metran

Gambar 2.14 Kapur Tulis

15. Tang
Alat ini ujungnya terbuat dari besi dan pegangannya terbuat dari besi juga tetapi
dilapisi oleh semacam karet plastik sebagai isolator, fungsinya untuk Menguntir kawat
atau untuk memotong kawat

Gambar 2.15 Tang

16. Catut
Alat ini terbuat dari besi sepenuhnya dan pada bagian pegangan diberi isolator,
fungsinya untuk menguntir dan memotong kawat bendrat

7
Gambar 2.16 Catut

17. Mal begel


Alat ini bagian landasannya terbuat dari kayu atau kdang juga besi dan untuk malnya
sendiri terbuat besi bulat, fungsinya sebagai mal bentuk dan ukuran dari pembuatan begel

Gambar 2.17 Mal Begel

18. Pemotong besi (Cutting besi)


Alat ini terbuat dari besi plat dengen ketebalan tertentu sebagai pisau potongnya dan
untuk pegangannya sendiri terbuat dari besi juga namun diberi isolator pada pangakalnya
sebagai pegangan , fungsinya untuk memotong besi tulangan

Gambar 2.18 Pemotong besi ( Cutting besi )

8
B. BAHAN
1. Batu Bata

Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan campuran,
kemudian dicetak dalam ukuran tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui
pembakaran, sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalam air. Standar ukuran bata
di Indonesia adalah

 52 mm x 115 mm x 240 mm
 50 mm x 110 mm x 230 mm

Gambar 2.19 Batu Bata

a. Bata terbuat dari


1) Tanah liat
2) Sekam
3) Air

b. ciri-ciri bata yang baik adalah :


1) pembakaran matang
2) ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5)
3) mempunyai warna yang seragam
4) saat dipukul Suaranya nyaring
5) pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum

c. cara penyimpanan bata :


1) Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas agar air pada tanah tidak terserap
oleh bata tersebut, sebab bata mempunyai daya serap tinggi.
2) Kemudian bata disusun bersilang seling agar tidak pecah atau retak.
3) Dan penyusunannya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira 2m, ini bertujuan agar
mudah mengambil bata, kemudian pada bagian atas sebaiknya diberi tutup
plastik atau terpal agar terlindung dari cuaca yang dapat mengurangi mutunya.
4) Penyimpanannya dasar batu dilapangan ialah harus diberi alas agar air
dibawahnya tidak meresap, karena bata mempunyai daya serap yang tinggi.

9
5) Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau plastik agar terlindung dari
cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu bata harus di susun
berselang seling.
6) Agar tidak pecah atau retak, dari susunan ini yang paling tinggi 2 m, agar bata
yang berada paling bawah tidak pecah.
2. Pasir

Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan
batu, pasir merupakan butiran – butiran mineral atau agregar halus yang mempunyai
gradasi maksimal 0-4 mm. fungsinya pada pasangan sebagai pengisi.

Gambar 2.20 Pasir

Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur
dengan tanah yang dibawahnya. Lebih – lebih sewaktu pengambilannya dengan sekop.

a. Cara mendapatkan pasir yang baik:


1) Pasir dapat kita peroleh darisungai atau gunung.

b. Ciri-ciri pasir yang baik :


1) Bersih
2) Keras
3) Susunan besar butir harus tidak baik
4) Besar butiran maximum 5mm
5) Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%

c. Cara menentukan mutu pasir yang baik :


1) Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. apabila banyak pasir
yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung banyak
lumpur dan tidak layak digunakan.
2) Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan bau
yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir tidak baik.

d. Fungsi pasir : sebagai bahan pengisi


e. Cara penyimpanan pasir yang baik:

10
1) Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat
memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan
waktu pengambilannya juga mudah.
2) Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi
dengan bata.

3. Kapur

Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga
menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air.Justru itu kapur harus disimpan
terhindar dari kelembapan.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan.Agar
kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik maka penyimpanan kapur dilapangan harus di
tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar dari hujan, penimbunan kapur ini
juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.

Gambar 2.21 Kapur

a. Cara memperoleh kapur : kapur dapat kita peroleh dari gunung kapur.

b. Fungsi kapur :
1) sebagai bahan pengikat
2) memudahkan pekerjaan
3) memperlambat peroses pengerasan semen
4) mengurangi penyusutan air .
c. Ciri-ciri kapur yang baik:
1) Harus dipadamkan dengan baik
2) Membentuk tepung halus
3) Dalam keadaan kering kadar air <10% 4. Kadar bagian aktif tidak kurang
dari 90% 5. Butiran kasar <5%
d. Cara penyimpanan kapur: Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk
mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari
permukaan banjir.

4. Air

11
Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang
dapat di minum.

