Sistem
Fasilitas
1. SDM Kesehatan Yang
(Jumlah, Jenis Memadai dan
dan Kualitas) Siap 24 Jam
HALAMAN
Lampiran-lampiran ........................................................... 69
Hal
PETUNJUK PELAKSANAAN:
PETUNJUK TEKNIS:
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
BAB IV
REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 11
Bagian Ketiga
Peralatan Kesehatan
Pasal 12
Bagian Keempat
Obat, Perbekalan Kesehatan, Cairan dan Darah
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Keenam
Pembiayaan
Pasal 15
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 16
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 17
(1) Kewajiban Pemerintah Daerah adalah:
a. menjamin agar ibu dan bayi mendapat pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan;
b. memberi subsidi untuk pelayanan kesehatan ibu dan
bayi bagi keluarga miskin;
c. mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi;
d. meningkatkan kualitas dan pemeliharaan fasilitas
kesehatan;
e. memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada
penerima pelayanan tentang pelayanan/tindakan yang
akan dilakukan;
f. memberikan informasi tentang jamkesmas kepada
masyarakat yang berasal dari keluarga yang tidak
mampu dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi;
g. memberikan jaminan peningkatan kesejahteraan secara
khusus kepada tenaga kesehatan yang bertugas di
daerah yang sangat terpencil;
h. membangun sistem informasi kesehatan untuk
pelayanan publik dalam bidang KIA;
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 21
Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan, secara
teknik operasional menunjuk Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Nusa Tenggara Timur untuk mengkoordinir semua kegiatan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan
Swasta.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, akan
diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk
Pasal 23
Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 21 Agustus 2009
Diundangkan di Kupang
pada tanggal 21 Agustus 2009
Alur Pelayanan
Alur pelayanan sebagai berikut: pasien (ibu akan melahirkan)
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan siap
24 jam di Puskesmas rawat inap dan bila memerlukan
penanganan lebih lanjut pada tingkat yang lebih tinggi maka
dirujuk ke rumah sakit. Untuk mendukung pelayanan di fasilitas
kesehatan yang memadai dan siap 24 jam pada kedua level
tersebut diatas, akan disediakan rumah tunggu yang berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara bagi ibu yang akan
melahirkan dan bagi keluarga yang mendampingi.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan :
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
1. Tersedianya data sasaran ibu hamil, melahirkan dan bayi
ditiap desa;
2. Tersedianya Puskesmas PONED dan Rumah sakit PONEK
di Kabupaten/Kota;
3. Tersusunnya sistem pelayanan dasar, esensial dan
emergensi (obstetri neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan
dan ibu Nifas serta bayi baru lahir;
Sasaran:
Sasaran:
Sasaran program ini adalah semua ibu hamil, ibu bersalin
dan ibu Nifas serta bayi baru lahir yang ada di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Angka
Angka
Kematian
Kematian
Persalinan Ibu
Persalinan Bayi
No Tahun di fasilitas dalam
Nakes (%) dalam
kesehatan tiap
tiap
100.000
1.000 KH
KH
1 2007 20,7% 76,91 306 57
2 2008 30% 82 300 52
3 2009 40% 85 2500 47
4 2010 60% 90 227 42
5 2011 70% 92 197 37
6 2012 80% 94 176 32
7 2013 90% 96 153 27
Sumber Data:
- SDKI, 2007
- RENSTRA Dinas Kesehatan Provinsi NTT 2009-2013
Lokasi:
Program ini diselenggarakan pada 21 (dua puluh satu)
Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT.
