Disusun Oleh
Eka Badiatul Kharimah (06111181722043)
Mayang Hastianingrum M. (06111281722037).
Dosen Pembimbing
Dra. Murniati, M.Si.
A. LATAR BELAKANG
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ditetapkan sebagai provinsi ke-31 oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-
Undang No. 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota provinsi ini adalah
Pangkalpinang. Salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk mendirikan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal
yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja
sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan
uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi
listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah
PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti
Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan untuk
PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200
MWe. Sampai tahun 2015 terdapat 437 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara
keseluruhan menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia. Sampai saat ini sekitar
66 unit PLTN sedang dibangun di berbagai negara, antara lain Tiongkok 28 unit, Rusia 11 unit,
India 7 unit, Uni Emirat Arab 4 unit, Korea Selatan 4 unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing
2 unit.
PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Namun pada beberapa
pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah memungkinkan untuk
menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti Uranium dan Plutonium.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana kondisi/keadaan dari Provinsi Bangka Belitung?
b. Bagaimana rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir?
c. Bagaimana pembangkit listrik tenaga nuklir di Provinsi Bangka Belitung?
C. TUJUAN
a. Mengetahui kondisi/keadaan di Provinsi Bangka Belitung dari berbagai aspek
b. Mengetahui rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir
c. Mengetahui pembangkit listrik tenaga nuklir di Provinsi Bangka Belitung
BAB II
PEMBAHASAN
3. Letak Geografis
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104°50’ sampai 109°30’ Bujur
Timur dan 0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Di sebelah Barat dengan Selat Bangka
Di sebelah Timur dengan Selat Karimata
Di sebelah Utara dengan Laut Natuna
Di sebelah Selatan dengan Laut Jawa
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan
wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km2. Luas daratan lebih kurang
16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut kurang lebih 65.301 km2 atau
79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
4. Wilayah Administrsi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 mengenai
pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten BangkaTengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur maka dengan demikian wilayah administrasi
pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi dalam 6 (enam) kabupaten dan 1
(satu) kota.
Dalam wilayah administrasi pemerintah kabupaten/kota terbagi dalam wilayah
kecamatan, kelurahan/desa dengan rincian per kabupaten sebagai berikut:
Tabel 1. Wilayah Administrasi
JUMLAH
LUAS
KAB/KOTA PENDUDUK KECAMATAN KELURAHAN/DESA
WILAYAH
(KM2)
Bangka 2.950,88 324.305 8 77
Bangka Barat 2.820,61 204.778 6 63
Bangka
2.155,77 188.603 6 62
Tengah
Bangka
3.607,08 201.782 8 53
Selatan
Belitung 2.293,69 182.418 5 49
Belitung
2.506,91 124.587 7 39
Timur
Pangkalpinang 89,40 204.392 7 42
Total 16.424,14 1.430.865 47 385
Sumber :
1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk berdasarkan BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017
2. Data Kecamatan dan Kelurahan berdasarkan Kementerian Dalam Negeri
5. Wilayah Pembangunan
Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan pada tujuan
Pembangunan nasional yang dijabarkan melalui pendekatan konsep pembangunan daerah.
Adapun konsentrasi pembangunan ditinjau menurut kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten Bangka dengan ibukota Sungailiat, berkonsentrasi pada pembangunan dan
pengembangan di bidang perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, perkebunan dan
pertambangan.
2. Kabupaten Bangka Barat dengan ibukota Muntok, berkonsentrasi pada pembangunan di
sektor pertanian, perkebunan, pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan.
3. Kabupaten Bangka Tengah dengan ibukota Koba yang berkonsentrasi pada pembangunan
sektor perkebunan dan pertambangan.
4. Kabupaten Bangka Selatan dengan ibukota Toboali berkonsentrasi pada pengembangan di
sektor pertambangan, pertanian, perkebunan dan perikanan laut serta perdagangan.
5. Kabupaten Belitung dengan ibukota Tanjungpandan merupakan wilayah pengembangan
sektor perdagangan dan jasa, pertanian, pariwisata, industri pengolahan dan perikanan laut.
6. Kabupaten Belitung Timur dengan ibukota Manggar merupakan wilayah pengembangan
sektor industri pengolahan, pertanian dan perkebunan, perikanan laut serta sektor
pertambangan.
7. Kota Pangkalpinang merupakan ibukota provinsi dan merupakan wilayah pengembangan
sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa serta pariwisata.
6. Kependudukan
Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Kep. Bangka Belitung sebanyak 1 223 296 jiwa yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 602 106 jiwa (49,22
persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 621 190 jiwa (50,78 persen).
Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah
sebesar 8,70 persen di Kabupaten Belitung Timur hingga yang tertinggi sebesar 22,66 persen
di Kabupaten Bangka.
Tenaga Kerja
Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung usia 15 tahun ke atas atau yang termasuk
Penduduk Usia Kerja (PUK) pada tahun 2011 sebanyak 893.894 jiwa (hasil survei Angkatan
Kerja Nasional 2011). Sebesar 68,43 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan
kerja (bekerja dan/atau mencari kerja) dan sisanya 31,57 persen adalah penduduk bukan
angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga, lainnya). Tingkat partisipasi angkatan kerja
tahun 2011 sebesar 68,43 persen artinya 68 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi.
Penduduk usia kerja yang bekerja apabila dilihat dari sektor lapangan pekerjaan tampak
bahwa sebesar 25,93 persen penduduk usia kerja yang bekerja terserap di sektor pertanian,
18,98 persen terserap di sektor perdagangan,hotel dan restoran dan 15,51 persen di sektor jasa
kemasyarakatan.