Gambar 2.22 Air

a. Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata, dan


membersihkan pasangan sebelum disambung dan lain-lain.
b. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, dan garam
untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan
jangan memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi
dapat mengurangi kekuatan ikatan bata.
c. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, tidak berwarna dan tidak berbau.

5. Besi
Dalam pembuatan sengakang dan besi yang digunakan sebagai tulangan mempunyai
diameter yang berbeda yaitu untuk sengkang sendiri beridiameter 4 mm dan untuk
tulangan berdiameter 8 mm ukuran ukuran tersebut dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dari suatu fungsi suatu balok.
Besi yang dijual dipasaran ada dua macam yaitu besi SNI dan besi yang tidak SNI ,
bedanya adalah tulisan yang tertera pada besi bila SNI ukurannya sama pada saat besi
tersebut diukur diameternya dan jika tidak SNI maka ukurannya cenderung lebih kecil
dan haraganya murah

Gamabar 2.23 Besi


6. Kawat Bendrat
Kawat bendarat adalah suatu kawat yang mempunyai diameter sangat kecil yang
dalam hal ini berfungsi untuk mengikat antara begel dan tulangan

12
Gambar 2.24 Kawat Bendrat

C. PERAWATAN ALAT
1. Mencuci atau membersihkan alat-alat setelah digunakan untuk praktek
2. Menggunakan alat sebagaimana fungsi alat tersebut
3. Tidak boleh menggunakan alat-alat untuk bermain dan bercanda
4. Mengembalikan alat ditempatnya dengan rapi.

D. PRAKTIKUM

Gambar 2.25 Pasangan batu bata


1. Pengertian Pasangan Batu
Pasangan batu adalah bahan batuan yang disusun dengan menggunakan adukan
sebagai perekat sehingga membentuk konstruksi bangunan tertentu. Pasangan batu
bata/ bata merah adalah batu bata yang disusun sedemikian rupa dengan menggunakan
adukan sehingga membentuk konstruksi pada bagian bangunan tertentu.

2. Fungsi Dinding/Tembok Pada Bangunan Gedung


Pada bangunan gedung sederhana (rumah tinggal), dinding berfungsi sebagai
struktur (penyangga beban-beban bangunan) dan sebagai partisi (pembatas/penyekat
antar ruangan). Pada bangunan gedung bertingkat: pada umumnya struktur utamanya

13
dari beton bertulang atau baja, maka temboknya hanya berfungsi sebagai
penyekat/partisi.

3. Macam-Macam Tebal Dinding


 Dinding 1/2 batu: tebal dinding = L, paling sering dilaksanakan
 Dinding 1 batu: tebal dinding = 2 L = P
 Dinding 1 1/2 batu: tebal dinding = 3 L = P+L
 Dinding 2 batu: tebal dinding = 4 L = 2P
 Dinding 2 1/2 batu: tebal dinding = 5 L = 2P+L, dst.

4. Macam-Macam Ikatan Bata


 Dinding tebal 1/2 batu: ikatan 1/2 batu, umum dilaksanakan
 Dinding tebal 1 bata atau lebih: ikatan kepala, ikatan inggris, ikatan belanda,
ikatan flam

Gambar 2.26 Rangka Kolom


5. Pengertian Rangka Kolom
Rangka kolom adalah sebuah kerangaka untuk dipasang didalam sebuah kolom
sebagai penguat kolom tersebut terhadap gaya tarik, ukuran dari elemen penyusunnya
bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya

6. Fungsi Kerangka Kolom


Fungsi dari kerangka kolom tersebut adalah untuk memperkuat kolom tersebut
dari gaya tarik yang nantinya kan bekerja pada kolom tersebut
7. Macam-Macam kerangka kolom
 Kerangka kolom struktural seperti kolom dan balok anak dan induk suatu
bangunan bertingkat
 Kolom praktis dan balok tembok serta balok latei
8. Pengertian Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasarpondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential
settlement pada sistem strukturnya
9. Fungsi Pondasi

14
Fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur
yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung
bangunan tersebut.
10. Macam-Macam Pondasi
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
a. Jenis pondasi dangkal diantaranya:

 Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah
kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
 Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata.
Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan
berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.
 Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
 Pondasi bor mini (Strauss Pile)
 Pondasi Telapak/ Footplat
b. Jenis pondasi dalam diantaranya:

 Pondasi tiang pancang (driven pile).