Rumah Tunggu:
Mendekatkan sasaran pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
Puskesmas PONED:
Menyiapkan pelayanan kesehatan yang bermutu di
Puskesmas pada umumnya dan pelayanan pertolongan
persalinan serta bayi baru lahir 24 jam/hari pada
khususnya.
a. TINGKAT KELUARGA:
Memberdayakan keluarga (suami, istri dan anak) untuk
memahami kesehatan reproduksi dan ”Sadar, Mau serta
Mampu” untuk hidup sehat melalui pendekatan
komunikasi, informasi dan edukasi, temu wicara \serta
kunjungan rumah.
c. TINGKAT DESA/KELURAHAN:
Memberdayakan Kepala Desa/Lurah, Badan
Permusyawaratan Desa/Kelurahan (BPD/L), Tim
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk
sadar dan mau hidup sehat melalui Musyawarah
Desa/Kelurahan, Rapat Tim PKK dengan bermuara pada
penetapan ”Peraturan Desa/Kelurahan tentang kewajiban
semua Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan (Puskesmas
PONED dan RS PONEK)”.
d. TINGKAT KECAMATAN:
Meningkatkan penggalangan kemitraan dalam
pembangunan kesehatan di wilayah kerja kecamatan oleh
Camat dan Tim Penggerak PKK Kecamatan serta
memberikan arahan dan supervisi ke desa/kelurahan
untuk menjamin terselenggaranya sistem pelayanan
kesehatan desa/kelurahan.
f. TINGKAT PROVINSI:
Pemerintah Provinsi memberikan arahan dan
bimbingan serta supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan
pelayanan kesehatan di Kabupaten/Kota.
Bappeda Provinsi berperan dalam meningkatkan
koordinasi perencanaan penganggaran, monitoring dan
evaluasi untuk menunjang pelaksanaan program-program
SKPD lingkup Provinsi NTT melalui penggalangan
kemitraan donor agency, LSM, Swasta serta masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi mengupayakan tersedianya
dana operasional, dokter umum, dokter spesialis, bidan
terlatih, perawat terlatih, sarana-prasarana, obat dan alat
kesehatan serta alat kontrasepsi. Melakukan bimbingan
pengendalian, supervisi dan monitoring terhadap kegiatan
program sejak tahap persiapan, pelaksanaan serta
evaluasi.
BKKBN Provinsi mengupayakan ketersediaan dana
operasional guna menunjang kegiatan program pemetaan
1. TINGKAT MASYARAKAT
1. Ibu Hamil:
Memeriksakan diri/kehamilannya minimal 4 (empat)
kali selama kehamilan ke bidan atau dokter
Memiliki buku KIA dan menerima stiker P4K
Menyiapkan diri untuk pergi melahirkan di Puskesmas
PONED/Rumah Sakit PONEK (dengan catatan: bila
lokasi tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam, menyiapkan diri untuk
tinggal di rumah tunggu)
2. Ibu Melahirkan:
Melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai dan siap
24 jam
5. Dukun Bayi:
Mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya minimal 4 (empat) kali selama
kehamilan di bidan/dokter
Mengingatkan ibu untuk melahirkan di Puskesmas
PONED/Rumah Sakit PONEK (dengan catatan: bila
lokasi tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam, menyiapkan diri untuk
tinggal di rumah tunggu)
Mengingatkan keluarga untuk mengantarkan ibu
melahirkan di Puskesmas PONED/Rumah Sakit
PONEK
6. Kader Posyandu:
Melakukan kunjungan rumah untuk pendataan sasaran
ibu hamil, ibu melahirkan, ibu Nifas, ibu menyusui, bayi
baru lahir, bayi dan PUS
Menggerakkan sasaran pergi ke posyandu
Mengingatkan ibu untuk melahirkan di Puskesmas
PONED/Rumah Sakit PONEK (dengan catatan: bila
lokasi tempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam, menyiapkan diri untuk
tinggal di rumah tunggu)
Melaporkan kepada bidan desa/perawat/tenaga
kesehatan lainnya bila ada ibu yang akan melahirkan
Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan penimbangan
di Posyandu
Melakukan pencatatan dan pelaporan posyandu