7. Ekonomi
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Pada tahun 2011, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dengan migas mengalami peningkatan dari 26.565.032 juta rupiah pada tahun
2010 menjadi 30.254.777 juta rupiah pada tahun 2011. Sedangkan PDRB tanpa migas juga
mengalami peningkatan dari 25.959.503 juta rupiah di tahun 2010 menjadi 29.620.050 juta
rupiah di tahun 2011.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Perkembangan PDRB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator penting
untuk melihat seberapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2011 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2010. Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga
konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dengan migas adalah 6,40 persen dan
pertumbuhan ekonomi tanpa migas adalah 6,47 persen.
STRUKTUR EKONOMI
Perekonomian di Provinsi Kepulau Bangka Belitung tahun 2011 kontribusi terbesarnya
berasal dari sektor tersier dengan kontribusi sebesar 35,85 persen. Sektor tersier terdiri dari
sektor perdagangan,hotel dan restoran (19,18 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi
(3,27 persen), sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan (2,61 persen), dan sektor jasa
jasa (10,79 persen). Penopang kedua adalah sektor primer dengan kontribusi 35,14 persen yang
meliputi sektor pertanian (18,41 persen) dan sektor pertambangan dan penggalian (16,73
persen). Sedangkan kontribusi terkecil adalah sektor sekunder sebesar 29,01 persen yang terdiri
dari sektor industri pengolahan (20,56 persen), sektor listrik,gas dan air bersih (0,67 persen)
dan sektor konstruksi ( 7 ,78 persen). Dilihat dari sisi pengeluaran, PDRB atas dasar harga
berlaku terbesar digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 51,56 persen.
PDRB PER KAPITA
PDRB per kapita merupakan salah satu ukuran indikator kesejahteraan penduduk dan
sering digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah. Pada tahun
2011, PDRB perkapita penduduk berdasarkan harga berlaku di wilayah ini dengan migas
sebesar Rp. 23.978.672 sedangkan tanpa migas sebesar Rp. 23.475.613. Jika dibandingkan
tahun 2010, pendapatan perkapita di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami
peningkatan.
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
8. Infrastruktur
Infrastruktur penunjang kegiatan perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung secara umum cukup memadai antara lain telah tersedianya pasar dan pusat-pusat
perbelanjaan/pertokoan. Pasar terbagi atas atas pasar besar dan pasar kecil (tradisional).
Pos dan telekomunikasi memegang peranan penting dalam mendorong percepatan arus
informasi. Pelayanan jasa pos dan telekomunikasi di provinsi kepulauan bangka belitung
meliputi pengiriman surat, kargo, telepon, dan facsimile. Ada 3 profider seluler di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yaitu telkomsel, excelcomindo, indosat.
Sistem kelistrikan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua
sistem yaitu sistem yang dimiliki oleh PT. PLN (persero) dan sistem yang dimiliki oleh pihak
swasta yaitu PT. Timah, Tbk dan PT. Koba Tin. Sistem kelistrikan PT. PLN (persero) di
wilayah usaha Bangka Belitung: sistem Bangka memiliki 6 pusat PLTD milik sendiri dan
beberapa pembangkit dengan sistem sewa, dan sistem Belitung memiliki 2 pusat PLTD.
Transportasi darat merupakan salah satu faktor penting dalam memperlancar kegiatan
perekonomian. Dari 3.193,36 km panjang jalan di Kepulauan Bangka Belitung, 16,62 persen
merupakan jalan negara, 16,26 persen jalan provinsi dan 67,12 persen jalan kabupaten.
Perhubungan laut merupakan transportasi yang strategis bagi Kepulauan Bangka Belitung
sebagai provinsi kepulauan untuk berinteraksi dengan provinsi lain. Di Kepulauan Bangka
Belitung terdapat 8 pelabuhan yang terdiri dari 3 pelabuhan khusus barang dan 5 pelabuhan
penumpang sekaligus barang.enam dari delapan pelabuhan tersebut berada di Pulau Bangka
dan dua lainnya di Pulau Belitung. Transportasi air yang bergerak di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung antara lain perusahaan PELNI dan perusahaan swasta. Jalur pelayaran dari
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah : tujuan Jakarta, Palembang, Tanjung Pinang,
Surabaya, dan Pontianak.
Transportasi udara merupakan sarana transportasi merupakan sarana alternatif di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selain transportasi darat dan air. Di Kepulauan Bangka
Belitung ada 2 pelabuhan udara yaitu Bandar Udara Depati Amir di Pulau Bangka dan HAS.
Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung antara lain Sriwijaya Air, Batavia Air, Lion Air, Adam Air Kartika
Air dan Riau Air Lines.
Tabel 3. Jarak Jalan Di Pulau Bangka
B. Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
A. Kesimpulan
PLTN tentu memiliki banyak manfaat, namun di samping itu pula terdapat banyak
ancaman. Pemerintah saat ini sedang menimbang dari segala aspek, termasuk kebijakan yang
diberlakukan. Ada begitu banyak pertimbangan sebelum PLTN dibangun di Kepulauan
Bangka Belitung. Pemerintah hendaknya lebih mengkaji mengenai pengembangan PLTN
bersama dengan pihak-pihak lain yang terlibat. Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan referensi. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat mencari
sumber-sumber referensi yang lebih valid dan menunjang pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2006/5TAHUN2006PERPRES.html
https://www.babelprov.go.id/
https://www.google.com/amp/s/bangka.tribunnews.com/amp/2017/11/05/rencana-
pembangunan-pltn-di-babel-semakin-menguat-ternyata-ini-penyebabnya
https://www.google.com/amp/s/amp.dw.com/id/pemerintah-indonesia-kukuh-lanjutkan-
pembangunan-pltn/a-14914037