 Pondasi tiang franki (franki pile)
 Pondasi tiang injeksi (injection pile)
 Pondasi tiang bor (bored pile)

15
BAB III

PRAKTIK PEMBUATAN

IKATAN BATU BATA TEBAL ½ BATU LURUS

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “T” dengan baik
dan benar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “T” dengan
ketentuan survei kontrol tegak lurus, baling, kedataran, kesikuan dengan baik dan
benar.
C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu lurus adalah :
a. Waterpass
b. Kotak spesi
c. Sendok spesi/cethok
d. Cangkul
e. Sekop
f. Ayakan
g. Ember
h. Line bobbyn
i. Jointer
D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu lurus adalah
sebagai berikut :
a. Batu Bata Merah
b. Kapur
c. Pasir
d. Air
E. KESELAMATAN KERJA
a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
b. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan

16
c. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
d. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
e. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
g. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
h. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum
F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu lurus adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat
tersebut.
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau campurlah
hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan spesi
tersebut ke tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan
½ batu , dengan panjangyang yang telah di sesuaikan oleh dosen dan keadaan
bahan dilapangan, setelah itu ratakan permukaan spesi tadi sampai sekiranya rata
agar mempermudah proses selanjutnya.
6. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang
ukurannya sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu bata
tersebut di atas spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti yang
terlihat pada gambar kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu bata
berilah siar dengan mengunakan jointer.
7. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan pasangan
tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan pasangan
batu bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, lakukan pengecekan dan
pembenahan sampai pasanga tersebut benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling
dan lurus.
8. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi diatas
lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan spesi
sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut sampai
benar – banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
9. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan
gambar kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan
jangan lupa berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.

17
10. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus,
kebalingan dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan
tersebut dengan menggunakan line bobbyn. Lakukan pengecekan dan perbaikan
pasangan lapis 2 tersebut sampai benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling, dan
lurus.
11. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau
langkah selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 5 – 10 sampai benar – benar
membentuk ikatan batu bata tebal ½ batu lurus dengan tinggi lima lapis pasangan.
12. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan
alat – alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu
nilaikan hasil pekerjaan kepada dosen.

18
G. GAMBAR KERJA

19
H. GAMBAR PROYEKSI

20
I. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

21
BAB IV

PRAKTIK PEMBUATAN

IKATAN BATU BATA TEBAL ½ BATU BENTUK “L”

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
2. Teknik pemasangan yang baik dan benar.
3. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.
4. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.
5. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
6. Mampu meluruskan besi dari sengkang yang sudah jadi
7. Mampu memebuat sengkang / begel dengan baik dan sesuai ketentuan
8. Dapat mengetahui cara membuat sengkang dengan teknik yang benar
9. Dapat merangkai atau memasangkan sengkang pada tulangan dalam pembuatan
kolom dan sebagainya sesuai dengan ketentuan dan teknik yang benar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan dilapangan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu dan pembesian
4. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu dan besi yang
baik dan benar.
5. Perawatan alat setelah selesaimelakukan praktek pemasangan batu.

C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “L” adalah
sebagai berikut :
a. Waterpass
b. Kotak spesi
c. Sendok spesi/cethok

22
d. Cangkul
e. Sekop
f. Ayakan
g. Ember
h. Line bobbyn
i. Jointer
j. Siku besi

D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “L”
adalah sebagai berikut :
a. Batu bata merah
b. Pasir
c. Kapur
d. Air

E. KESELAMATAN KERJA
a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
b. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
c. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
d. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
e. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
g. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
h. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum

F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “L” adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat tersebut.
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau campurlah

23
hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan spesi tersebut ke
tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambilah siku besi lalu letakkan ditempat pekerjaan untuk membuat sudut dari bentuk
“L” yang benar – benar siku.
6. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan ½
batu , usahakan lurus dengan siku besi dan membentuk sudut siku, setelah itu ratakan
permukaan spesi tadi sampai sekiranya rata agar mempermudah proses selanjutnya.
7. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang ukurannya
sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu bata tersebut di atas
spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti yang terlihat pada gambar
kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu bata berilah siar dengan
mengunakan jointer.
8. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan pasangan
tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan pasangan batu
bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, serta jangan lupa untuk mngecek kesikuan
lapis 1 ini dengan menggunakan siku besi, lakukan pengecekan dan pembenahan
sampai pasangan tersebut benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling dan lurus serta
siku.
9. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi diatas
lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan spesi
sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut sampai benar –
banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
10. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan gambar
kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan jangan lupa
berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.
11. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus, kebalingan
dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan tersebut dengan
menggunakan line bobbyn serta cek pula kesikuan dengan menggunakn siku besi.
Lakukan pengecekan dan perbaikan pasangan lapis 2 tersebut sampai benar – benar
datar, tegak lurus, tidak baling, dan lurus serta siku.
12. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau langkah
selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 6 – 11 sampai benar – benar membentuk
ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “L” dengan tinggi lima lapis pasangan.
13. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan alat –
alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu nilaikan hasil
pekerjaan kepada dosen.

24
G. GAMBAR KERJA

25
H. GAMBAR PROYEKSI

26
I. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

27
BAB V
PRAKTEK PEMBUATAN PASANGAN DINDING TEBAL ½ BATU BENTUK “T”

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “T” dengan baik
dan benar.