2. TINGKAT DESA:
1. Kepala Desa/Lurah:
Membuat Peraturan Desa (Perdes) melalui
Musyawarah Desa tentang pemberdayaan masyarakat
desa dalam mendukung penurunan kematian ibu dan
2. Camat:
Menggerakkan ibu hamil untuk memeriksakan diri ke
bidan/dokter
Mewajibkan ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas
kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
Melaksanakan rapat koordinasi tingkat kecamatan
bulan
Mengkompilasi dan melaporkan data kelahiran dan
kematian yang terjadi di wilayah kerjanya kepada
Bupati/Walikota
Melakukan pemantauan program ke desa/kelurahan
Menghadiri pertemuan di Kabupaten/Kota
4. TINGKAT KABUPATEN/KOTA:
1. Bupati/Walikota:
Menetapkan Peraturan Bupati atau Peraturan Walikota
tentang pemenuhan standar Puskesmas PONED dan
RS PONEK di tingkat Kabupaten/Kota
Melakukan rapat koordinasi setiap bulan
Menganggarkan dana pembangunan maupun
operasional untuk mendukung program percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi
Melakukan pemantauan pelaksanaan program
percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi
Menghadiri pertemuan di provinsi
A. TAHAPAN PERSIAPAN:
(November 2008 – November 2009):
1. Tingkat Desa/Kelurahan:
Petugas Puskesmas melakukan sosialisasi dan
pemahaman kepada Kepala Desa/Lurah dengan
perangkat Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh agama,
dukun, kader Posyandu tentang perlunya pertolongan
persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai dan
siap 24 jam (Puskesmas PONED dan RS PONEK)
Melakukan Survey Mawas Diri, melakukan temu
wicara dengan masyarakat dan kunjungan rumah
oleh Kader dan Bidan Desa untuk memberikan
pemahaman tentang percepatan penurunan AKI dan
AKB melalui pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
(Puskesmas PONED dan RS PONEK)
Melakukan pendataan sasaran ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu Nifas/ibu menyusui, bayi baru lahir,
bayi dan PUS oleh Kader Posyandu
Pembuatan peta sasaran oleh bidan desa atau
perawat pustu bersama kader dan dukun bayi
Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan
untuk penetapan Perdes tentang pemberdayaan
masyarakat dalam rangka mendukung percepatan
2. Tingkat Kecamatan:
Kepala Puskesmas melakukan sosialisasi kepada
Camat dan sektor terkait tentang pentingnya strategi
pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam (Puskesmas PONED dan
Rumah Sakit PONEK)
Kepala Puskesmas mengusulkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
pengembangan Puskesmas Non Rawat Inap
menjadi Puskesmas Rawat Inap untuk kemudian
menjadi Puskesmas PONED.
3. Tingkat Kabupaten:
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
sosialisasi dan advokasi program kepada
Bupati/Walikota dan Kepala Bappeda
Kabupaten/Kota, lintas sektor, eksternal agency serta
LSM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
sosialisasi kepada para Kepala Puskesmas di
wilayah kerjanya
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menyiapkan anggaran dan tenaga Puskesmas untuk
4. Tingkat Provinsi:
Pemerintahan Provinsi melakukan rapat koordinasi
yang dihadiri oleh Bupati, Ketua Tim Penggerak PKK,
Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas-dinas serta
lintas sektor terkait untuk mengevaluasi kesiapan
B. TAHAPAN PELAKSANAAN
(November 2009-Juni 2013)
1. Tingkat Desa:
setiap Ibu hamil yang telah di data dilakukan
pemeriksaan kehamilan setiap bulan (ANC terintegrasi)
oleh bidan desa bermitra dengan dukun bayi
Setiap Ibu hamil dengan resiko tinggi dilakukan
kunjungan rumah oleh bidan desa secara rutin setiap
bulan bemitra dengan dukun bayi
