1
2. Lot sizing
Lot sizing adalah proses perhitungan ukuran lot berdasarkan kriteria tertentu.
Penentuan lot sizing secara substansial dapat mempengaruhi tingkat
persediaan, biaya setup dan juga biaya pemesanan, kapasitas yang
dibutuhkan dan juga yang tersedia, dan pengiriman. Beberapa metode dalam
menentukan ukuran lot, antara lain:
a. Fixed Order Quantity / Fixed Lot Size
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan ukuran lot produksi
(jumlahnya selalu tetap untuk setiap pemesanan).
b. Economic Production Quantity
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan perhitungan ukuran
produksi yang ekonomis (EPQ). Ukuran lot selalu tetap untuk setiap
produksi.
c. Lot for Lot
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan kebutuhan pada tiap
periode. Dengan metode ini pemesanan pada setiap periode memiliki
jumlah yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pada tiap periode.
d. Least Unit Cost
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan biaya pengeluaran per unit
terkecil.
e. Silver Meal
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan biaya pengeluaran per
periode terkecil.
f. Least Total Cost
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan biaya total minimum,
dimana ongkos simpan kumulatif mendekati ongkos pesan (terjadi
keseimbangan antara ongkos simpan dan ongkos pesan).
g. Period Order Quantity
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan jumlah kebutuhan pada
suatu rentang waktu pemesanan yang tetap.
h. Part Period Balancing
Penentuan ukuran lot pemesanan berdasarkan perbandingan antara
ongkos simpan dan ongkos pesan. Bila sampai pada suatu periode
2
ongkos simpan sudah lebih besar daripada ongkos pesan, maka dilakukan
pemesanan kembali.
3. Lead Time Offsetting
Lead Time Offsetting adalah proses penetapan besarnya lead time ke dalam
penjadwalan. Dengan adanya lead time ini, maka dapat ditentukan saat
pemesanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan.
4. Explosion
Explosion adalah proses perhitungan selanjutnya untuk komponen pada level
yang lebih rendah. Proses explosion ini didasarkan pada data struktur produk.
Data struktur produk ini yang dapat memberikan gambaran proses explosion
dari suatu level ke level dibawahnya.
3
tersedia dari stasiun kerja tersebut. Dua macam penjadwalan yang biasa
digunakan dalam perencanaan kapasitas adalah forward scheduling dan
backward scheduling. Forward Scheduling digunakan untuk merencanakan
kapasitas berdasarkan data Planned Order Released sedangkan backward
scheduling berdasarkan data Schedule Receipt. Dalam CRP juga perlu
diperhatikan masalah pengontrolan input, output, lead time, dan queue yang
mungkin terjadi dalam pelaksanaan produksi.