B. TUJUAN ISNTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “T” dengan
ketentuan survei kontrol tegak lurus, baling, kedataran, kesikuan dengan baik dan
benar.

C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “T” adalah
sebgai berikut :
1. Waterpass
2. Kotak spesi
3. Sendok spesi/cethok
4. Cangkul
5. Sekop
6. Ember
7. Line bobbyn
8. Jointer
9. Siku besi

D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “T”
adalah sebagai berikut :
1. Batu bata merah
2. Pasir
3. Kapur
4. Air

28
E. KESELAMATAN KERJA
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
2. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
3. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan
praktikum
4. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
5. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
6. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan
arahan instruktur lab. atau dosen
7. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
8. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum

F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “T” adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat
tersebut.
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau
campurlah hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan
spesi tersebut ke tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambilah siku besi lalu letakkan ditempat pekerjaan untuk membuat sudut dari
bentuk “T” yang benar – benar siku.
6. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan
½ batu yang menyerupai bentuk “T”, usahakan lurus dengan siku besi dan
membentuk sudut siku, setelah itu ratakan permukaan spesi tadi sampai sekiranya
rata agar mempermudah proses selanjutnya.
7. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang
ukurannya sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu
bata tersebut di atas spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti

29
yang terlihat pada gambar kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu
bata berilah siar dengan mengunakan jointer.
8. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan
pasangan tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan
pasangan batu bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, serta jangan lupa
untuk mngecek kesikuan lapis 1 ini dengan menggunakan siku besi, lakukan
pengecekan dan pembenahan sampai pasangan tersebut benar – benar datar, tegak
lurus, tidak baling dan lurus serta siku.
9. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi
diatas lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan
spesi sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut
sampai benar – banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
10. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan
gambar kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan
jangan lupa berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.
11. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus, kebalingan
dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan tersebut
dengan menggunakan line bobbyn serta cek pula kesikuan dengan menggunakn
siku besi. Lakukan pengecekan dan perbaikan pasangan lapis 2 tersebut sampai
benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling, dan lurus serta siku.
12. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau langkah
selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 6 – 11 sampai benar – benar
membentuk ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “T” dengan tinggi lima lapis
pasangan.
13. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan
alat – alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu
nilaikan hasil pekerjaan kepada dosen.

30
G. INDIKATOR PENILAIAN
1. Kedataran
2. Tegak lurus
3. Baling
4. Siku
5. Kecepatan
6. Kebersihan

31
H. GAMBAR KERJA

32
I. GAMBAR PROYEKSI

33
J. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

34
BAB VI
PRAKTEK PEMBUATAN PASANGAN DINDING TEBAL ½ BATU BENTUK “X”

A. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “X” dengan baik
dan benar.

B. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu membuat pasangan dinding tebal ½ batu bentuk “X” dengan
ketentuan survei kontrol tegak lurus, baling, kedataran, kesikuan dengan baik dan
benar.

C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “X” adalah
sebgai berikut :
1. Waterpass
2. Kotak spesi
3. Sendok spesi/cethok
4. Cangkul
5. Sekop
6. Ember
7. Line bobbyn
8. Jointer
9. Siku besi

D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “X”
adalah sebagai berikut :
1. Batu bata merah
2. Pasir
3. Kapur
4. Air

35
E. KESELAMATAN KERJA
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
2. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
3. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan
praktikum
4. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
5. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
6. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan
arahan instruktur lab. atau dosen
7. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
8. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum
F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “X” adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat
tersebut.
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau
campurlah hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan
spesi tersebut ke tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambilah siku besi lalu letakkan ditempat pekerjaan untuk membuat sudut dari
bentuk “X” yang benar – benar siku.
6. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan
½ batu yang menyerupai bentuk “X”, usahakan lurus dengan siku besi dan
membentuk sudut siku, setelah itu ratakan permukaan spesi tadi sampai sekiranya
rata agar mempermudah proses selanjutnya.
7. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang
ukurannya sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu
bata tersebut di atas spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti

36
yang terlihat pada gambar kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu
bata berilah siar dengan mengunakan jointer.
8. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan
pasangan tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan
pasangan batu bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, serta jangan lupa
untuk mngecek kesikuan lapis 1 ini dengan menggunakan siku besi, lakukan
pengecekan dan pembenahan sampai pasangan tersebut benar – benar datar, tegak
lurus, tidak baling dan lurus serta siku.
9. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi
diatas lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan
spesi sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut
sampai benar – banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
10. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan
gambar kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan
jangan lupa berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.
11. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus, kebalingan
dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan tersebut
dengan menggunakan line bobbyn serta cek pula kesikuan dengan menggunakn
siku besi. Lakukan pengecekan dan perbaikan pasangan lapis 2 tersebut sampai
benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling, dan lurus serta siku.
12. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau langkah
selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 6 – 11 sampai benar – benar
membentuk ikatan batu bata tebal ½ batu bentuk “X” dengan tinggi lima lapis
pasangan.
13. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan
alat – alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu
nilaikan hasil pekerjaan kepada dosen.
G. INDIKATOR PENILAIAN
1. Kedataran
2. Tegak lurus
3. Baling
4. Siku
5. Kecepatan