Semua Ibu hamil dipersiapkan untuk bersalin di
fasilitas kesehatan yang memadai dan siap 24 jam dan
siap 24 jam (Puskesmas PONED atau RS PONEK)
Suami dan keluarga ibu hamil dipersiapkan secara
mental dan finansial untuk mengantar dan
mendampingi ibu hamil yang akan bersalin ke fasilitas
kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
(Puskesmas PONED atau RS PONEK), termasuk bila
menunggu di Rumah Tunggu
2. Puskesmas PONED:
Semua pertolongan persalinan dilakukan di-
Puskesmas PONED bila perlu dirujuk ke RS PONEK
Semua biaya pertolongan persalinan ditanggung
Pemerintah
2 (dua) orang anggota keluarga yang mendampingi ibu
melahirkan di rumah tunggu, tidak dipungut biaya
Setiap ibu melahirkan yang mengalami penyulit dan
tidak dapat diatasi oleh Tim PONED di Puskesmas
maka akan dirujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat
dengan didampingi oleh dokter/bidan Puskesmas
Semua biaya rujukan dibebankan pada anggaran
operasional Puskesmas selama masih tersedia
Semua pasien Ibu melahirkan yang dirujuk ke Rumah
Sakit setelah mendapat pertolongan dan perawatan
dijemput dan diantar pulang ke rumah oleh mobil
Puskesmas yang merujuk atau ambulance rumah sakit
1. DESA:
Setiap hari Sabtu dilakukan Diskusi Kampung, yang dipimpin
oleh Kepala Desa/Lurah dengan dihadiri oleh PKK, Dukun
Bayi, Bidan Desa, Perawat Pustu dan Kader Posyandu
melakukan Evaluasi terhadap:
Kelahiran dan kematian
Ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan
jumlah orang sakit termasuk bayi/balita
jumlah akseptor KB
pemuktahiran data sasaran dan peta sasaran
pembiayaan
perencanaan mingguan
pembuatan laporan oleh bidan Desa/perawat Pustu
Kegiatan Desa Siaga
2. KECAMATAN:
Setiap minggu pertama dalam bulan dilakukan rapat
koordinasi yang dipimpin oleh Camat yang dihadiri oleh,
PKK, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa/Lurah
melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan di-
wilayah kerja Kecamatan
Kepala Puskesmas melakukan rapat monev dengan Bidan
Desa, Perawat Pustu dan Dukun bersalin, sehari sebelum
rapat koordinasi tingkat kecamatan
3. KABUPATEN/KOTA:
Setiap minggu pertama dalam 2 (dua) bulan sekali
dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin oleh
Bupati/Walikota yang dihadiri oleh, PKK, Kepala Bappeda,
Kepala Dinas Kesehatan, Direktur RS, Biro
Pemberdayaan Perempuan, Kepala BKKBN, Kepala
Kantor Statistik Kabupaten/Kota, Camat dan External
Donor Agency yang terkait melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan di-wilayah
Kabupaten/Kota
Sebulan sekali Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan rapat teknis (monitoring dan evaluasi) program
dengan semua Kepala Puskesmas dan Direktur Rumah
Sakit
Setiap kali hasil rapat disertai dengan kesepakatan dan
rencana tindak lanjut, yang akan ditinjau kembali pada
rapat bulan berikutnya.
4. PROVINSI:
Setiap 3 (tiga) bulan dilakukan rapat konsultasi teknis
yang dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang
dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Direktur RSUD Kabupaten/Kota serta Bidan Koordinator
LAMPIRAN 1 : PEMBIAYAAN
NO AKTIFITAS SUMBER KET
DANA
I. TINGKAT
DESA/KELURAHAN
a. Survey mawas diri Dana APBD,
Operasional APBN
Posyandu
b. Temu Wicara Dana APBD,
Operasional APBN
Posyandu
c. Kunjungan Rumah, Dana APBN
pendataan sasaran dan Jamkesmas
pemetaan sasaran
d. Musyawarah Masyarakat Dana APBD,
Desa Operasional APBN
Posyandu
e. Diskusi Kampung Alokasi Dana APBD
Desa (ADD)
f. Posyandu Dana APBD,
Operasional APBN
Posyandu
g. Transportasi pasien Ibu Dana APBN
Melahirkan, Nifas, Balita Jamkesmas
Gizi buruk, dan lain-lain.
(PP) ke Puskesmas
h. Rapat setiap hari Sabtu, Dana APBN
pembuatan laporan Jamkesmas
i. Insentif bagi Bidan Desa, Dana APBN
Perawat Pustu dan Dukun Jamkesmas
Bersalin
j. Insentif Kader Posyandu Dana APBD,
Operasional APBN
Posyandu
2. FASILITAS BANGUNAN/RUANGAN:
Selain bangunan standard Puskesmas, maka perlu ditambah:
Adanya ruangan IGD
Adanya ruangan Bersalin (VK)
Adanya ruangan perawatan Ibu (rawat gabung)
Adanya ruangan perawatan pasien sakit
Adanya ruangan laboratorium sederhana
Adanya ruangan apotek dan penyimpanan obat, cairan
dan bahan habis pakai lainnya
Adanya fasilitas Km/WC yang baik dan sehat
4. TENAGA KESEHATAN:
Dokter Umum terlatih (APN, PONED, PPGDON, Asphysia,
BBLR, PI, ACLS) sebanyak 2 (dua) orang
Bidan (D-3) terlatih (APN, PONED, PPGDON, Asphysia,
BBLR, PI, BCLS) sebanyak 2 (dua) orang
Perawat terlatih (BCLS, PI, PPGD dan lain-lain) sebanyak
5 (lima) orang
Asisten Apoteker/ D-3 Farmasi, 1 orang
III. PERALATAN:
Alat PONED dan PONEK
Alat Resusitasi
Box Incubator
Peralatan PPGDON
Peralatan ICU dan NICU
Peralatan transfusi darah
Peralatan laboratorium
Obat dan cairan infus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Tujuan
Umum:
Sebagai petunjuk teknis bagi pelaksanaan strategi
Revolusi KIA melalui persalinan di fasilitas kesehatan
yang memadai dan siap 24 jam, dalam rangka
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan antenatal,
persalinan dan penanganan bayi baru lahir.
Khusus:
1. Tersedianya Puskesmas PONED disetiap
Kabupaten/Kota di Provinsi NTT pada tahun 2009.
C. Sasaran:
Sasaran dalam Revolusi KIA, Persalinan Selamat di
fasilitas kesehatan yang memadai dan siap 24 jam ditinjau
dari 2 (dua) sisi yaitu:
D. Lokasi
Lokasi pelaksanaan Revolusi KIA, persalinan selamat
dilaksanakan di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan ibu hamil dilakukan sesuai standard
minimal 4 kali selama kehamilan yaitu:
• Trimester I : 1 kali
• Trimester II : 1 kali
• Trimester ke III : 2 kali.
Pelayanan yang diberikan minimal 5 T dari 7 T
(Timbang berat badan, Tekanan darah, Tinggi Fundus
Uteri, Tetanus Toxoid, Tablet Tambah Darah, Test
Infeksi Menular Seksual dan Temu wicara).
3. Pelayanan Nifas.
Pelayanan Nifas adalah pelayanan yang diberikan
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan
oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan Nifas diberikan minimal 3 kali yaitu:
• Kunjungan Nifas pertama (KF1) pada masa 6 jam
setelah persalinan sampai 3 hari
7. Puskesmas PONED
Puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan
memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal selama 24
jam.