37
6. Kebersihan

H. GAMBAR KERJA

38
I. GAMBAR PROYEKSI

39
40
J. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

41
BAB VII

IKATAN BATU BATA TEBAL 1 BATU LURUS

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
2. Teknik pemasangan yang baik dan benar.
3. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.
4. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.
5. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
6. Mampu meluruskan besi dari sengkang yang sudah jadi
7. Mampu memebuat sengkang / begel dengan baik dan sesuai ketentuan
8. Dapat mengetahui cara membuat sengkang dengan teknik yang benar
9. Dapat merangkai atau memasangkan sengkang pada tulangan dalam pembuatan kolom
dan sebagainya sesuai dengan ketentuan dan teknik yang benar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan dilapangan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu dan pembesian
4. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu dan besi yang baik
dan benar.
5. Perawatan alat setelah selesai melakukan praktek pemasangan batu.

42
C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu lurus adalah sebgai
berikut:
a. Waterpass
b. Kotak spesi
c. Sendok spesi/cethok
d. Cangkul
e. Sekop
f. Ayakan
g. Ember
h. Line bobbyn
i. Jointer
j. Siku besi

D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu lurus adalah sebagai
berikut :
a. Batu bata merah
b. Pasir
c. Kapur
d. Air

E. KESELAMATAN KERJA
a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
b. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
c. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
d. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
e. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
g. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
h. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum

43
F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu lurus adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat
tersebut.
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau
campurlah hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan
spesi tersebut ke tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambilah siku besi lalu letakkan ditempat pekerjaan untuk membuat sudut dari
sudut bentuk lurus yang benar – benar siku.
6. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan
1 batu yang menyerupai gambar kerja, usahakan lurus dengan siku besi dan
membentuk sudut siku, setelah itu ratakan permukaan spesi tadi sampai sekiranya
rata agar mempermudah proses selanjutnya.
7. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang
ukurannya sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu
bata tersebut di atas spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti
yang terlihat pada gambar kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu
bata berilah siar dengan mengunakan jointer.
8. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan
pasangan tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan
pasangan batu bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, serta jangan lupa
untuk mngecek kesikuan lapis 1 ini dengan menggunakan siku besi, lakukan
pengecekan dan pembenahan sampai pasangan tersebut benar – benar datar, tegak
lurus, tidak baling dan lurus serta siku.
9. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi
diatas lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan
spesi sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut
sampai benar – banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
10. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan
gambar kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan
jangan lupa berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.
11. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus, kebalingan
dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan tersebut
dengan menggunakan line bobbyn serta cek pula kesikuan dengan menggunakn
siku besi. Lakukan pengecekan dan perbaikan pasangan lapis 2 tersebut sampai
benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling, dan lurus serta siku.

44
12. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau langkah
selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 6 – 11 sampai benar – benar
membentuk ikatan batu bata tebal 1 batu lurus dengan tinggi lima lapis pasangan.
13. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan
alat – alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu
nilaikan hasil pekerjaan kepada dosen.

G. INDIKATOR PENILAIAN
1. Kelurusan
2. Kedataran
3. Kebalingan
4. Ketegak Lurusan
5. Kesikuan
6. Kebersihan

45
H. GAMBAR KERJA

46
I. GAMBAR PROYEKSI

47
J. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

48
BAB VIII

IKATAN BATU BATA TEBAL 1 BATU BENTUK “L”

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
2. Teknik pemasangan yang baik dan benar.
3. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.
4. Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam pekerjaan
pemasangan batu bata.
5. Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
6. Mampu meluruskan besi dari sengkang yang sudah jadi
7. Mampu memebuat sengkang / begel dengan baik dan sesuai ketentuan
8. Dapat mengetahui cara membuat sengkang dengan teknik yang benar
9. Dapat merangkai atau memasangkan sengkang pada tulangan dalam pembuatan
kolom dan sebagainya sesuai dengan ketentuan dan teknik yang benar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis bahan dan alat serta
melakukan pengecekan mutu suatu bahan dilapangan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan batu dan pembesian
4. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik pemasangan kerja batu dan besi yang baik
dan benar.
5. Perawatan alat setelah selesai melakukan praktek pemasangan batu.

C. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu lurus adalah sebgai
berikut:
a. Waterpass
b. Kotak spesi
c. Sendok spesi/cethok

49
d. Cangkul
e. Sekop
f. Ayakan
g. Ember
h. Line bobbyn
i. Jointer
j. Siku besi

D. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu bentuk “L” adalah
sebagai berikut :
a. Batu bata merah
b. Pasir
c. Kapur
d. Air

E. KESELAMATAN KERJA
1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
2. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
3. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
4. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
5. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
6. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
7. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
8. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum

F. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat ikatan batu bata tebal 1 batu bentuk “L” adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Tentukan tempat/Lokasi pekerjaan, lalu letakkan alat dan bahan pada tempat tersebut.

50
3. Masukkan pasir, dan kapur kedalam kotak spesi dengan perbandigan yang telah
ditentukan oleh dosen lalu tambahkan air secukupnya dan aduklah atau campurlah
hingga terbentuk adonan spesi. Setelah adonan tersebut jadi pindahkan spesi tersebut
ke tempat pekerjaan.
4. Setelah semua alat dan bahantelah siap di tempat pekerjaan, maka pekerjaan bisa
dilaksanakan.
5. Ambilah siku besi lalu letakkan ditempat pekerjaan untuk membuat sudut dari sudut
bentuk “L” yang benar – benar siku.
6. Ambil spesi dengan menggunakan cethok lalu hamparkan diatas tempat pekerjaan
dengan ukuran kira – kira sama dengan ukuran batu bata dengan ukuran pasangan 1
batu yang menyerupai gambar kerja, usahakan lurus dengan siku besi dan membentuk
sudut siku, setelah itu ratakan permukaan spesi tadi sampai sekiranya rata agar
mempermudah proses selanjutnya.
7. Setelah spesi terhampar, lihatlah gambar kerja lalu ambillah batu bata yang ukurannya
sama seperti yang ada pada gambar kerja , setelah itu susunlah batu bata tersebut di
atas spesi yang telah dihampar tadi hingga membentuk seperti yang terlihat pada
gambar kerja lapis 1. Jangan lupa di setiap pemasangan batu bata berilah siar dengan
mengunakan jointer.
8. Setelah lapis 1 terbentuk coba cek kedataran, tegak lurus, dan kebalingan pasangan
tersebut dengan mengggunakan waterpass,danjuga cek pula kelurusan pasangan batu
bata tadi dengan menggunakan line bobbyn, serta jangan lupa untuk mngecek
kesikuan lapis 1 ini dengan menggunakan siku besi, lakukan pengecekan dan
pembenahan sampai pasangan tersebut benar – benar datar, tegak lurus, tidak baling
dan lurus serta siku.
9. Setelah aspek – aspek diatas terpenuhi, selanjutnya hamparlah kembali spesi diatas
lapis 1 yang telah terbentuk tadi, usahakan siar pada lapis 1 terisi dengan spesi
sepenuhnya. Setelah spesi terhampar ratakan permukaan spesi tersebut sampai benar –
banar rata agar mempermudah proses selanjutnya.
10. Setelah itu lihatlah lagi gambar kerja, lalu ambillah batu bata sesuai dengan gambar
kerja lapis 2, lalu pasangkan di atas spesi yang telah terhampar tadi dan jangan lupa
berilah siar disetiap pasangan batu bata dengan menggunakan jointer.
11. Setelah lapis 2 terbentuk selanjutnya coba cek kedataran, tegak lurus, kebalingan
dengan menggunakan waterpass, lalu cek pula kelurusan pasangan tersebut dengan
menggunakan line bobbyn serta cek pula kesikuan dengan menggunakn siku besi.
Lakukan pengecekan dan perbaikan pasangan lapis 2 tersebut sampai benar – benar
datar, tegak lurus, tidak baling, dan lurus serta siku.
12. Setelah semua aspek yang akan dinilaikan terpenuhi, untuk proses atau langkah
selanjutnya lakukan persis seperti langkah no 6 – 11 sampai benar – benar
membentuk ikatan batu bata tebal 1 batu bentuk “L” dengan tinggi lima lapis
pasangan.
13. Setelah semua pekerjaan sudah benar – benar selesai, cucilah alat yang telah
digunakan dan bersihkanlah area disekitar hasil pekerjaan, setelah itu kembalikan alat
– alat yang telah dicuci tadi ketempatnya semula dengan rapi. Setelah itu nilaikan
hasil pekerjaan kepada dosen.