Contoh
Sasaran ibu melahirkan tahun 2007 = 25,4% x 1,05
x 4,448,873 = 118.652
Contoh :
Sasaran ibu Nifas = 25,4% x 4,448,873
= 113.000 Nifas
OBSTETRIK NEONATAL
Tetanus
Sepsis :8% : 3,3 %
Neonatorm
Preeklamsia/
:5% Hipotermi/BBLR : 11 %
Eklamsia
Contoh:
Total Ibu bersalin dengan komplikasi =
Prosentase perkiraan ibu dengan komplikasi (15%)
x perkiraan ibu hamil : 15% x 104.726 = 15.709
Dengan perkiraan sebagai berikut:
Perdarahan : 10% x 104.726 = 10.473
Sepsis : 8% x 104.726 = 8.379
Preeklamsia/Eklmasia : 5% x 104.726 = 5.237
Partus Lama : 5% x 104.726 = 5.237
g. Sasaran Neonatal
Jumlah sasaran neonatal = Crude Birth Rate (CBR)
x jumlah Penduduk di wilayah tersebut
Contoh :
TAHUN
NO PROVINSI
2007 2008 2009 2010 2011
1 11. Nangroe Aceh Darrusalam 23,0 22,6 22,3 21,9 21,6
2 12. Sumatera Utara 23,4 22,9 22,5 22,0 21,6
3 13. Sumatera Barat 22,3 21,9 21,5 21,2 20,8
4 14. Riau 23,2 22,4 21,8 21,1 20,4
5 15. Jambi 21,4 21,0 20,7 20,3 20,0
6 16. Sumatera Selatan 21,4 21,0 20,6 20,3 19,9
7 17. Bengkulu 21,4 21,0 20,6 20,2 19,8
8 18. Lampung 20,7 20,4 20,1 19,8 19,5
9 19. Bangka Belitung 20,1 19,6 19,2 18,9 18,5
10 21. Kepulauan Riau 26,9 26,7 26,5 26,3 26,1
11 31. DKI Jakarta 17,4 16,9 16,3 15,8 15,4
12 32. Jawa Barat 20,2 19,8 19,5 19,1 18,7
13 33. Jawa Tengah 17,5 17,1 16,8 16,5 16,2
14 34. D.I Jogyakarta 12,4 12,2 12,0 11,8 11,7
15 35. Jawa Timur 14,5 14,3 14,0 13,7 13,5
16 36. Banten 21,7 21,4 21,1 20,9 20,6
17 51. Bali 14,8 14,4 14,0 13,7 13,3
18 52. Nusa Tenggara Barat 25,5 24,7 24,0 23,3 22,6
19 53. Nusa Tenggara Timur 26,5 26,0 25,4 24,9 24,5
20 61. Kalimantan Barat 23,6 23,1 22,7 22,2 21,8
21 62. Kalimantan Tengah 20,8 20,4 20,0 19,6 19,3
22 63. Kalimantan Selatan 20,5 20,1 19,7 19,3 19,0
23 64. Kalimantan Timur 20,9 21,9 21,4 20,9 20,5
24 71. Sulawesi Utara 16,3 16,0 15,7 20,6 15,2
25 72. Sulawesi Tengah 22,3 21,8 21,4 24,7 20,4
26 73. Sulawesi Selatan 21,9 21,4 21,0 19,1 20,3
27 74. Sulawesi Tenggara 26,6 25,9 25,3 19,8 24,1
28 75. Gorontalo 20,2 19,8 19,4 23,8 18,7
29 76. Sulawesi Barat 20,9 20,6 20,2 23,3 19,5
30 81. Maluku 24,6 24,3 24,0 22,1 23,5
31 82. Maluku Utara 24,0 23,7 23,5 22,7 23,0
32 91. Papua Barat 23,5 23,0 22,5 22,1 21,6
33 94. Papua 23,9 23,5 23,1 22,7 22,3
INDONESIA 19,8 19,4 19,1 18,8 18,5
M E K AN IS M E RU J UK AN I B U H AM IL
‐ Ib u H a m il ‐ Ib u N ip a s
‐ Ibu Be r sa lin ‐ B ay i Ba r u La hir
R um a h
B id an D es a T ung g u
P uske sm a s
P usk e sm a s P ON E D
• Area laktasi
- Ukuran minimal 6m2
X. Mekanisme Rujukan
a. Masyarakat dapat langsung ke Rumah sakit PONEK
b. Bidan di desa yang merujuk ibu hamil agar
mendampingi, dengan membawa persiapan
pertolongan yang memadai
c. Rumah Sakit memberikan pelayanan kepada ibu hamil,
bersalin, Nifas yang datang sendiri ataupun yang
dirujuk oleh kader/dukun, Puskesmas dan Puskesmas
mampu PONED.
d. Untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas agar
pasien yang akan dirujuk agar diinformasikan
secepatnya kepada Puskesmas PONED ataupun
rumah sakit PONEK agar persiapan penanganan
disiapkan lebih awal
e. Rujukan ilmu pengetahuan secara rutin dilakukan oleh
SPOG/SPA kepada Puskesmas PONED
Rumah
Bidan Desa Tunggu
Puskesmas
Puskesmas PONED
Rumah Sakit PONEK
B. Alokasi dana
a. Persalinan normal
Alokasi dana untuk persalinan di Puskesmas PONED
maupun rumah sakit PONEK ditetapkan dengan
keputusan Bupati yang disesuaikan dengan kebutuhan
Puskesmas dan Rumah Sakit dalam pemberian
pelayanan terhadap ibu melahirkan. “Seluruh biaya
persalinan dibebankan kepada Pemerintah atau
c. Rujukan Kasus
Biaya rujukan ibu hamil dari rumah ke Puskesmas
PONED maupun ke Rumah Sakit PONEK beserta
pengantar kesehatan dan keluarga pasien pergi-pulang
ditanggung oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
serta anggaran lain yang tidak mengikat
d. Rumah Tunggu
Bagi ibu hamil yang akan melahirkan dan jauh dari
fasilitas kesehatan disiapkan rumah tunggu, dan ibu
hamil normal beserta 1 orang keluarganya dan 1 bidan
ditanggung 2 hari sebelum melahirkan dan 2 hari
sesudah melahirkan. Biaya komsumsi dibebankan
kepada keluarga pasien.
Khusus bagi ibu hamil dengan komplikasi ditetapkan 2
minggu sebelum melahirkan sudah datang ke rumah
tunggu dan 1 minggu pasca melahirkan.
A. Pencatatan
Pencatatan dalam rangka Revolusi KIA menggunakan
format sebagai berikut :
1. SP2TP
2. SP2 rumah sakit
3. KMS ibu hamil/buku KIA
4. Partograf
5. Format AMP
B. Pelaporan
1. Puskesmas PONED
Melakukan rekapitulasi hasil pencatatan kegiatan
program pelayanan persalinan yang dilaksanakan di
Puskemas PONED dengan menggunakan format
laporan (terlampir) yang terdiri dari:
a. Format laporan persalinan normal
b. Format laporan penanganan komplikasi obstetri
dan neonatal
c. Format laporan rujukan obstetri dan neonatal
d. Format Review maternal dan Neonatal
e. Membuat feedback pasien rujukan ke Puskesmas
atau fasilitas kesehatan lainnya
DINKES PROVINSI
DINKES RS PONEK
KAB/KOTA
PUSKESMAS PONED
b. Pengorganisasian
1. Tingkat Provinsi
Penanggung jawab kegiatan pembinaan di tingkat
Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang
dalam pelaksanaannya dibantu oleh kepala bidang
program KIA, dan berkoordinasi dengan bidang terkait,
3. Tingkat Puskesmas
Penanggung jawab kegiatan pembinaan ditingkat
Puskesmas adalah Kepala Puskesmas yang dibantu
oleh Bidan koordinator Puskesmas dan Bidan
penanggung jawab KIA
c. Peran Pembina
1. Peran pembina di tingkat Provinsi:
a. Mengatur kerjasama dengan rumah sakit
Kabupaten/Kota dalam memanfaatkan fasilitas dan
keahlian yang ada untuk meningkatkan kemampuan
teknis medis (kebidanan dan neonatal) skala Provinsi
d. Kegiatan
Kegiatan pembinaan dapat berupa:
1. Monitoring
2. Supervisi
3. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis berupa:
Pembahasan review maternal perinatal
Kunjungan berkala SpOG dan SpA ke Puskesmas
PONED dan rumah sakit PONEK untuk rujukan kasus
dengan metode “Bed side Teaching” pelatihan
penyegaran GDON bagi tenaga PONED dan PPGDON
bagi bidan di desa
NO Kegiatan
1 Pelayanan Antenatal
2 Partus Normal
3 Plasenta Manual
4 Pra rujukan
• Partus Lama
• Perdarahan Ante partum
• Perdarahan Post partum
• Preeklamsia
• Eklampsia
• Infeksi Nifas
5 Laboratorium
6 Resusitasi Bayi dan slym Zuiger
7 Pelayanan Nifas
8 Pelayanan Interval
9 Kuretase: Abortus
10 Pemberian Antibiotika: IM* dan IV* (Protap Khusus)
11 Pemberian infus pada kasus tertentu *) (Protap Khusus)
12 Pemberian vacum ekstraksi*) (Protap khusus)
13 Perawatan inkubator
Rujukan dini, berencana dan tepat waktu baik untuk ibu
14
maupun bayinya
II Persalinan Normal
1 Sterilisator/kompor/panci 1 (satu) buah Alkohol 70%
Keterangan:
Alat alat dan obat-obatan yang disediakan di Puskesmas PONED
disesuaikan dengan beban pelayanan. Obat-obatan untuk
menghadapi keadaan gawat darurat harus ada.
Data Tahun
Indikator
No Dasar
Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013
Indikator
Akses 93%
Pelayanan (Lap.
1 94% 95% 96% 97% 98%
Kesehatan Kab.
(K1) 2008)
Pelayanan 65%
Antenatal Lap.Kab/
2 Care Kota) 72% 76% 82% 88% 92%
Berkwalitas Tahun
(K4) 2008)
85%
Pertolongan
(Lap.Kab
Persalinan
3 /Kota) 87% 90% 92% 94% 95%
oleh Nakes
Tahun
terampil
2008
Pertolongan
22.1%
Persalinan di
(Riskes
4 Fasilitas 50% 70% 80% 90% 95%
das Thn
Kesehatan
2007)
Memadai
Penanganan
5 Komplikasi
Obstetri
Penanganan
6 Komplikasi
Neonatal
26 PKM
(Lap.Kab
Puskesmas
9 /Kota 26 80 103 123 143
PONED
Tahun
2008)
6 RS
Rumah Sakit Lap.
10 6 10 15 20 21
PONEK Tahun
2008)
306
Angka /100.000
11 250 227 197 176 153
Kematian Ibu KH SDKI
2007
Angka 57/1.000
12 Kematian KH SDKI 48 42 37 32 27
Bayi (AKB) 2007
Kabupaten :
Bulan :
Tahun :
Kab/Kota......................2009
Diketahui oleh: Yang membuat laporan,
Kabid/Kasubdin/RS
Disetujui oleh
Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota..................
Nama............................
NIP................................
(1) Dr. Yuli Butu, MScPH (Kabid Kesehatan Masyarakat); (2) Dr.
Xaverius Seikka (Ketua PPCU Dinkes Prov.NTT); (3) DR. Jenny
Kerrson (Perwakilan AIP-MNH AusAID); (4) Dr. Teda Litik
(Perwakilan GTZ-Siskes); (5) Dr. Yvonne Paula Tibuludji, MPH,
Ph.D (Staf Subag PDE); (6) Drg. Maria Silalahi, MPHM ( Kepala
Seksi KIA).