51
G. INDIKATOR PENILAIAN
1. Kelurusan
2. Kedataran
3. Kebalingan
4. Ketegak Lurusan
5. Kesikuan
6. Kebersihan

H. GAMBAR KERJA

52
53
I. GAMBAR PROYEKSI

J. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

54
BAB IX

55
MEMBUAT SENGKANG

( BEGEL)

A. ALAT
Alat yang digunakan untuk membuat sengkang (begel) adalah sebagai berikut :
a. Plesser
b. Palu/Martil
c. Meteran
d. Kapur tulis
e. Mal begel
f. Pemotong besi
g. Siku besi

B. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sengkang (begel) adalah sebagai berikut :
a. Besi diameter 4 mm

C. KESELAMATAN KERJA
a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
b. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
c. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
d. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
e. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
g. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
h. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat sengkang (begel) adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Luruskan besi yang akan dibuat menjadi sengkang dengan menggunakan palu/martil

56
3. Setelah benar benar lurus, atur panjang besi yang akan dijadikan sengkang dengan cara
mengukur dan memberi tanda pada batas batas ukuran seperti terlihat pada gambar
kerja
4. Setelah itu bengkokkan besi diatas mal begel dengan menggunakann plesser
5. Setelah selesai coba cek ukuran dan kesikuan serta kebalingan dari sengkang yeng telah
kita buat
6. Setelah benar – benar siku dan ukurannya tepat selanjutnya nilaikan kepada dosen
sengkang yang telah kita buat tadi
7. Setelah semua selesai bersihkan tempat sekitar area pekerjaan dan kembalikan alat –
alat yang telah digunakan ketempatnya semula.

E. GAMBAR KERJA

57
F. GAMBAR PROYEKSI

58
G. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

59
BAB X

MEMASANG SENGKANG PADA TULANGAN

A. ALAT
Alat yang digunakan untuk memasang sengkang pada tulangan adalah sebagai berikut :
a. Palu/Martil
b. Meteran
c. Kapur tulis
d. Pemotong besi
e. Catut
f. Tang

B. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan untuk memasang sengkang pada tulangan adalah sebagai berikut :
a. Sengkang diamter 4 mm
b. Besi tulangan diameter 8 mm
c. Kawat bendrat

C. KESELAMATAN KERJA
a. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
b. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan
c. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum
d. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan
e. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan
f. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen
g. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
h. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikuM.

D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja untuk membuat sengkang (begel) adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan perlengkapan alat dan bahan-bahan yang diperlukan.
2. Mengukur panjang tulangan yang dibutuhkan lalu mengukur dari tepi tulangan untuk
bagian bawah rangaka kolom yang akan dibuat sepanjang 20 cm setelah itu tandai batas

60
nya untuk jarak sengkang yang selanjutnya adalah 18 cm lalu tandai juga setiap
batasnya
3. Memotong kawat bendrat sepanjang 30 cm sebanyak yang diperlukan
4. Pasang sengkang dari tengah kekiri dan begitu juga sebaliknya dari tengah ke kanan
5. Posisikan sambungan sengkang menyilang
6. Ikat sengkang dengan menggunakan kawat bendrat hingga rapat dan tidak bergerak
7. Setelah itu cek ukuran jarak antar sengkang tersebut dan kekuatan ikatannya dengan
cara memmukulnya secara perlahan dengan palu bila bergeser kuatkanlah ikatannya
begitu pula dengan jaraknya bila kurang tepat maka benahilah supaya tepat.
8. Bila semua aspek aspek yang akan dinilaikan sudah memenuhi maka nialaikanlah
hasilnya kepada dosen
9. Setelah semua pekerjaan selesai bersihkan lokasi disekitar area pekerjaan dan
kembalikan alat ketempat semula

61
E. GAMBAR KERJA

62
F. GAMBAR PROYEKSI

63
HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

64
BAB XI
PONDASI STRAUSS

A. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengetahui apa itu kegunaan, bentuk, dan jenis pondasi strouse.


2. Mengetahui macam – macam Alat Perkerjaan pembuatan pondasi strouse.
3. Mengetahui macam – macam Bahan Perkerjaan pembuatan pondasi strouse.
4. Mengetahui macam – macam Alat Keselamatan Kerja ( K3 ) pada Perkerjaan
pembuatan pondasi strouse.

B. Tujuan Instruksional Umum

1. Bisa merencanakan dan melaksanakan perkerjaan pembuatan Pondasi Strause.


2. Dapat menggunakan dan mengetahui fungsi secara benar Alat – alat pada
perkerjaan pembuatan Pondasi Strause.
3. Dapat menggunakan ,mengetahui fungsi, merencanakan kebutuhan secara benar
Bahan – bahan pada perkerjaan pembuatan Pondasi Strause.
4. Dapat menggunakan dan mengetahui fungsi secara benar Alat Keselamatan Kerja
( K3 ) pada perkerjaan pembuatan Pondasi Strause.
C. Alat
Alat yang digunakan untuk perkerjaan pembuatan pondasi strauss adalah :

1. Mata Bor
2. Pipa Bor
3. setang bor
4. kunci-kunci untuk merangkai bor

D. Bahan
Bahan yang digunakan untuk perkerjaan pembuatan pondasi strauss adalah:

1. Pasir
2. Semen
3. Kerikil
4. Air

E. Keselamatan Kerja

1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan.


2. Pakailah pakaian praktik/ pakaian lab. sebelum memulai pekerjaan.
3. Selalu menggunakan perlengkapan safety sebelum memulai kegiatan praktikum.
4. Tidak bergurau pada saat kegiatan praktiku dilaksanakan.
5. Fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan.

65
6. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk kerja atau gambar kerja dan arahan
instruktur lab. atau dosen.
7. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
8. Hati – hati dan tidak ceroboh pada saat praktikum

F. Langkah Kerja

1. Melakukan persiapan kerja dengan menyiapkan alat dan bahan di area pekerjaan.
Serta men-setting alat berupa mata bor, pipa, setang, dan alat pendukung lainnya.
2. Setelah melakukan persiapan pengeboran, langkah selanjutnya adalah memulai
proses pengeboran. Tanah d bor sesuai dengan perencanaan pondasi tiang strauss,
mata bor diputar dan diberi beban tekanan sampai dirasa sudah dipenuhi tanah lalu
diangkat dan dibuang tanahnya, kegiatan tersebut dilakukan terus menerus hingga
kedalaman pondasi yang sesuai dengan perencanaan.
3. Setelah dilakukn pengeboran, dilakukan proses pembesian dengan pembuatan
kerangka tulangan dari besi polos yang dirangkai seperti kolom, dengan jarak
sengkang sekitar 15-20 cm di setiap pemasangan begel.
4. Apabila rangka tulangan sudah selesai, langkah selanjutnya adalah proses
pengecoran. Proses pengecoran menggunakan bantuan molen (mixer) untuk
mencampurkan adonan kerikil, pasir, semen, serta air dengan perbandingan yang
telah direncanakan sebelumnya. Selang 8-15 menit atau sampai campuran benar-
benar tercampur rata, tumpahkan adonan pada tabung molen (mixer) ke tempat
spesi. Lalu tuangkan pada lubang galian strauss yang telah titancapkan kerangka
tulangan dengan bantuan sendok spesi. Lakukan pemadatan cor-cor an dengan
menggunakan batang kayu agar semua lubang strauss terisi dengan cor
sepenuhnya. Ulangi lagkah nomor 4 sampai lubang strauss terisi sepenuhnya oleh
adonan cor beton.
5. Apabila telah selesai, bersihkanlah peralatan yang dipakai dan area sekitar
pekerjaan. Kembalikan peralatan yang digunakan ke tempatnya masing-masing.
6. Periksakan hasil pekerjaan kepada dosen yang bersangkutan atau instruktur
lapangan.

G. Indikator Penilaian

1. Ketepatan Ukuran
2. Kerapian
3. Kecepatan
4. Kebersihan

66
H. Gambar Kerja

67
BAB XII

PONDASI BATU KALI

A. Tujuan Instruksional Umum


1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pemasangan
pondasi batu kali pada pekerjaan suatu proyek dan mampu mengarahkan kepada
mahasiswa untuk pemasangan pondasi batu klai yang benar.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat yang digunakkan
dalam proses pemasangan pondasi batu kali.
3. Memberi petujuk kepada mahasiswa tentang perbandingan bahan campuran pasir
dan semen yang benar.

B. Tujuan Istruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat membuat pasangan batu kali dengan benar
2. Mahasiswa dapat menggunakkan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan
fungsinya.
3. Mahasiswa dapat membuat perbandingan campuran bahan dengan benar.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakka untuk membuat pondasi batu kali adalah sebagai berikut:
a. Gerobak
b. Sekrop
c. Cethok
d. Bowplank
e. Benang
f. Timba
2. Bahan
a. Pasir
b. Semen
c. Air
d. Batu kali
D. Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktek
2. Pakailah baju lab
3. Gunakan helm proyek
4. Hindari bergurau dalam bekerja
5. Hindari pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya.
E. Langkah Kerja

68
1. Ukur tanah yang akan dipasang pondasi, kemudian pasanglah bowplank untuk
mengetahui ketinggian muka tanah. Setelah itu, pasang benang agar pondasi bisa
tegak dan lurus.
2. Gali tanah yang akan dibuat pondasi dengan kedalaman 60cm.
3. Landasan tanah tersebut diberi astampeng dengan ketinggian 20cm
4. Campur pasir dan semen dengan menggunakkan perbandingan yang telah
ditentukan instruktur lab/dosen.
5. Susun batu kali diatas astampeng setinggi 80cm.
6. Setelah semuanya tercampur dengan baik, tuangkan campuran tersebut kedalam
batu kali yang tersusun tadi sambal dipadatkan.
7. Setelah itu tunggu pasangan batu kali tersebut hingga mengeras dan siap diberi
beban diatasnya.
8. Kembalikan alat yang sebelumnya telah dicuci hingga bersih ketempat semula
dengan rapi.

69
F. HASIL PRAKTIKUM/DOKUMENTASI/FOTO

70

Anda mungkin juga menyukai